Kepentok Cinta Om Cupu

Kepentok Cinta Om Cupu

Oleh:  Damaya  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.1
16 Peringkat
51Bab
4.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Secara mengejutkan Zoya tiba-tiba meminta Danu menjadi kekasihnya. Alih-alih langsung menerima—Danu justru memberi ultimatum yang membuat Zoya ketakutan. Lantas, apa yang mendasari Zoya menginginkan Danu menjadi kekasihnya di pertemuan perdana mereka? Benarkah ada niat terselubung gadis itu seperti yang Danu pikirkan?

Lihat lebih banyak
Kepentok Cinta Om Cupu Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
icher
dih, greget banget baca bab satunya. bikin tagih buat lanjut baca bab selanjutnya
2023-10-16 11:38:48
1
user avatar
Iin Romita
Sini Zoya aku jodohkan sama adekkku..xixix
2023-06-19 05:36:29
1
user avatar
Jasmine
Om, telolet Om. Eh bukan yak? Lagian Zoya taruhannya aneh-aneh sama Om-Om. Kepentok suka kan akhirnya? ...
2023-06-05 19:51:28
1
user avatar
icher
Seru ceritanya, Kak. Semangat update ya
2023-05-30 22:58:36
1
user avatar
ANATA MEGA
Hai Zoya namamu mengingatkanku pada seseorang
2022-07-21 15:41:37
1
user avatar
NAS
woelah Danu su'udzon aja kamuuu wkwkwk ntar bucin baru nyahooo lho wkwkwkk
2022-07-20 21:20:20
1
user avatar
Rai Seika
Wow cinta beda usia, menarik nih
2022-07-06 23:39:50
1
user avatar
Butiran_Debu
hayoloh Zoya, makanya jangan suka main2 tantangan... kena sendiri kan wkwkwkk
2022-04-27 22:34:35
1
user avatar
KINOSANN
seruu recommended .........
2022-04-27 14:32:38
1
user avatar
Damaya
Keren banget
2022-04-27 13:53:16
0
user avatar
Damaya
Bancaan ringan, banyak pesan moral didalamnya, dan mengandung konten dewasa dengan penyampaian yang halus,
2022-04-26 13:02:13
0
user avatar
Damaya
Semangat berjuang
2022-04-25 19:55:16
0
user avatar
Damaya
Semangat berjuang............
2022-04-25 19:54:40
0
user avatar
Mama Lana
Semangat thor, di tunggu yah......
2022-04-25 17:00:37
1
default avatar
rhadieprima
tamat!!!!!
2022-09-05 18:52:16
0
  • 1
  • 2
51 Bab
1. Konyol
"Om, mau jadi kekasihku?" Dengan berani Zoya mengatakan hal tersebut di hadapan semua orang. Alih-alih malu atas tindakannya, gadis itu justru sengaja tersenyum manis pada pria itu—-targetnya."Mau, ya Om. Selain bisa mandi dan makan. Aku juga bisa cari uang sendiri, loh," terang Zoya bangga.Sayangnya, Danu tak acuh. Jangankan menanggapi, menatap saja tidak ia lakukan. Pria itu menganggap kehadiran Zoya bak makhluk tak mata."Sepertinya permintaan mereka bisa kita pertimbangkan," ujar pria lain yang duduk satu meja dengan Danu—memilih kembali ke topik awal."Aku juga berpikir begitu," balas Danu seraya kembali menyesap minumannya.Sadar dirinya sengaja diabaikan, Zoya membungkukkan badan tepat di hadapan pria berambut panjang sebahu dengan model middle-parted itu. Lantas, melambaikan tangan—-menarik perhatian pria tersebut. "Aku serius, Om. Pacaran yuk," ujar Zoya sekali lagi, dan seketika itu berubah gugup. Rupanya di balik rambut panjang klimis tersebut, tersimpan mata tajam sang
Baca selengkapnya
2. Karma instan
"Nama ibu, Lisa,"Kendati sempat bingung tiba-tiba didatangi wanita paruh baya yang langsung ingin menemui dirinya, Zoya tetap menunjukkan sikap sopan dengan mempersilahkan wanita itu masuk dan duduk."Apa kabar, Cantik?""Ba-baik," balas Zoya canggung. "Begitu tahu hari ini kalian tidak bekerja, ibu langsung minta supir mengantar kemari. Ibu tidak sabar ingin segera melamarmu."Duar!!Apa? Melamar? Lelucon macam apa ini? Dan siapa Lisa yang tiba-tiba datang dengan tujuan gilanya? Zoya yang baru mendudukan diri di dekat wanita yang masih terlihat cantik walaupun tidak lagi muda itu, sontak terjingkat. Seakan ada bongkahan batu besar mendesak dada hingga kerongkongan. Jangankan bersuara, bernafas pun terasa sangat sulit Zoya lakukan. Masih dengan pikiran linglung, Zoya berpaling pada kedua sahabatnya yang kompak mengalihkan pandangan. Ada apa ini? Sontak, hati Zoya merasa sesuatu telah terjadi tanpa ia ketahui?"Kamu sangat cantik, Sayang. Lebih cantik dari yang ibu lihat tempo hari."
Baca selengkapnya
3. Pria itu?
"Astaga!!! Mati aku!" Belum cukup percaya, Zoya kembali memperhatikan selembar foto berukuran tiga kali empat rasio yang ada di tangannya. Lantas, beralih pada kedua sahabatnya yang nampak biasa saja—tak seterkejut dirinya."Aku dalam masalah besar sekarang, tapi kenapa kalian seperti tak acuh padaku?" protes Zoya melihat kediaman kedua sahabatnya. "Melly katakan sesuatu! Apa yang sudah Vina lakukan sekarang?" desaknya tidak sabaran.Awalnya Besar keyakinan Zoya jika Lisa telah salah menganggap dirinya calon mantu. Tetapi begitu perempuan itu pergi, Zoya memberanikan diri membalik foto yang Lisa berikan. Dan, betapa terkejutnya Zoya saat gambar seorang pria yang sedang mengenakan setelan jas berwarna merah muda dilengkapi syal hitam melingkar di leher, pun dengan rambut klimis maksimal serta bentuk celana menyerupai payung bagian bawahnya. Kendati setengah wajah pria itu hampir tertutup kacamata hitam. Tapi Zoya yakin, gambar pria yang ada di foto itu tak lain pria yang beberapa hari
Baca selengkapnya
4. Apakah dia Hulk?
Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, tapi tak cukup membuat mata Lisa mengantuk. Duduk di sofa panjang berbentuk setelah lingkaran—di ruang tengahnya yang luas, Lisa tetap setia menunggu kepulangan putra semata wayangnya, Danu. Rasanya ia tidak sabar ingin segera mengutarakan niat hatinya. Kebahagiaan yang sudah beberapa hari ia tahan, lantaran Danu sedang berada di luar negeri untuk urusan pekerjaan. Dan, malam ini mendapat kabar putranya akan kembali, Lisa dengan setia menunggu."Mengingatnya hari itu, aku semakin yakin jika dia bisa menerima putraku apa adanya," gumam Lisa disertai senyum kebahagiaan kala mengingat senyum manis Zoya saat di kafe.Gadis lucu itu dalam waktu singkat sudah berhasil membuat hati Lisa terpikat, dan Lisa semakin tidak sabar untuk segera memboyong Zoya beserta kedua sahabatnya ke rumah. Dengan begitu, keadaan rumah besarnya pasti tidak akan sesepi sekarang. "Pasti akan sangat menyenangkan bisa melihat mereka berkeliaran di rumah ini." Kembali ters
Baca selengkapnya
5. Sakit!
Zoya benar-benar merasa kehidupan telah kembali seperti semula. Tepatnya sejak sebulan lalu tidak ada kabar dari Lisa, ia beserta kedua sahabatnya menganggap wanita itu benar-benar telah melupakan lamaran tempo hari yang hampir membuat mereka melarikan diri layaknya pencuri. Tapi sekarang, Zoya merasa kedamaian hidup kembali dirasakan. Kendati ia berjanji tidak akan lagi mendatangi 'kafe bahagia' ataupun kafe manapun guna meminimalisir bertemu dengan pria berpakaian jadul itu—pria pemilik wajah dan mata yang sangat mengintimidasi. Namun, terlepas dari semua yang sudah pernah terjadi, baik Zoya maupun kedua sahabatnya mulai bisa berpikir dewasa. Sehingga tidak akan lagi menjadikan segala sesuatu yang menurut mereka aneh—sebagai bahan taruhan. Mereka benar-benar insaf. Tidak ingin mengulang kesalahan fatal untuk yang kedua kalinya."Zo, sarapanmu ada di atas meja. Kami berangkat sekarang, ya..," seru Vina seraya berlari menjauh. Semantara Melly yang sibuk memainkan ponsel sudah keluar l
Baca selengkapnya
6. Bertemu lagi
DUK!!"Auw!" Terkejut sekaligus merasa sakit di dahi, Zoya meringis sambil mengusap-usapnya. Tidak tahu jika dari dalam butik ada seseorang yang juga meringis ngilu, seolah ikut merasakan apa yang Zoya rasakan. 'Pasti sakit," gumamnya."Astaga! kenapa ada kaca sebening ini." Tangan kiri Zoya terulur—menyentuh dan mengetuk kaca sekali. "Seharusnya aku melakukan ini tadi sebelum dahiku membenturnya." Sambil menggerutu ia mendorong pintu transparan tersebut lalu melangkah masuk."Selamat datang, Mbak Zoya." Sontak, Zoya terjingkat. Menganggap wanita tinggi semampai yang mengenakan seragam navy bertuliskan 'Boutique LS' di dada sebelah kiri itu adalah manekin. Sehingga, tak menyadari keberadaannya di dekat pintu masuk."Iya, Mbak," jawabnya canggung. Heran kenapa wanita cantik yang saat tersenyum memperlihatkan kawat giginya itu bisa mengenali dirinya. Zoya sempat tertegun, menerka-nerka mungkinkah Liza memberitahu wanita itu dirinya akan datang? Sejurus kemudian, Zoya menggelang tegas—m
Baca selengkapnya
7. Apa yang kau inginkan?
"Aku akui kepercayaan dirimu memang luar biasa. Bisa melakukan hal senekat itu di depan umum. Apa tujuanmu sebenarnya? Uang?" Sambil menyandarkan punggung, Danu menatap remeh lawan bicaranya.Ketenangan gadis itu cukup menggelitik hati, ingin memastikan sejauh mana bisa bertahan menghadapi dirinya.Sementara itu, Zoya masih berusaha keras mempertahankan agar gemetar di kaki ataupun tangannya tidak sampai tertangkap oleh Danu, bisa semakin besar kepala pria itu jika melihatnya.'Ingat Zo! kamu tidak perlu takut padanya, dia juga pasti makan nasi sama sepertimu," kekuehnya dalam hati."Aku bukan orang yang suka basa-basi. Jadi, cepat katakan apa yang kamu inginkan!" Zoya melirik Danu sekilas, lalu memajukan bibir bawahnya. "Gak sabaran banget, yakin mau dengar.""Dengar! aku tidak suka waktuku terbuang sia-sia untuk urusan yang tidak penting. Sekarang, katakan berapa yang kamu inginkan," lirih Danu.Zoya menghela nafas panjang—ikut menyandarkan punggung dan menoleh ke samping menatap be
Baca selengkapnya
8. Aku tidak malu
'Kenapa berhenti disini? uangku mana cukup bayar makanan disini. Gila aja nih om-om, mau cari gretongan gak kira-kira,' gerutu Zoya dalam hati. Ia merasa sangat kesal begitu tahu, Danu memasukan mobilnya di depan sebuah restoran. "Set dah, tuh orang mana udah nyelonong duluan lagi. Aduh! dompet mana sih."Melihat Danu sudah keluar lebih dulu—Zoya semakin gelisah lantaran dompet silikon karakter pororo miliknya entah terselip di bagian mana."Nah, ini dia." tersenyum lega. Namun, begitu membuka dan melihat isi dompetnya, gadis itu tertunduk lesu. "Ya salam om, duitku cuma seratus dua puluh ribu ini, malah ngajak makan ditempat beginian. Warung tegal napa? masakan disana tak kalah nendang."Tok tok!!Zoya terkesiap begitu kaca di sampingnya diketuk, dan pelakunya tak lain Danu."Ck, apa yang sebenarnya dia lakukan? kenapa tidak ikut turun." Baru Danu hendak mengetuk kaca lagi, gerakan tangannya seketika terhenti melihat pintu terbuka. "Kamu tidak suka tempat ini?" Melihat gelagat mencu
Baca selengkapnya
9. Ada apa dengannya
"Kamu dari mana Zo?" "Astaga! kamu mengejutkanku. Aku pikir belum ada yang pulang." Setelah meletakkan tasnya diatas meja, Zoya ikut berbaring di samping Melly."Tumben kamu sudah pulang?" Menoleh ke arah samping. Melly yang sedang tengkurap memainkan gawainya melirik sekilas."Pekerjaanku tidak banyak hari ini, makanya bisa pulang lebih awal. Kamu belum menjawabku tadi, dari mana?" Zoya merubah posisinya sama dengan Melly, setelah menekuk kedua kaki dan menggoyang-goyangkannya ia mulai bercerita. "Ketemuan sama tante Liza dan Om Danu.""Serius?" Zoya mengulum senyum melihat keterkejutan sang sahabat."Iya, kenapa?" "Lalu?" "Apanya?" "Ck, kamu ini, bagaimana pertemuanmu dengan om Danu setelah apa yang terjadi kemarin. Lalu apa tante Liza memaksakan kehendaknya?" Melihat Zoya menggelang yakin–Melly memiringkan tubuhnya dan menatap penuh selidik. "Jangan membuatku penasaran, sekarang ceritakan semua tanpa ada yang kamu skip." "Aku dan tante Liza belum sempat mengobrol tadi. Sement
Baca selengkapnya
10. Rasa haru
Ternyata memang benar, manusia hanya bisa berencana, dan tuhan yang maha menentukan segalanya. Setelah tidak pernah lagi ada kabar beritanya, Zoya dan kedua sahabatnya menganggap bahwa Liza melupakan lamaran dadakannya satu bulan lalu, tapi ternyata? Tanpa disangka-sangka wanita itu tiba-tiba muncul di momen yang sangat tepat."Sayang, kalian akan pindah ke rumah ibu hari ini juga." Sontak, Zoya menegang, matanya berkedip ragu."Ke–kenapa me-mendadak, tan?" Setelah keheningan sesaat, Zoya mulai bisa bersuara. Sungguh, gadis itu merasa terkejut sekaligus heran kenapa wanita itu muncul dengan kejutan tak terduga. Tiba-tiba memintanya pindah tanpa ada pemberitahuan lebih dulu. Jantung? masih amankah di tempatnya?Siang itu, Zoya yang merasa kurang enak badan, memilih tinggal di kamar kos menunggu kedua sahabatnya kembali. Dan untungnya, mereka bertiga off dari kesibukan masih-masih, sehingga ia bisa beristirahat, sementara kedua sahabatnya tengah keluar mencari makan. Tapi, baru juga he
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status