Drama Keluarga

Wulan tak pernah menyangka jika pernikahan yang begitu diagungkannya dibangun dengan pondasi sebuah dusta. Seorang wanita yang bernama Hanum hadir dan membuat harga dirinya runtuh seketika. Dirinya bukanlah istri pertama Damar, lelaki yang selama ini menjadi kebanggaannya. Wulan tak lebih sebuah duri yang tertancap sempurna pada rumah tangga wanita lain. Dirinya hanyalah istri kedua, yang hadir dan merusak kebahagiaan wanita itu bersama anak-anaknya. Keputusan harus diambil oleh Wulan ketika hidupnya tak lagi merasakan ketenangan dengan segala gunjingan dan rongrongan. Mengabaikan hati sang putri semata wayang yang akan kehilangan sosok sang ayah. Namun keputusan itu hanya bertepuk sebelah tangan kala sang suami bersikukuh tak akan pernah melepaskannya. Kepergian sang ayah membuat kehidupannya berubah, terbebas dari tekanan yang selama ini dirasakannya. Satu per satu lelaki hadir dalam kehidupan Wulan yang sedang mencoba menata hati dan hidupnya. Takdir menuntun Wulan pada ragam kisah tak terduga. Statusnya sebagai istri kedua di masa lalu seolah menjadi aib dan dosa bagi keluarga besar lelaki yang ingin menghalalkannya. Wulan cukup tahu diri dan menyadari semua itu sebagai luka masa lalu yang akan selalu ada, tak akan tertutupi.  Apakah status masa lalu Wulan itu akan selalu menjadi momok dalam kehidupannya? Adakah lelaki yang akan memperjuangkan segalanya demi hidup bersama dengannya? Akankah Wulan akan menemukan kebahagiaan dengan noda hitam yang akan selalu melekat pada dirinya itu? 

Introducing a view on how different each life we live, there will be drama, heartaches and etc. If you value friendship and family values this is your story.

Bosan hidup miskin, Lutfhi dan istrinya pun mencuri jimat milik orangtua mereka sendiri. Digunakan untuk memperkaya mereka. Jimat itu pun secara instan membuat Lutfhi dan istrinya kaya raya. Namun jimat itu menjadi ancaman bagi seluruh keluarga besar Lutfhi. Sebab mahluk yang ada di dalam jimat itu haus akan tumbal. Sehingga satu persatu anggota keluarga Lutfhi pun dijadikan tumbal pada mahluk yang ada di dalam jimat tersebut. Berapa banyak anggota keluarga Lutfhi yang akan menjadi korban dari keganasan jimat tersebut. Serta apakah Lutfhi akan menjadi salah satu korban jimat kutukan tersebut?

Ketika Mala yang hanya lulusan SMP, menikah dengan Rahman yang lulusan S1 . keluarga Rahman tak sepenuh hati menerima Mala, maka terjadilah banyak pertengkaran di rumah itu. bagaimana caranya Mala menyikapi keluarga Rahman, serta mertuanya yang sangat cerewet itu? simak terus ceritanya.

Di dalam pernikahan anak adalah dambaan setiap pasangan. Begitu juga yang di inginkan Rere selama lima tahun menjalani biduk rumah tangga bersama Adji. Tidak ada desakan dari mertua atupun keluarga suaminya agar secepatnya mereka memiliki anak. Pun dengan sang suami yang sama sekali tidak menuntut hal itu. Namun siapa yang menyangka, di dalam diamnya Adji ternyata dia sangat mendambakan seorang anak. Hingga membuat Adji mengkhianati pernikahannya dengan menikahi wanita lain tanpa sepengetahuan Rere, dan ternyata istri kedua Adji mengandung buah cinta mereka. Apakah Rere mau menerima pernikahan kedua suaminya? Atau dia memilih untuk bercerai?

“Oh, tidak! Kalau aku tidak bekerja keras, Aku harus kembali ke rumah keluargaku dan mewarisi harta keluarga yang berlimpah ruah itu.” Karena dia adalah pewaris semua keluarga elit dan kaya. Philip Clarke sangat terganggu dengan hal itu...

Menikah dan memiliki keluarga yang harmonis adalah impian setiap manusia. Pun dengan July, seorang perempuan yang mempertahankan rumah tangganya. Namun, ketika campur tangan mertua menjadi faktor utama kehancuran, bagaimana dua anak manusia bisa bertahan?

Meine Stiefschwester schob mir die Schuld für ihre Allergie in die Schuhe. Also sperrten mich meine drei Brüder in einen engen, stickigen Keller und verriegelten die Tür mit einer Kette. Ich schlug mit aller Kraft gegen die Kellertür und flehte sie an, mich rauszulassen. Der älteste Bruder, ein erfolgreicher Geschäftsmann, funkelte mich nur kalt an, bevor er ging: „Du schikanierst Lilli sonst schon genug! Und lässt du sie noch absichtlich Meeresfrüchte essen, obwohl du genau weißt, dass sie allergisch ist? Willst du sie umbringen? Denk hier drinnen gut darüber nach, was du getan hast! ” Der zweite Bruder, inzwischen ein berühmter Sänger, und der dritte, ein genialer Maler, spotteten nur: „So böse wie du bist, tust du auch noch so, als wärst du unschuldig. Bleib schön hier drin und leid ein bisschen! “ Dann nahmen sie die zitternde Lilli in den Arm und fuhren mit ihr ins Krankenhaus. Die Luft wurde immer knapper, jeder Atemzug tat weh. Ich spüre, wie mir langsam schwarz vor Augen wird. Irgendwann blieb mir keine Luft mehr – und ich starb dort unten. Drei Tage später kamen meine Brüder mit Lilli aus dem Krankenhaus zurück. Da dachten sie plötzlich wieder an mich. Aber da war ich längst tot–erstickt in diesem engen Keller.

Quando eu estava prestes a sair do restaurante do meu irmão, a gerente me parou. — Senhorita, desculpe, mas a senhora não pagou a conta. Olhei para o rosto desconhecido e pensei que ela provavelmente era nova e não me reconhecia, então expliquei educadamente: — Coloque na conta do dono. Ele me conhece. A gerente me lançou um olhar de desdém. — Senhorita, este é um restaurante três estrelas Michelin. Não deixamos qualquer um fazer fiado. Ela me entregou uma conta impressa. Dei uma olhada. Cinquenta mil dólares por uma refeição. Três mil pela manutenção da louça, cinco mil pela purificação exclusiva do ar, dez mil por uma taxa de serviço VIP de "práticas relaxantes" e uma porção de outras cobranças absurdas. Eu nem sabia que o restaurante do meu irmão era um golpe desses. Não pude deixar de rir, incrédula. — Eu sou a irmã do dono. Se houver algum problema, diga a ele para falar comigo em casa. Mas ela simplesmente não desistia. — Se não pode pagar, pare de fingir que pode. E não finja que conhece o senhor White também. Mandei uma mensagem rápida para minha secretária: [Diga ao meu irmão para demitir essa gerente ou eu retiro meu investimento.]

Cresci fora do país. Com medo de eu arrumar um genro estrangeiro, a minha mãe resolveu me arranjar um noivo bonito e talentoso em São Paulo, e me chamou de volta para o noivado. Quando fui à Boutique de Luxo escolher meu vestido de noivado, eu me encantei por um vestido longo tom creme, tomara que caia. Quando me preparei para experimentá-lo, uma mulher olhou de soslaio para o vestido em minhas mãos e disse à atendente: — Esse modelo é bem diferente, deixa eu experimentar. A atendente, com ação brusca, arrancou o vestido das minhas mãos. Eu, indignada, disse: — Cada coisa tem sua ordem! Eu vi esse vestido primeiro, vocês ainda têm noção de justiça? Mas ela me olhou com desprezo e respondeu: — Esse vestido custa 188 mil. Você, uma pobretona, consegue pagar isso? — Eu sou irmã de consideração de Eduardo Monteiro, presidente do Grupo Monteiro. Em São Paulo, quem decide o que é “justo” é só a Família Monteiro! Que coincidência! Eduardo Monteiro é meu noivo. Imediatamente liguei para Eduardo: — Sua irmã de consideração acabou de roubar meu vestido de noivado. Como você vai resolver isso?