el filibusterismo kabanata 11

Isabella Santos's world revolves around saving her sister Jenny from a rare blood disorder. Working multiple jobs in BGC barely covers the hospital bills. One fateful morning, her trembling hands spill hot coffee on Alexander Del Rosario's ₱50,000 suit. Instead of anger, his eyes hold an intriguing proposition. Xander's mother, Regina keeps arranging matches with socialites he can't stand. When he meets the fiery barista who stands up to him despite her mistake, he sees an opportunity. He offers Isa a one-year marriage contract worth ₱10 million - enough to save Jenny. But their undeniable chemistry challenges the contract's "no feelings" clause. During a company retreat in El Nido, one passionate night changes everything. Their fake relationship starts feeling real until Isa discovers documents linking Del Rosario Industries to her father's death. The shock triggers a panic attack, leading to her hospitalization where she learns she's six weeks pregnant. "Hindi ko kaya 'to. I need to protect my baby from them," she decides, disappearing without a trace. Three years later, fate reunites them at a charity gala. But Xander meets his daughter Sofia, the spitting image of him. "Paano mo nagawa 'to sa akin?" he confronts Isa. Before they can reconcile, and clear out everything, Marco emerges claiming to be Sofia's real father. Regina orchestrates DNA tests and custody battles. Through investigating his father's old records, Xander uncovers Regina's manipulation in destroying the Santos construction company. He confronts his mother: "Pinili mong sirain ang buhay nila dahil lang sa pride mo?!" Meanwhile, Isa faces kidnapping attempts and corporate espionage. The truth about Marco's involvement with rival companies comes to light. During a dramatic confrontation at the Del Rosario's mansion, Xander chooses Isa and Sofia over his empire. "Wala akong pakialam sa company. Kayo ang mahalaga sa akin."

Suzan, 11, is trick-or-treating with her friends when Simon dares them to visit the haunted witch’s cabin. Although she’s scared, Suzan refuses to go with them and heads home. Later, she learns from her friends that after they knocked on the door, a window shattered, and they ran in fear. Later, Suzan returns home, only to be comforted by her mom after losing her candy. At home, Suzan is comforted by her mom after losing her candy. However, strange whispers and scratching sounds soon disturb her. When her brother Luke checks, he reassures her, but the noises return, and Suzan spots glowing eyes in her closet. The figure grabs her by the hair, draining her life force before dragging her out the window, leaving her family helpless.

Anya, seorang peramal tarot berusia 22 tahun, menjalani hari-harinya dengan penuh kejutan dari klien-kliennya, baik yang datang langsung maupun konsultasi online. Kehidupannya berubah ketika ia mengikuti event Imlek dan membuka booth tarot. Di sana, ia bertemu dengan El, seorang pria asal Singapura berusia 34 tahun. Setelah sesi konsultasi, El mencium tangannya dengan lembut dan berjanji akan kembali setelah urusannya selesai di Singapura. Momen itu begitu menggetarkan hati Anya, bahkan mendapatkan vision aneh. Setelah event berakhir, nomor asing mengiriminya WhatsApp—ternyata El, yang menemukan nomor Anya dari kartu nama di booth. Sementara itu, pekerjaannya sebagai peramal tarot semakin menarik ketika ia harus membaca kartu untuk kliennya. Namun, sebuah fakta mengejutkan muncul. Saat iseng mencari nama lengkap El di Google, Anya menemukan bahwa El pernah terlibat kasus hukum—dituduh menyiksa ART yang diduga meracuni minumannya. Hal ini membuatnya ragu, apakah perasaannya pada El hanya sebatas fantasi atau benar-benar sesuatu yang bisa ia harapkan. Di sisi lain, Reza, karyawan kafe yang sering menggodanya, semakin agresif mendekati Anya. Dia bahkan membayar untuk diramal secara profesional, menunjukkan keseriusannya. Godaan dari Reza semakin menjadi. Anya mulai bimbang. Apakah harus menunggu El, pria misterius dengan masa lalu yang meragukan? Ataukah ia harus memberi kesempatan pada Reza, pria yang nyata di hadapannya? Ketika seorang pria datang untuk konsultasi bisnis restoran keluarga dan fotografi, Anya malah ditawari membuka booth tarot di restoran ibunya. Selain tawaran ini, yang juga mengejutkan, Reza bukan sekadar barista biasa, melainkan anak pemilik restoran dan pewaris banyak perusahaan besar. Meskipun Anya mulai membuka diri, ia tetap dibuat terkejut ketika mengetahui bahwa Reza ternyata tinggal di apartemen yang sama dengannya—hanya beda dua lantai! Kini, dengan semakin banyaknya keterikatan antara dirinya dan Reza, serta misteri yang masih menggantung soal El, apakah Anya siap menghadapi babak baru dalam kehidupannya? Setiap hari ada kisah seru dan terkadang menggairahkan dengan banyak klien yang berkonsultasi.

Destruida por la traición de su prometido, Patricio Garza, Valeria Rivas hace lo impensable en una noche de desesperación: llama a la puerta de Damián Figueroa, el enigmático y peligrosamente atractivo magnate al que todos temen y desean en secreto. Lo que sigue es una noche de rendición absoluta, un fuego que consume toda razón y la deja marcada para siempre. Para Valeria, fue un acto impulsivo de revancha contra el hombre que le rompió el corazón. Poco imaginaba que acababa de caer en la red exquisitamente tejida por Damián, un hombre acostumbrado a conseguir siempre, exactamente, lo que desea. Valeria Rivas, antes la joya de la alta sociedad, admirada por su belleza, pero tristemente célebre por haberse humillado por amor a Patricio. La infidelidad la convirtió en el foco de los chismes de la ciudad, un hazmerreír público. ¿Quién diría que su caída más estrepitosa la llevaría directamente a los brazos del hombre más poderoso e inalcanzable de todos? Ella creyó que esa noche prohibida sería un borrón y cuenta nueva, un adiós silencioso. Él decidió que era solo el principio de su plan. Damián Figueroa no estaba dispuesto a soltar a la mujer que había despertado algo inesperado en él. Una noche, él la acorrala en su puerta. Su mirada arde con una mezcla de reproche y una posesión que la hace estremecer. —¿Creíste que podías usarme y luego marcharte como si nada? Desde entonces, escapar se vuelve una fantasía inútil. Cada noche, Damián la reclama, llevándola al límite entre el dolor y un placer adictivo que la deja temblando, agotada pero sintiéndose, para su propia confusión, más viva que nunca. «¡Dios mío! ¿Por qué este hombre... por qué es tan imposible resistirme a él?»