Filipino Alamat

Akiyama, Fumiya Harah is a Japanese who was abandoned in an orphanage by their Filipino mother. Harah grew up with her sister, Aryah in an Orphanage, where they were taken in by Rosemarie and Anthony Coleman. Jack Coleman's parents. Harah grew up in the Coleman family and Jack fell in love with Harah. Later their love for each other developed and became even closer to each other. Later on, they decided to get married. That's why on the very day of Harah and Jack's wedding, Harah was sabotaged by her sister, Aryah. She added an Aphrodisiac to Harah's water and drank it then due to the effect of the Aphrodisiac. Harah went into the wrong room. Aryah makes herself an unknown sender and she deliver the photos and videos she took at the Coleman Mansion and pretended to be innocent. Jack's entire clan hated Harah and banished her. Aryah stole Jack from Harah. When Harah was expelled from the Coleman's Abode, Harah became a beggar, there she met her real father and his father helped her. Only a few years later, Harah returned to the Philippines with her triplets to attend the wedding of her sister, Aryah, and her ex-boyfriend, Jack. Aryah insulted and humiliated Harah to the core as well as Jack's relatives. Shawn came there to save Harah with their triplets. Harah and other people didn't quite think that the man she was with that night was none other than Shawn Ezekiel Peñafranco, a hot billionaires. What if Shawn asked Harah for a marriage? Will she accept his marriage proposal despite the suffering she experienced just because of one night's mistake?

**One girl. One mission. One deadly secret coursing through her veins.** Hilda Alegre thought escaping her abusive father was the hardest thing she'd ever do. She was wrong. Sold to a powerful criminal organization, the naive Filipino girl becomes their perfect weapon—not through training, but through a single injection that turns her blood into poison. One remote command, and she becomes a walking death sentence. Her target? Aron Nicastro, the crime boss's own son who dared to defy his father and disappeared into the shadows. But infiltrating the world of exclusive art galleries and elite criminals isn't easy when you've never left your rural village. Disguised as a street vendor, Hilda must get close to a man dangerous enough that his own father wants him dead—all while hiding the lethal secret pumping through her heart. **The rules are simple: Complete the mission. Don't get caught. Don't fall in love.** **Because in her world, one wrong touch could kill them both.** As mysterious protector Art watches over her and handler Gabriel struggles with his conscience, Hilda discovers that the deadliest weapon isn't the poison in her veins—it's the growing connection she feels to the very man she's supposed to destroy and the who need to protect. In the criminal underworld, trust is fatal, love is a luxury, and innocence is the most dangerous weapon of all. **Some missions are worth dying for. Some people are worth killing to protect.** **But when you're literally toxic to love, how do you choose between your heart and your life?**

Abyan mengutus dua orang suruhannya untuk melamar kekasihnya di Jawa. Dia sengaja tidak memberitahu terlebih dahulu karena ingin membuat kejutan. Sampai di Desa tujuan, Joni dan Fathul--orang suruhan Abyan menunaikan tugasnya dengan baik. Lamaran merekapun diterima dengan baik. Abyan merasa lega dan memutuskan mendatangi rumah calon istrinya itu untuk membicarakan tentang tanggal pernikahan. Tiba di sana, Abyan disambut dengan hangat oleh Ayah dan Ibunya. Namun saat melihat anak Gadis yang keluar membawakan cangkir berisi minuman untuknya, dia bingung karena tidak mengenali gadis itu. "Kalian nggak salah alamat kan?" tanya Abyan menginterogasi orang suruhannya itu.  "Enggak, Bos. Ini real, Namanya Nabila kan? Anaknya Ibu Sri Hartini dan Pak Agus Winarto?" Abyan mengembuskan napas kasar, ditoyornya kepala kedua orang suruhannya itu. "Nabila dari mana? Nadia gublok! Orang tuanya Sri Rahayu dan Agus Suwito" desis Abyan geram. Dia mengacak rambutnya dengan sedikit menariknya. "Kenapa kalian bisa salah?"  "Loh ini catetannya dari Fathul kok, Bos." Dia menyerahkan selembar kertas. Nabila Saraswati Ibu Sri Hartini Bapak Agus Winarto. "Siapa yang nyatet ini?" tanya Abyan geram. "Fathul, Bos." jawab Joni. "Sini kamu Fathul, saya bilang Nadia Sasmita, Ibu Sri Rahayu dan Bapak Agus Suwito, kenapa bisa salah?" Abyan sangat geram, ingin sekali memaki mereka dengan keras tapi dia menyadari sedang bertamu di rumah orang.Sementara yang dimarahi hanya garuk-garuk kepala kaya orang bingung. Ditengah kemarahannya, Joni menepuk lirih lengan Abyan. "Pak, Bapak lupa ya, kan si Fathul rada budeg."

Kesuksesan yang datang di usia muda, membuat Isyana Akleema bergelimang harta. Jabatan sebagai seorang CEO wanita muda berbakat, membawa dirinya masuk dalam jajaran perempuan terkaya dan paling terpengaruh di Indonesia. Sayangnya, hal tersebut membuat ketakutan tersendiri dalam diri sang ibu. Dia meminta dan memaksa Isyana untuk menemukan jodohnya. Setelah terdesak sekian purnama, Isyana akhirnya memutuskan untuk mencari cintanya sendiri. Berbekal alamat dari sang ibu, dia bertekad tinggal lagi di desa neneknya, dan mencari cinta Pemuda di sana. Namun, bukannya bertemu jodoh. Dia juga justru bertemu laki-laki tampan blasteran Indonesia—Kanada yang mendapat julukan bule kampung. Laki-laki itu begitu menyebalkan di mata Isyana. Awal bertemu, sudah membuat Isyana terkenal warga kampung dengan masuknya ia ke dalam selokan irigasi pertanian warga. Hal tersebut membuat Isyana kesal bukan main. Terlebih hari kedua di desa, pagi-pagi buta pemuda itu mengetuk pintu rumah Nenek Isyana untuk melamar kerja sebagai sopir pribadi. Asher Kalandra Miller, begitu nama dari pria bule tersebut. Dia tidak bisa mengendarai motor, oleh sebab itu saat tahu ada warga yang memiliki mobil, dia tidak segan untuk melamar sebagai sopir. Berharap diterima dan dia ada pemasukan selain dari pensiunan sang ayah. “Aku ingin melamar.” “Ah iya Nenek terima, maharnya bagaimana?” “Ah, harus ada mahar?” “Loh, nikahi cucu saya harus pakai mahar. Masa gratisan?” “Bukan menikah Nek. Tapi jadi sopir cucu Nenek, boleh?” Apa Asher diterima menjadi sopir Isyana? Dapatkan Isyana menemukan cinta sejatinya? *** IG : @ayakalibrary

Primadona sekolah akan menikah tepat di hari libur kemerdekaan. Dia mengundang seluruh teman sekelas di grup kelas agar menghadiri pesta pernikahannya. Awalnya, aku berniat pura-pura tidak melihat undangan itu, tapi ternyata dia langsung menyebut namaku. "Clarisa, waktu SMA kamu selalu pura-pura jadi diriku, tapi aku nggak akan mempermasalahkannya. Aku harap kamu bisa datang untuk melihat pernikahan mewahku besok." Segera setelah itu, beberapa teman sekelas ikut menanggapi pesannya. "Primadona sekolah memang baik orangnya, pantas saja bisa menikah dengan anak dari Keluarga Wirawan. Dia bahkan bisa memaafkan orang sombong seperti Clarisa." "Apa orang seperti Clarisa pantas, menghadiri pernikahan primadona sekolah kita yang akan diadakan di vila? Jadi orang jangan terlalu baik." Mereka makin mengolok-olok Clarisa, hingga si primadona sekolah akhirnya muncul untuk menenangkan suasana. "Sudahlah, itu kan sudah lama sekali, aku juga sudah nggak mempermasalahkannya. Lagipula, Clarisa kan memang miskin dan jelek, kita jangan terlalu mengejeknya." Begitu dia berkata demikian, grup langsung dipenuhi pesan pujian. Orang-orang memuji betapa baik hati dan polosnya dia. Aku tertawa sinis. Dulu, si primadona sekolah itu selalu memasang citra bak putri konglomerat di sekolah. Dia bahkan memfitnahku, yang sebenarnya adalah putri keluarga konglomerat asli, sebagai seorang pembohong. Semua orang di sekolah sampai menghinaku. Saat membuka undangan elektronik darinya, aku baru sadar bahwa alamat pernikahannya berlokasi di vila milik keluargaku. Makin kuamati foto pengantin pria, makin aku merasa familier. Bukankah itu sopir suamiku? Aku tersenyum begitu menyadarinya, lalu membalas pesan di grup. "Baiklah, aku pasti akan datang di acara pernikahanmu."

Bilang isang mamayang Filipino, gaano mo kakilala ang bansang Pilipinas. Hanggang saan ang nalalaman mo pagdating sa ating nga kultura at tradisyon. Ilan sa mga natatanging kuwento at hiwaga ng ating bansa ang iyong nalalaman. Panahon na upang tuklasin ang ugat ng ating pagkapilipino at ang mga paniniwala ng ating mga ninuno. Gaya na lamang ni Earvin, na matapos ang isang malagim na pangyayari, ay natagpuan ang sarili sa isang natatagong lupain. Isang lugar kung saan ang nakaraan ay nagbabalik, ang mga bagay na nakalimutan ay siyang iyong makikita at mga hiwagang inakala niyang nasa libro lamang. Maging ang kaniyang kapalaran ay nasubok dahil sa kawalan ng kasanayan sa ibang lupain. Dito ay nakilala at nakita niya ang iba't ibang katutubong Diyos, mga Diyos na dating kinikilala sa ating bansa. Mga Diyos na nagbigay sa kaniya ng tulong, gabay at basbas. Mga Diyos na siyang nangangalaga ng mga tao. Maging mga Diyos na nagtataglay ng katakot takot na kapangyarihan. Nagawa din niyang makipaglaro sa ibang nilalang at mga diwata. Maalala ang mga tradisyunal na larong pilipino. Ang payak na pamumuhay ng mga mamamayan. Maging ang makipagtalo at makipaglaban sa mga nakakatakot na nilalang at mga engkanto, gaya ng tikbalang at mga aswang. Kaya naman samahan natin si Earvin sa kaniyang paglalakbay na nagpapakita ng mga nalimot na kultura. Masdan kung paano niya magagawang pagharapin, pagsamahin at pagbuklodin ang ating nakaraan at kasalukuyan.