Buku Harian Rahasia Fiona
Aku menarik sabuk pengamanku erat-erat, memegang sandaran kursi penumpang dengan satu tangan dan dipeluk erat oleh pria di belakangku sementara aku sedikit menangis tersentak.
Tubuhnya yang tinggi memeluk erat tubuhku yang ringkih, tangannya yang membelai pinggangku membuat tangisan dan napasku semakin sesak.
Akhirnya aku tidak tahan dan memohon, “Jangan, jangan di sini, ya?”
“Jadi ke rumahmu? Hmm?”
Suaranya begitu dekat hingga tubuhku langsung melemas saat mendengarnya, aku memalingkan kepalaku, tidak berani menatapnya dan hanya berkata, “Baiklah.”