กรองโดย
กำลังอัปเดตสถานะ
ทั้งหมดยังไม่จบจบแล้ว
จำแนกโดย
ทั้งหมดเป็นที่นิยมที่แนะนำคะแนนการอัปเดต
Vengeful Heiress: The Billionaire's Ex-Wife Strikes Back

Vengeful Heiress: The Billionaire's Ex-Wife Strikes Back

"You still want me, don’t you?" bulong ni Levi habang nakasiksik siya sa likuran ni Vionne, ang mainit nilang katawan ay nakababad sa ilalim ng rumaragasang tubig mula sa shower. Ramdam ng babae ang bawat pulgada ng kanyang kahubdan. "Levi… w-we shouldn't—" Pero natigil ang pagtutol niya nang marahas siyang iharap ng binata, isinandal sa malamig na pader ng tiles, at sinalubong ng halik na parang sumisipsip ng kaluluwa. His tongue tasted of hunger, revenge, and something forbidden—yet painfully familiar. "Don't lie to me, Vionne." Mainit ang hininga ni Levi sa kanyang balat. "Your body’s already begging for me. You miss this—me—inside you." Napasinghap si Vionne nang gumapang ang kamay nito pababa, pinunit ang natitirang saplot niya at walang babala siyang inangkin sa gitna ng agos ng tubig. "Ah—Levi!" Napaungol siya, napaarko ang likod sa tindi ng sarap. Napakapit siya sa kanyang balikat. Tuloy-tuloy ang pag-indayog ng binata—parang gusto nitong ipaalala sa kanya kung sino ang tunay na nagmamay-ari sa kaniya. "You’re mine, Vionne," bulong nito sa pagitan ng bawat mariing pag-ulos. "No matter how many times you try to run, your body—your soul—will always crave me." "S-Stop talking… I c-can’t—" Pero hindi na niya nakayanan. Sa halip, bumulwak sa kanyang lalamunan ang mas malakas na ungol habang ang init at sarap ay naghalo sa bawat galaw ni Levi. "You feel that?" Mariing tanong ni Levi habang hinuhugot at muling ibinabaon ang sarili. "That’s how deep I still am inside you. That’s how much I fucking want you." Nanginginig ang tuhod ni Vionne. Nanginginig sa sarap.
Romance
109.6K viewsยังไม่จบ
อ่าน
เพิ่มลงในห้องสมุด
Ang Madaldal na Sekretarya ni Mr. Sandrex

Ang Madaldal na Sekretarya ni Mr. Sandrex

BIBIBHEYANG
Unang araw sa trabaho ni Jean at hindi niya inaasahan na ang nakaaway pala niya sa shop ng kaniyang kaibigan ay ang magiging boss pala niya. “Good morning Ms. Jean Salazar! Remember me?” Sarkastikong sabi nito. At ako naman ay halos manigas sa kinatatayuan ko! At parang gusto ko na lang bumuka ang lupa at lumubog dito! Di ako makapag salita dahil parang walang lumabas na boses sa lalamunan ko, pinagpapawisan ako kahit ang lamig naman sa loob! Napakurap naman ako at tumikhim bago nagsalita. “Huh? Ah ehem,  g-good m-morning sir! I'm Jean Salazar sir! Nice to meet y-you!” "You can sit down Ms. Salazar baka sabihin mo wala akong manners?” sir Sandrex. “Po? si-sige po sir, t-thank you!” utal-utal kong sagot. “So Ms. Salazar, alam kong nagulat ka sa nalaman mo! Right? Na ang gago palang nakabungguan mo kahapon ay ang magiging boss mo ngayon!” sir Sandrex “S-sir! I...” “Ssshhh, Ms. Salazar don't worry I don't mix personal matters in my business!” sir Sandrex. 'Lord! Please gawin mo na kong invisible ngayon!' Binubulong ko to sa sarili ko habang nakatingin ako sa supladong lalaki na to! Aba, Malay ko bang siya pala ang magiging boss ko! Tadhana nga naman oo! Hinawakan nito ang magkabilang armrest ng upuan at inilapit ang muka sa akin! Na halos na aamoy ko na ang mabango nitong hininga at ang pabango nito na alam kong mamahalin! Ang lapit ng muka niya na halos ilang dangkal na lang ay lalapat na ang matangos niyang ilong sa ilong ko! Lord! Please ibuka mo na talaga ang lupa! Now na! “Afraid of what I'm going to do Ms. Salazar? Look straight into my eyes! And tell me what you said yesterday!” Sir Sandrex with his husky voice.
Romance
1.5K viewsยังไม่จบ
อ่าน
เพิ่มลงในห้องสมุด
Sombras del Corazón

Sombras del Corazón

Después de que la ex de mi esposo me empujara, tuve complicaciones graves al dar a luz a nuestro segundo hijo y morí en la esquina de la escalera del hospital de los Hesselink. Antes de morir, mi hijo de seis años lloró sin parar, rogándole a su papá, Marc Hesselink, que me ayudara. La primera vez, él solo se burló: —Tu mamá se volvió más inteligente… ahora usa al niño para hacerse la víctima y engañar a todos. Después de eso, le soltó la mano a nuestro hijo y se fue como si nada. La segunda vez, nuestro hijo le dijo que no paraba de sangrar. Marc se fastidió: —Qué llorona. Solo es un aborto, no es para tanto. Siempre tan dramática. Luego sacó al niño de la habitación y le ordenó al médico que nadie se acercara a ayudarme. —Es culpa mía por mimarla tanto. Si no la dejo sufrir un poco, nunca va a aprender. La última vez, nuestro hijo se arrodilló frente a Angie Pavard y le rogó con desesperación. Marc estalló de furia y mandó a sus guardias a maltratar a nuestro hijo. Lleno de heridas, lo arrastraron fuera de la habitación, dejándolo ahí tirado para que se burlaran de él. —Si vuelves a molestar a Angie mientras se recupera, saco a tu mamá de la familia Hesselink y no la vas a ver nunca más. Aun así, nuestro hijo arrastró su cuerpecito de regreso hasta donde yo estaba, dejando una línea de sangre tras de sí. Esta vez, como él quería, tanto mi hijo como yo terminamos muertos. Y ya no vamos a volver a verte nunca... nunca más.
เรื่องสั้น · Romance
4.9K viewsจบแล้ว
อ่าน
เพิ่มลงในห้องสมุด
Kejutan Untuk Suami Sok Alim Ternyata Tukang Kawin

Kejutan Untuk Suami Sok Alim Ternyata Tukang Kawin

Mutiara Sukma
Sebuah pesan masuk ke dalam gawaiku, tak ada firasat apapun saat itu. Dengan santai pesan itu kubuka. Sebuah foto yang dikirim oleh nomor tak dikenal. Mataku membulat sempurna, tak percaya dengan apa yang kulihat, hingga berkali-kali aku memperhatikan bahkan sampai men-zoom foto itu sedetail mungkin, takut jika mata ini salah menyimpulkan. [Maafkan saya, Bu!] tulis si pengirim foto. Aku tak menghiraukan pesannya, butir demi butir air mengalir dari sudut mata, mengaburkan penglihatan. Menandakan bahwa foto itu membuat luka didalam sana. Sebuah foto resepsi pernikahan yang berlatarkan salah satu pemandangan di Puncak, tertampang nyata, sangat indah begitu pula dengan senyum dari kedua mempelai yang terlihat sempurna dan bahagia. Mas Arya, pengantin laki-laki yang kini sedang bersanding dengan seorang wanita muda dan cantik itu adalah suamiku. Suami yang sudah sepuluh tahun ini kuhaturkan bakti kepadanya. "Ma, Mama kenapa menangis?" cepatku susut air mataku dengan ujung jari, dan mematikan ponselku agar gambar yang begitu mengiris hati itu tak sampai terlihat oleh Alisa, putriku. "Ga, sayang. Mata Mama kelilipan," ungkapku asal. Kuraih tubuh mungil Alisa dalam pelukan, gadis lima tahun ini begitu sangat berarti bagiku. "Kak Alif mana sayang?" tanyaku mengalihkan pembicaraan. "Ada, Ma lagi di kamar, muraja'ah," Aku tersenyum getir. 'Mas, kita sudah punya putra dan putri yang begitu membanggakan, aku juga meninggalkan karierku demi berbakti kepadamu, kenapa masih saja curang dibelakang ku?' bisikku dalam hati. "Ma, Ayah kapan pulang?" Alisa bersandar didadaku, tanganku terulur membelai rambut panjang nan hitam milik Alisa. "Baru juga dua hari, Ayah pergi Nak, udah rindu aja," ujarku menggoda sambil menekan emosi dihati. Dua hari yang lalu, Mas Arya pamit akan ke Kalimantan mau mengurus bisnisnya. Aku yang tak begitu mengikuti perkembangan perusahaan, percaya saja padanya. Tak mungkin rasanya, Mas Arya mengkhianatiku dia lelaki yang baik, sholeh, penyayang dan selalu romantis. Namun, apa yang terjadi benar-benar diluar bayanganku
Romansa
1024.2K viewsจบแล้ว
อ่าน
เพิ่มลงในห้องสมุด
Kupu-kupu Kertas

Kupu-kupu Kertas

21++ warning!!! cerita ini mengandung cerita dewasa, bijaklah dalam memilih bacaan. “Turunkan aku!” jerit Milly meronta memukul punggung Axton ketika lelaki berjalan membawanya menuju kamar rahasia di ruangan kerjanya. “Ah,” ringis Milly ia terbanting di ranjang dan kepalanya terasa pening. Sementara ia mengumpulkan kesadarannya sejenak, Axton tiba-tiba menarik kakinya membuat ia meluncur ke bawah. “Apa yang kau lakukan?!” pekik Milly histeris. Apalagi saat Axton mulai merangkak ke atasnya, menangkap kedua tangannya, mengikatnya dengan dasi yang sebelumnya diambil di atas nakas. “Menurutmu?” Axton bertanya balik di sela giginya yang menarik kencang simpulan dasi itu, lalu mengaitkannya di ranjang. Milly menggeleng diliputi perasaan panik. “Tidak. Tidak!” Axton kemudian selesai memenjarakan tangannya. Ia mengurung Milly di bawahnya dan menyeringai. “Ibumu pasti begitu menjagamu hm? Ia bahkan menyebarkan berita palsu tentang kematian putrinya sendiri. Buktinya kau masih hidup dan bertahan hingga detik ini.” Milly menatap sengit Axton. Berusaha berani walau matanya hendak melesakkan air mata. “Apa maksudmu?” “Kau dan Ibumu telah bekerjasama menghancurkan keluargaku.” “Aku dan Ibuku bukan orang seperti itu!” “Kenyataannya Ibumu menyembunyikanmu dari seluruh dunia. Kau pun turut andil dengan menggunakan benda ini untuk mengelabui semua orang.” Axton melepas masker Milly kasar dan meremasnya kemudian. Tapi selama beberapa saat ia tercenung melihat keseluruhan wajah Milly. Bukan karena paras kecantikan gadis itu. Melainkan bola mata yang dimiliki oleh Milly. Terkesan mengingatkannya pada seseorang di masa lalunya yang begitu ia rindukan. Dan Axton baru memerhatikan hal itu sekarang. Tapi secepat kilat ia menepisnya. Menanamkan di benaknya bahwa gadis di hadapannya ini adalah putri seorang wanita jalang. “Kau tidak pantas memiliki bola mata yang indah,” bisik Axton dingin. “Apa?” Namun detik berikutnya Milly menjerit, “Hentikan!” Masalahnya Axton mengoyak paksa pakaiannya tanpa ampun. Hingga bunyi kain robek berkali-kali terdengar di ruangan kedap suara itu. Menyisakan tubuh Milly yang tertutup bra hitam dan dalaman dengan warna senada.
Romansa
1010.1K viewsจบแล้ว
อ่าน
เพิ่มลงในห้องสมุด
CHANGEMENT DE MA VIE

CHANGEMENT DE MA VIE

Bah voilà jme présente ! Moi, c'est Zaïna, orpheline, j'ai 15 ans, je suis Comorienne mais avant tous Musulmane. Malheureusement je ne sais pas pratiquer. J'y connais rien. On ne m'a jamais apprise. On m'a poser à mes 1 ans apparemment. Bref ma vie jvous la racontera après. Bref physiquement ? Jfais 1m60, un truck comme ça ! J'ai une couleur de peau matte. J'ai un corps normal et les formes la où il faut. J'ai les yeux marron claiiiir qui vire au marron foncé quand jsuis énervé. Les cheveux noir/marron, tous est en fonction du soleil. A l'ombre tu les verras noir et au soleil tu les verras marron. Bref ils sont long et y'a beaucoup de volume ! Mais personne sais. C'est chignon ou natte, jamais je les montre. Bref assez parler dmon physique. Jsuis une meuf genre qui parl pas, qui calcule personne mais quand il faut j'ai une grosse bouche et sa peut aller loin en deux quatre six. Dans cette orphelinat, jparle à dégun depuis le drame (A suivre...). On m'appelle même la "muette". Ok leur délire mais m'en bas les couilles je leur répond pas. J'ai un coeur en pierre, double portes blindé, double serrure et trois codes. Rien ne m'atteint à part mon passer mais personne la connait. Bref mes journées se passe comme ça: Réveille => école => boxe => chambre et je bouge plus de la journée. Ah oui oui depuis cette incident j'ai décidé de plus me laisser faire. Mes parents ? Même vu pas jparle. Ils m'ont abandonné dès ma naissance tsssss et voilà ou je suis maintenant DANS UN ORPHELINAT DE MERDE . A suivre...
Romance
6.0K viewsจบแล้ว
อ่าน
เพิ่มลงในห้องสมุด
L'AMOUR AVEC LE MILLIARDAIRE

L'AMOUR AVEC LE MILLIARDAIRE

Le dos de Lana heurta le mur alors que Lancelot s'avançait vers elle, les yeux remplis de frustration et d'autre chose. Quelque chose de plus dangereux . « Je ne t'appartiens pas », cracha-t-elle en levant le menton. Lance sourit, d'un sourire qui lui donna des frissons dans le dos. Ses mains s'abattirent contre le mur de chaque côté de sa tête, l'emprisonnant. « Ah bon ? » Sa voix était grave. « Alors pourquoi me regardes-tu comme si tu voulais que je te prenne ici même ? » Elle se retrouva soudain incapable de respirer et se maudit pour la façon dont son corps la trahissait. Son regard se posa sur ses lèvres et il se pencha juste assez pour qu'elle sente son souffle, sa chaleur. « Menteuse. » Elle appuya ses paumes contre son torse, avec l'intention de le repousser, mais dès qu'elle le toucha, ses doigts se recroquevillèrent, le rapprochant d'elle au contraire. « Tu vois ? Tu parles comme si tu me détestais, mais ton corps ? » Son genou se glissa entre ses cuisses, les écartant légèrement. « Ton corps raconte une toute autre histoire, ma chérie. » Lana retint son souffle, le cœur battant à tout rompre contre ses côtes. « Tu es un salaud arrogant. » « Et toi, murmura-t-il en effleurant ses lèvres contre sa mâchoire, la taquinant, la ruinant, tu trembles. « Je te déteste », murmura-t-elle, mais sa voix était essoufflée, faible. Il releva enfin la tête, sa bouche à quelques centimètres de la sienne. « Non, ce n'est pas vrai », dit-il avec assurance. « Tu me désires, Lana. Tu m'as toujours désiré. » Son pouls battait dans ses oreilles tandis que ses doigts descendaient le long de son bras, puis plus bas, effleurant à peine la courbe de sa taille.
Romance
721 viewsยังไม่จบ
อ่าน
เพิ่มลงในห้องสมุด
ก่อนหน้า
1
...
101112131415
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status