The Freedom Writers Diary

Isabella Harrods is a young journalist who meets Terrence Langston, the CEO of Langston's jewelry and the son of the most notorious mafia lord, who was assassinated by his own son, Terrence. Following their meeting, a serial killer imitating Terrence's father's killing pattern emerges, triggering Terrence's PTSD. Even though there is a serial killer on the loose, their hate-to-love relationship blossoms. Terrence forces her to sign a blood contract stating that only death can keep them apart. As the murder rate and Terrence's recurring PTSD skyrocket, Isabella decides to track down the perpetrator. Having sealed a blood deal with him, what happens when she walks in on him while carrying a severed human head?

Alessandra tak menyangka malam itu adalah malam nahasnya. Sorot tajam kamera beberapa media serta kelompok kuli tinta turut menyertai langkahnya yang dikawal ketat beberapa polisi. Dia terlibat skandal yang diatur oleh orang dekatnya, konspirasi. Padahal, dia sedang berada di puncak popularitas sebagai model papan atas, orang menyebutnya sang supermodel. Semesta seperti memainkan hidupnya. Skandal malam itu membawanya bermuara dalam jerat dan dekap hangat pria paruh baya, pria yang lebih pantas menjadi ayahnya; Tuan Aroon. Siapa pria itu sebenarnya? Ada misteri yang belum teruangkap. Dalam aktivitasnya Alessandra selalu mengandalkan sang bodyguard--Mervile yang tak diketahui asal-usulnya. Mervile begitu overprotective memperlakukannya, lebih terlihat seperti memperlakukan wanita yang amat dicintainya. Tak jauh berbeda dengan Tuan Aroon, Mervile pun menyimpan suatu misteri. Siapa dia sebenarnya? "Sudah semenjak kau jadi wanitaku, aku menobatkan diriku sebagai bentengmu. Apapun yang terjadi." Tuan Aroon. "Nona cinta tidak dengan saya?" Mervile. Pada siapa Alessandra akhirnya menambatkan hatinya, menyerahkan cintanya??!

“Do you take this woman to be your wife? For richer or poorer, in sickness and health, will you remain faithful to her for the rest of your life?” I looked at Bridget with deep affection and was just about to speak. “Wait!” shouted someone urgently. I turned around in confusion and looked toward the audience. There stood a man holding a baby in his arms. He said pleadingly, “Bridget, our child is hungry… could we pause the wedding for a moment?” Hearing this, everyone erupted in an uproar. It felt like a bolt of lightning had struck me. Only then did I realize that Bridget had a child with another man. Bridget hurried off the stage, then turned to me coldly and said, “I only agreed to marry you out of obligation. But the moment Vernon appeared, I knew it. There’s no one else I want to marry but him.” So, she took off the ring and dragged the man away without looking back. I stood alone at the end of the aisle and clutched the undelivered ring in my hand, as a flood of bitterness crashed through every corner of my heart.

Three years ago, my girlfriend suffered severe post-traumatic stress after saving my life. She later had a speech impairment that kept her from speaking normally. To cure her, I take on three jobs a day and survive on only bread and water just to come up with the money for her therapy and speech recovery treatment. I happen to be working part-time as a cocktail party waiter one evening when I see my girlfriend, who supposedly has a speech impairment, standing in a fancy dress and being fawned over by the crowd around her. Everyone is calling her "Ms. Holden" and "the heiress of the Holden family". But how can an orphan like her possibly be an heiress?

When the earthquake hit, I found myself buried under the rubble, barely clinging to life. My wife, Meghan Hudson, charges into the collapsing office building without hesitation. However, the person she rescues is Gerald Parker, the new technical specialist at my company. Even as she hurries away with the rescue team, she doesn't spare me a single glance. Severely crushed and bleeding heavily, I'm rushed to the hospital for emergency surgery. Yet, Meghan pours all her care and attention into Gerald, who barely has a scratch on him. In the end, I'm completely disheartened and pull out the divorce papers. Meghan goes berserk and tears them to shreds, thinking I'll give in like I always did. What she doesn't know is that this time, I'm truly exhausted.

หญิงสาวมองตัวเองในกระจก ชุดเปิดเห็นเนินอก เน้นให้อกที่สวยเต่งตึงของสาวแรกแย้มทำให้เชิญชวนให้คนอื่นอยากมองเข้าไปถึงข้างใน เปิดหลังขาวเนียนทั้งแผ่นหลัง กระโปรงยาวเปิดด้านข้างถึงต้นขา

His eyes darkened as he leaned closer, placing a finger on my mouth. “Uh-uh, what did I say you call me when we're alone?” My body tingled with heat. “Daddy?” “Urgh…” A guttural groan tore from his chest. “Yes, baby?” My mind spaced for a second and Andre took advantage of that, tucking his hands under my legs and carrying me bridal style. “Andre, what are you doing?!” I shriek, dangling my legs in the air. “Finishing what we started, baby.” he chuckled, heading straight for the front door. I shook my head in bemusement. His daughter just found out about us and his brain goes straight to sex? Men… I wasn't any better though as I just waited for him to cross that threshold and pounce on me, instead of dissuading him. He strode over to the loveseat couch, sliding me down his body before pushing me back to the couch. Propped up on my elbows, I looked up at him with hooded eyes, only for the the door knob to flip. My eyes widened and instantly, I jerked up to my feet, coming to stand behind Andre. I had no idea who it was as Claire would have just barged right in. The door opening seemed to take several minutes but in reality, it was only seconds. It swung inwards to reveal Leila, the last person I was expecting to see. She took one look at us and wasn't in the least bit surprised. “So it's true?” Those cold grey eyes moved over to me. “You're the whore that's fucking my husband?”

Sebelum mereka menikah sang Pria berkata, “Pernikahan ini hanyalah sebuah perjanjian kerjasama di atas kertas. Di kehidupan nyata, masing-masing kita tidak ada urusan apapun." Setelah menikah, setiap kali Susan mengalami masalah, Sang CEO manja akan membantunya. Ketika Susan dibuli. ia akan melindunginya. Susan mematuhi perjanjian dan menyembunyikan status pernikahan mereka, tetapi malah sang CEO yang mengumumkan kepada dunia bahwa ia adalah istrinya.Suatu saat sang CEO diam-diam datang ke tempat tidurnya. Susan merasa terganggu “Apa sebenarnya maumu?” Dengan muka polos ia memelas “Tolong peluk aku, cium aku. Tolong…” Menghadapi CEO yang membingungkan ini, Susan hanya bisa mengaku kalah. Beberapa tahun kemudian, akhirnya dia sadar bahwa sebenarnya sang CEO sudah menyukainya dari sejak lama.

Apa jadinya, ketika dua orang berbeda usia 13 tahun, harus terjalin sebuah hubungan pernikahan? Mungkinkah keributan akan perbedaan sifat, atau justru kisah menyenangkan yang akan mewarnai? Damian dan Ines, dua orang yang bersepakat menjalin kerja sama menguntungkan dalam wujud pernikahan, akibat keadaan mengimpit yang memaksa. Keluarga Damian mengalami kebangkrutan, dan ia harus menerima banyak penghinaan yang ingin sekali dibalas tuntas. Di sisi lain, Ines pun diterjang isu tak menyenangkan, tentang dirinya yang dianggap pencinta sesama jenis, karena belum juga menikah di usia 40 tahun. Hingga suatu kesempatan, Ines melihat Damian dihajar dan diusir oleh seluruh anak buah Max. Ines memerintahkan anak buahnya menyelamatkan, membawa ke rumah dan memberi perawatan. Di saat itulah, muncul ide di kepala Ines dan langsung mengutarakan pada Damian. Wanita pemegang takhta tertinggi dalam dunia bisnis itu, beranggapan bahwa Damian mudah dikendalikan dengan uang. Namun, rupanya Ines salah menilai sosok Damian. Seiring berjalannya waktu, rahasia demi rahasia pun mulai terbongkar. Pada akhirnya, Ines mengetahui banyak kebenaran tentang Damian, yang tak pernah diketahui atau sekedar dipikirkan selama ini. Lantas, apakah rahasia yang dimiliki oleh Damian? Mungkinkah, jika Ines akan bisa memaafkan Damian, ketika mengetahui tentang kebenaran hidupnya?

ความสัมพันธ์ที่เคยเป็นอดีตคู่หมั้นที่ถูกจับตามอง ตอนนี้กลายเป็นเพียงเจ้านายและทาสเท่านั้น แต่ใครจะรู้ว่าความจริงแล้วผู้ชายที่เย็นชาคนนี้สนใจ ในตัวเธอมาโดยตลอด แต่แค่แสดงออกมาไม่เป็นก็แค่นั้น “ชุดนอนมันไม่บางไปหน่อยเหรอ” “ก็ปกตินะคะมีแต่คนที่คิดไม่ดีเท่านั้นแหละที่จะมองเป็นอย่างอื่น” “อ่า..ถ้างั้นผมคงคิดไม่ดีสินะ”