แชร์

08

ผู้เขียน: Andromeda Timur
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-07-25 15:59:43

Summer dan Misel menoleh ke arah suara yang memanggil Summer dengan nyaring. Beberapa orang yang mendengar teriakkan itu juga ikut menoleh.

Ketika sosok di kejauhan mendekat, Summer merasa kaget karena pria itu adalah Rain. Rain berlari mendekati Summer, kemudian berhenti tepat di depannya.

"Untung, lo belum pergi," ucap Rain, terengah-engah.

Summer mengerutkan keningnya. "Rain? Lo ngapain di sini?"

"Gue ke sini buat ketemu lo," jawab Rain.

Misel juga terlihat bingung. "Gimana lo bisa tau kalau kita ada di sini?"

Rain mengabaikan pertanyaan itu dan fokus pada Summer. "Gue datang untuk jelasin semuanya sebelum lo pergi."

Summer teringat dengan rencana pernikahan mereka. "Soal pernikahan kita?"

Rain menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. "Summer, gue tau ni tiba-tiba, tapi gue harus bilang ke lo, kenapa gue mau nikah dengan lo. Orang tua gue nuntut gue buat lanjutin bisnis hotel mereka, tapi itu bukan yang gue mau."

Summer menatap Rain dengan bingung. "Terus apa yang lo mau? Hubungannya sama nikahin gue apa?"

"Gue mau jadi pelukis, Summer. Itu mimpi gue dari dulu."

"Gue hargain mimpi lo, dan gue dukung, Rain. Tapi gue nggak bisa ketemu hubungannya sama gue apa. Lo ngerti, kan?" tandas Summer.

"Dengar dulu," tutur Rain. "Kalau gue nikah dengan lo, orang tua gue bakal berhenti ikut campur dengan hidup gue. Setelah itu gue bisa ngejar mimpi gue. Gue udah susun semuanya. Setelah nikah, kita bakal pindah ke Paris. Di sana gue mau belajar lebih banyak soal seni. Lo juga bisa lakuin apa aja yang lo mau di sana. Gue bakal dukung lo sepenuhnya."

Misel menatap Rain dengan mata terbuka lebar, tak menyangka akan penjelasan tersebut. Sementara itu, Summer merasa dilema, hatinya berkecamuk.

Summer mengambil napas dalam-dalam, menatap mata Rain. "Rain, gue menghargai karena lo udah mau jujur. Tapi maaf, gue nggak bisa nikah dengan lo, hanya untuk buat lo bisa lari dari tuntutan orang tua lo. Gue juga nggak mau jadi beban buat lo. Apalagi lo tau, kan? Gue sekarang lagi mengandung anaknya Ben. Tanggung jawab lo akan makin berat kalau lo nikah dengan gue."

"Gue nggak masalah soal itu. Gue siap ambil tanggung jawab sebagai ayahnya. Gue-"

"Stop Rain!" potong Summer. ia tampak lelah dengan semua ini. "Gue nggak ada perasaan ke lo. Gue nggak bisa hidup dengan orang yang nggak gue cinta."

Rain terdiam. Ia mencoba mencerna kata-kata Summer. Ia berpikir kalau tawarannya benar-benar menggiurkan, tapi ternyata ada hal yang lebih penting, dan itu adalah cinta. Jika saja ia mengatakan kalau ia mempunyai rasa pada Summer, apakah semuanya akan berubah?

"Gue harus pergi sekarang, Rain," ucap Summer.

Rain menarik nafas dalam-dalam. Kali ini ia tidak akan lagi menahan Summer. "Gue ngerti."

Summer tersenyum, sedikit canggung. "Jaga diri lo baik-baik. Gue harap lo bisa sukses dan jadi pelukis terkenal."

Rain memaksakan seulas senyuman. "Selamat tinggal. Semoga lo sukses dengan jalan yang lo pilih."

Kali ini Summer berbalik tanpa ragu. Ia pergi, meninggalkan semua hal yang ada di belakangnya. Cinta, persahabatan, harapan, dan juga putus asa. Yang menunggu di depan sana adalah jalan baru yang tidak pernah ia lalui. Namun dengan tekad yang kuat, Summer yakin kalau ia akan hidup dengan baik.

Setelah Summer pergi, Rain juga berbalik dengan tekad yang baru. Jika Summer mampu melawan dunia dan memutuskan hidupnya sendiri, maka Rain juga akan melakukan yang sama. Daripada menjadikan orang lain sebagai alasan, ia akan bertemu dengan orang tuanya dan mengatakan dengan tegas, apa yang ia inginkan dalam hidupnya.

***

Di atas pesawat, Summer merasakan campuran antara ketakutan dan harapan. Ia tahu bahwa perjalanannya menuju Korea adalah awal dari hidup yang baru. Dengan tangan gemetar, ia mengeluarkan ponselnya dan menulis pesan perpisahan untuk orang tuanya.

"Ibu, Ayah, Summer minta maaf karena Summer harus pergi seperti ini. Summer tau keputusan ini mungkin sulit untuk dipahami, tapi Summer harus ambil keputusan ini untuk cari jalan hidup Summer sendiri. Summer janji bakal jaga diri dan berusaha yang terbaik di tempat baru Summer. Tolong jangan khawatir soal Summer. Summer selalu cinta dan mendoakan yang terbaik untuk ayah sama ibu. Summer."

Setelah mengirim pesan tersebut, Summer mematikan ponselnya dan meletakkannya di tasnya. Ia menatap keluar jendela, melihat pemandangan malam yang gelap. Dengan berat hati, ia mencoba untuk menenangkan dirinya dan bersiap untuk penerbangan yang akan mengubah hidupnya.

***

Sementara itu, di rumah orang tua Summer, ketegangan memenuhi udara. Angga dan Meilani duduk di ruang tamu, terkejut dan bingung setelah menerima pesan dari Summer.

Awalnya mereka berniat melaporkan polisi jika Summer tidak kunjung pulang. Mereka pikir mungkin Summer butuh waktu untuk menenangkan hati dan pikirannya. Tapi yang mereka dapat malah pesan perpisahan dari anak mereka.

Meilani memegang ponselnya dengan tangan gemetar, air mata mengalir di pipinya. "Mas, Summer benar-benar pergi, Mas...."

Angga merasakan kemarahan dan kekecewaan mendidih dalam dirinya. "Kenapa dia milih pergi? Kita bisa bicarakan masalah ini baik-baik. Ada laki-laki baik yang mau tanggung jawab, tapi kenapa dia malah pergi?" Angga menggelengkan kepalanya. "Aku nggak bisa mengerti jalan pikirannya."

Meilani menangis semakin keras. "Aku nggak tau, Mas. Mungkin kita terlalu keras sama Summer? Mungkin selama ini kita nggak jadi pendengar yang cukup baik buat Summer."

Namun, kemarahan Angga menguasai dirinya. "Sudah cukup! Kalau dia memang sudah tentukan pilihan dia buat pergi, aku juga akan tentukan keputusan aku sekarang. Mulai saat ini, aku nggak punya anak yang seperti dia."

Meilani menatap Angga dengan ekspresi wajah sedih bercampur bingung. "Maksud kamu apa, Mas?!"

"Kata-kata aku sudah jelas. Mulai sekarang Summer bukan lagi anak kita."

Meilani terkejut mendengar kata-kata suaminya. "Angga?! Tarik kata-kata kamu! Dia itu anak kita! Aku yang ngelahirin dia!"

Angga yang termakan emosi, menatap Meilani dengan kokoh. "Terus di mana dia sekarang, hah?! Setelah buat masalah dan buat malu kita, dia malah lebih pilih untuk kabur?! Dia sudah dewasa tapi ini yang dia pilih?!"

Pertengkaran hebat mulai terjadi antara Angga dan Meilani. Tidak ada yang mau mengalah, hingga akhirnya mereka menutup hari itu dengan saling melukai perasaan masing-masing.

***

Sementara itu di kediaman keluarga Jansen, Rain berdiri dengan kokoh di hadapan kedua orang tuanya.

"Perempuan yang mau kamu nikahin kabur, dan sekarang kamu bilang kamu mau ke Paris untuk belajar lukis?"

Rain mengangguk. "Iya, Pa. Aku sudah pikir baik-baik, dan ini jalan hidup yang aku mau."

Andreas diam sejenak, sembari menatap mata Rain lekat-lekat. Ia sadar kalau anaknya telah dewasa. Rain berhak untuk memilih jalan hidupnya. "Baik, tapi papa punya satu syarat untuk kamu."

Rain terkejut. Ia tidak menyangka kalau ruang negosiasi akan terbuka semudah ini. "Syarat apa, pa?"

"Kalau dalam 5 tahun kamu nggak bisa sukses jadi seorang pelukis, kamu harus menyerah dengan mimpi kamu, dan kembali untuk ngurus hotel milik papa. Bagaimana?"

Tanpa pikir panjang, Rain langsung menyanggupi syarat tersebut. "Baik, Pa! Aku akan buktikan ke papa kalau aku bisa sukses sebagai pelukis!"

Pada akhirnya, Rain dan Summer telah mengambil langkah mereka masing-masing, dan menghadapi tantangan yang sebenarnya dalam hidup.

***

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • ART Kesayangan Tuan Rain   Epilog

    Tahun-tahun berlalu, membawa kebahagiaan yang tak terhingga dalam kehidupan Rain dan Summer. Setelah pernikahan yang indah dan penuh cinta, mereka membangun rumah tangga yang harmonis dan dipenuhi dengan tawa. Haru tumbuh menjadi anak yang cerdas dan penuh kasih sayang, selalu ditemani oleh Rain dan Summer yang menjadi panutan baginya. Kehidupan mereka yang stabil dan penuh cinta menjadi fondasi kuat bagi keluarga kecil ini. Namun, sebuah kebahagiaan baru datang menghampiri mereka beberapa tahun setelah pernikahan. Summer mengandung anak kedua mereka—seorang bayi perempuan yang mereka nantikan dengan penuh sukacita. Saat waktu persalinan tiba, Rain tidak pernah melepaskan genggaman tangannya dari Summer, berada di sisinya, memberikan kekuatan dan cinta yang tiada habisnya. Saat suara tangisan bayi pertama kali terdengar di ruang bersalin, air mata kebahagiaan tak terbendung dari mata Rain. Bayi perempuan itu lahir dengan sehat, membawa cahaya baru ke dalam hidup mereka. Haru, ya

  • ART Kesayangan Tuan Rain   119

    Hari pernikahan Rain dan Summer tiba dengan segala kemegahan dan keindahannya. Langit cerah menyambut hari istimewa itu, seolah turut merestui persatuan dua hati yang telah melewati begitu banyak rintangan. Di sebuah taman luas yang dikelilingi pepohonan yang rindang, para tamu berkumpul dengan antusias. Taman itu dihiasi dengan rangkaian bunga-bunga yang indah, setiap sudutnya dipenuhi oleh dekorasi yang dirancang dengan penuh cinta. Nuansa putih dan emas mendominasi, menciptakan suasana yang elegan namun hangat. Summer berdiri di depan cermin rias, mengenakan gaun pengantin putih yang anggun. Rambutnya yang lembut disanggul rapi, dihiasi oleh mahkota kecil yang berkilauan. Wajahnya berseri-seri, matanya memancarkan kebahagiaan yang tak terbendung. Di sampingnya, ibunya, Meilani, merapikan sedikit gaunnya dengan penuh kasih sayang. “Kamu cantik banget, sayang,” ujar Meilani dengan suara lembut, matanya berkaca-kaca. “Ini hari yang sudah kamu tunggu selama ini, sayang." Summe

  • ART Kesayangan Tuan Rain   118

    Setelah malam lamaran yang begitu spektakuler dan romantis, keesokan harinya dunia maya dibanjiri oleh berita tentang Rain dan Summer. Video lamaran yang disiarkan langsung telah diulang jutaan kali, dipenuhi dengan komentar-komentar positif dari netizen yang terpesona dengan cara unik Rain mengekspresikan cintanya. Setiap detil dari momen itu—dari puisi yang dibacakan Rain, hingga kembang api yang memeriahkan suasana—dibicarakan dengan antusias di berbagai platform media sosial. Berita ini menjadi topik utama di mana-mana, tidak hanya di kalangan penggemar seni yang mengagumi Rain, tetapi juga di kalangan umum yang menyukai cerita cinta yang berakhir dengan kebahagiaan. Selebriti, tokoh publik, dan bahkan para kritikus yang sebelumnya skeptis terhadap hubungan Rain dan Summer, kini memberikan pujian setinggi langit. Semua orang setuju bahwa pasangan ini adalah pasangan yang sempurna, ditakdirkan untuk bersama. Sementara itu, di tempat yang berbeda, Sari dan Ben merasakan pukulan

  • ART Kesayangan Tuan Rain   117

    Malam yang dinanti akhirnya tiba. Arena konser amal yang megah telah dihias dengan penuh kemewahan. Tirai beludru merah anggur menggantung di sekitar panggung, sementara lampu gantung kristal berkilauan memantulkan cahaya lembut ke seluruh ruangan. Bunga-bunga segar menghiasi setiap sudut, menambah nuansa romantis malam itu. Summer dan Haru duduk di kursi khusus yang telah disediakan, mengenakan pakaian malam yang elegan. Wajah Summer berseri-seri penuh antusiasme, sementara Haru duduk ceria di sampingnya, siap menyaksikan pertunjukan. "Liat dekorasinya, Haru," ucap Summer, matanya berbinar-binar. "Rain benar-benar tunjukin kualitasnya sebagai seniman." "Iya, Bu," balas Haru, yang juga kagum pada panggung di depan mereka. “Panggungnya keliatan kayak dunia fantasi. Aku juga pengen tampil di panggung kayak gitu." Konser malam itu dimulai dengan meriah. Para seniman dan musisi memberikan yang terbaik dari mereka, dari alunan musik yang memukau hingga tarian yang anggun. Suasana sem

  • ART Kesayangan Tuan Rain   116

    Selama dua minggu berada di Swiss, Rain tidak hanya fokus pada bisnis dan pekerjaan yang harus diselesaikannya. Di balik kesibukannya, ia juga menyempatkan diri untuk menyelidiki situasi yang sedang terjadi di Indonesia. Ia tidak hanya mengikuti berita-berita yang viral di media, tetapi juga menyelidiki lebih dalam tentang siapa yang berada di balik semua kekacauan ini. Dengan bantuan beberapa rekan dan sumber terpercaya, Rain mulai menggali informasi tentang siapa yang sebenarnya menggerakkan semua ini.Dari berbagai saluran informasi yang ia miliki, Rain menemukan petunjuk yang menunjukkan bahwa Sari dan Ben berada di balik semua upaya manipulasi yang telah mengacaukan hidupnya dan Summer. Rain merasa marah dan terkejut ketika mengetahui bahwa ternyata Sari, dengan semua taktik dan intrik yang ia mainkan, bekerja sama dengan Ben. Ternyata, mereka memiliki agenda masing-masing. Ben ingin memperbaiki hubungannya dengan Summer dan Haru, sementara Sari berusaha merebut perhatian Rain da

  • ART Kesayangan Tuan Rain   115

    Setelah genap dua minggu kepergian Rain, akhirnya kabar yang dinanti-nanti tiba. Rain mengirimkan pesan singkat kepada Summer dan orang tuanya, mengabarkan bahwa ia akan segera kembali ke Indonesia. Pesan tersebut singkat namun penuh makna, cukup untuk membuat Summer dan Haru merasa bersemangat. Malam itu, setelah menerima pesan dari Rain, Summer merasakan perasaan lega yang luar biasa. Meski mereka telah berkomunikasi secara teratur selama Rain berada di Swiss, tidak ada yang bisa menggantikan kehadirannya secara fisik. Summer tak sabar menantikan momen di mana ia bisa melihat Rain kembali. Begitu pula Haru, yang selalu menanyakan kapan pamannya—begitu Haru menyebut Rain—akan kembali.Keesokan harinya, Summer memutuskan untuk tidak memberitahu siapa pun tentang rencana mereka menjemput Rain di bandara. Ia ingin momen ini menjadi sesuatu yang spesial, hanya antara dirinya, Haru, dan Rain. Ia juga berharap ini bisa menjadi awal yang baru bagi mereka, setelah semua drama yang terjadi b

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status