/ Romansa / Anak Kembar Milik Sang Presdir / Merahasiakan Sampai Mati

공유

Merahasiakan Sampai Mati

작가: Ainin
last update 최신 업데이트: 2024-03-07 00:55:59

"Sama sekali saya tidak menemukan jejak wanita itu dalam lima tahun terakhir, Tuan. Sementara Nona Rachel juga tidak ada yang aneh darinya. Dia hanya berkuliah sambil bekerja paruh waktu di toko roti. Tuan Besar Stepson memberikan sebuah rumah dengan pagar dan tidak begitu besar untuknya. Saya pernah meminta agar anak buah mengawasi rumah itu dan tidak pernah terjadi hal yang aneh disana."

Hillen berdiri membelakangi Vicky dan menatap pemandangan kota yang bisa dilihat dari jendela gedung perusahaannya. Wajahnya yang tampan itu terlihat datar, guratan tegas terlihat disana menyertai tubuhnya yang tinggi tegap.

Vicky sendiri menyadari kalau aura majikannya ini semakin berubah pekat setelah tragedi malam itu. Dia bukan lagi seorang pria yang bisa diajak berbasa-basi, terlebih lagi setelah semua tanggung jawab dan beban perusahaan menjadi urusan dan juga hal yang harus dia pikul. Sebagai seorang pria kaya raya, Putra sah dari keluarga Stepson, Hillen termasuk seorang pria yang sangat jauh dari wanita dulunya.

Vicky saja sebagai asistennya selama bertahun-tahun tidak pernah sama sekali melihatnya dekat dengan wanita manapun, entah apa alasannya. Hillen seolah tak tertarik pada mereka, padahal biasanya pria kaya yang tampan tidak akan pernah cukup dengan hanya satu wanita. Tetapi majikannya ini malah tidak punya sama sekali. Aneh, tapi Vicky tidak berani menyinggung pertanyaan itu.

"Dari dulu dia hanya seorang gadis yang tertutup dan tidak banyak yang tahu tentang apa saja yang akan dia lakukan. Kakek saja yang mengerti tentangnya, juga mendiang Papa dan Mama. Sementara aku, aku tidak pernah mendekatinya jadi aku tidak tahu bagaimana sifatnya. Kenapa dia meminta untuk hidup mandiri dan berkata pada pelayan 5 tahun lalu kalau dia tidak akan kembali? Sekalipun hanya anak angkat tapi keluarga ini tidak ada yang mengusirnya sama sekali. Pasti ada sesuatu hal yang sudah dia sembunyikan makanya dia pergi. Entah sebenarnya dia tahu siapa wanita yang bersamaku malam itu? Tetapi sengaja tidak mau mengatakannya, apa mungkin karena terancam? Cari tahu lagi ..."

Vicky mengangguk patuh. "Dalam bulan ini Nona Rachel akan segera wisuda dan lulus. Saya melihat keahliannya dalam ilmu pengetahuan bisnis dan manajemen dan dia lumayan menguasainya, makanya dia bisa menyelesaikan Strata 1 dan 2 hanya dalam waktu 5 tahun. Itu artinya dia hanya kuliah 2,5 tahun per satu Strata. Dengan hal itu dia pasti akan mencari pekerjaan di perusahaan dan mungkin akan tinggal ke kota. Saya yakin Tuan Besar Stepson tahu tentang keahliannya makanya sengaja membiarkannya bebas. Tetapi dari kejauhan anak-anak buah mengawasinya walaupun tidak mendekat karena dilarang oleh Tuan Besar. Jika ada kemungkinan Anda dan dia bertemu suatu saat nanti apakah Anda tidak mau bertanya padanya secara langsung?

"Karena kalaupun dia tahu tentang rahasia atau apapun yang terjadi pada malam itu, yang namanya rahasia maka dia akan tetap merahasiakannya, Tuan. Selama ini selain Tuan Besar, dia sama sekali tidak punya seseorang yang akan melindunginya. Sementara Tuan Besar juga sudah sakit dan tidak bisa terlalu sering bergerak apalagi datang menemuinya jika dia adalah masalah. Jadi ketika Tuan yang datang untuk bertanya padanya secara langsung dan meyakinkan diri kalau Anda akan melindunginya jika memang ada sesuatu yang dia takuti, saya yakin dia pasti akan bicara. Tahu atau tidaknya dia tentang kejadian di masa lalu itu dia pasti akan mengatakannya, bukan?"

Hillen menggesekkan ibu jari dan jari telunjuknya untuk berpikir. "Kenapa kau merasa aku perlu untuk melindunginya?" tanyanya dengan wajah datarnya yang tenang.

"Barangkali ada seseorang yang benar-benar melakukan intimidasi padanya jika dia berani buka mulut. Meskipun hal ini sebenarnya sedikit tidak mendasar, karena jika memang ada seorang wanita yang terpergok olehnya sudah menghabiskan malam dengan Anda, kenapa wanita itu harus merahasiakannya dan melarikan diri? Meskipun Anda seorang pria yang agak kejam, tapi mustahil sekali kalau Anda akan memperlakukan seorang wanita yang menjadi korban Anda malam itu dengan jahat, 'kan? Jadi dia tidak perlu seberusaha itu hanya untuk menutupi apa yang terjadi malam itu. Karena saya juga yakin Anda tidak mungkin melakukannya dengan orang suruhan musuh bisnis Anda. Rumah ini dijaga dengan keamanan tinggi dan tidak mungkin ada orang sembarangan yang bisa masuk."

Hillen terdiam, dia setuju dengan apa yang dikatakan oleh Vicky tapi tidak mengatakan tanggapan apapun mengenai itu.

"Biarkan saja dia dulu, kalau dia memang memiliki hubungan dengan malam itu atau dengan wanita yang malam itu bersamaku, cepat atau lambat dia juga akan memiliki takdir untuk bertemu denganku. Dia tidak bisa selamanya menyembunyikan hal ini, dia harus memberikan penjelasan."

Vicky mengangguk setuju.

"Awasi saja dia tapi dari jauh dan tidak perlu mengikuti semua kegiatannya. Biarkan waktu saja yang mempertemukan kami, tidak perlu melakukannya dengan tergesa-gesa."

"Baik."

***

Rachel berhenti di sebuah penyeberangan jalan dan diam bersama para orang-orang yang akan menyeberang. Dia kembali pulang setelah malam datang menyerang, berjalan seorang diri meskipun memang jalanan malam itu ramai dipenuhi oleh orang-orang yang sengaja ingin menikmati waktu.

Berbeda dengannya, selama beberapa hari terakhir menjelang akhir pekan dia benar-benar menghabiskan waktunya hampir sepenuhnya di toko roti. Dia sudah menyisihkan sebagian gajinya beberapa bulan terakhir untuk ikut acara wisuda di kampus, sisanya untuk makan dan sisanya lagi untuk membeli pakaian tahun baru untuk kedua anaknya, Bibi Vee dan dirinya.

Pendapatannya memang tidak begitu banyak tapi cukup untuk mereka yang hidup sederhana selama beberapa tahun terakhir. Anaknya memang masih membutuhkan susu tapi karena mereka tidak begitu suka meminumnya, jadi Rachel hanya sering membelikan buah-buahan untuk dijadikan sebagai jus buah atau smoothies. Anak-anaknya lebih suka memakan buah-buahan halus dibandingkan susu makanya dia bisa menghemat sedikit pengeluarannya.

"Besok akhir pekan, aku hanya akan bekerja setengah hari. Aku akan menghabiskan waktu bersama anak-anak, dengan membawa mereka ke mall." Rachel menatap langit malam dan terasa sangat mengantuk saat ini.

Tetapi dia senang bisa bekerja walau hanya paruh waktu dan pemilik toko roti itu juga sangat menghargainya karena dia bekerja keras. Semoga saja kalau nanti dia sudah lulus dari universitas, dia bisa mudah mendapatkan pekerjaan yang memiliki gaji lebih baik karena nanti dia mulai harus mempersiapkan biaya pendidikan kedua putra kembarnya itu.

"Seharusnya biaya pendidikan di tanggung oleh ayah mereka, tapi kalau ayah mereka seperti Kak Hillen, itu hanya akan membuat mereka menderita. Karena belum tentu setelah mereka bertemu dengannya, Kak Hillen akan menerima mereka dan aku. Dia hanya seorang pria sombong, dia pasti punya standar seorang wanita yang akan melahirkan anaknya. Sementara, jika dia tahu kalau aku yang melakukannya, nyawaku bisa terancam dan anak-anak juga tidak akan hidup dengan baik." Rachel menarik napasnya dan menatap langit malam dengan sendu. "Dia adalah seorang putra sah dan juga Presiden Direktur, aku hanya seorang cucu angkat. Betapa dia akan merasa terhina jika tahu kalau aku yang ada bersamanya malam itu. Dia lebih baik tidak tahu selamanya dan semoga aku bisa merahasiakan ini sampai aku mati."

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Anak Kembar Milik Sang Presdir   Penjelasan Dari Vicky

    Seharian itu Rachel habiskan di dalam kantor dan dia tidak melakukan apa-apa selain bekerja sampai akhirnya rasa lelah menggerogoti. Namun, meski dia merasa lelah saat ini tapi ada rasa senang di hatinya karena tak perlu merepotkan orang lain kelak. Dia juga punya pegangan karena bekerja di perusahaan dan dia tidak akan menjadi gelandangan meski nanti harus luntang-lantung kemana-mana. Saat sedang berhenti dan menunggu taksinya datang, dia melamun sendirian di depan perusahaan sebelum akhirnya dia menghela napas berat. "Entah bagaimana kedepannya akan terjadi, aku tidak tahu. Yang pasti aku masih berdiri tegak dan masih hidup," gumamnya seraya menatap sekitar. Namun, baru saja dia akan menenangkan diri, sebuah mobil mewah berhenti di depannya membuat Rachel mengerutkan dahinya dan menatap siapa yang datang. Rekan bisnisnya yang lainnya tampak berbisik-bisik heboh melihat mobil itu, sampai akhirnya pintu mobil itu terbuka dan Vicky terlihat berjalan sebelum menunduk sopan padanya.

  • Anak Kembar Milik Sang Presdir   Rachel Yang Masin Sama

    Rachel menyentuh dahinya dengan wajah yang masih diam saja di kamarnya. Dia teringat dengan apa yang dilakukan Hillen tadi makanya saat ini dia merasa seperti kehilangan kemampuan untuk menyembunyikan sedikit saja perasaan aneh di dadanya. Dia belum keluar sejak tadi, masih memakai seragam kerjanya. Tetapi sekarang dia masih mempersiapkan mentalnya untuk bertemu dengan anak-anaknya dan Hillen. "Non ..." Rachel menoleh sambil memasukkan notebook, dia menemukan Bibi Vee tengah bergerak masuk ke dalam kamarnya. "Kenapa, Bi?" "Sudah siap? Tuan dan anak-anak sudah menunggu di bawah untuk sarapan bersama." Rachel menghela napasnya. "Bibi turun saja dulu, bilang supaya mereka mau sarapan lebih dulu dan tidak usah menungguku. Aku akan turun setelah menyelesaikan apa saja yang kubutuhkan," ucapnya membuat Bibi Vee menatapnya. "Bibi melihat Nona berubah akhir-akhir ini, ada masalah apa?" Rachel menggeleng, lalu tersenyum menatap Bibi Vee tanpa ada niatan menjelaskan apa yang dia rasakan

  • Anak Kembar Milik Sang Presdir   Sambutan Pagi

    Rachel membuka mata dan mengusap wajahnya perlahan. Dia membuka matanya ketika mendengar suara alarm, tidurnya benar-benar lelap saat ini dan itu cukup membuat yang rasa lebih baik sebelum akhirnya bangkit duduk. Sudah tidak ada suara anak-anaknya yang membangunkan setiap hari, Rachel sebenarnya merasa rindu tapi kalau mereka juga tak mau menemuinya itu juga bukan sebuah hal yang harus dia pikirkan lagi. Mungkin dia memang benar-benar belum dewasa tapi dia tidak mau mendapatkan penolakan dari anak-anaknya masih kecil. Itu hanya akan melukai hatinya yang sudah merawat mereka dengan sepenuh hati. "Mungkin setelah menikah nanti dan mereka semakin tidak mau denganku, aku akan memutuskan untuk berpisah. Aku lelah kalau harus menjalani hidup dalam permainan, masih banyak hal yang bisa aku gapai dan aku bisa melakukan semua itu dengan leluasa." Bangkit dari duduknya, Rachel menuju kamar mandi dan langsung membersihkan diri karena dia harus bekerja hari ini. Dia masih memiliki pekerjaan

  • Anak Kembar Milik Sang Presdir   Gerbang Kebahagiaan

    Rachel tiba di rumah dan tidak ada anak-anak, biasanya kedua anak kembar itu akan selalu menyambutnya kalau dia pulang, tapi saat ini bahkan tak ada anak-anak yang menyambutnya, tidak ada lagi mereka yang datang dan mengerumuninya. "Bibi ..." Tidak ada sahutan, Rachel hanya bisa duduk di sofa dan memegang kepalanya yang sakit. Tidak ada tanda-tanda ada orang di rumah dan itu membuatnya tahu kalau mereka mungkin pergi entah ke mana. Mungkin bersama dengan ayah mereka atau mereka jalan-jalan ke mana. Di rumah itu dia diam sendirian, seolah bisa melihat bayangan ketika dia dulu dengan susah payah menerima kenyataan kalau dia hamil, mengandungnya dengan hampir gila, melahirkannya dengan bertaruh nyawa, membesarkannya dengan bekerja sambil kuliah. Susah payah dia melakukan semua itu tapi saat anaknya mendapatkan ayah, dia bahkan terlupakan begitu saja. Sekarang dia tidak tahu bagaimana harus bersikap, air matanya menetes begitu saja. Rachel menangis sendirian tanpa mampu menahan keses

  • Anak Kembar Milik Sang Presdir   Kembali Berpikir

    Hari itu Hillen tidak pulang, dia tetap berada di rumah Rachel dan entah menunggu apa. Raysan dan Raysen sudah bermain lagi dengannya setelah sarapan, sementara Rachel sedang bersiap karena dia akan pergi bekerja. "Ra ... bisa kamu datang ke rumah nanti malam? Biar bagaimanapun, Kakek juga harus tahu tentang rencana pernikahan kita." Rachel menarik napasnya lalu menatap wajah Hillen. "Aku sudah keluar dari keluarga Kakak," balasnya tanpa ekspresi berlebihan. "Kalau Kakak mau mengatakan pada Kakek, Kakak bisa katakan sendiri. Sekaligus minta pendapatnya, aku yakin Kakek tidak akan setuju kalau Kakak menikahiku." "Kenapa?" "Tidak usah bertanya hal yang sudah jelas, seharusnya Kakak juga lebih tahu dariku." Hillen terdiam menatap wajah Rachel untuk sesaat. "Kalau kakek saja bisa menjadikanmu sebagai cucunya itu berarti kamu layak. Kakek bukan seseorang yang suka bermain-main, dia juga selalu serius dalam urusan apapun. Kakek menerimamu sebagai cucunya itu menunjukkan kalau kau

  • Anak Kembar Milik Sang Presdir   Setuju Menikah

    Hillen mengerutkan dahinya mendengar itu. Tatapannya tampak heran karena Rachel tiba-tiba mengajukan syarat seperti itu. Selama beberapa hari ini, Hillen berusaha untuk membuka hatinya walau dia tahu kalau masih belum seberapa. Hanya saja kenapa sekarang dia malah mengajukan hal seperti ini?"Apa maksud dari semua ini?" tanyanya seraya mengambil berkas itu. "Kenapa tiba-tiba mengajukan pernikahan?"Rachel duduk di sofa seberang Hillen, lalu menatapnya dengan wajah serius. "Jadi ... memang tidak ada niatan untuk menikahiku ya? Kakak datang hanya untuk mendapatkan perhatian anak-anak?"Hillen menatapnya lalu menghela napas dan kembali menatap berkas yang merupakan kertas dengan tulisan manual milik Rachel. Disana ada beberapa syarat yang sudah ditulis Rachel secara langsung."Kalau Kakak hanya mau anak-anak, aku sudah katakan. Tunggu mereka sedikit lebih besar, agar bisa memutuskan apakah mereka mau ikut dengan Kakak atau tidak. Kalau hanya dari keinginan Kakak sendiri, seharusnya Kakak

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status