Gadis Kecil di Pelaminanku

Gadis Kecil di Pelaminanku

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-01
Oleh:  Pena_yuniTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.5
5 Peringkat. 5 Ulasan-ulasan
72Bab
20.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Berawal dari sebuah mimpi tentang datangnya seorang gadis kecil ke pelaminan dia, kehidupan Yumna yang baru saja menempuh hidup baru, menjadi tidak berjalan seperti pada bayangannya. Yumna harus menelan kekecewaan saat suaminya Daffa harus pergi dengan alasan pekerjaan di hari ke tiga pernikahan mereka. Rasa curiga Yumna kepada suaminya tiba-tiba muncul setelah dia mendapati ada pesan yang masuk ke ponsel Daffa, yang menyebut suaminya itu dengan sebutan ayah. Yumna juga mencurigai adanya rahasia yang disembunyikan suaminya dan ibu mertuanya, setelah ia mendengar nama Bila disebut di rumah itu. Untuk memastikan kecurigaannya, Yumna memutuskan untuk mengikuti Daffa ke luar kota secara diam-diam. Ia ingin membuktikan jika kecurigaan dirinya tidak terbukti. Namun, harapan Yumna kembali terpatahkan saat ia mendapati suaminya yang ternyata tidak tinggal sendirian di luar kota. Ada seorang wanita dan anak kecil yang tinggal satu atap dengan Daffa. Meskipun Daffa mengakui mereka hanyalah saudara, tapi Yumna tidak mempercayainya begitu saja. Terlebih, dia melihat ada gelagat aneh dari wanita yang dikenalkan Daffa sebagai sepupunya. Yumna terus mencari tahu hingga akhirnya kebenaran pun terkuak. Kenyataan pahit harus Yumna terima saat akhirnya dia tahu jika wanita itu adalah istri suaminya. Dan anak kecil yang ada di sana adalah putri dari pria yang baru beberapa hari menjadi suaminya. Kehancuran Yumna tidak sampai si sana. Pengkhianatan Daffa, juga membuka rahasia lama tentang orang-orang terdekatnya. Yumna dikhianati oleh ibu tiri serta supir pribadinya yang bersekongkol untuk mencelakai Yumna demi harta warisan. Yumna mendapatkan kekerasan dan penyekapan oleh kedua manusia yang sudah dia anggap sebagai keluarga. Namun, pada akhirnya Yumna bisa terbebas dengan bantuan seseorang yang begitu peduli padanya. Orang baru, yang pada akhirnya menjadi orang terpenting di masa depannya.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

GADIS KECIL DI PELAMINANKU 1

"Kamu?"

Plak!

Dengan sekuat tenaga aku menampar laki-laki yang kini berada di sampingku.

"Yumna, kamu apa-apaan! Kenapa menamparku?" ujarnya dengan memegangi pipi.

Aku turun dari ranjang menjauh darinya. Sungguh aku muak dengan wajah polosnya. 

"Kenapa? Kamu bilang kenapa? Kamu yang kenapa!" bentakku.

Mas Daffa, dengan wajah merahnya turun dan menghampiriku. Aku mundur enggan berdekatan dengannya.

"Setelah apa yang kamu perbuat padaku, setelah kau menghancurkan pernikahanku, berani-beraninya kamu datang dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dengan kita!"

"Hancur? Apa yang hancur, aku tidak mengerti, Yumna?" kilahnya.

Bugh!

Aku melemparkan bantal serta selimut ke arahnya. Aku benci dirinya. Wajah polosnya membuatku semakin ingin menghabisinya.

"Kenapa? Kenapa kamu tidak pernah bilang kalau kamu sudah memiliki anak dan istri, Mas? Kenapa kamu diam saja! Kenapa dia harus datang di pernikahan kita?" Aku terus meracau dengan melempar semua yang bisa aku jangkau.

Tidak peduli dengan kamarku yang sudah berantakan seperti kapal pecah, aku terus menghujani Mas Daffa dengan barang-barang yang aku lemparkan.

"Yumna, hentikan! Kamu kenapa, sih? Bicaramu ngaco!"

Mas Daffa bersembunyi di bawah selimut, dia menutup seluruh tubuhnya hingga tidak satu bagian tubuh pun yang terlihat.

Aku naik lagi ke atas ranjang, memukulnya membabi buta tidak peduli dengan pembelaannya.

"Kamu jahat! Kamu jahat! Aku benci kamu, Mas!"

"Yumna!" 

Suara Mas Daffa menggelegar memekikkan telinga. Dia berteriak dengan membentak. Air mata kembali luruh tanpa bisa kuhentikan. Dan aku memilih diam. 

"Sayang, kamu itu mimpi," ujarnya mengusap pipiku lembut. Aku menepisnya dengan kasar. Semuanya begitu jelas, tapi dia masih berani bilang jika aku bermimpi?

"Dengar! Dengarkan aku dulu." Mas Daffa mengambil kedua tanganku, "kita, sudah menikah dua hari yang lalu. Pernikahan kita berjalan dengan lancar."

Aku terkesiap, aku menatap wajah suamiku dalam-dalam. Benarkah aku hanya mimpi?

Mas Daffa menggeser tubuhnya, direngkuhnya aku hingga kepala ini bersandar di dada bidangnya. Aku masih bergeming.

"Kamu tidur terlalu nyenyak, Sayang. Makanya mimpi buruk." Tangan kekarnya semakin mempererat pelukan.

Aku mengingat-ingat lagi kejadian pernikahanku. Semakin aku mengingatnya, aku semakin ... tersadar. Aku bahkan sudah pergi mengunjungi keluarga besar Mas Daffa, kemarin.

'Jadi, aku benar-benar bermimpi?'

Aku mengangkat kepala, melihat dengan lekat kedua mata di depanku.

"J–jadi ... aku hanya mimpi?" ucapku lirih.

Dia tersenyum seraya mengangguk.

Aku menutup mulutku dengan mata yang berkaca-kaca, lalu mengambil ponsel untuk meyakinkan jika semuanya hanya mimpi.

Ah, benar saja sekarang hari jum'at, sedangkan aku menikah dihari rabu. Tidak cukup di sana, aku pun menghubungi papa untuk menanyakan keadaannya. 

"Halo, Sayang. Ada ap—"

"Pa, Papa tidak apa-apa, 'kan? Papa tidak serangan jantung, 'kan?" Belum juga Papa menyelesaikan ucapannya, aku sudah memotong dengan pertanyaanku.

Terdengar suara kekehan dari sana. "Kamu ngaco, pagi-pagi nanya penyakit. Serangan jantung? Papa 'kan tidak memiliki riwayat penyakit itu. Ada apa, sih?"

'Ah, ya. Tidak memiliki sakit jantung.'

'Jadi, kejadian itu benar-benar hanya mimpi?'

Aku memutuskan sambungan telepon secara sepihak, tanpa menjawab pertanyaan Papa. 

Astaga, mimpi itu teramat sangat buruk, hingga terbawa ke alam nyata. Aku kembali melihat Mas Daffa, pandanganku tertuju pada pipinya yang memerah karena aku tampar.

"Mas ...."

"Hem." Dia menaikkan kedua alisnya.

"Maaf," ucapku lirih.

Aku merangsek menghampirinya. Meraba pipinya yang masih merah karena perbuatanku.

"Sakit, ya?" tanyaku.

"Aduh, aduh. Sakit banget, Sayang. Aduh, perih." Mas Daffa memegangi pipinya dengan berguling ke sana kemari.

"Ah, kamu mah malah becanda, Mas." Aku menarik kaos yang dikenakan Mas Daffa hingga dia kembali mendekat ke arahku.

"Kamu, tuh tadi mimpi apa, sih? Sampai aku ditampar kenceng banget?" tanyanya seraya menyimpan kepala di pangkuanku.

"Aku, tuh mimpi, ternyata kamu sudah punya anak dan istri. Mereka datang ke pernikahan kita. Aku sakit banget tahu enggak?" ujarku menjelaskan.

Mas Daffa diam dengan tatapan kosong.

"Mas, itu bohong, 'kan? Selama kita LDR-an, kamu tidak punya wanita lain, 'kan?" 

Hening, tidak ada jawaban darinya. Mas Daffa masih diam, tepatnya seperti melamun.

"Mas, kamu kok, diam aja, sih?" Aku menggoyangkan bahunya.

"Eh, iya Sayang, kenapa?"

Mas Daffa tergagap, wajahnya terlihat kaget saat aku bertanya. Mungkin suaraku terlalu tinggi hingga membuat dia menjadi tidak fokus. 

"Kamu tidak punya wanita lain, 'kan?" tanyaku lagi.

Mas Daffa menggaruk kepala, lalu kembali menatapku.

"Ya, enggaklah. Tidak mungkin aku selingkuh," jawabnya kemudian.

"Beneran?" tanyaku memastikan.

"Benar, Sayang. Buktinya, aku nikahin kamu setelah lima tahun berpacaran. Aku itu seneng banget bisa halalin kamu. Hal yang selalu aku impikan selama ini," ujarnya memindai wajahku dengan jarinya.

Aku .... Aku bahagia sekali setelah dipersunting olehnya. Apalagi, saat tersadar jika kejadian buruk yang kutakutkan hanyalah sebuah mimpi belaka. Aku menghirup udara dalam-dalam meresapi kelegaan yang ada. 

'Mimpi yang sangat buruk,' gumamku seraya menarik sebelah bibir.

Aku menyunggingkan senyum kecut. Lucu sekali, mimpi itu terasa nyata. Hingga terbawa ke dalam kehidupan nyataku. 

Setelah kesadaranku kembali terkumpul, aku mulai bisa melakukan aktivitas pagi ini. Aku mulai membereskan kekacauan yang aku buat di kamar ini tadi.

"Sayang, aku mandi duluan, ya?" ujar Mas Daffa seraya mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.

Aku kembali membereskan tempat tidurku. Menyimpan barang sesuai tempatnya semula.

Saat aku tengah merapikan meja rias, ponsel Mas Daffa berbunyi. Aku menghampiri dan melihtanya. Oh, rupanya ada pesan yang masuk.

'Pesan dari siapa sepagi ini?'

Baru saja aku akan membacanya, ponselnya kembali padam. Saat aku ingin membukanya, ternyata memakai pola.

"Siapa yang mengirim pesan tadi, ya?" ucapku pelan. Aku hanya bisa membaca sebagian teks pesan itu karena ponsel yang kembali padam.

[Ayah, kapan ....] 

Hanya itu yang terbaca olehku. Namun, sudah membuatku penasaran tentang siapa yang mengirim pesan tersebut.

'Siapa yang dipanggilnya ayah?'

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
icher
semangat terus, thor.
2022-02-03 16:51:03
1
user avatar
BlackJoe
Games deh,
2022-02-01 18:30:09
2
user avatar
Pena_yuni
ikuti cerita ini hingga akhir!!
2022-01-26 19:20:31
0
user avatar
Pena_yuni
Semangat ya
2022-01-25 08:25:04
2
user avatar
Tis Lingga
Awal cerita dr bab1 sampai bab 9 ..bagus..seru !! gaya bahasa yg ringan tp énak dibaca.
2022-10-02 22:19:47
0
72 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status