Waiting For Ending

Waiting For Ending

last updateLast Updated : 2021-10-14
By:  nanda alfianaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
9 ratings. 9 reviews
19Chapters
1.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Seseorang tuan muda besar yang merupakan CEO dari perusahaan terbesar sepanjang masa dalam dunia bisnis yang tak lain lain adalah MaLvi Company. Reza Abrisam Malviano ialah pemilik perusahaan tersebut. Dengan sifatnya yang arogan, sombong, dan angkuhnya tak luput dengan banyaknya orang-orang yang mau menghancurkan dirinya terlebih lagi dengan kedudukannya di MaLvi Company. Tangannya meraih lalu membuka map biru yang bernama 'Nara Charlie' Reza sudah bersumpah akan membalaskan dendamnya pada keluarga Charlie, walau pun ia tahu kalau Nara tidak bersalah sama sekali tapi tetap saja bagi Reza. Orang sudah berkhianat akan selamanya seperti itu. Reza sama sekali tidak pernah memandang bulu jika ingin membalaskan dendamnya. Markas yang ia beli untuk dijadikan tempat eksekusian para tikus-tikus nakal sudah menjadi bukti betapa kejamnya Reza dalam dunia bisnis. Reyhan yang sudah hafal betul gimana sifat dan juga perilaku Reza, ia berharap penuh dengan seseorang gadis yang akan menjadi mangsa Reza selanjutnya.

View More

Chapter 1

Syarat Nasi Goreng

Mansion mewah berdesain klasik yang mempunyai kualitas yang tidak usah diragukan lagi serta dilengkapi dengan fasilitas berkelas tinggi hampir semua teknologi yang dipakai serba otomatis dan bersandi hanya sidik jari, mansion ini telah dibeli oleh seseorang tuan muda besar yang merupakan CEO dari perusahaan terbesar sepanjang masa dunia perbisnisan yang tak lain adalah MaLvi Company.

Reza Abrisam Malviano ialah pemilik mansion itu dan juga seorang CEO dari perusahaan besar MaLvi Company. Reza memiliki segudang aset mewah yang ia beli untuk kepuasan pribadinya. Dengan sifatnya yang arogan, sombong, dan angkuhnya tak luput dengan banyaknya orang-orang yang mau menghancurkan dirinya terlebih lagi dengan kedudukannya di MaLvi Company.

Tok tok tok tok

“Masuk,”titahnya seraya membenarkan kaca mata yang ia pakai.

“Tuan.”

Namanya Reyhan Sebastian Putra, ia merupakan tangan kanan Reza atau bisa dibilang asisten pribadinya. Reza dengan kenal Reyhan, saat ia berkunjung ke sebuah panti yang biasanya ia kunjungi disetiap hari pekan. Di sana ia melihat Reyhan yang lagi belajar bela diri, kemampuannya tak hanya itu saja. Reyhan juga memiliki segudang prestasi yang lagi tak usah lagi untuk diragukan. Reza menemui Reyhan dan mengatakan ia akan mekrekrut Reyhan sebagai asisten pribadinya. Tak hanya itu saja Reza pun membiayai pendidikan Reyhan serta memberikan Reyhan fasilitas mewah.

“Ada apa?” tanyanya to the point.

Dalam keadaan seperti ini bagi Reza tak penting terlalu banyak basa-basi dalam berbicara itu hanya mengulur banyak waktu dan menjadi topik yang omong kosong.

“Saya sudah menemukan gadis yang tuan cari,” jelas Reyhan, membuat Reza tersenyum smirk di balik layar laptopnya.

“Dimana dia sekarang?” tanya Reza yang masih terfokus dengan laptopnya.

“Dia tinggal di kediaman Charlie bersama mamanya.”

“Lalu?”

Reyhan terdiam, ia ragu untuk mengatakan ini.

“Kenapa diam? Bisu?!” ucapnya sambil menutup laptop dan menatap tajam Reyhan.

“Dia masih SMA, tuan,” ucapnya menunduk.

“Silahkan keluar!” bentaknya berhasil membuat Reyhan bergegas keluar ruangan.

Reza memutar kursi kerjanya untuk menghadap ke kaca jendela gedung yang disuguhi oleh pemandangan kota Seoul. Reza melepaskan kaca matanya seraya menarik nafas dalam.

“Jadi kamu masih diasingkan sama Charlie dan masih SMA ya, sayang. Tak masalah akanku buat hidupmu lebih menderita, melebihi apa yang aku rasakan sampai sekarang,” monolognya seraya menatap foto gadisnya yang sedang tersenyum manis.

Tok tok tok tok

“Masuk!”

“Tuan ini data gadis yang bernama Nara Briella Charlie.”

“Hmm, taruh di meja saya.”

“Baik tuan,” setelah itu Reyhan kembali ke meja kerjanya dan melanjutkan aktivitasnya kembali.

Reza tidak pernah mengatakan ‘terima kasih’ atau ‘maaf’ itulah sifat yang selalu dibenci sesama rekan kerjanya dan karyawan lain di sini. Reza membuka map biru yang bertulis ‘Nara Charlie’ ia membuka lembaran pertama yang berisikan data gadisnya lengkap dengan alamatnya, lembaran kedua berisikan kegiatan Nara selama ini, dan lembaran terakhir berisikan foto keluarga Nara. Mata Reza memanas melihat foto Cleo Charlie ayah dari Nara Charlie.

“Sudah cukup mainnya, Charlie. Akan aku buat, anak beserta istrimu akan menemui ajalnya secepatnya sepertimu,” tekadnya yang sudah bulat.

Selama ini Reza menyuruh Reyhan untuk mengawasi kegiatan Nara dan memberitahukan padanya. Reza memendam semuanya, memendam satu kejadian yang berhasil membuat dirinya jadi seperti ini. Ia akan melakukan apa pun demi sebuah kemenangan dan membagakan dirinya atas keberhasilan meskipun ia melakukannya dengan cara yang salah.

Reza sudah mencari gadisnya sejak lama dan sekarang waktu yang tepat untuk menemuinya.

Disisi lain aku yang berada di kamar ruang inap mama yang hendak pergi.

“Mama, aku berangkat kerja dulu ya. Mama cepet sehat biar kita pulang,” ucapku mencium tangan kanan mama. Kondisi mama saat ini yang semakin lemah terbaring di rumah sakit. Aku berjalan ke tempat administrasi untuk mencicil biaya pengobatan mama.

“Permisi sus, atas nama Sherlie Charlie kamar 407 block C,” ucapku dengan rasa takut, aku takut kalau biayanya akan semakin mahal dan semakin lama pula aku melunasinnya.

Dari kejauhan Reza sudah melihat langsung seperti apa gadisnya, terdapat senyuman smirk yang terpancar saat gadisnya sedang merasa kekatukan tapi berusaha untuk menutupinya.

“Tunggu sebentar ya ka,” jawab salah satu suster.

“Total biayanya masih ada 46 juta, ya ka. Ka Nara baru lunasin 4 juta aja ka.”

Aku tercengang mendengar semua jumlah total selama ini yang aku lakukan demi pengobatan mama.

“Maaf sus sebelumnya, Nara baru ada 2 juta aja sus,” ucapku sambil memberi uangnya.

Setelah dari tempat administrasi aku berjalan ke depan ruangan mama dan duduk. Pikiranku menjadi sangat kalut terlebih-lebih saat mendengar jumlah total biaya yang harus aku tanggung seorang diri. Air mataku yang terus mengalir membahasi pipi.

“Nara cape,” ngeluhku sambil menutup mata dan membiarkan pipiku terus  menerus basah karna air mataku yang tak kunjung berhenti.

“Aku rasa kamu butuh ini,” ucap pria yang duduk di sampingku, aku membuka mata dan menatap  keheranan padanya.

“Menggemaskan,” batin Reza.

Reza menyodorkan tisu sama susu kotak rasa strawberry. Tanganku terulur ragu mengambilnya tapi tiba-tiba pemuda ini menaruhnya di pahaku. Aku membuka pembungkus tisunya dan menyekat air mataku.

“Makasih,” Reza hanya mengangguk.

“Untung strawberry bukan vanila,” batin seraya meninum susunya.

Keheningan mulai meyelimuti kita.

“Di dalam ada siapa?” tanya Reza seraya menatap pintu ruangan.

Aku hanya menundukan kepala. “Mama.”

Reza hanya tersenyum miring seraya melihat gadisnya yang sudah bertunduk lemas, itulah yang Reza inginkan  membuat mangsanya bertunduk lemas.

“Sakit apa?” tanya Reza seraya membenarkan posisi duduknya.

aku tidak menjawab pertanyaannya, buat apa menjawabnya? lagi juga dia orang asing.

Reza semakin dibuat penasaran dengan gadis yang berada di sampingnya. “Kamu udah makan?” aku hanya menggeleng, karna memang faktanya aku belum makan dari tadi pagi.

“Mau makan?” tanyanya sambil menyamakan posisi kita. Aku menatapnya dengan mata sembab sambil menarik ke dalam ingusku.

“Nara ga punya uang lagi, udah abis,” saat ini posisiku dan pemuda ini sedang duduk berhadap-hadapan.

“Lucu banget kamu,” batin reza.

“Aku ada uang. Ayo makan di kantin!” ajaknya seraya meraih lenganku. Aku sontak di buat kaget sama perilakunya yang menurutku ini udah ga sopan. Aku menarik tanganku kembali.

“Kenapa?” tanya Reza mengerutkan dahinya.

first impression Reza bertemu dengan Nara, tidak terlalu buruk seperti yang ia pikirkan. Nara jauh lebik baik sifatnya dibandingkan keluarganya.

“A-aku bisa jalan sendiri,” ucapku lalu berjalan cepat mendahuluinya.

“Polos banget,” gumam Reza sambil berjalan mendekati Nara.

Sesampainya di kantin Reza memesankan 2 nasi goreng sama es jeruk. Canggung, itulah yang ku rasakan saat ini.

“Makasih,” ucapku dengan tersenyum padanya sambil tanganku meraih kotak tisu lalu mengarahkan tisunya ke bibirku yang berminyak.

Reza yang tak sengaja melihat senyumanku dibuat salting dan mengarahkan pandangannya ke yang lain.

 “Ah sialan! Begitu manis,” umpatnya dalam hati.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
bundaRey
wah seru. tentang pembalasan dendam ya. ditunggu kak.
2021-10-09 15:41:47
0
user avatar
Ezzel kalila
Cerita yang menarik, apalagi bagian nasi gorenggg :D
2021-10-08 16:11:30
1
user avatar
Rosenorchid
bacanya bikin candu
2021-10-07 19:34:46
1
user avatar
Oryza_Sativa
Blurbnya menarik, apalagi tentang CEO pasti rame nih. Semangat lanjut thor.
2021-10-07 18:54:50
1
user avatar
athena_vivian
kalo mau gaet CEO ganteng, mapan harus pake nasi goreng ya, Thor...maulahhhhhhhhhhhh akuuu...
2021-10-07 17:07:17
1
user avatar
Empit
semangat Kaka, ku tunggu kelanjutannya ...
2021-10-07 12:40:56
1
user avatar
Pena Air
like banget ceritanya
2021-10-06 20:32:40
1
user avatar
Al Letta
Semoga sukaa sama cerita kaa ndaa
2021-10-06 17:36:48
1
user avatar
Al Letta
Selamat membaca semua!!...
2021-10-06 17:34:53
1
19 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status