Chapter: Bab 5 – Sebuah JawabanSementara Emma tengah menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabatnya, di tempat lain—tepatnya di sebuah restoran Jepang bergaya tradisional di jantung Manhattan—kedua orang tua Emma mengadakan pertemuan pribadi dengan Joseph dan Shane Dimitri.Di ruang VIP yang terpisah dari keramaian tamu restoran, dua keluarga tersohor di Amerika duduk saling berhadapan. Mereka memilih restoran Jepang bukan tanpa alasan—tempat itu menawarkan suasana tenang, penuh privasi, dan pelayanan yang sangat memperhatikan etika serta kenyamanan tamu eksklusif.Sambil menanti hidangan utama disajikan, mereka terlebih dahulu berbincang ringan sebelum masuk ke topik utama.“Belum ada rencana membuat proyek baru?” tanya Robin, memecah keheningan dengan nada ramah.Shane, duduk dengan postur tenang dan penuh kendali, menjawab, “Belum, Uncle. Saat ini saya masih fokus pada proyek yang sudah berjalan. Mungkin nanti, di waktu yang tepat.”Joseph tersenyum bangga pada cucu satu-satunya itu. “Aku sangat bangga padamu, Sh
Last Updated: 2025-06-21
Chapter: Bab 4 – Pertemuan yang Dirindukan Sudah empat hari Emma berada di Amerika, dan dia benar-benar menikmati waktunya bersama keluarga."Sayang, kalian mau pergi ke mana?" tanya Eva dengan senyum hangat, melihat putri dan menantunya sudah tampil rapi dan anggun siang itu."Kami akan bertemu Gwen. Sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya," jawab Emma sambil memeriksa isi tas tangannya."Kalian membawa Nathaniel juga?" tanya Eva, melirik cucunya yang tampak tampan dengan kemeja kasual biru dan celana khaki."Iya, Mom," jawab Libbie sambil tersenyum."Kenapa tidak pergi berdua saja? Biar Mommy yang menjaga Nathaniel di rumah," tawar Eva dengan tulus."Tidak apa-apa, Mom. Kami bisa membawanya. Aku tidak ingin merepotkan Mommy," balas Libbie sopan."Tidak usah sungkan. Lagipula Mommy senang sekali bermain dengan cucu tampan Mommy ini," ucap Eva sambil mencium pipi Nathaniel.Eva menambahkan, "Kebetulan, Daddy dan Mommy juga akan keluar hari ini. Jadi lebih baik Nathaniel ikut kami saja.""Baiklah kalau begitu, Mom," ucap
Last Updated: 2025-06-21
Chapter: Bab 3 – Hadiah, Pertemuan, dan Sebuah Niat LamaPagi telah tiba. Di rumah keluarga Ethan, semua penghuni sudah selesai menikmati sarapan. Suasana terasa hangat dan damai.Joseph, masih berada di rumah itu. Semalam, Shane gagal membujuknya untuk pulang bersamanya. Kini, sang kakek tengah duduk santai di teras belakang bersama Robin.Ethan sendiri sudah berangkat ke kantor, Eva dan Libbie pergi ke supermarket ditemani seorang pelayan, sementara Emma sedang menemani Nathaniel di di kamar anak kecil itu.“Aunty punya hadiah untukmu,” ucap Emma dengan suara hangat.“Benarkah, Aunty?” sahut Nathaniel dengan mata bulat berbinar dan nada yang penuh antusias.Emma mengangguk sambil tersenyum lembut. “Bagaimana kalau kita ke kamar Aunty dan membongkar koper yang berisi hadiah-hadiah untukmu?”Tanpa ragu, Nathaniel mengangguk penuh semangat.Tawa lembut Emma terdengar ketika ia bangkit dari duduknya dan menggendong Nathaniel. Ia membawa bocah itu menuju kamar yang sementara ditempatinya di rumah Ethan.Sejak kedatangannya dari London kemarin,
Last Updated: 2025-06-21
Chapter: Bab 2 – Kepulangan Suasana makan malam di rumah Ethan malam itu terasa begitu tenang dan hangat. Aroma rempah dan ikan bakar memenuhi udara, menggoda siapa pun yang ada di dalamnya. Salah satu hidangan utama malam ini adalah ikan bakar segar hasil tangkapan Robin dan Joseph—dua pria yang meski berbeda generasi, tetap akur jika urusan memancing. “Apakah Kakek sudah memberi tahu Shane kalau akan menginap di sini?” tanya Ethan, sambil menuangkan air ke gelasnya. “Aku akan memberitahunya nanti,” jawab Joseph santai, sambil memperhatikan Nathaniel, yang sedang makan dengan lahap. “Lihat itu, dia makan dengan semangat,” gumam Joseph dengan ekspresi gemas. “Aku suka anak-anak yang tidak pilih-pilih makanan. Berbeda dengan Shane waktu kecil—anak itu susah sekali makan. Sampai-sampai harus dibujuk ibunya dengan berbagai cara ,” kenangnya, tersenyum tipis. Joseph menatap keluarga di sekeliling meja makan. ‘Kau sangat beruntung, Silas. Memiliki keluarga yang lengkap, harmonis dan juga hangat.’ ____
Last Updated: 2025-06-20
Chapter: Bab 1 – Senja di Harlem MeerSore itu, langit Manhattan memancarkan warna keemasan yang lembut, menyelimuti pepohonan tinggi di sekitar Harlem Meer dengan cahaya hangat khas musim panas. Angin bertiup ringan, menyapu permukaan danau kecil itu dan membawa serta aroma air yang menenangkan. Di salah satu sisi danau, di bawah rindangnya pohon maple, Robin Van Robert (58) tengah duduk santai di kursi lipat, berdampingan dengan Joseph Dimitri (86), sahabat lama mendiang ayahnya yang telah tiada. Di hadapan mereka, dua batang pancing berdiri tegak, ujung senarnya tenggelam dalam air yang tenang. Tak jauh dari sana, istri Robin—Eva Louisa Watson (55)—duduk di atas alas piknik, bersama cucu mereka yang berusia dua tahun, Nathaniel. Bocah kecil itu tengah asyik menggigit biskuit berbentuk ikan, wajahnya penuh ekspresi ingin tahu yang menggemaskan. “Apakah kau ada urusan bisnis di Manhattan?” tanya Joseph, matanya menatap lurus ke danau, tapi perhatiannya sepenuhnya tertuju pada putra sahabatnya, yang sudah ia anggap sep
Last Updated: 2025-06-20