Share

09 Wawancara (1)

Author’s POV

Gadis itu tersenyum, ia beruntung memiliki saudara seperti Seira yang banyak sekali membantunya dan keluarganya. Dengan ini, ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatannya untuk masuk ke perusahaan raksasa tersebut. Sebuah pemikiran yang membuatnya sedikit penasaran. Ia ingin menanyakan hal ini kepada sang kakak hanya saja ia sedikit bingung bagaimana untuk memulainya,

“Anu kak…”

“Ya?”

“Kira-kira gaji di Lewis Studios itu gede gak kak?” tanya gadis itu dengan hati-hati, berharap sang kakak tidak tersinggung

“Gede kok, apalagi kalau kamu udah senior. Kalau mau beneran terpilih, aku akan menjadi managernya. Dan perusahaan ini friendly lingkungannya,”

“Wah kakak seorang manager kah?!” ungkap Naomi dengan kaget,

“Iya benar, kebetulan senior 3D artist kami hendak berhenti. Jadi sebelum kursinya benar-benar kosong, kami ingin mengisinya supaya diharapkan calon pengganti Adrian bisa beradaptasi dengan pekerjaan dan proyek yang biasa kami lakukan,” ujar Naomi dengan panjang lebar.

“Baik kak, terimakasih sudah menerimaku kak!”

Seira menggeleng,”Ingat ya, kamu terpilih karena produkmu sendiri, bukan karena aku…” ujarnya dengan penekanan yang dalam.

Gadis itu mengangguk mengerti, namun seketika, ia mulai terdiam ketika ia teringat akan sesuatu,

“Nanti… jika aku benar-benar terpilih, apa kata orang ya kak jika mereka tahu aku adalah sepupu kakak… pasti nanti-“

“Bodo amat sama apa yang dikatakan orang. Yang penting kamu masuk aja itu sudah syukur banget. Aku tidak perduli apa kata orang, kamu juga… kurang-kurangin berpikir yang aneh-aneh. Intinya, kamu diterima karena upaya kerasmu, camkan itu,”

Gadis itu mengangguk,”Baik kak… terima kasih lagi ya kak,”

“Iya. Yasudah... Siapkan diri untuk wawancara ya… jangan aneh-aneh apalagi kalau terlambat,” ujar Seira yang diangguki oleh Naomi,

“Baik kak,”

“Oke… aku mau pergi dulu. Bye,”

“Bye,” ujar gadis itu, memutuskan percakapan mereka hari ini.

Naomi melepaskan ponselnya dari telinga, ia menghela nafas sembari menaikkan kepalanya, menatap langit-langit kamarnya. Ia tidak bisa membendung kesenangannya, hanya saja pemikirannya yang tidak yakin akan dirinya juga ikut bergumam dalam kepalanya.

Bagaimana jika ia tidak lolos?

Apakah ia akan terus mengandalkan freelancer yang pendapatannya tidak stabil?

Hah… baru saja dirinya senang karena peluang yang ia dapatkan. Tapi memikirkan dirinya hanyalah seorang yang sangat biasa saja, membuatnya tidak yakin akan dirinya sendiri. Naomi merebahkan tubuhnya dan matanya sepenuhnya menatap langit-langit kamarnya.

Ia menghela nafas, apa benar jika ia berpikiran seperti ini sepanjang hari?

Gadis itu memejamkan matanya, merileksasikan tubuhnya sejenak sebelum dia kembali membuka matanya.

Tidak ada waktu untuk menegatifkan diri. Ia harus berlatih untuk tetap terlihat menarik.

“Aku harus bisa masuk Lewis Studio!” ujarnya dengan kepalan tangannya yang ia layangkan di udara.

***

Naomi duduk, menunggu gilirannya untuk masuk ke dalam ruangan yang nantinya akan menjadi tempatnya diwawancara. Dengan duduk bersilangkan sebelah kiri, kaki kanannya berada di atas kaki kirinya yang tidak bisa berhenti bergoyang. Suasana disekitarnya benar-benar hening dan senyap, seakan-akan orang yang lainnya terlihat biasa saja di suasana yang mencekam bagi gadis itu.

Ia benar-benar tidak menyangka, orang sekitarnya sama sekali tidak menunjukkan kegugupan mereka. Berbeda dengan dirinya yang secara terang-terangan sangat gugup dengan situasi yang ada. Tidak terhitung berapa kali ia menghela nafas, namun yang pasti, ia yakin dengan penampilan hitam putihnya.

Satu persatu orang di panggil dan kali ini sudah sisa 5 orang dari 10 orang yang sebelumnya sudah berkumpul disini. Melihat satu persatu orang yang mulai dipanggil dan pergi, membuat Naomi semakin gugup. Ia bahkan berkeringat padahal di ruangan ini sangat sejuk. Ia menyeka keringat di keningnya beberapa kali dan juga ia menghela nafas untuk meyakinkan dirinya.

Disela-sela dirinya yang tengah menenangkan dirinya sendiri, seorang gadis yang tengah duduk di sampingnya menyapanya, membuatnya menolehkan pandangannya kepada gadis itu,

“Hai…” ujar gadis itu dengan ramah,

Naomi mengangguk sembari menyapa gadis itu dengan sopan,

“Hai…”

Gadis itu mendekati Naomi, seakan ia ingin membisikkan sesuatu kepadanya,

“Kamu gugup gak?” ujar gadis itu dengan pelan. Naomi menatap gadis itu dan mengangguk kecil. Gadis yang bernama Ranti itu tersenyum manis karena sebenarnya ia juga merasakan hal yang sama dengan dirinya. Ranti benar-benar gugup, hanya saja ia berusaha untuk menyembunyikan di wajah dinginnya.

“Salam kenal kak, aku Ranti,” ujarnya dengan senyuman ramahnya,

“Kakak? Memangnya usia Ranti berapa?” ujar gadis itu dengan penasaran.

“Hmm aku masih 22 tahun, masih fresh graduate kak…”

Naomi mengangguk mengerti, tidak heran jika ia dipanggil kakak jika gadis itu adalah seorang fresh graduate,”Aku Naomi, salam kenal juga,”

“Kan, sudah kuduga… kakak pasti lebih tua daripadaku,” ujarnya yang menuai senyuman ramah gadis itu. Naomi memikirkan dirinya sedikit iri dengan gadis yang bernama Ranti tersebut. Untuk meniti karir di usia yang 28 tahun seperti dirinya, menurutnya udah cukup terlambat. Masa-masa fresh graduate adalah masa yang bagus untuk meniti karir.

“Aku sangat khawatir kak… sebenarnya aku tidak banyak pengalaman untuk bekerja di perusahaan. Aku hanya bermodalkan nekat saja untuk mengirim CV ku tersebut dan boom! Aku tidak menyangka jika aku dipanggil untuk wawancara,” ujar Ranti dengan panjang lebar,

“Hmm… sebenarnya aku juga tidak terlalu berpengalaman untuk menjadi seorang senior 3D artist. Selama ini aku freelance sebagai 3D modeler dan animator. Terkadang juga aku mengerjakan desain karakter 2D dan 3D sih,” ujar Naomi terang-terangan.

“Begitu kah…” ujarnya yang diangguki Naomi.

Baru saja Ranti hendak membuka mulutnya, seorang wanita muncul dan memanggil Naomi untuk segera masuk ke ruangan yang akan ia tunjukkan. Naomi melirik kepada Ranti yang memberikannya semangat melalui bahasa tubuhnya. Ia mengangguk dan mengambil nafasnya sejenak sebelum dia melangkah kepada wanita tersebut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status