AFTER ONE NIGHT STAND

AFTER ONE NIGHT STAND

Oleh:  Citra Rahayu Bening  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
98Bab
11.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Karmila dijebak sahabat karibnya. Dia dibuat mabuk dan akan dijual kesuciannya pada Big Boss. Karmila berhasil meloloskan diri lalu diselamatkan oleh Nadio, seorang eksekutif muda yang sukses di karir, tetapi gagal dalam percintaan. Sialnya, justru sang penolong yang merenggut kesucian Karmila saat tak sadarkan diri. Bagaimana nasib Karmila?

Lihat lebih banyak
AFTER ONE NIGHT STAND Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Anizz Suranizz
Seruu banget... Semangat upnya ya!
2023-04-08 08:15:40
1
98 Bab
SAHABAT RASA MUCIKARI
“Lisa, elu kaga ikut naik?”tanya Karmila heran yang melihat sang sahabat justru asik menelepon. Wanita bergaun malam ini seketika kaget, tiba-tiba kaca jendela tertutup. Mobil mulai beranjak meninggalkan kompleks indekos. Karmila menatap tajam ke pengemudi lewat kaca spion dashboard. “Tenang. Non Lisa akan segera nyusul,” ucap pengemudi sambil tersenyum penuh arti tampak di spion. Mobil meluncur memecah keramaian jalan raya. Karmila mencoba menghubungi Lisa, tetapi tak pernah diangkat. Begitu pun pesan yang terkirim, tak dibaca. Dalam waktu dua puluh menit, Range Rover Sport yang membawa Karmila telah berhenti di depan sebuah rumah mewah. Pintu mobil dibuka dari luar dan Karmila masih bengong melihat pemandangan di depan mata. “Silakan turun, Non,” ucap si pengemudi sambil memberi kode dengan tangan. Karmila masih terkejut dengan situasi asing yang dihadapi. “Kapan Lisa sampe, Pak?”tanya Karmila dengan kikuk. “Bentar juga sampe. Mari tunggu ke dalam,”ajak pengemudi setengah umur
Baca selengkapnya
AH, SEMALAM BERSAMA
Pria berwajah oriental itu akan melangkah pergi, saat terdengar beberapa kali dering ponsel. Akhirnya, dia terpaksa mengambil benda pipih dari tas wanita itu. Dia segera mematikannya agar si wanita bisa tidur pulas saat ditinggal. Nadio Mahatma--nama pria itu-- segera menutupi tubuh Karmila dengan selimut karena terlihat menggigil. Nadio memandangi wajah Karmila. Kemudian, dia segera beranjak menuju pintu. “Untung cantik.” Pikiran nakalnya mulai bergerilya. Tangan Nadio masih sempat mencium jemari Karmila sekilas lalu melangkah ke arah pintu. "Pergi, lu! Gua kaga sudi!" Tiba-tiba Karmila meraung-raung dengan mata terpejam.Kejadian yang dialaminya sedemikian membuat trauma. Nadio segera berbalik ke arah Karmila. Pria ini membetulkan selimut yang tersingkap. "Elu jahat ma gua! Pergi lu!" "Sst ... tenang! Lu udah aman. Ada di rumah gua."Tangan kekar Nadio mengusap peluh yang membasahi wajah dan leher wanita tersebut. "Tolongin! Gua dikejar mereka, " ucap Karmila sembari mendekap er
Baca selengkapnya
HAMPIR CELAKA
Sebuah taksi berhenti di depan sebuah indekos. Karmila turun, lalu melangkah ke arah pintu gerbang. Sebelum sempat langkah kaki memasuki ke halaman, terlihat olehnya dua orang lelaki kekar sedang berbicara serius dengan Lisa. Dari kejauhan, Karmila cukup mengenali siapa dua orang lelaki tersebut. Mereka adalah bodyguard yang sempat Karmila temui di tempat pesta semalam. Karmila balik arah dan beruntung taksi yang ditumpangi barusan, belum beranjak pergi. Dia pun mengetuk kaca taksi. ‘Tok … tok … tok’ Kaca taksi terbuka, Pak Sopir menoleh ke arah Karmila. “Ya, Neng, ada barang tertinggal?” tanyanya. “Aku ikut lagi, Pak.” Karmila masih menoleh ke arah belakang karena khawatir ada yang mengikuti. “Silakan, Neng,” ucap Pak Sopir. Karmila segera membuka pintu belakang lalu masuk taksi. “Pertokoan Genteng Biru ya, Pak.” “Baik, Neng,” sahut Pak Sopir. Karmila menyalakan ponsel dan bermaksud menghubungi seorang teman. Benda pipih tersebut menyala bersamaan dengan panggilan masuk. Sebu
Baca selengkapnya
RUPANYA DIA!
“Lu harus cuti,” ucap Nadio saat mereka keluar dari ruang perawatan. “Gua harus kerja.” “Pake kursi roda macam itu?” tanya Nadio tak percaya. Karmila mengangguk dengan mantap. Jari Karmila lincah mengetik di keypad. Tepat saat keduanya sampai di tempat parkir, ponsel Karmila berbunyi. “Selamat pagi,” sapa Karmila kepada sang penelepon. “Selamat pagi, Bu. Saya sudah sampai depan rumah sakit. Di mana posisi Ibu?” tanya seseorang yang ternyata sopir taksi online. “Saya tunggu di tempat parkir, Pak,” jawab Karmila lalu kedua mata awas ke arah gerbang rumah sakit. Sesaat kemudian, ponsel dimatikan. “Lu, kerja dengan pakaian kayak gini? Kaga mandi?”tanya Nadio dengan ekspresi tercengang. “Gua cuci muka di warung tadi. Gua harus kerja apa pun keadaan gua,” jawab Karmila lantang, tetapi di telinga Nadio bernada memelas. “Okey, itu mau lu. Ini buat jaga-jaga kalo perlu ambulans,”sahut Nadio sambil memasukkan sebuah amplop cokelat ke tas Karmila. Kemudian, pria tersebut gegas menuju moto
Baca selengkapnya
NADIO YANG ABSURB
Karmila gegas menyelesaikan tugas. Namun, dia sudah beberapa kali menghapus dan mengetik ulang data di komputer. Berapa lembar kertas dia pakai menuliskan kembali kata-kata yang terlupa. Namun, itu pun sering kali diremas dan berakhir di keranjang sampah. Nadio melihat semua tingkah laku Karmila dari jendela dan gemas juga dibuatnya. Karmila tak sadar ada sepasang mata elang sedang mengawasinya. Dia sedang iseng putar-putar bolpoin di jari jemari lalu tiba-tiba terlempar dekat pintu. Saat dia menggerakkan kursi roda dan akan mengambil, akhirnya pandangan mata mereka bertemu. Nadio tersenyum telah berdiri depan pintu. Pria itu mengambil bolpoin lalu melangkah menghampiri meja Karmila. Seketika wanita ini duduk terpaku, raut wajahnya bersemu merah. “Hmm ... ada apa, Lu? Gelisah banget?” tanya Nadio tepat di depan meja. Karmila jadi kikuk, tak sanggup harus ngomong apa? Hanya bisa tersipu malu karena tingkahnya ketahuan Nadio. Namun juga ada rasa marah di hatinya. “Beresin berkas lu
Baca selengkapnya
GUA YANG SAKIT LU MARAH
Nadio seketika tersadar dan buru-buru melangkah menuju mobil lalu masuk. Dia mengambil botol air mineral dari dalam tas, membuka tutupnya lalu meminum separuh isinya. Tampak pria berparas oriental itu mengembuskan napas dan memandang taksi yang membawa Karmila telah menjauh. Di otak Nadio sekarang, hanya ada satu keinginan. Dia harus berbicara empat mata dengan Karmila. Keputusannya mengajak makan siang di luar dan membahas hal tersebut, tak tepat. Ponsel Nadio berbunyi, dia melihat nama penelepon. “Ya, gimana pesanan saya?” Seorang wanita dari seberang telepon berkata,”Sudah saya packing, Pak. Maaf, boleh tahu nomor telepon penerima?” “Okey, saya kirimkan alamatnya. Tolong dirahasiakan nama saya,” jawab Nadio yang memutuskan hubungan langsung. Jemari tangannya segera mengetik nama dan nomor kontak lalu mengirimkannya. Tak berapa lama pesan telah dibaca dan dibalas. Kini, Nadio gegas masuk mobil lalu memacunya ke arah kantor. Sesampai ke tempat parkir, Nadio melihat mobil yang men
Baca selengkapnya
ADA APA DENGAN MEREKA?
“Apaan sih, gua kaga bisa napaass ...!” teriak Karmila sambil mengurai dekapan Nadio. “Lu tau, gua marah karena apa?” tanya Nadio sambil mendorong kursi roda ke arah sofa. Kemudian, Nadio mengunci kursi roda dan duduk tepat di hadapan Karmila. Pandangan pria ini mengintimidasi tepat ke manik mata Karmila.Rasa sakit pada kaki dalam balutan gips, terkalahkan kejengkelan hati Karmila atas kelakuan Nadio sedari pagi. Wanita ini benar-benar dalam posisi siap meledak. Bagai magma gunung berapi aktif yang siap meletus. Itu tergambar jelas bagai ikan berenang dalam aquarium. Ekspresi wajah Karmila tak main-main soal ini.Nadio bukan tak menyadari hal tersebut. Namun, jiwa otoriter pria berparas oriental tersebut bergejolak. Dia harus bisa menguasai Karmila sebagai bawahan dan tak akan biarkan kesenangannya berakhir. Karmila tak boleh resign, dengan cara apa pun.“Stop! Gua resign detik ini juga. Permisi!” Karmila membuka kunci tuas dan segera memutar kursi roda ke arah pintu. ‘’Tiiit ...!
Baca selengkapnya
SEMAKIN BRENGSEK
Gila bener! Si bos, lengkap betul belinya. Berasa seserahan. Dari ujung kaki sampe kepala, batin Vivian yang semakin merasa aneh.“Bukannya pertemuan dengan klien, ya?” tanya Karmila sambil menenteng mini dress dengan tali spaghetti. Vivian seketika kaget melihat barang yang ditenteng di depan matanya. Wanita bertubuh subur tersebut segera mengirim pesan kepada sang bos, daripada dia salah jawab.[Maaf, Pak. Karmila tanya, benar mau meeting? Mini dress tali spanghetti, tak terlalu seksi?]Sementara itu, Karmila masih menunggu jawaban dari Vivian. Wanita berambut ikal tersebut menempelkan pakaian bermotif bunga sakura ke tubuhnya. Dia pun geleng-geleng kepala dengan mulut berdecak. Pakaian itu pun diletakkan di meja.“Tau kaga. Hari ini adalah teraneh buat gua, Kak. Kirain bos doang, kaga taunya, lu juga,” ucap Karmila lalu memutar kursi roda akan ke pintu.“Lu, mau ke mana? Tunggu bentar! Gua masih tanya tema meeting. Kayaknya salah info,” jelas Vivian gugup sambil menatap layar ponse
Baca selengkapnya
KEJENGKELAN KESEKIAN
Brengsek! Umpat Karmila dalam hati. Keinginan resign wanita ini semakin kuat. Sehabis meeting, dia akan mengutarakan langsung kepada Nadio dan akan pulang ....Karmila baru tersadar bahwa dia harus segera pindah indekos. Keselamatannya terancam, jika masih sekamar dengan Lisa. Aku mau ke mana? Tanya Karmila dalam hati dan buliran bening pun menetes dari kedua sudut mata.Namun, wanita berambut ikal tersebut buru-buru menghapus air matanya. Saat dilihatnya, Nadio telah masuk bersama Sofie.“Okey, Sof. Thanks, ya. Gua langsung cabut,” pamit Nadio sembari menghampiri Karmila.Sofie tersenyum menggoda lalu berucap,”You ‘re welcome. Kalian bisa pesan gaun pengantin dimari. Harga spesial, deh.”“Tukan, mau, lu. Otak dagang!” seru Nadio gegas mengangkat tubuh Karmila. Wanita ini pun kaget dan langsung menjerit. Namun, Nadio hanya tersenyum tipis menatap Karmila sekilas. Pria berparas oriental tersebut beranjak keluar dengan membopong tubuh Karmila. “Bay, bay, Cantik. Gua tunggu fitting gaun
Baca selengkapnya
ADA BOS DI MESS?
“Terima kasih kembali. Gak usah diganti, Bu. Okey, saya tinggal ke lobby kembali. Kalo ada apa-apa, bisa hubungi saya pake telepon paralel,” jelas sekuriti.“Okey, Pak. Terima kasih,” balas Karmila dan ditanggapi anggukan oleh sekuriti. Pria berambut cepak ini pun beranjak pergi.Wanita berambut ikal ini mulai sibuk kembali dengan tugasnya. Beberapa saat kemudian, seorang kurir pengantar makanan datang dengan diantar sekuriti. Begitu barang telah diterima Karmila, kurir dan sekuriti berpamitan. Sebuah goodie bag besar penuh makanan dari resto ternama telah berada di hadapan Karmila.Dia kini hanya bisa termenung, memikirkan apa yang ada dalam otak si bos. Akhirnya, dia pun bergelut dengan tugas kembali. Berkas selesai dikerjakan bersamaan dengan kedatangan Vivian. Kepala divisi advertising tersebut tampak tersenyum lebar, begitu pintu dibuka oleh Karmila.“Enak, ya, meeting dalam kamar penuh makanan gini. Berasa liburan,” sindir Vivian saat kedua bola mata menangkap penampakan goodie
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status