Share

Bab Delapan

Jam lima sore, Mas Arya sudah kembali pulang dari kantor. Aku menyambutnya dengan senyum datar. Membawakan tas dan berkas-berkas kerjanya lalu menaruhnya di atas lemari.

Kuambilkan teh panas dan memberikannya pada Mas Arya. Namun, Mas Arya justru menatapku.

"Gak ada minuman dingin ya, An? Kok tehnya panas begitu? Mas 'kan gak suka teh panas," tanyanya sembari melepas kancing bagian atas seragamnya.

Ya, Mas Arya memang penggemar teh es sehingga mungkin tak terlalu suka dengan teh panas yang saat ini kusajikan.

Aku menggeleng. "Listrik mati, Mas. Makanya es batu cair semua," sahutku.

"Oh sudah lama PLN mati? Kok tumben, biasanya cuma sebentar?" 

"Sudah lama, Mas. Tapi bukan karena PLN mati tapi karena token habis," sahutku lagi.

<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Marianah
sukurin mkn tu gajimu yg katanya bnyk bs buat nafkahi 2 istri plus ibumu wkwkwk
goodnovel comment avatar
Ruqi Ruqiyah
cuakkeeebbbbb bingit jln ceritanya...mo ketawa takut dosa.....lanjuuuutttt
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status