Share

LIMA

Author: Hwali
last update Last Updated: 2022-12-05 02:33:07

Dua hari kemudian.

Kalian tahu, hal apa paling ngenes dalam hidup? Duduk di depan bersama partner kerja sambil dengar ah uh ah uh di belakang mobil yang sudah ditutup dengan sekat dalam keadaan jomlo mampus.

Choky bisa mengalihkan perhatian dengan menyetir, lalu Putra? Hanya bisa mencoba konsentrasi dengan melihat pemandangan dari dalam mobil. Dia tidak bisa membaca dokumen terlalu lama di dalam mobil karena pusing.

Tidak lama Reza memutuskan membatalkan seluruh janji hari itu juga. Putra tidak bisa membantah karena yang mereka temui tidak terlalu penting. Ah, ada satu yang penting tapi pasti sengaja diundur terus.

Ayah dari Cefrilizia yang mengejar Reza.

Putra segera menghubungi satu persatu orang-orang yang akan dibatalkan janjinya, menyisakan Tommy Heard.

"Hallo, selamat pagi. Saya sekretaris bapak Reza Aditama, saya mau mengonfirmasikan bahwa beliau terpaksa membatalkan janji hari ini."

"Tunggu sebentar."

Choky melirik Putra yang akan kena imbas kelakuan seenaknya si bos. Yang mengangkat sepertinya sekretaris pak Heard lalu begitu tahu siapa yang menelepon, cepat-cepat dialihkan ke atasannya.

"Hallo!"

"Tuan Heard."

"Orang itu membatalkan janji lagi? Apakah dia sudah gila? Melakukan ini kepadaku yang akan memberikan uang banyak?!"

Sejujurnya tuan Heard, tuan besar memiliki keluarga yang cukup kaya sehingga mampu menendang kesombongan anda. Batin Putra yang tidak mungkin mengutarakan niatnya ini.

"Aku disini berinvestasi karena kagum dengan visi dan misi grup kalian tapi ternyata atasan kamu lebih memilih menghina dan menginjak kami!"

Seandainya putri kesayangan anda tidak mengejar atasan kami, mungkin anda tidak berakhir seperti ini. Batin Putra.

Seolah bisa mendengar percakapan Putra, Reza menurunkan pembatas dan memperdengarkan suara merdu sang istri dengan sengaja.

Choky hampir menginjak rem mobil sementara Putra hampir menjatuhkan handphonenya.

Dengan punggung telanjang memunggungi mereka, Vivi bergerak cepat.

"SUARA APA ITU?!"

Putra tidak menjawab. Tidak mungkin dia menjawab suara intim kedua atasannya secara terang-terangan.

"Atasan kalian memang tidak bermoral, meskipun ide bisnisnya luar biasa! Aku tidak akan menyerah bertemu dengannya, jangan sebut aku Tommy Heard kalau tidak bisa bergabung sebagai investor!"

Tuut tuut tuut

Putra mengintip belakang lewat kaca mobil, rupanya sudah dinaikan kembali.

Putra menghela napas panjang. "Pak Tommy ini- entah perlu dikasihani atau kagum dengan keras kepala-"

Choky menjawab dengan enteng. "Orang seperti itu selalu merasa dirinya benar."

"Yah."

Tring

Putra melihat notifikasi handphone dan terkejut.

Aku hamiiiillll >○<

Kedua mata Putra terbelalak ketika melihat gambar test pack berjejer banyak dengan garis dua dan tulisan seperti itu.

Aku akan menjadi ayah?

"Ada apa?" tanya Choky yang sudah menghentikan mobil di lampu merah.

Putra menggeleng lalu memasukan handphone ke saku dalam jasnya. Berusaha bersikap profesional.

---------

Di sela pekerjaan, Nada yang sesekali mengintip handphone, menghela napas kecewa. Putra sudah membaca pesannya tapi tidak dibalas sama sekali, padahal dia mengharapkan sumpah serapah yang akan keluar.

Ah, ternyata harapannya terlalu tinggi.

"Bu Nada."

"Ya?" Nada mengangkat kepala begitu ada yang mengetuk pintu ruangannya yang terbuka.

"Pak Reza dan istrinya sudah datang, kita meeting sekarang."

Nada melihat jam tangan sebentar lalu segera mengambil beberapa dokumen yang dibutuhkannya.

Setelah sampai di ruang meeting dan duduk di posisi masing-masing manajer pusat, mereka segera berdiri ketika Choky masuk membuka pintu untuk memberikan jalan kepada Reza, Vivi dan Putra.

Reza duduk di kursi kebesaran, melihat para manager sudah hadir dan duduk di masing-masing kursi sementara istrinya duduk di samping, membaca dokumen di atas meja.

"Selamat siang semuanya."

Para manager pusat membalas sapa atasannya, Putra berdiri di samping kursi Reza sementara Choky seperti biasa di pojok supaya tidak ada yang gagal fokus dengan badan besarnya.

"Beberapa bulan ini saya kurang fokus dengan perusahaan dan istri saya yang menggantikan-"

Tentu saja, anda menikmati bulan madu sampai keterusan. Batin para manager pusat.

"Tapi saya juga tetap mengawasi perusahaan."

Yang selama ini anda awasi itu istri, bukan perusahaan. Batin para manager pusat.

Vivi membaca keseluruhan laporan dengan seksama sementara kaki sang suami menempel di kakinya.

"Jadi, silahkan dimulai rapat hari ini."

Nada maju dan mulai menyalakan layar proyektor, Vivi meletakan dokumen di atas meja suaminya dan melihat layar proyektor.

Nada mulai membahas masalah yang dialami tim marketing sementara Putra memperhatikan dengan seksama.

Selesai bicara, Nada mulai berkata. "Peraturan sekarang di saat pandemi tidak seketat sebelumnya tapi masih harus kita awasi, saya ingin bapak dan ibu tidak marah tentang kegiatan kami yang mengeluarkan banyak uang. Sebelumnya kami juga sudah mengajukan proposal persetujuan sebelum ada yang salah paham."

Nada tidak ingin ada masalah seperti kemarin, sudah mengajukan proposal ke General manager pusat tapi malah dimarahi tangan kanan si bos. Menyebalkan, bukan?

Vivi mengerutkan kening. "Aku rasa tidak ada masalah dengan laporan terakhir kamu, kita memang harus membangun citra di mata pihak travel mengingat sebagian besar hotel kita adalah bintang lima. Berbeda lagi jika suamiku tidak setuju dan meneruskannya ke Putra."

Reza melirik sang istri sekilas lalu melirik Putra. "Apakah ada masalah?"

Putra menatap dingin Nada yang melempar tatapan mengejek. Setelah memberikan hadiah berupa test pack, sekarang malah akan memberikannya bom? Luar biasa!

Jika Putra bisa bertepuk tangan, dia akan tepuk tangan sekarang juga.

"Saya merasa tidak melakukan kesalahan, apa yang dilakukan tim marketing di bawah asuhan manager marketing pusat memang ada kesalahan. Alih-alih membawanya ke restoran tempat hotel kita malah membawa ke restoran di luar hotel. Di samping itu kita bisa memperkenalkan menu masakan hotel kita."

"Saya sudah melakukan itu di hari pertama sementara hari kedua saya berinisiatif mengajak makan siang di luar hotel tempat kami untuk mencari suasana baru."

"Anda bisa dengar sendiri, kita harus memperketat pengeluaran beban mengingat jumlah tamu kita tidak terlalu banyak."

Nada mengerti sindiran pria brengsek ini. Bahkan seorang marketing pun tidak bisa mendatangkan tamu banyak di saat pandemi, jadi berhentilah menambah beban perusahaan.

"Apakah anda tidak membaca laporan yang sudah saya cantumkan di dalam beserta alasannya?"

Vivi dan Reza kembali membaca salah satu laporan yang dilampirkan Nada dan dijadikan bahasan dalam rapat lalu melirik Putra dan Nada yang berapi-api tidak mau saling mengalah.

Bertahun-tahun menjadi partner kerja Putra, Choky paham salah satu sifat temannya yang suka berapi-api dan semangat jika melakukan suatu hal hingga akhirnya dia mengutarakan pemikirannya tanpa menyaring.

"Apakah kalian berdua sudah tidur bersama?"

Putra dan Nada melotot ngeri ke Choky, jantung berdebar takut ketahuan.

Semua orang terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba Choky.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • AKU VS AYAH ANAKKU   TUJUH PULUH

    Ibu Nada merasakan kekecewaan terbesar ketika suaminya menampar wajah saat berdebat tentang anak-anak mereka. Dulu pria di hadapannya adalah tumpuan dan harapan masa depan, mimpi untuk bisa menua bersama pria yang paling dicintainya. Tapi Tuhan memberikan jalan yang cukup kejam untuk dirinya.Semua orang tidak mau tahu alasan Ibu Nada yang selalu membela mantan suami.Aku hidup dari keluarga bahagia, Ayah kandung yang mencintai ibunya dan juga mereka berpisah karena maut memisahkan. Ayah meninggal terlebih dahulu, lalu beberapa tahun kemudian menyusul Ibu. Batin ibu Nada. Aku ingin menua seperti itu, tapi faktanya Tuhan memberikan orang yang salah.Teringat dengan masa lalu Ibu Nada dan ayah kandung Nada, pertama kali saat berkunjung di rumah. Saat itu, ayah kandung Nada merupakan salah satu sahabat dari adik ibu Nada yang terpaut tiga tahun. Datang bermain bersama kelompoknya lalu lama kelamaan pria itu mendekati ibu Nada dan mereka mulai menjalin hubungan.Ibu Nada yang polos dan ti

  • AKU VS AYAH ANAKKU   ENAM PULUH SEMBILAN

    Nada menjadi kesal, karena video yang disebar oleh Putra! orang-orang jadi mengenalnya, kalau tetangga sih tidak masalah karena Putra sudah menyiapkan alibi yang bagus, tapi herannya saat salah satu anak tetangga membantu Nada dengan menuliskan komentar bahwa Putra adalah suaminya, komen itu malah ditolak.Nada dan Nanda yang mendengar itu dari anak tetangga menjadi bingung.Bukankah Putra menyebar luaskan hubungan mereka? Tapi kenapa malah menghapus penjelasan orang lain? Bukankah hal itu sangat menguntungkan mereka berdua?Nada mendecak kesal. "Pasti dia ingin mempermainkan aku.""Dia hanya ingin melindungi kamu. Jangan berpikiran buruk, siapa tahu dia punya ide yang lebih baik untuk melindungi kamu."Nada menolak nasehat kakaknya. "Kakak dengar sendiri perkataannya tadi kan? Setiap komen dan menuliskan nama Nada, malah error, tidak hanya itu- tiba-tiba saja akunnya di non-aktifkan."Nanda tidak bisa menepis perkataan adiknya. "Apakah benar Putra yang melakukannya? Bagaimana jika or

  • AKU VS AYAH ANAKKU   ENAM PULUH DELAPAN

    Semua orang tidak tahu, Putra tidak memiliki pengalaman kencan sama sekali, dia juga tidak tertarik menjalin hubungan dengan para wanita yang nekat mendekatinya, kecuali Nada.Ada alasan tersendiri kenapa Nada bisa menarik perhatiannya."Kamu harus makan banyak." Putra menambahkan daging ikan lagi ke Nada.Nada bingung dengan kebaikan Putra, namun dia tidak berani mengutarakannya.Pemandangan di kantin pun menjadi luar biasa, para staff yang ikutan makan, tidak bisa tidak melihat kedua musuh yang sedang makan, tapi mereka tidak berani mengganggu.Salah satu staff wanita yang duduk di dekat manajer operasional dan general manajer, bertanya ke temannya. "Apakah tidak ada yang bisa menyelamatkan bu Nada? Kasihan lho anaknya, bisa-bisa bu Nada melahirkan terus anaknya mirip dengan pak Putra."Teman staff yang duduk di sampingnya, mengetuk meja dan menggeleng jijik. "Amit-amit jabang bayi, jangan sampai punya anak dengan Pak Putra. Memang ganteng sih, tapi kalau masalah mental- tidak akan

  • AKU VS AYAH ANAKKU   ENAM PULUH TUJUH

    Putra mengerutkan kening dengan curiga, menatap bubur kacang hijau dan teh jahe di meja kerjanya. "Apa ini?"General manajer tersenyum. "Sarapan yang baik untuk pekerja keras seperti Pak Putra.""Hah?""Yah, tidak ada salahnya bukan makan makanan seperti ini," rayu general manajer.Putra menunjuk mangkok dan gelas di mejanya. "Dan untuk apa saya makan makanan seperti ini di pagi hari? Mau mempermainkan saya?""Haduh, Pak Putra ini gimana sih." General manajer melambaikan tangan sambil tertawa bersama salah satu staff fb. "Lihat, atasan kita agak sensitif sekarang."Putra menaikkan salah satu alis, menatap dua pria yang sedang tertawa tanpa tahu malu.General manajer terdiam begitu melihat Putra menatap tajam dirinya lalu menggoyangkan tangan ke arah staff fb.Staff fb mendadak diam."Jadi, dalam rangka apa kalian memberikan ini kepada saya?"General manajer menunjuk mangkok. "Itu dari saya. Lalu yang teh jahe itu dari manajer keuangan pusat, beliau bilang sangat bagus untuk Ibu hamil.

  • AKU VS AYAH ANAKKU   ENAM PULUH ENAM

    Putra bertemu dengan Nanda di malam hari, kafe yang sama saat Putra mengatakan yang sesungguhnya bahwa dirinya adalah ayah kandung dari anak yang dikandung Nada."Apa yang terjadi?" Tanya Putra setelah duduk berhadapan dengan Nanda."Oza datang ke tempat kerjaku." Nanda langsung bicara ke intinya. "Dia mengancam.""Apa yang pria itu katakan?""Dia bilang, sudah tahu mengenai hutang milikku.""Hutang? Apakah kamu berhutang?""Ya, ada hutang tapi sudah lunas. Hanya saja tidak ada yang tahu kalau aku sudah melunasinya. Semua berkat kamu.""Ah. Masalah kartu debit, tabungan dan kredit yang dihabiskan adik tiri? Bukankah sudah lunas? Bank Fumoshi juga sudah mengeluarkan bukti pelunasan." Putra mengangguk paham."Kira-kira Oza tahu dari mana? Apakah dia mengeluarkan asumsi sendiri?" Tanya Nanda yang tidak paham. "Ayah tidak mungkin tahu hal ini, tapi para selingkuhan dan Ahmad? Mereka tahu, tapi- tidak mungkin bicara ke Oza mengenai hal itu kan?"Putra bisa menduga ulah saudara dan ibu tiri

  • AKU VS AYAH ANAKKU   ENAM PULUH LIMA

    Masih segar di dalam ingatan Putra, apa yang dilakukan kedua orang tuanya semasa kecil, mereka berdua tidak akan segan memukul bahkan tidak memberikan makan, orang tua Putra tidak akan berani menyiksanya lagi ketika pemilik wisma datang dan menyelamatkannya. Karena Putra lahir tanpa diharapkan, berkali-kali Ibunya melakukan aborsi sampai hampir mati, berkali-kali pula dirinya selamat."Oh." Hanya itu kata yang bisa dia ucapkan."Kamu, tidak menuntut mereka berdua? Aku yakin mereka akan balas dendam atau melakukan sesuatu, terutama jika Yami yang bergerak menjadi penjamin." Vivi khawatir Yami akan bertindak lebih tidak masuk akal.Choky mengangguk. "Lebih baik menuntut mereka berdua kembali ke dalam penjara."Putra menjadi gelisah. "Jika saya melakukan hal itu lebih keras, bukankah saya akan menjadi anak tidak tahu balas budi?"Vivi baru menyadari sekarang bahwa dirinya sejak kecil tidak memiliki orang tua, Choky juga sama lalu Reza tidak pernah dekat dengan orang tuanya yang memiliki

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status