Part 8 DijemputāKamu kenapa, Nak?ā Aku masih memeluknya dengan rasa hatiingin menjerit menagis. Tak kuat rasanya melihat putri satu-satunya bersikapaneh.āIbu kok nanya? Aku baik-baik aja kok.āAku melepaskan pelukan. Menatapnya dengan dekat. Kali iniada seuntai senyum diperlihatkan. Tetapi sorot matanya terlihat sedih.āKenapa kamu duduk di teras ini subuh-subuh?ā Kuulangibertanya kala ia sudah bisa diajak bicara. Padahal di sekitar masih gelap.āAku sedang menunggu anakku ....ā Tiba-tiba dia terdiamdengan ekspresi terbengong melihat ke halaman rumah.āAnakmu?ā Rasanya aku tak percaya kalau ia menyebut menungguanakknya yang telah meninggal.āEh, kok gelap ya, Bu? Sekarang jam berapa?ā tanyanyabangkit dari duduk. Pun aku ikut berdiri.Apakah ia baru tersadar dari sebuah halusinasi tentanganaknya? Atau ..., ya Allah, aku tidak mengerti kenapa anakku seperti ini. Initak pernah terjadi sebelumnya hingga sebuah pemandangan yang menyayat hati.āMila, kamu ... kamu sebaiknya sholat dulu d
Part 9 Emosi Menyelimuti DiriāIbu Yuni, apakah Mila baik-baik aja?ā tanya Bayu.āSemoga baik-baik aja,ā jawabku mengalihkan pandangan padakantong sambil mengeluarkan daging dari sana.Anakku tidak baik-baik saja. Aku yakin itu. Firasatku mengatakan,ada beban batin yang dirasakan Mila.āAku harap Mila baik-baik aja. Aku hampir aja takmengenalinya.āāIni uangnya Bayu.ā Aku menyodorkan uang pembelian dagingpada Bayu.āMakasi, Bu Yuni. Kalau perlu bantuan, jangan ragu cari atautelpon aku.ā Bayu berlalu meninggalkan lapakku.Bukan aku tak mau cerita, tetapi status Bayu bukan keluargadan aku juga tahu ia ada rasa pada Mila. Hanya tak ingin menambah masalah.Bagiku membuat Mila hidup senang sudah lebih dari cukup. Sekarang yang tersulitadalah, Mila tertutup hingga aku sulit bergerak mencari tahu.Aku terus berpikir. Apa yang akan dilakukan biar putrikubaik-baik saja. Haruskah aku mengadu ke polisi? Ini bukan kasus KDRT. Haruskahaku menyuruh Mila cerai? Aku tak yakin karena ia terlihat patuh
Part 10 Keributan di rumah besanāYang pelan, Bu,ā ucap Mila di belakangku kala motor ini melajuagak kencang.Hatiku sangat panas. Rasanya tak bisa ditolerensi lagidengan apa yang mereka lakukan pada Mila. Aku masih hidup dan bisa melakukanapa saja demi kebahagiaan putriku satu-satunya. Kapan perlu aku buat keributanbesar di rumah mertuanya.āDiam aja! Pegang yang kuat,ā jawabku ketus, karena tak sukadengan caranya terlihat seperti wanita lemah yang mau saja diperbudak. Apa diatidak punya mulut untuk membantah?āTapi, Bu ....āāAku menikahkanmu dengan Haris bukan untuk dijadikan budakkeluarganya!āāAku, aku melakukan karena memang mau, Bu.āAku hentikan motor, lalu menolehnya ke belakang. āJanganciptakan banyak kebohongan demi menutupi nasib burukmu setelah menikah. Apayang kamu takutkan hingga seb*gok ini?āāBu, sebaiknya kita tak usah permasalahkan kenapa akumelakukan ini. Ibu lebih baik istirahat di rumah. Bukankah Ibu baru pulang daripasar?āāCukup!ā teriakku.āBu, aku mohon. Aku
Part 11 Terungkapnya Kenapa Mila TakutāKenapa bisanya kamu punya mertua kayak dia? Sudah miskin dan bicara seenaknya. Seperti orang nggak sekolah aja,ā ketus Jhoni pada Haris.āBukannya menaikkan nama keluarga kita, malah bikin jatuh. āRosi juga ikutan berucap ketus sambil menatap sinis padaku.āAku memang tidak sekolah tinggi, setidaknya aku bisa menghargai sesama manusia. Bukan memperbudak seperti yang kalian lakukan! Lagian aku tak pernah makan dari hasil jerih payah keluarga ini.ā Dikiranya aku akan diam begitu saja? Tidak! Jika aku tidak salah, kenapa harus takut bertindak. Kehidupan aku dan putriku bukan mereka yang mengendalikan.Haris hanya diam menatap Mila. Tatapan marahnya terpancar, dan Mila hanya menundukkan kepala seperti takut.Ya Tuhan, kenapa anakku sepenakut ini?āMila! Cepat kemasi baju-bajumu dan pulang bersama Ibu. Disini bukan keluargamu, tetapi rumah majikan yang membayarmu dengan gratis. Jangan bodoh mau diperbudak dengan atas nama menantu.ā Mataku tak beralih
Part 12 Cerita MilaAku menarik tangan Mila agar segera pergi dari rumah itu. Membawa luka dan bisa jadi membawa kehidupan suram selanjutnya. Aku saja tak tahu harus berbuat apa setelah ini karena memang tidak mengerti hukum negara. Ya, mereka bernar. Aku hanya wanita kampungan berumur yang keterbatasan pengetahuan. Namun, aku tak akan menyerah mencari jalan keluar agar Mila tak dipenjara. āMila! Kamu nggak bisa tinggalkan rumah ini karena masih istriku!ā teriak Haris kala langkah kami tetap menuju ke motor yang diparkir.āJangan hiraukan dia, Ris! Lihat ibunya yang sok itu, berlagak kampungan dengan mengancam kita dengan pisau.ā Terdengar suara bu Ida. Aku dan Mila segera naik motor.Karung yang berisi baju Mila diletakkan di tengah kala ia sudah duduk di belakangku. Kupalingkan ke belakang, Mila membuang pandangan seperti tak mau melihat Haris. Namun, air matanya sudah mulai kering karena tak ada air mata membasahi pipinya. Diam dengan tatapan jauh ke depan. Aku tahu betapa ia sang
Part 13 JalanMelihat kondisi Mila, rasanya ingin memeluk dan menyadarkannya. Tetapi kejadian sebelumnya teringat lagi kalau ia bahagia seperti ini. Aku tak tega melihat keanehannya yang di luar wajar, aku tak tega ....Nak, andaikan luka itu bisa dibagi. Andaikan aku saja yang merasakannya dan bukan kamu. Andaikan bisa kubeli dengan nyawaku agar kamu bahagia, pasti kulakukan. Namun semua tak semudah dalam anganku. Semua tidak semudah itu ....Dengan berat hati kuputuskan membiarkan Mila seperti itu.Aku memetik sayur untuk dimasak. Rendang yang dibuat kemarin masih ada. Lagian kami hanya berdua dan tentu tidak perlu banyak memasak. Bahkan dalam memetik sayur kangkung saja, air mataku masih berjatuhan. Aku mencoba melawan kelemahan hati agar tetap kuat. Sulit, tetapi harus bisa.āYuni!ā Tiba-tiba Jeni datang. Ia melangkah mendekat ke halaman samping rumah ini.āMau sayur, Jen?āāNggak usah. Di rumah banyak sayur yang dibawa besanku,ā jawabnya. āIni.ā Ia menyodorkan kantong keresek pad
Part 14 MenagihAlhamdulillah ... alhamdulillah, tak hentinya aku mengucap syukur atas berita ini. Tak ada yang lebih membahagiakan dari sebuah solusi masalah besar yang menimpa Mila. Bahkan yang memberikan bantuan adalah bapak mertuanya sendiri. Ternyata di rumah besar itu tidak semuanya jahat. Alhamdulillahirabilalamaiin.āBu Yuni, aku sudah minta tolong orang lain buat jualkan tanahku. Mungkin ini akan memakan waktu lama karena jual tanah tidak lah mudah. Jika istri dan anak-anakku datang menagih, janjikan saja. Dan tolong jangan beritahu mereka tentang kedatanganku hari ini,ā jelas pak Joko.āAku juga, Bu. Tolong rahasiakan. Lagian aku tak mau bermasalah dengan suamiku.ā Ajeng juga mengambil sikap yang sama dengan bapak mertuanya.āYa Allah, semoga Bapak dan Ajeng selalu diberi kemudahan dan rezeki lancar. Padahal kita tidak ada ikatan darah namun pertolongan ini lebih dari apa pun. Masalah rahasia ini, insyaAllah akan terjaga. Justru aku dan Mila sangat berterima kasih.ā Air mata
Part 15 Bangkit Dan Semangatlah AnakkuāPergi!ā Teriak Mila dengan suara yang sangat lantang.āAstaga, berani dia berteriak sekarang, Bu,ā kata Rosi.āDasar orang miskin tak tau m*lu!ā Hinaan dilontarkan dengan lancar dari mulut bu Ida.Bu Ida dan Rosi langsung melotot seolah tak percaya kalau anakku bisa seperti ini. Aku saja yang ibunya sangat terkejut. Biasanya Mila patuh dan diam menurut. Bahkan tak banyak bicara. Kali ini, semua bertolak belakang seperti sebuah amarah yang terpendam mendadak keluar saking tak bisa ditahan lagi. āKamu mengusirku? Apa kamu nggak mikir kalau aku masih suamimu!ā jawab Haris. Bahkan ia tak ragu memarahi anakku di depanku.Enak saja ia berbuat tidak baik sementara ini di rumahku dan di depanku. Kapan perlu kulayangkan pisau daging pada lelaki yang masih berstatus menantu.āHey!ā Kutunjuk Haris. āJangan coba-coba berteriak di rumahku dan di depanku. Mila adalah putriku yang diperlakukan tak baik setelah kamu nikahi. Kamu bukan suami yang baik. Tetapi k
Part 54 Demi KesepakatanPov MilaāMas mau apa datang ke sini?ā Tanyaku tanpa menatap pada mas Haris. Aku justru mengalihkan pandangan ke depan dengan sifat cuek berdiri melipat tangan di perut.āMila, aku tidak bahagia dengan pernikahanku. Aku mau kita seperti dulu lagi.ā Aku mengalihkan pandangan padanya. āAku tidak bisa!ā jawabku tegas.āTapi, aku bisa menceraikan wanita itu. Dia hanya pelakor di rumah tangga kita.āEnak saja bilang āpelakor di rumah tangga kitaā setelah ia dengan senang hati berselingkuh dengan mengatakan kalau aku adalah wanita yang tidak menarik lagi. Bahkan tanpa ragu memperbandingkan aku dengan wanita lain di atas ranjang seolah hati ini terbuat dari batu. Namun, aku suka melihatnya hari ini meminta aku kembali. Bebarti tujuan hampir sampai, yaitu ingin membuat dia terluka hingga merasakan apa yang aku rasakan.āAku tidak mau ibu dan saudaramu menentang hubungan kita, Mas.āāItu jangan khawatir. Aku akan bicara dengan Ibuku. Kalau masalah saudara aku jangan k
Part 53 Kedatangan HarisMila terlihat lebih baik setelah ia pulang dari Jakarta dengan perubahan yang bertambah cantik. Bukan saja fisik, sifat pun lebih berani. Aku saja sebagai wanita yang melahirkannya masih tak percaya kalau ia bisa berubah hanya dalam beberapa bulan saja. Ini perawatan yang mungkin tidak ada di kampung ini. Satu hal yang membuat aku bersyukur yaitu, Mila sudah bangkit dari keterpurukan atas kehilangan anak dan apa yang dialaminya selama menikah dengan Haris.āIbu kok melihat aku gitu?ā Tanya Mila sambil memijat kakiku. Ia sadar aku perhatikan.āIbu ingin kamu segera menikah biar ada yang jagain. Status janda di kampung ini sangat hina.āMila tersenyum kecil. Tak ada jawaban dan tangannya terus bekerja memijat kakiku tanpa henti.āKalau belum ada yang dekat, apakah Ibu bisa carikan calon menantu Ibu?ā Aku sengaja memancingnya. Mana tahu ia punya seseorang yang sedang dekat atau sekedar ada yang memperhatikan lebih.āMasa iddah aku baru aja berakhir. Aku belum si
Part 52Pov Mila (2)Mas Bayu datang menghampiri. Entah mau apa lagi karena memang kami tak ada urusan sebelumya. Yang terjadi antara kami hanya sebatas berteman baik dari kecil. Ia saja yang menaruh hati yang tidak pernah terbalas dari hatiku. Entah kenapa tak ada getaran sedikit pun padahal ia lelaki yang baik.āAssalamualaikum,ā ucap mas Bayu.āWaalaiakuamsalam,ā jawabku dan ibu serempak.āBu Yuni, aku datang mau bertemu Mila.āSeketika Ibu langsung menatapku sesaat. āMaaf, tapi ini ada apa ya, Bayu?ā tanya ibu balik.Mas Bayu mengalihkan pandangan padaku. āAku mau bicara yang menyangkut tentang lamaranku waktu itu, Bu Yuni.ā Meski ia menjawab pertanyaan ibu, namun pandangannya tetap mengarah padaku.Aku sama sekali tidak tertarik untuk membahas lamarannya. Apalagi setelah orang tua dia menolak menjual daging pada Ibu dan membuat Ibu terhina ulah kegigihannya mendekati aku. Intinya, kami tidak bersalah malah dibuat bersalah. Jika Ibu dihina yang bukan salah Ibu, rasanya mau membal
Part 51Pov MilaAku yakin akan membuat Mas Haris mencariku. Kejadian menabrak mobil orang dari belakang bisa dilihat betapa ia terpesona, yaitu Mila mantan istrinya yang selalu dihina dan dikatakan bau matahari dan jelek, sekarang tidak ada lagi. Yang ada hanya Mila yang penuh dengan dendam.Anakku, Ibu yakin kamu sudah bahagia di sana. Allah lebih sayang kamu hingga rindu Ibu semakin berat dan hanya bisa menangis memeluk foto, membayangkan saat Ibu menggendongmu, menyuapi makan dan menjagamu kala bermain. Ibu rindu, Nak ..., sangat ....Setiap hari aku terus diselimuti penyesalan. Kenapa aku tak minta bantuan tetangga waktu itu kala tak ada uang buat berobat. Kenapa aku hanya diam menangis karena takut dan menuruti saja kala Mas Haris dan ibunya menyuruh minumkan paracetamol saja. Kenapa aku bodoh sekali sehingga diam ini membunuh anakku. Aku menyesal, sangat. Tekanan hidup dulunya sudah cukup! Aku akan melawan siapa saja yang menghina. Sudah cukup dengan menjadi Mila wanita bersik
Part 50āAstagfirullahalaziim! Ada apa ya, Bu?ā Mila terkejut dan lalu mengalihkan pandangan ke arah Haris.āHaris nabrak mobil orang dari belakang.ā Aku pun ikut menonton insiden ini dengan senang hati.Aku yakin mantan menantu aku itu terkejut kala melihat Mila sudah berubah cantik. Tidak kusam lagi atau badan kurus kering. Kini badan Mila sudah ideal dengan tinggi badannya. Aku saja yang melahirkan sangat terkejut jika hanya beberapa bulan saja bisa secantik ini.āHey! Apa kamu nggak punya mata!ā Lelaki yang mengendarai mobil bicara berteriak pada Haris.Haris turun dari motornya. Untung ia tidak jatuh karena motor yang tidak melaju kencang kala melihat putriku barusan. Dan bisa dilihat betapa ekor mobil penyok ulah tabrakan. Aku dan Mila sengaja menghentikan langkah menyaksikannya. Lagian, penasaran juga ingin melihat reaksi Haris sekali lagi.āKamu tu yang salah bawa mobil lambat!ā Bukannya mengakui kesalahan, Haris malah balik menyalahkan lelaki itu.āIni bukan jalan keramaian!
Part 49 Mila Jadi Pusat PerhatianTidak! Kenapa pikiranku mengatakan kalau Mila seperti yang dikatakan Lili, bahwa ia kerja jual diri di Jakarta. Tetapi tidak mungkin anakku seperti itu. Aku membesarkannya dengan didikan agama dan tata krama yang baik. Apakah begitu pendeknya pemikiran Mila hingga melakukan ini?Ya Tuhan, aku mau mati saja jika pemikiran ini benar. Aku tak sanggup, aku tak kuat dan ....āIbu kenapa?ā Mila memegang kedua lenganku kala dada ini sesak dengan pemikiran buruk ini. Saking tak terimanya, hanya air mata yang berjatuhan. Tuhan, aku tak kuat, aku betul-betul tidak kuat.āHah! Hah! Hah!ā Dada ini makin sesak dan ini paling parah yang pernah dirasakan. āIbu ..., Ibu kenapa?ā Mila tampak khawatir dan terus memegangku.āApa salahku hingga Ibu seperti ini? Kenapa Ibu?ā Air mata Mila berjatuhan.Aku menghela napas panjang berulang kali agar bisa mengendalikan diri. Ini tepatnya rasa shock yang berlebihan hingga mengendalikan diri saja sulit. Mengucap di hati, inila
Part 48 Kepulangan Mila (2)Aku memeluk erat anakku yang sangat dirindukan. Sudah lama ingin melihatnya seperti ini. Bahkan sehari saja terasa sangat lama. Ia cantik dan kulit putih glowing seperti dulu kala masih gadis. Ya Allah, terima kasih telah mengembalikan putriku seperti dulu. Mila melepaskan pelukan. āIbu lihat nih. Aku sudah cantik belum?ā Mila berputar agar aku bisa melihatnya lebih jelas.Bukan saja kulitnya yang terawat, sekarang pakaian yang dikenakan juga bagus. Ia tak terlihat seperti wanita yang terlahir dari rahimku yang kerja hanya berjualan di pasar. Tidak, ia tidak seperti itu. Justru ia lebih cocok menjadi anaknya Cece. āMasyaallah, kamu cantik sekali, Nak.ā Bahkan mata ini berembun saking terharunya. Ini terharu yang membahagiakan.āIbu tau nggak, banyak sekali alat-alat yang digunakan buat perawatanaku ini. Bahkan ini perawatan tempat artis-artis, Bu. Dan biayanya juga sangat mahal. Tetapi Cece membiarkan aku menikmati perawatan itu tanpa memotong gajiku.āāA
Part 47 Kepulangan MilaSudah dua hari ini ke pasar, namun daging pesanan tak kunjung datang. Ditelepon tak diangkat. Bahkan aku pulang dengan membawa uang dua puluh ribu saja hasil dari jual sayur yang tidak banyak. Tetap bersyukur karena dari hasil kebun samping rumah saja bisa menganjal perut. Tak ada beras singkong pun jadi. Lagian ikan bisa diambil di kolam dan sayur juga dipetik. Alhamdulillahirabilalamiin, Allah masih sayang padaku.Sendiri, ini lebih membuat fokus beribadah. Selalu berdoa agar Mila bisa bahagia dan menemukan pendamping hidup yang bertanggung jawab. Tak lupa mendoakan almarhum suami yang sampai sekarang masih dirindukan. Rindu yang paling berat adalah kala merindukan seseorang yang telah pergi ke sisi Allah. Jika masih di dunia mungkin masih bisa melihatnya meski berjarak jauh, tetapi takdir memisahkan kami.Stok gula dan kopi telah habis. Aku ke warung untuk membelinya karena satu hari saja tanpa minum kopi, terasa ada yang kurang. Ya, beginilah jika kecanduan
Part 46 CaraElis semakin terlihat gelisah. Namun Lili sama sekali belum memperlihatkan kalau ia bersalah. Tatapan sinis masih terlihat seolah punya dendam besar padaku, astagfirullahalziim.āKenapa diam?āāSepetinya ia iri pada kita. Ayok pulang, Nak.ā Lili menarik lagi tangan putrinya. Sekali lagi Elis menahan diri sehingga belum beranjak juga. Aku tahu, ia takut dengan ancamanku.āOke, kalau gitu aku pergi dulu. Lama-lama di sini akan membuang banyak waktu.ā Lalu aku melangkah mau pulang.Sebenarnya aku tak yakin apakah bisa kasus ini dilaporkan. Hanya berlagak sok pintar saja demi menggertak Lili. Namun, ia sama sekali tak gentar. Hanya Elis yang terlihat pucat.āTunggu, Bu Yuni!ā Tiba-tiba Elis menghentikan langkahku kala baru beberapa langkah meninggalkan warung ini.Aku berbalik badan. āYa, ada apa lagi?ā tanyaku.āAku nggak mau masalah ini semakin dikonsumsi orang banyak. Mungkin ini hanya salah paham saja. bisakah kita lupakan masalah ini?ā Dengan nada baik Elis berucap.āKam