Beranda / Rumah Tangga / ANAKNYA MIRIP SUAMIKU / Part 4 Status F* Nayla

Share

Part 4 Status F* Nayla

Penulis: Rita Febriyeni
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-13 21:59:24

Anaknya mirip suamiku

 

(4) Status F* Nayla

_____________________

 

Lima juta rupiah ditransfer ke rekening Nayla? Dan tanggalnya pun baru tiga hari yang lewat. Buat apa mas Denis membantu mereka sebanyak ini, barusan lima juta ke Jhoni, dan ini ....

 

Aku terduduk menghela nafas sambil memegang print kertas kecil ATM itu. Mendadak kecurigaanku muncul lagi, padahal baru semalam hilang. Apakah mereka benar-benar selingkuh atau sebaliknya. Aku tidak mungkin menanyakan ini lagi pada mas Denis, bertanya ke Nayla pun pasti tidak akan mengaku kalau itu benar. Mereka pasti kompak menyangkal. 

 

"Bu, Bu Elya."

 

Aku terkejut tiba-tiba Reni berdiri di depanku. Bukti transfer ATM kumasukan ke saku, ini bisa jadi bukti  jika aku bertanya nantinya. Aku harus bersabar, lebih baik kuselidiki dulu sebelum menuduh.

 

"Ada apa, Ren?"

 

"Ponsel Ibu tadi berdering terus." Reni menyodorkan ponselku. Tadi ponselku diletakkan di samping laptop.

 

"Oh iya." Aku menerima ponselku. 

 

Reni kembali ke ruko sebelah. Penghubung dua ruko ini ada pintu dan dinding kaca hingga aktivitas di sebelah bisa terlihat. Kulihat layar ponsel, ada tiga panggilan tidak terjawab dari Nayla. Segera kuhubungi balik.

 

"Sibuk Mbak?" tanya Nayla di ponsel.

 

"Tidak begitu sibuk, tadi aku sedang di toko kain, ponsel tertinggal di sebelah," jawabku menjelaskan.

 

"Mbak bisa ke rumah nenek? Aku sudah masak pical lele dan opor ayam."

 

"Ada acara apa, Nay, tumben masak banyak."

 

"Tidak ada Mbak, aku hanya ingin kita berkumpul agar tetap dekat. Oh ya, Mbak, Nana dan Mas Denis juga di sini, kami menunggu Mbak datang."

 

"Oh, jadi Mas Denis ada di sana?"

 

"Nana juga Mbak."

 

"Baiklah, aku segera ke sana."

 

Katanya bantu Jhoni merehap ruko, tapi kenapa tiba-tiba sudah di rumah nenek. Ah, kenapa aku curiga padahal tidak kuat. Wajar lah mas Denis kesana, itu kan rumah neneknya, dan lagian ada putriku juga. Firasatku berkata lain, tapi selalu dipatahkan dengan bukti yang tidak kuat.

 

Setelah Susi kembali dari bank, aku duduk lagi di depan laptop. Sebelum aku ke rumah nenek, aku promosi dulu baju disain terbaruku di i*******m dan f******k. Beberapa orderan datang dari berbagai daerah. Aku sangat puas, bajuku disukai pembeli.

 

Aku sibuk membalas komentar dari gambar baju yang kujual, tiba-tiba muncul status f******k Nayla, mendadak mataku terpana melihat status tersebut. Status foto dia bersama Ayu saja, dalam keterangan foto tertulis, 'Kehadiranmu memperkuat hubungan ini'.

 

Kenapa tiba-tiba aku merasa curiga lagi. Statusnya seperti memberi isyarat tentang hubungannya dengan mas Denis. Tapi bisa jadi itu status untuk suaminya. Kenapa juga hanya fotonya bersama Ayu, foto anak sulungnya mana?

 

"Aduh El, kenapa curiga dengan sesuatu yang tidak kuat," gumamku terus menatap status foto f******k Nayla.

 

Kumatikan laptop lalu memesan ojek online. Biasanya Nana yang menjemputku, tapi kali ini biar naik ojek online saja. Aku ingin melihat reaksi Nayla dan mas Denis, sikap mereka pasti memberi petunjuk, selama ini tidak pernah ku perhatikan karena tidak pernah terpikir kalau mereka bermain di belakangku. Tapi semenjak aku melihat wajah Ayu, semuanya berubah, firasatku berkata lain.

 

***

 

"Mbak El, ayo langsung makan, aku masak banyak hari ini," ucap Nayla mengiringiku ke meja makan.

 

"Wah, pasti enak. Kamu masak sendiri sebanyak ini." Kulihat banyak makanan terhidang. Bukan hanya opor ayam dan Pical lele, tapi juga ada puding dan brownies.

 

"Bukan aku sendiri, Mbak, ada Ratih yang membantuku." Nayla menujuk ke arah belakangku. Aku memalingkan muka, Ratih sudah berdiri sambil tersenyum manis.

 

"Assalamu'alaikum, Mbak." Ratih langsung mencium punggung tanganku.

 

"Kapan datang Rat? Wah, kamu memakai hijab syar'i sekarang."

 

"Barusan, Mbak. Iya, aku mau merubah penampilan lebih baik," jawab Ratih.

 

Ratih adik kandung Nayla. Meskipun umurnya tua dua tahun dari Nana, dia sudah menjada akibat KDRT. Suaminya pemabuk, dulu dia sering menangis mengadu padaku dan Nayla. Tapi semenjak Nayla merantau dulunya, dia juga pulang kampung. Lama kami tidak bertemu.

 

"Semua juga masakanmu, Rat?" tanyaku seraya menatap meja makan.

 

"Tidak Mbak, yang aku masak hanya brownies dan opor ayam, selebihnya Mbak Nayla yang masak."

 

"Kalau gitu aku langsung makan." Aku duduk di kursi meja makan.

 

"Nasinya biar aku yang ambilin, Mbak." Ratih mengambil sepiring nasi lalu meletakkan di meja.

 

"Terimakasih, Rat."

 

Ratih membalas dengan senyum.

 

"Brownies buatan Tante Ratih enak, Ma." Nana ikut duduk di kursi sebelahku.

 

"Kamu sudah makan?"

 

"Sudah, tadi bareng Papa," jawab putriku.

 

Sambil makan kulihat Nayla duduk sofa depan televisi bermain ponsel. Mas Denis dan Jhoni juga duduk di teras depan sambil minum kopi mengobrol. Kedua putri Nayla sedang menonton kartun. Kulihat Ayu memakai salah satu baju yang diberikan suamiku kemarin.

 

Tidak lama kemudian, dari sofa Nayla beranjak ke teras berbicara dengan suaminya, tidak terdengar karena di luar, tapi reaksi muka suamiku biasa-biasa saja ke Nayla, tidak terlihat seperti sepasang saling menyukai. Ini memudarkan firasatku menuduh mereka berselingkuh.

 

"Mbak El, nanti aku akan jualan cake di depan toko mainan Mas Jhoni, doakan usahaku lancar ya, Mbak." ucap Ratih sambil menuangkan segelas air putih untukku.

 

"Amin, bagus itu, Rat. Mbak pasti jadi pelanggan tetapmu," jawabku lalu menyuap lagi nasi.

 

"Terimakasih, Mbak."

 

"Pasti laris manis, brownies buatan Tante Ratih enak," timpa Nana sambil makan potongan kue brownies.

 

Mataku terus memperhatikan gerak Nayla dan suamiku. Sementara itu Nana dan Ratih asik mengobrol tentang resep masakan. Sambil menyuap nasi, aku terus menyediki, lagi-lagi Nayla sibuk dengan ponselnya. Aku teringat dengan status foto f******knya tadi. Rasa penasaran membuatku melihat f******k di ponsel seperti pura-pura promosi baju.

 

Jariku mengetik nama akun Nayla. Aku ingin melihat apa saja statusnya. Rasa penasaran selalu menghantuiku. Selama ini aku tidak pernah ingin tahu tentang F******k Nayla, bahkan kami jarang saling komentar karena kami lebih sering berbicara di ponsel.

 

"Astaga!" bathinku terkejut.

 

Mendadak jantung berdetak tidak enak membaca status Nayla bertuliskan 'Terimakasih Papa'. Itu status foto Ayu makan es krim dan memakai salah satu baju yang diberikan suamiku. Bukan hanya itu, ada emoticon love dari akun f******k mas Denis menanggapinya.

 

Selera makanku mendadak hilang. Aku tidak punya bukti tentang firasatku. Tapi dari wajah Ayu membuatku yakin dia anak suamiku. Dari sikap mereka tidak menunjukkan saling suka. Aku bingung. Haruskah aku bilang Jhoni? Atau aku selidiki sendiri dengan tes DNA seperti di sentron-senetron.

 

Bersambung ....

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Febri Yanti
kata2 dlm paragraf sering diulang2
goodnovel comment avatar
Rahmatun Nisa
tes DNA diam2 dan selidiki diam2 juga
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • ANAKNYA MIRIP SUAMIKU   Part 44 Tamat

    Anaknya mirip suamikuPart 44 (Tamat)"Mbak El, ini laporan penjualan kain hari ini, Alhamdulillah tiga kali lipat dari bulan kemaren." Ratih menyodorkan buku penjualan dan buku orderan di mejaku."Coba kucek dulu, Rat." Kubuka kedua buku itu lalu membacanya.Lalu, Ratih duduk di kursi depan mejaku."Alhamdulillah, belum sebulan kamu di toko kain, pendapatan kita meningkat, Rat." Senang sekali aku melihat nominal angka yang tertera."Alhamdulillah, Mbak. Semua berkat rejeki dari Allah, aku hanya bekerja, Mbak." Ratih tersenyum.Ratih jujur dalam bekerja. Bahkan dalam kesibukkan ibadah salatnya tidak lupa, ia juga mengingatkanku di saat kesibukan jangan tinggalkan salat. "Assalamu'alaikum, Bunda."Kami tersentak mendengar seseorang mengucapkan salam. Kami lihat ke pintu, Vina melangkah mendekat. Aku dan Ratih menyambutnya dengan senyum sambil menjawab salamnya."Gimana kabar Bunda Elya dan Bunda Ratih?""Alhamdulillah baik, Nak," jawabku."Alhamdulillah, kami semua sehat," jawab Ratih

  • ANAKNYA MIRIP SUAMIKU   Part 43 Akibat Nafsu

    Anaknya mirip suamikuPart 43 (akibat dari mengemukakan nafsu)Pov DenisAstaga, gadis ini putriku? Cantik dan sukses. Sejenak aku malu, ia sudah lama mencariku, bahkan bertemu pun di kondisiku seperti ini. Nuri, kenangan bersamamu tak akan terlupakan, saat itu kita dimabuk cinta dan gelora jiwa muda tak terkendali. Kutinggalkan kamu tanpa kutahu kehamilanmu. Hebat, tanpaku kamu bisa membuat anak kita sukses. Senyumnyu sejenak melintas diingatanku."Ayah kenapa menangis?" Vina duduk kursi samping tempat tidur aku berbaring."Entah lah, tiba-tiba aku rindu Nuri. Aku merasa bersalah," jawabku menyeka air mata."Ibuku selalu cerita betapa Ayah lelaki yang romantis, meskipun aku sudah punya Ayah pengganti yang juga menjagaku dan Ibu. Aku tetap ingin bertemu Ayah, kucari ke kampung dan bahkan ke rumah Bunda Elya.""E-Elya?" Mendadak mulutku tergagap menyebut nama Elya. Bayangan putriku-Nana juga melintas. Aku punya banyak anak gadis. Astaga, kenapa aku jadi cengeng?Diam. Aku malu, untuk m

  • ANAKNYA MIRIP SUAMIKU   Part 42 Pov Susi(18+)

    Anaknya mirip suamikuPart 42 (Part khusus 18 tahun keatas!)____________________________________________Pov Susi"Su-susi, ka-kamu mau ngapain?" Suara mas Denis tergagap. Ia menatapku memegang pisau. Aku perlahan mendekatinya."Mas ..., aku melakukan semua ini demi kamu dan Mbak Reni. Aku tau kamu suka tubuhku, hubungan diam-diam itu kita jalani bertahun-tahun. Aku pasrah asalkan kamu bertanggung jawab dengan biaya ibuku di kampung. Tapi ...." Kutatap pisau di tanganku, lalu aku tersenyum sinis sambil melihat burung mas Denis. "Ta-tapi apa, Sus?" Burungnya mendadak loyo. Mau terbang nggak punya sayap, sukanya mencari sarang. Bahkan ikut bertengger dengan mbak Reni. Menjijikan!"Kenapa takut, Mas?"Kulihat mas Denis perlahan ingin mengambil celananya yang berserakan di lantai."Ja-jangan Sus, ini asetku," jawab mas Denis tetap tergagap. Aku suka melihatnya takut. "Jangan bergerak!" teriakku. Rasanya ingin segera kupotong. Seenak hati main cinta menjijikkan bersama kakakku. Dikiran

  • ANAKNYA MIRIP SUAMIKU   Part 41 Jaga Sikap, Nay!

    Anaknya mirip suamikuPart 41 (Jaga sikap, Nay!)Pov Nayla"Kamu apaan sih, Mas? Aku tu bicara ama Ratih, kok kamu menariku? Ia adikku! Jadi kalau ia coba-coba menceramahiku biar kugampar," cerocosku kesal. Aku ini lebih tua dari Ratih, tapi seenak perut menceramahiku dan tak tahu sopan santun. Kesal!"Bukan gitu, Nay. Aku tidak suka melihatmu ikut mencaci Mbak Elya." Lagi-lagi bela perempuan tua itu. Deperti dia saja yang beri makan."Kok belain dia? Istrimu aku atau dia!" Suaraku lantang. Tak peduli orang-orang memperhatikan kami, toh jalan ini bukan milik mereka."Lah kamu lah istriku, Nay. Masak itu aja masih nanya."Kuhentikan langkah. "Makanya! Dengar aku dong, lagian apa untungnya sih, belain wanita tua itu?""Nay, lihat nih." Mas Jhoni mengeluarkan uang dari sakunya."Uang?" Mataku langsung segar melihat warna merah uang kertas pecahan seratus ribu. Rasanya bahagia ingin loncat tinggi. Tapi kutahan demi harga diri.Uang itu langsung kuambil. "Kita bisa makan enak hari ini, Mas

  • ANAKNYA MIRIP SUAMIKU   Part 40 Kesenangan yang Menghancurkan

    Anaknya mirip suamikuPart 40 (kesenangan yang menghancurkan)Khusus 18 !!Part ini terinspirasi dari kisah nyata dalam sebuah kasus yang ditangani seorang teman. Sebelumnya juga ada part "Dilaporkan KDRT?" itu juga bentuk kasus lainnya. Selamat membaca😊----Pov DenisMau apa aku sendirian di sini. Bosan, yang ada cuma wanita penyakitan yang bucin. Tak bisa melepaskan hasrat. Kalau bukan karena butuh uang dan tempat tinggal, ogah tinggal bersama Reni."Mas! Mas! tolong aku."Terdengar Reni memanggil dari kamar. Huuuh! Mau apa lagi dia. Tidak tau aku lagi merokok dan minum kopi. Baru juga santai pulang mengantarinya berobat. Merepotkan saja!Aku bangkit dan melangkah ke kamar. Di ambang pintu kamar kulihat Reni terbaring di tempat tidur, wajahnya pucat dan bertambah kurus. "Apa Ren?" tanyaku sambil menghisap rokok."Tolong ambilin aku minum, Mas." Reni menujuk ke meja kecil yang terletak di sudut kamar. Ada teko air dan gelas.Terpaksa deh, kalau bukan karena satu atap, malas sekal

  • ANAKNYA MIRIP SUAMIKU   Part 39 Tak Sengaja Bertemu

    Anaknya mirip suamikuPart 39 (Tak sengaja bertemu) "Maafkan aku, Bunda, aku bukan mencari keributan atau menuntut sesuatu. Aku hanya ingin bertemu Ayah kandungku, sebelum ibu meninggal hanya foto ini bukti wajah Ayahku."Aku tahu maksud Vina. Dari lahir tak pernah bertemu mas Denis, bahkan keberadaanya tidak diketahui. Entah masa muda apa yang dilakukan mas Denis dan ibu Vina hingga hamil saja tidak diketahui mas Denis."Tak masalah bagiku, lagian kami sedang proses cerai. Oh ya, Vina tinggal di mana?"Rasa penasaran membuatku bertanya. Vina terlihat gadis berpendidikan, cara pakaian dan berucap pun sangat sopan."Kebetulan ini hari ke tigaku di kota ini. Aku pindah tugas di salah satu rumah sakit. Aku ngontrak di jalan Juanda nomor 5, Bunda.""Sepertinya Nak Vina seorang dokter?" Aku menerkanya, takut juga salah makanya bertanya."Betul Bunda, aku dokter bedah." Vina tersenyum menanggapinya."Hebat, ibumu sangat hebat membesarkanmu bisa jadi dokter."Percakapan ini terasa hangat. V

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status