Share

Part 5 Pov Nana

last update Last Updated: 2022-07-13 22:00:13

Anaknya mirip suamiku

(5)

 

Pov Nana

 

Sudah lama aku tidak bertemu tante Ratih dan tante Nayla. Aku tidak punya saudara. Menjadi anak tunggal kesepian di rumah. Mama Papa sibuk di toko, pulang kuliah rumah terasa sunyi. Tapi semenjak ke dua Tante itu balik lagi tinggal di rumah nenek papa, pulang kuliah aku sering mampir sekedar bercerita. Tante Nayla menyenangkan diajak bicara.

 

"Tan, nanti ajari aku bikin brownies donk," pintaku sambil memakan potongan kue brownies.

 

"Iya, tapi ntar bantuin Tante buka lapak kue, ya," jawab tante Ratih sambil memotong lagi kue brownies dan meletakkan di piring kecil.

 

Kulihat mama seperti memikirkan sesuatu. Meskipun mulut mengunyah makanan, tapi mata mama seperti memperhatikan gerak gerik tante Nayla. Tidak biasanya mama menatap tante Nayla seperti itu.

 

"Na, bawa kue ini ke meja teras," titah tante Ratih menyodorkan sepiring kue.

 

"Oke, Tan," jawabku menerima piring kue itu, lalu melangkah ke teras depan.

 

"Ini browniesnya, Pa, Om," ucapku meletakkan sepiring kue brownies di meja teras.

 

"Pasti enak," ucap papa langsung mengambil sepotong kue dan memakannya.

 

"Nanti kamu akan terbiasa dengan kue bikinin Ratih, dia mau jualan kue di depan toko mainanku, Mas," kata Om Jhoni juga mengambil sepotong kue.

 

"Iya, Pa. Nanti aku bantuin Tante Ratih buka lapaknya," timpaku.

 

"Bagus, kasihan Ratih, setelah bercerai dia harus punya usaha. Nanti kabari aku kapan Ratih buka usaha kuenya, aku dan Elya pasti membantu," ucap papa sambil memakan potongan kue yang tersisa di tangannya.

 

"Mbak Nayla! Mbak!"

 

Kami terkejut mendengar teriakan Tante Ratih dari dalam. Seketika kami bertiga berlari masuk. Tante Nayla pingsan tergeletak di depan televisi.

 

"Nayla!" Om Jhoni menghampiri Tante Nayla.

 

"Nayla kenapa, El?" tanya papa ke mama.

 

"Entahlah, Mas. Tadi saat aku sedang makan, tiba-tiba Nayla pingsan," jawab mama di samping tante Nayla.

 

Om Jhoni menggendong tante Nayla ke kamar, setelah dibaringkan di ranjang, mama mengoleskan minyak kayu putih dekat hidung Tante Nayla. 

 

"Mas Jhoni, sebaiknya bawa Mbak Nayla berobat, aku khawatir karena Mbak Nayla tidak pernah pingsan sebelumnya," ucap Tante Ratih.

 

"Panggil bidan terdekat aja, kelamaan ke rumah sakit," timpa mama.

 

"Biar aku panggil," ucapku bergegas ke luar.

 

Aku jalan kaki ke bidan. Kebetulan prakteknya hanya berjarak dua rumah. Meskipun bidan tapi banyak juga yang berobat. Tante Nayla harus mendapatkan penanganan secepatnya.

 

Aku dan bidan Cici tergesa-gesa ke rumah. Syukurlah tadi sedikit pasien, aku bisa membawa bidan ke rumah tanpa menunggu lama.

 

Sampai di kamar tante Nayla, ternyata dia sudah siuman. Tubuhnya terlihat pucat berbaring. Tante Ratih memijit kening tante Nayla sambil mengoleskan minyak kayu putih.

 

"Biar aku periksa, Mbak," ucap bidan Cici menggunakan alat mengukur tensi.

 

Kami menunggu di luar, hanya Tante Ratih yang menemani di kamar. Kulihat om Jhoni gelisah mondar mandir. 

 

"Gendong Pa," rengek Ayu ke Jhoni.

 

"Nanti ya, Papa lagi nunggu Mama," tolak om Jhoni sambil merokok.

 

"Ayo gendong sama Om," ucap papa langsung menggendong Ayu.

 

"Asik." Ayu kegirangan.

 

Kulihat Ayu seperti titisan papa. Mereka sangat mirip. Kenapa Ayu tidak mirip om Jhoni, padahal ayah kandungnya bukan papa. Lucu juga.

 

Bidan Cici ke luar dari kamar. Kami langsung mendekatinya ingin tahu keadaan Tante Nayla. Tapi raut wajah tante Ratih terlihat senang.

 

"Bagaimana Bu? Istriku sakit apa?" tanya om Jhoni ke bidan Cici.

 

"Selamat ya, Pak. Istri Bapak hamil," jawab bidan Cici.

 

"Istriku hamil?" Om Jhoni terkejut, tapi dia tidak terlihat senang. Aneh.

 

"Iya, saya sudah tinggalkan resep obat vitamin, Mbak Nayla harus banyak istirahat."

 

"Iya, Bu bidan, terimakasi," ucap tante Ratih mengiringi bidan menuju pintu.

 

Sekilas Om Jhoni menarik nafas dalam. Dia duduk seperti memikirkan sesuatu. Lalu papa duduk di sampingnya.

 

"Kamu kenapa Jhon? Istrimu hamil tapi terlihat kurang senang," tanya mama masih berdiri di sampingku.

 

"Tidak apa-apa, Mbak. Hanya khawatir aja, lagian Ayu belum 3 tahun."

 

"Ada Ratih di sini, jadi Nayla bisa istirahat."

 

"Iya Jhon, jangan khawatir," timpa papa menepuk pelan punggung om Jhoni.

 

***

 

"Jaga kandunganmu, Nay. Sekarang ada Ratih yang bantu ngurusin anakmu," ucap mama duduk di tepi ranjang. 

 

"Iya Mbak, mungkin aku kacapean merapikan barang-barang setelah balik lagi ke sini." Wajah tante Nayla terlihat pucat.

 

"Rat, aku balik dulu ke toko, kalau ada apa-apa hubungi aku." Mama bangkit dan melangkah ke pintu.

 

"Iya, Mbak. Terimakasih," jawab tante Ratih mengiringi mama.

 

"Na, nanti jemput mama, ya."

 

"Oke Ma," jawabku lalu duduk di samping tante Nayla yang masih terbaring.

 

Mama dan tante Ratih berlalu dari kamar.

 

"Aku pengen sekali Mamaku hamil seperti Tante, biar aku punya adik," ucapku.

 

"Salsa dan Ayu bisa juga adikmu, Na."

 

"Oh iya ya, Tan. Maksudku adik seibu sebapak," polesku sambil nyengir.

 

"Berarti Allah belum kasih rejeki adik untukmu, Nan. Syukuri aja, mana tahu lain waktu kamu punya adik."

 

"Aminn," ucapku. "Aku ke kamar mandi dulu, kebelet."

 

Aku ke luar dari kamar menuju dapur. Kamar mandi ada di sudut dapur. Setelah buang air kecil, aku berniat menuju meja makan ingin makan kue brownies lagi. Tapi langkahku terhenti, sekilas aku mendengar papa berbicara di teras belakang. Yang membuatku penasaran ada kata-kata yang mengganjal menurutku.

 

"Pokoknya kalian jangan khawatir, aku pasti membiayai persalinan Nayla, bagaimana pun juga ini karena aku," ucap papa.

 

"Iya, Mas. Nayla pasti kecapean. Tadinya aku tidak senang dengan kehamilan Nayla karena kondisi perekonomianku seperti ini," keluh om Jhoni.

 

"Aku sudah di sini, Ayu akulah yang mengurusnya, Mas," timpa tante Ratih.

 

"Pokoknya aku tidak akan lari dari tanggung jawab, tolong jangan sampai Elya tau."

 

Aku terkejut mendengar perkataan papa. Tanggung jawab? tanggung jawab apa? Kenapa juga mama tidak boleh tahu. Apa yang mereka rahasiakan dari mama? Aku harus cari cara beri tahu mama. Aku tidak rela mama dibohongi, selama ini mama lah yang sering membantu mereka. Tapi aku takut jika mama papa bertengkar kalau aku mengadu. Kasihan mama, sudah sering membantu tapi mereka main rahasia-rahasiaan segala. 

 

Bersambung ....

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Roroh Siti Rochmah
kacau mereka blum tau z klo elya udah curiga, klo dimiskinkn mampus klian. benalu semua
goodnovel comment avatar
NUR WAHYUNI
hindari pov ini itu thor.. ini kan novel jadi baiknya ambil satu pov saja... krn bakal rancau jadinya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • ANAKNYA MIRIP SUAMIKU   Part 44 Tamat

    Anaknya mirip suamikuPart 44 (Tamat)"Mbak El, ini laporan penjualan kain hari ini, Alhamdulillah tiga kali lipat dari bulan kemaren." Ratih menyodorkan buku penjualan dan buku orderan di mejaku."Coba kucek dulu, Rat." Kubuka kedua buku itu lalu membacanya.Lalu, Ratih duduk di kursi depan mejaku."Alhamdulillah, belum sebulan kamu di toko kain, pendapatan kita meningkat, Rat." Senang sekali aku melihat nominal angka yang tertera."Alhamdulillah, Mbak. Semua berkat rejeki dari Allah, aku hanya bekerja, Mbak." Ratih tersenyum.Ratih jujur dalam bekerja. Bahkan dalam kesibukkan ibadah salatnya tidak lupa, ia juga mengingatkanku di saat kesibukan jangan tinggalkan salat. "Assalamu'alaikum, Bunda."Kami tersentak mendengar seseorang mengucapkan salam. Kami lihat ke pintu, Vina melangkah mendekat. Aku dan Ratih menyambutnya dengan senyum sambil menjawab salamnya."Gimana kabar Bunda Elya dan Bunda Ratih?""Alhamdulillah baik, Nak," jawabku."Alhamdulillah, kami semua sehat," jawab Ratih

  • ANAKNYA MIRIP SUAMIKU   Part 43 Akibat Nafsu

    Anaknya mirip suamikuPart 43 (akibat dari mengemukakan nafsu)Pov DenisAstaga, gadis ini putriku? Cantik dan sukses. Sejenak aku malu, ia sudah lama mencariku, bahkan bertemu pun di kondisiku seperti ini. Nuri, kenangan bersamamu tak akan terlupakan, saat itu kita dimabuk cinta dan gelora jiwa muda tak terkendali. Kutinggalkan kamu tanpa kutahu kehamilanmu. Hebat, tanpaku kamu bisa membuat anak kita sukses. Senyumnyu sejenak melintas diingatanku."Ayah kenapa menangis?" Vina duduk kursi samping tempat tidur aku berbaring."Entah lah, tiba-tiba aku rindu Nuri. Aku merasa bersalah," jawabku menyeka air mata."Ibuku selalu cerita betapa Ayah lelaki yang romantis, meskipun aku sudah punya Ayah pengganti yang juga menjagaku dan Ibu. Aku tetap ingin bertemu Ayah, kucari ke kampung dan bahkan ke rumah Bunda Elya.""E-Elya?" Mendadak mulutku tergagap menyebut nama Elya. Bayangan putriku-Nana juga melintas. Aku punya banyak anak gadis. Astaga, kenapa aku jadi cengeng?Diam. Aku malu, untuk m

  • ANAKNYA MIRIP SUAMIKU   Part 42 Pov Susi(18+)

    Anaknya mirip suamikuPart 42 (Part khusus 18 tahun keatas!)____________________________________________Pov Susi"Su-susi, ka-kamu mau ngapain?" Suara mas Denis tergagap. Ia menatapku memegang pisau. Aku perlahan mendekatinya."Mas ..., aku melakukan semua ini demi kamu dan Mbak Reni. Aku tau kamu suka tubuhku, hubungan diam-diam itu kita jalani bertahun-tahun. Aku pasrah asalkan kamu bertanggung jawab dengan biaya ibuku di kampung. Tapi ...." Kutatap pisau di tanganku, lalu aku tersenyum sinis sambil melihat burung mas Denis. "Ta-tapi apa, Sus?" Burungnya mendadak loyo. Mau terbang nggak punya sayap, sukanya mencari sarang. Bahkan ikut bertengger dengan mbak Reni. Menjijikan!"Kenapa takut, Mas?"Kulihat mas Denis perlahan ingin mengambil celananya yang berserakan di lantai."Ja-jangan Sus, ini asetku," jawab mas Denis tetap tergagap. Aku suka melihatnya takut. "Jangan bergerak!" teriakku. Rasanya ingin segera kupotong. Seenak hati main cinta menjijikkan bersama kakakku. Dikiran

  • ANAKNYA MIRIP SUAMIKU   Part 41 Jaga Sikap, Nay!

    Anaknya mirip suamikuPart 41 (Jaga sikap, Nay!)Pov Nayla"Kamu apaan sih, Mas? Aku tu bicara ama Ratih, kok kamu menariku? Ia adikku! Jadi kalau ia coba-coba menceramahiku biar kugampar," cerocosku kesal. Aku ini lebih tua dari Ratih, tapi seenak perut menceramahiku dan tak tahu sopan santun. Kesal!"Bukan gitu, Nay. Aku tidak suka melihatmu ikut mencaci Mbak Elya." Lagi-lagi bela perempuan tua itu. Deperti dia saja yang beri makan."Kok belain dia? Istrimu aku atau dia!" Suaraku lantang. Tak peduli orang-orang memperhatikan kami, toh jalan ini bukan milik mereka."Lah kamu lah istriku, Nay. Masak itu aja masih nanya."Kuhentikan langkah. "Makanya! Dengar aku dong, lagian apa untungnya sih, belain wanita tua itu?""Nay, lihat nih." Mas Jhoni mengeluarkan uang dari sakunya."Uang?" Mataku langsung segar melihat warna merah uang kertas pecahan seratus ribu. Rasanya bahagia ingin loncat tinggi. Tapi kutahan demi harga diri.Uang itu langsung kuambil. "Kita bisa makan enak hari ini, Mas

  • ANAKNYA MIRIP SUAMIKU   Part 40 Kesenangan yang Menghancurkan

    Anaknya mirip suamikuPart 40 (kesenangan yang menghancurkan)Khusus 18 !!Part ini terinspirasi dari kisah nyata dalam sebuah kasus yang ditangani seorang teman. Sebelumnya juga ada part "Dilaporkan KDRT?" itu juga bentuk kasus lainnya. Selamat membaca😊----Pov DenisMau apa aku sendirian di sini. Bosan, yang ada cuma wanita penyakitan yang bucin. Tak bisa melepaskan hasrat. Kalau bukan karena butuh uang dan tempat tinggal, ogah tinggal bersama Reni."Mas! Mas! tolong aku."Terdengar Reni memanggil dari kamar. Huuuh! Mau apa lagi dia. Tidak tau aku lagi merokok dan minum kopi. Baru juga santai pulang mengantarinya berobat. Merepotkan saja!Aku bangkit dan melangkah ke kamar. Di ambang pintu kamar kulihat Reni terbaring di tempat tidur, wajahnya pucat dan bertambah kurus. "Apa Ren?" tanyaku sambil menghisap rokok."Tolong ambilin aku minum, Mas." Reni menujuk ke meja kecil yang terletak di sudut kamar. Ada teko air dan gelas.Terpaksa deh, kalau bukan karena satu atap, malas sekal

  • ANAKNYA MIRIP SUAMIKU   Part 39 Tak Sengaja Bertemu

    Anaknya mirip suamikuPart 39 (Tak sengaja bertemu) "Maafkan aku, Bunda, aku bukan mencari keributan atau menuntut sesuatu. Aku hanya ingin bertemu Ayah kandungku, sebelum ibu meninggal hanya foto ini bukti wajah Ayahku."Aku tahu maksud Vina. Dari lahir tak pernah bertemu mas Denis, bahkan keberadaanya tidak diketahui. Entah masa muda apa yang dilakukan mas Denis dan ibu Vina hingga hamil saja tidak diketahui mas Denis."Tak masalah bagiku, lagian kami sedang proses cerai. Oh ya, Vina tinggal di mana?"Rasa penasaran membuatku bertanya. Vina terlihat gadis berpendidikan, cara pakaian dan berucap pun sangat sopan."Kebetulan ini hari ke tigaku di kota ini. Aku pindah tugas di salah satu rumah sakit. Aku ngontrak di jalan Juanda nomor 5, Bunda.""Sepertinya Nak Vina seorang dokter?" Aku menerkanya, takut juga salah makanya bertanya."Betul Bunda, aku dokter bedah." Vina tersenyum menanggapinya."Hebat, ibumu sangat hebat membesarkanmu bisa jadi dokter."Percakapan ini terasa hangat. V

  • ANAKNYA MIRIP SUAMIKU   Part 38 Keributan Dalam Karma

    Anaknya mirip suamikuPart 38 ( keributan dalam karma )Pov Nayla"Api! Tolong padamkan apinya!"Aku terus berteriak menangis agar api itu secepatnya dipadamkan. Beberapa warga membantu mengambil air dan bahkan mobil pemadam kebakaran sudah diarahkan."Tenang Nay, tenang, ingat kamu lagi hamil," ucap mas Jhoni memegang kedua lenganku.Rasanya duniaku hancur. Hidupku perlahan menderita. Rumah satu-satunya yang kuharapkan untuk mendapatkan penghasilan, terbakar ulah kelalaianku. Untung putriku berhasil kubawa ke luar, kalau tidak bisa mati kami dibakar."Gimana mau tenang! Kita tinggal di mana Mas?" Panikku belum juga hilang."Kita bisa tinggal di mesjid untuk sementara.""Uh!" Kudorong mas Jhoni. "Mesjid! Lihat aku lagi hamil, kamu tega membawaku tinggal di mesjid," jawabku kesal."Tenang, Nay. Saat ini hanya itu yang sanggup kulakukan, atau kita balik kampungmu aja.""Mikir dong! Rumah orang tuaku sudah dikontrakkan, kita tinggal di mana lagi?""Kita cari kontrakkan murah di kampungmu

  • ANAKNYA MIRIP SUAMIKU   Part 37 Episode 18+

    Anaknya mirip suamikuPart 37 (episode 18 keatas )Pov DenisEnak saja Nayla berkuasa. Statusnya hanya istri Jhoni tapi seolah dia lah yang punya rumah. Dikiranya aku bodoh? Saat aku tak punya uang, mulutnya pedas seakan melupakan bantuanku selama ini. Awas kalian! Saat nanti aku punya uang, tak akan kuhiraukan meskipun kalian mengemis."Udah beberapa hari ini kamu sibuk amat, Mas?" tanya Reni saat aku duduk baru datang."Aku lagi nggak enak badan," jawabku sambil melihat kesekitar, Susi tidak terlihat."Tu mukamu kenapa?" Reni menatap wajahku. Bekas lebam belum hilang."Aku dirampok," alasanku. Terpaksa bohong, dari pada ketahuan main cabe-cabean."Dirampok? Trus apa yang hilang?""Mobilku.""Trus, sekarang kamu nggak punya mobil dong.""Iya ....""Udah lapor polisi?""Sudah," jawabku pelan."Yah, trus kita jalan-jalan naik apa dong.""Kita di sini aja, Ren.""Bosan di sini, aku butuh jalan-jalan juga, Mas.""Di kamar aja, bisa lebih bebas," rayuku. Namanya juga hasrat, kulihat Reni

  • ANAKNYA MIRIP SUAMIKU   Part 36 Musibah

    Anaknya mirip suamikuPart 36 (musibah)Pov Jhoni"Kalau bukan karena baktiku pada suami, ogah bantuin kalian, mana uangku habis, antingku juga dijual." Nayla menghentakkan kaki saat melangkah masuk setelah kami pulang."Aduh Nay, suami tak jadi di penjara, seharusnya senang," ucapku berusaha sabar. Aku duduk sambil menahan nyerinya hidung akibat siku tangan. Sakit ...."Iya, Nay. Tolong ambilkan kain dan air panas, pipiku sakit ...." Mas Denis seperti sulit berucap. Kulihat lukanya bertambah parah."Ambil aja sendiri, aku udah bantuin bebaskanmu, Mas," jawab Nayla sewot.Semenjak hamil, istriku berucap selalu kasar. Aku maklum, mungkin bawaan hamil, tapi aku juga takut kalau ucapannya membawa petaka bagi anakku dalam kandungannya. Saat kunasehati, Nayla ngambek, bahkan bisa sampai dua hari. "Sudah, Mas, kamu urusin dirimu sendiri, istriku lagi hamil.""Sakit, Jhon. Bantuin gimana?" Mas Denis memegang pipinya. Lebam semua.Kenapa sial sekali nasibku. Semenjak mas Denis berpisah dari

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status