Share

Chapter 15

"Ketika kau memilih pergi, kau harus tahu; jalan kembali memang akan selalu ada, tapi tempat untuk pulang seringkali sudah tak lagi tersedia."

___

Saat langkahku mendekat dia membuka pintu mobil. Senyum lebarnya menyambut. Sulit kupungkiri dan dengan agak berat hati kuakui bahwa setiap kali dia menatap kudapati ketenangan di cahaya matanya yang teduh. Tapi bukan berati aku terpesona. Bagaimanapun dia tetap mahluk yang menjengkelkan. Seakan-akan bisa memaksa orang menuruti setiap kemauannya.

“Hai ...”

Kupasang ekspresi sedingin mungkin tidak ingin dia berpikir kalau aku senang hati menerima kedatangannya.

“Kamu nggak perlu ke rumah. Sekarang juga kita berangkat ke bengkel dan mengambil mobil saya.”

Diam sejenak. Dia bersender pada mobil menyilangkan tangan di dada sementara matanya lekat di wajahku. Membuat buku-buku jemariku serasa membeku. Tak lama senyumnya kembali terbit dan dia berkata dengan nada tegas. “ Oke, sepertinya ide bagus. Tadinya saya kepingin mampir ke rumahmu.” Mendesa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status