Share

Bab 25

Penulis: Stary Dream
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-19 07:21:52

Brata akhirnya menengahi situasi yang tidak mengenakkan ini. Dia mengambil kendali atas permasalahan rumah tangga anaknya yang diyakini hanya kesalahpahaman saja.

"Kalian sudah sama-sama dewasa, tahu yang mana terbaik untuk rumah tangga kalian. Jika memang ingin berpisah, silahkan. Tapi pikirkan mental Shanum." Kata Brata.

"Maafkan, saya.. kemarin saya terlanjur emosi." Adam tertunduk. "Saya nggak mau mendengarkan penjelasan Harum."

"Makanya kamu itu pake nuduh-nuduh Harum selingkuh segala!" Nani masih jengkel.

"Sudahlah, bu." Brata menenangkan istrinya. "Jadi kalian maunya bagaimana sekarang?"

"Saya minta izin membawa Harum juga Shanum kembali ke rumah."

"Rumah ibumu?" Tanya Nani.

Adam mengangguk. Memangnya mau kemana lagi?

"Kamu, Harum." Brata beralih pada anaknya. "Kamu bagaimana?"

Adam menatap lekat istrinya yang tengah tertunduk itu. Berharap jika Harum mau pulang bersamanya.

Harum tampak berpikir sejenak sampai akhirnya bisa mengularkan kata, "Iya, yah. Harum ikut pulang bersama
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Aku Tak Butuh Nafkah Darimu   Bab 35

    "Kamu nggak mau besuk ibumu?""Kamu tadi sudah, kan?""Aku belum melihat. Tadi kan aku bilang cuma belikan obat." Jelas Rendra."Kamu aja, deh. Sampaikan salam kami untuk ibu Farida."Rendra menghela nafas. Ia ikut berbaring di samping istrinya."Kamu masih marah?" Rendra mengelus lengan istrinya."Marah dengan siapa?" Tanya Harum acuh."Sayang.. ibu Farida sedang kritis sekarang. Aku minta kamu mendo'akannya.""Iya. Nanti aku do'akan.""Sayang!"Terpaksa Harum meladeni suaminya, padahal dia sudah bersikap selayaknya walau rasa tak senang itu terlihat di wajahnya."Ikhlaskan semua yang terjadi di masa lalu. Maafkan seluruh kesalahan orang-orang yang menyakitimu. Aku tahu luka di hatimu belum sembuh betul. Tapi kalau kamu belum bisa mengiklaskan semuanya, luka itu akan semakin sakit jika digores.""Aku cuma masih sedikit kecewa aja." Akhirnya Harum jujur. Sudah satu tahun lebih, tapi rasa marah, dongkol, kecewa akan perbuatan mantan suami serta keluarganya masih membekas di hati Harum.

  • Aku Tak Butuh Nafkah Darimu   Bab 34

    "Mbak Zulfa!" Terengah-engah Adam menghapiri Zulfa yang tengah melamun di ruang tunggu. Farida kini sudah terbaring lemah di ruang intensif."Adam!" Air mata Zulfa tumpah ruah ketika melihat adiknya datang. Sudah satu tahun, Adam tidak pulang ke kota. Selama itu juga Adam tak tahu penyakit berat apa yang menimpa Farida karena wanita itu tak mau membebani Adam yang tengah berjuang disana."Apa yang terjadi mbak?""Ibu tiba-tiba sesak tadi. Sekarang masuk ICU.""Sakit apa ibu?""Gagal ginjal..""Astaghfirullah." Kepala Adam menjadi sakit, ia seperti di hantam benda berat."Maaf, Adam.." lirih Zulfa. "Selama ini kami menyembunyikan kebenarannya darimu.""Jadi ibu sudah lama sakit begini? Kenapa baru kasih tahu aku, mbak?" Teriak Adam sedih."Kami nggak mau merepotkanmu.""Astaga! Tapi ibu itu juga ibuku. Aku berhak tahu." Adam meremas rambutnya dengan frustasi. "Jadi sekarang bagaimana kata dokter?""Ibu harus cuci darah, tapi tekanan darahnya masih rendah. Belum lagi.." Zulfa memberikan

  • Aku Tak Butuh Nafkah Darimu   Bab 33

    Malam ini Shanum menginap di rumah neneknya setelah menghabiskan waktu seharian dengan Adam di luar. Ayah Shanum ini mengajaknya pergi ke taman bermain dan juga tempat lain yang dulu suka sekali mereka singgahi. Tak lupa makan bakso langganan yang menjadi kesukaan Shanum."Kamu senang sekolah di tempat barumu?" Tanya Farida."Senang, nek.""Disana pasti cuma orang-orang kaya yang bisa masuk. Nenek dengar biaya masuknya aja mahal.""Nggak tahu juga, nek." Untung saja Shanum tak perduli dengan hal seperti itu. Masih bisa bersekolah saja dia bersyukur."Nanti bilang sama ibumu, kalau lebaran mampir kesini ya.""Iya, nek."Shanum menjawab sembari bermain dengan Gibran. Anak kecil itu juga sudah masuk usia 4 tahun, tengah aktif-aktifnya."Shanum.. sini dulu."Shanum akhirnya menghentikan aktivitas bermainnya dan mendekat kepada Farida."Kenapa, nek?""Kamu nggak kangen sama nenek? Dari datang tadi kamu cuma main sama Gibran.""Kangen, nek.""Kenapa nggak meluk?"Sekejap Shanum tampak berpi

  • Aku Tak Butuh Nafkah Darimu   Bab 32

    Anggaplah, Rendra saat ini sudah mendapatkan lampu hijau dari Nani. Sekarang tinggal bertanya pada ibunya sendiri. Takutnya perbedaan status ini membuat Suryani tak menyetujui hubungannya dengan Harum."Jadi kamu mau kepikiran untuk nikah? Mama nggak salah dengar, kan?" Suryani memastikan."Ya. Tapi wanita yang kusuka.. mungkin nggak sesuai ekspektasi mama.""Maksudmu? Dia bukan istri orang, kan?""Bukanlah, ma." Rendra tertawa pelan. "Tapi pernah jadi istri orang.""Janda maksudmu?"Mendengar intonasi suara Suryani, Rendra tiba-tiba jadi keringat dingin."Harum?""Eh!" Rendra terlonjak kaget. "Main nyebutin nama aja.. padahal aku belum kasih inisial ini loh.""Ya siapa lagi wanita yang buat kamu nggak bisa move on? Memang kamu pikir mama nggak curiga saat pertama kamu datang ke mama minta pekerjaan buat Harum? Terus kamu bilang minta mama untuk ajarin Harum jadi wanita mandiri?""Tapi saat itu aku belum ada rasa, ma. Koreksi. Harum masih jadi istri orang lain. Jadi aku nggak mau berh

  • Aku Tak Butuh Nafkah Darimu   Bab 31

    "Kamu mau kerja, dam?" Tanya Farida lembut saat melihat Adam sudah berpakaian rapi."Iya, bu.""Memang lukamu sudah sembuh?""Sudah. Nggak enak juga lama-lama izin. Lagian aku dapet kabar nggak enak dari kantor pagi ini.""Kabar apa itu?"Adam terdiam. Tak harusnya dia mengatakan hal itu pada ibunya. Terlebih kesehatan Farida sedang menurun."Bukan apa-apa."Farida tak bertanya lebih lanjut, Adam pun langsung pergi setelah berpamitan.Namun, yang terjadi di kantor tak lah mengenakkan. Peraturan baru dari Pemerintah yang mengatakan untuk menghapus tenaga honorer sepertinya akan direalisasikan. Apalagi nama Adam termasuk pegawai honor di kantor ini.Rencananya, posisi Adam akan digantikan oleh pegawai negeri yang baru dilantik. Sementara pegawai honor akan diputus kontrak dengan pilihan memang tidak bisa lanjut kerja lagi selamanya atau akan ikut tes pegawai negeri mengisi posisi di tempat lain. Sayangnya, Adam tak dapat mengikuti tes karena latar pendidikannya saat ini tak diperlukan.

  • Aku Tak Butuh Nafkah Darimu   Bab 30

    11 bulan kemudian..Seorang wanita membawa anak kecil berusia 3 tahun turun dari atas motor."Terima kasih, mas. Ini uangnya." Wanita yang masih tampak panik itu menyerahkan uang 20 ribu selembar."Nggak usah, mbak. Ambil aja.""Loh, saya ini kan mesan ojek online.""Nggak apa-apa. Anggap aja itu bantuan saya untuk anak mbak yang sedang sakit."Pria yang memakai helm dengan kaca tertutup itu melihat anak perempuan itu begitu sayu. Apalagi diperjalanan, ibunya bercerita jika anak perempuannya sempat mimisan dan demam tinggi. Pria ini jadi teringat saat anaknya juga sakit yang sama dimana istrinya yang saat itu tidak memiliki uang harus mencari angkutan umum menembus malam."Masya Allah.. makasih banyak ya, mas. Semoga rezekinya lancar." Kebetulan uang wanita ini tinggal 100 ribu, sisanya dipakai untuk berobat anaknya ke dokter praktek."Aamiinn. Semoga anaknya lekas sembuh."Wanita itu sedikit membungkukan badannya sebagai ucapan terima kasih. Ia lalu membawa anaknya masuk ke klinik be

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status