Share

13

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2025-07-27 10:12:49

Malam itu aku pergi ke apotik untuk membelikan kain kasa dan obat untuk Dimas, karena jaraknya agak jauh dari kampungku, dengan dibonceng Julia aku menyusuri jalan kampung yang masih didominasi ladang jagung dan padi.

Kebetulan dipertigaan aku bertemu wanita binal itu yang tengah berboncengan dengan anaknya menggunakan motor Jupiter.

"Julia, lihat itu."

"Ya, Teh, kita tabrak aja teh," ajaknya.

"Gak usah Julia, kita pepet aja biar dia berhenti."

Tanpa banyak bicara lagi Julia langsung menarik gas motor, menyalip dan langsung menghadang jalan wanita itu. Dia yang kaget dihadang, langsung menghentikan motornya mendadak.

"Kebetulan kita berjumpa di persimpangan desa, jadi kita bisa bicara," ujarku berkacak pinggang sembari mendekati. Saat itu suasana agak gelap karena jauh dari lampu dan keramaian.

Aku turun dan langsung menghampiri dan mencekal dirinya.

"Aku sungguh ingin tahu apa sebenarnya rencanamu, Rina."

"Maaf ya, aku sibuk, aku mau ngantar anak ngaji," jawabnya tanpa menoleh waj
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dyah Piktawaty
Ceritanya sudah hangat bgs Thor.daya pikir nyerang tapi lemah gak tahunya mancing agar bisa masuk bui.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Anakku Disakiti Selama Aku Merantau di Luar Negeri   29

    "Wah, Polisi lagi, kami ingin menjebak kami?""Tidak, aku hanya mencoba melindungi diri dari tingkah anarki, kedatangan Bapak Polisi itu kuminta untuk melihat jalannya diskusi," jawabku tenang." Baiklah Teh Ratna, saya rasa Teteh sudah menyampaikan apa yang harus Teteh sampaikan, saya kira pertemuannya diakhiri saja," ujar Pak RT."Iya, saya pikir begitu, Pak, lagipula ini sudah malam.""Dasar gak jelas, datang-datang mengoceh tanpa bukti," sungut seorang wanita dari keluarga mereka."Maaf ya, saya sudah ungkapkan, setelah persidangan, semuanya sudah selesai, tolong jangan ada yang mengganggu kami lagi. Saya sebenarnya lelah dan setengah malu juga, tapi saya kumpulkan keberanian yang ada demi anak anak saya," balasku."Baiklah, kami paham," balas mereka."Saya tidak menuntut orang untuk minta maaf atau ganti rugi, saya hanya katakan, tolong hentikan ini. Saya sendiri merasa malu terus berurusan dengan kepolisian apa kalian sekeluarga tidak malu?"Mereka semua terdiam, dan aku pun ke

  • Anakku Disakiti Selama Aku Merantau di Luar Negeri   28

    Kuantarkan baki Teh ke arah para pekerja dan melihat Emak Dan Abah sedang duduk di amben bambu bersama kedua cucunya. Mereka sedang memperhatikan tukang-tukang yang menyusun batu bata dan bekerja dengan teliti."Ini tehnya," ujarku."Letakkan disitu saja, Nyi," jawab Emak."Aku lihat istrinya Agus keluar dalam keadaan bersedih dan buru-buru, apa yang terjadi?""Hmm, dia hamil.""Hah, lalu apa yang terjadi?""Tidak tahu, Mak, itu urusannya, bukan urusan kita. Dia akan baik-baik saja," jawabku."Apa perlunya dia mengatakan itu padamu?" tanya Abah."Mungkin, agar aku iba," jawabku."Ah, sama sekali tak beralasan," timpal beliau."Dia bilang dia minta Akang dibebaskan, karena dia tak sanggup menghadapi masalah ini sendiri, dia harus punya teman.""Dia punya keluarga dan ibunya. Katanya dia ingin berdamai dengan kita, halo kenapa masih banyak tuntutan. Abah merasa dia menginginkan sesuatu dengan minta maaf padamu," ujar Abah."Uhm, gak tahu, Bah, gak paham, aku tipe orang yang enggan berpr

  • Anakku Disakiti Selama Aku Merantau di Luar Negeri   27

    Hari kedua pembangunan rumah Rina kembali datang membawa sekeranjang makanan dan minuman untuk para pekerja, dia menemuiku yang sedang sibuk di dapur dan meletakkan keranjang bawaannya."Kamu tidak perlu setiap hari repot seperti ini," ujarku merasa tak nyaman."Ini tanggung jawab," jawabnya duduk di dekatku. Dia menatapku yang sedang menuangkan teh ke gelas-gelas, memandangku seakan dia ingin menyampaikan sesuatu."Orang akan berpikir bahwa dua madu akur karena melihat kebersamaan kita, aku benci bangga tentang itu, meski kita berdamai," ujarku setengah tertawa getir."Aku merasa kecil hati mendengarnya," gumamnya."Maksudku, aku tak mau menyakiti hatimu," balasku. Entah kenapa Aku mengatakan hal yang tidak tidak biasa padahal wanita itu telah dengan sukarela mengantarkan bantuan untuk pembangunan rumahku, tak tahu kenapa kalimat itu meluncur begitu saja dan aku canggung harus melanjutkan seperti apa."Aku sedang hamil," ucapnya. Aku melongok, teh yang kutuan tumpah ke atas baki,

  • Anakku Disakiti Selama Aku Merantau di Luar Negeri   26

    "Apa wanita itu datang minta maaf dengan tulus, apa kau yakin dia tak bermodus, jangan jangan dia ingin melenyapkanmu dengan cara halus, karena kau mengambil semua hartanya?" tanya Kang Maman padaku."Tak tahu kang, aku jenis manusia simpel yang kalo dia ajak damai ya damai, diajak ribut ya ribut," jawabku."Apakah kau tak terlalu naif?""Tidak, Kang, aku tetap waspada.""Setelah damai, apa dia ingin lepas tangan?""Tidak juga, dia akan bertanggung jawab, lagipula polisi mengawasi masa uji coba kebebasannya.""Aku tak habis pikir, kok bisa bebas, selalu bebas," ujar akang sambik menekan dahinya."Mereka mampu, dan juga punya orang dalam, pamannya polisi, sepupunya juga," jawabku."Harusnya dia menanggung lebih banyak," gumam Akang."Tapi sebanyak itu sudah banyak, Kang, daripada tidak sama sekali," balasku."Lalu .. apa rencanamu tentang Agus."Mendengar nama suami membuatku seakan memaksa kepala untuk masuk ke dalam bara panas. Aku benci mengingat tentangnya, bahkan tentang tatap ta

  • Anakku Disakiti Selama Aku Merantau di Luar Negeri   25

    Aku sedang sibuk membersihkan rumah Emak dan menanti material pembangunan rumahku ketika tiba-tiba seorang wanita berdiri di ambang pintu dengan wajah yang terlihat setengah takut dan malu."Rina ... ada apa ya?"kuedarkan pandangan barangkali dia membawa rombongan seperti biasa."Aku ingin bicara," ucapnya yang tiba-tiba terlihat kalem dan pelan."Aku tidak mengerti apa yang kamu inginkan tapi silakan duduk ucapku sambil mempersilakan dia duduk di amben bambu depan rumah emak."Duduklah, Maaf rumahku tidak sebagus rumahmu," ujarku sambil mempersilahkan dia."Terima kasih.""Jadi katakan?""Uhm, aku datang kemari dengan segala ... maksudku, aku minta maaf ...." Dia menggeleng pelan dan terlihat malu mengucapkan semua itu."Hmm, aku tidak paham," jawabku mengernyitkan alis."Begini ... Atas semua yang terjadi kemarin-kemarin aku datang untuk minta maaf.""Sebenarnya aku merasa tidak nyaman dan sedikit curiga. Aku tidak bisa percaya wanita yang cukup dan temperamen sepertimu datang dan

  • Anakku Disakiti Selama Aku Merantau di Luar Negeri   24

    Sepulangnya dari pengadilan kutemui kedua anakku yang tengah sibuk belajar di balai bambu depan rumah emak.Mereka menyambut dengan pelukan rindu dan gembira karena di tangan aku membawa makanan dan mainan."Wah, mainan, makasih Bu," ujar Dimas yang kini keadaannya telah berangsur jauh membaik luka luka mulai mengering dan rambut di kepalanya sudah sedikit tumbuh."Dengar, Sayang, ibu mau bicara. Mulai sekarang ibu sudah bercerai dengan Ayah, artinya kita sudah tidak bisa lagi bersama dengannya. Tolong pengertiannya untuk tidak lagi mencari ayah, ya," ujarku memeluk."Bagaimana kalo ...." Ada rona keraguan di wajah anak perempuanku."Ada ibu, ibu akan mendukung dan melindungi kalian juga mencukupi kebutuhan kalian. Yang kuinginkan hanya satu fokus belajar dan kita akan saling mendukung," jawabku tersenyum kembali.Dari bola mata tari kulihat gadisku sedikit bersedih, dia menangis dengan bibir bergetar."Ayah memilih bersama istri barunya karena dia mencintainya, dia menjadi bersama

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status