Share

Andai Cinta Datang Lebih Awal
Andai Cinta Datang Lebih Awal
Author: Calandra

Bab 1

Author: Calandra
Saat terjadi longsor salju di arena ski, Siena Kimnara didorong oleh Julia Luandi hingga terjatuh dari gunung bersalju. Julia hanya mengalami dislokasi pada kedua lengannya karena jatuh di tempat, tetapi Siena malah terjatuh hingga ke dasar gunung.Siena terjebak di Gunung Meiri selama tujuh hari.

Seandainya bukan karena kakinya tertusuk ranting pohon, membuat darahnya mencolok di tengah putihnya pegunungan salju, mungkin seumur hidupnya dia tidak akan ditemukan lagi.

Jejak darah berwarna merah menyala menyebar di atas salju, seperti sekuntum bunga merah yang sedang bermekaran.

Siena bersandar lemah di batang pohon. Napas dan tubuhnya sangat lemah, seolah-olah akan segera menyatu dengan salju saja.

Begitu tim pengawal menemukan Siena, mereka segera menghubungi Billy Juman melalui walkie-talkie.

“Tuan Billy, kami sudah menemukan Nona Siena!”

Tidak lama kemudian, helikopter mendarat. Angin besar membuat Siena tidak sanggup untuk membuka matanya. Meskipun demikian, dalam sekilas mata, dia tetap bisa melihat Billy. Hanya saja, ada sosok Julia di belakangnya.

Billy berlari mendekat dengan buru-buru. Ketika melihat tubuh Siena yang terhuyung-huyung, Billy langsung menyalahkannya. “Kenapa kamu lari sembarangan. Aku jadi mesti mengerahkan banyak orang untuk mencarimu! Kalau kamu berdiri di tempat, kami juga nggak perlu mencarimu selama lima sampai enam hari! Gara-gara kamu, tim pengawal harus bekerja tanpa henti selama 24 jam! Sepertinya sehari nggak bikin masalah, kamu nggak akan merasa puas, ya!”

Sekarang sedang bulan November. Salju menyelimuti gunung di tengah musim dingin dengan suhu minus belasan derajat. Awalnya, Siena takut tersesat, jadi dia hanya berani berdiri di tempat, menahan dingin sambil terus berharap Billy akan datang menyelamatkannya.

Siena berpikir, Billy pasti tidak akan tega meninggalkannya mati kedinginan di sini.

Namun begitu malam tiba, sekeliling menjadi gelap gulita, sepasang demi sepasang mata hijau mengintai dari kegelapan. Suara auman binatang buas terdengar dari kejauhan.

Siena ketakutan sampai tubuhnya gemetar hebat. Dia hanya bisa memegang obor tanpa berani menutup mata semalam.

Sampai akhirnya, makanan terakhir pun habis, dia terpaksa keluar untuk mencari sayuran dan buah liar.

Namun pada musim dingin yang menggigil seperti ini, Siena menggali tanah sampai jari-jarinya lecet berdarah dan mati rasa, tetapi dia tetap kesulitan untuk mengisi perutnya.

Satu hari, dua hari, tiga hari …. Secercah harapan di hati Siena perlahan padam, seperti lilin yang ditiup angin musim dingin tanpa belas kasihan.

Saat mendengar omelan Billy, Siena hanya menunduk lemas dan tidak berbicara sama sekali.

Billy menganggap Siena cerewet, suka membantah, dan pintar berdalih. Setiap kali terjadi sesuatu, tak peduli bagaimana Siena menjelaskan, jawabannya selalu sama.

“Kamu lagi ngawur, ya? Trik apa lagi yang lagi kamu mainkan?”

Sudahlah.

Siena sudah tidak ingin berdebat lagi dengannya. Terserah apa yang ingin dia katakan.

Pengawal yang berada di samping bersin karena terkena embusan angin. Dia spontan bergumam, “Sering ada serigala di dalam pegunungan salju. Kalau dia hanya menunggu di tempat, sepertinya sekarang dia sudah menjadi tumpukan tulang.”

“Astaga?” Julia menutup mulutnya dengan syok. “Kak Siena, apa dia itu temanmu?”

Pengawal yang ditanya langsung menggeleng. “Bukan, aku nggak kenal sama dia.”

Hari ini adalah hari pertama dia bekerja. Dia bahkan belum mengenal semua rekan kerjanya. Mana mungkin dia kenal dengan Siena?

Julia pun tersenyum dengan makna tersirat. “Oh, begitu, kamu begitu perhatian sama dia. Aku kira kalian saling kenal. Kak Siena memang punya pesona, ya. Baru kenal sebentar saja, sudah ada yang belain kamu.”

Sesuai dugaan, raut wajah Billy langsung berubah muram. “Siena, kenapa kamu nggak tahu cara menjaga sikapmu?”

Kemudian, Billy memalingkan kepalanya berkata pada pengawal yang berbicara tadi dengan suara dingin, “Kamu … nggak usah masuk kerja lagi. Mohon lihat dengan jelas, aku barulah bos kalian. Kalau di antara kalian masih ada yang nggak bisa membedakan keadaan, nggak usah kerja lagi!”

Begitu ucapan dilontarkan, semua orang spontan mundur beberapa langkah. Mereka semua takut amarah Billy akan membuat mereka kehilangan mata pencaharian mereka.

Pada saat ini, Julia berjalan maju. “Kak Siena, apa kamu baik-baik saja?”

Sambil berbicara, Julia hendak memapah Siena.

“Kak Billy, Kak Siena juga bukan sengaja bikin kedua lenganku dislokasi. Dia hanya dimanjakan keluarganya sejak kecil, makanya dia jadi sedikit arogan dan nggak suka sama aku. Dia hanya lagi lampiasin amarahnya saja.”

“Kak Billy, kamu jangan marah lagi sama Kak Siena …. Lenganku sudah dirawat selama beberapa hari juga. Kak Siena sudah lama seorang diri di pegunungan salju. Dia pasti merindukan keluarganya. Ayo, kita pulang.”

“Seharusnya kamu bersyukur nggak terjadi apa-apa dengan kedua lengan Julia. Kalau nggak, kamu mesti mati di pegunungan ini sebagai ganti ruginya!”

“Pernikahan satu minggu kemudian dibatalkan. Kapan kamu menyadari kesalahanmu, baru kita adakan kembali pernikahan kita.”

Raut wajah Billy semakin muram lagi.

“Hmph! Siapa juga yang nggak tahu dalam arena ski alami ini nggak ada pelindung dan berbahaya? Cuma demi foto yang bagus, kamu jalan ke sana kemari dengan sesuka hati. Kamu cuma bisa salahin diri kamu sendiri!”

“Siena, kalau bukan karena orang tuamu punya budi sama aku, sudah lama aku ingin membatalkan perjanjian pernikahan ini!”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 21

    Beberapa bulan kemudian, Siena dan Jordy bertunangan.Setelah Billy pergi hari itu, Siena langsung membawa Jordy ke klinik dengan khawatir dan marah.“Lihat lukamu ini ....” Siena mengoleskan obat di luka Jordy dengan hati-hati sambil mengomel, “Kenapa kamu begitu gegabah? Kan sayang banget kalau wajah setampan ini terluka.”Jordy pun tersenyum dan menaruh dagunya ke telapak tangan Siena. “Karena bisa buat kamu kasihan sama aku, nggak sia-sia juga aku dipukul.”Wajah Siena seketika memerah. Dia pun memelototi Jordy dan menegur, “Jangan gombal kamu!”Namun, Siena tetap menunjukkan tampang khawatir. “Lain kali, jangan begini lagi. Aku benar-benar sedih melihatmu terluka.”“Oke.” Jordy mengangguk, lalu menjamin dengan serius, “Aku bersumpah, kelak, aku nggak akan buat Siena Kimnara khawatir lagi.”Pada awal musim panas, Siena dan Jordy mengadakan resepsi pernikahan. Diiringi dengan bunga yang bertebaran di udara, juga restu hangat dan tepuk tangan meriah dari sanak saudara serta teman deka

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 20

    Berhubung Billy mencurahkan semua perhatiannya dalam perihal Siena, dia sudah tidak muncul di Grup Juman beberapa hari. Begitu mendengar kabar ini, Leo sangat marah. Dia segera memberi perintah untuk membawa pulang putranya yang tidak berguna itu.Ketika Billy dibawa pulang ke rumah, dia langsung melihat orang tuanya yang duduk di sofa ruang tamu dalam diam. Setelah melihatnya, Leo segera berseru, “Kemari!”Plak!Billy berjalan ke hadapan Leo tanpa ekspresi. Yang menyambutnya adalah sebuah tamparan yang kuat. Tamparan itu membuat kepalanya terentak ke samping dan dia juga memuntahkan sedikit darah.Melihat hal ini, Ariana segera menarik putranya ke samping.“Kalau mau ngomong, ngomong baik-baik. Ngapain kamu main tangan!”Sembari mencela suaminya, Ariana pun memeriksa keadaan Billy. Begitu melihat keadaan putranya, dia sontak terkejut.“Coba kulihat .... Kamu kenapa?” Ariana berseru terkejut, “Billy, kenapa kamu terluka separah ini? Siapa yang menghajarmu?”Ariana tentu saja tidak teri

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 19

    Dalam sekejap, tatapan Billy langsung dipenuhi dengan kesedihan dan ketidakrelaan, seolah-olah hatinya akan hancur.“Kamu benar-benar nggak merasakan apa pun?” Billy menarik pergelangan tangan Siena dengan kuat dan lanjut bertanya dengan tidak rela, “Kamu benar-benar sudah lupakan semua kenangan di antara kita?”Sikap Billy ini sontak membuat Siena terkejut. Dia pun menggeleng secara refleks.Tatapan Billy perlahan-lahan berubah menjadi tatapan penuh kesedihan yang bercampur amarah. Dia juga bersikap makin histeris.“Kamu juga nggak ingat kejadian longsor salju lagi?” Demi mengembalikan ingatan Siena, Billy bahkan mengungkapkan semua kenangan yang buruk.“Gimana dengan Julia yang membuatmu jatuh ke jurang dan hampir membuat kedua kakimu diamputasi? Kamu juga sudah lupa sama semua itu?”“Apa?” Siena mengernyit sambil meronta dan mencoba melepaskan diri dari cengkeraman Billy.“Demi celakai kamu, Julia mendorongmu dari gunung bersalju dan membuatmu terkurung di resor ski selama tujuh har

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 18

    Tidak lama setelah kejadian itu, Siena menerima pesan dari Billy.[ Nana, boleh nggak kita ketemu sekali? Aku tahu sikapku dulu sangat keterlaluan. Aku nggak seharusnya bersikap seperti itu terhadapmu .... ][ Tapi, aku sudah sadari kesalahanku. Aku mohon, kasih aku satu kesempatan lagi, ya? ]Setelah membaca serentetan pesan itu, selain merasa bingung, Sienna merasakan seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Meskipun dia sama sekali tidak memiliki ingatan tentang Billy, entah kenapa dia merasa bahwa dirinya sepertinya mengenal pria itu dulunya.Siena teringat bahwa ada sebuah memori yang dilupakannya. Sekarang, firasat itu pun menjadi makin kuat. Bagaimanapun juga, dia harus menemui Billy untuk mencari tahu kebenarannya.Setelah berpikir seperti itu, Siena membalas pesan Billy.[ Baiklah. Mari kita bertemu. ]“Ada apa?” Melihat Siena yang bersiap-siap untuk keluar, Jordy bertanya, “Kamu mau ke mana? Perlu kuantar?”“Nggak usah repot-repot. Aku mau ... pergi temui seseorang,

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 17

    Hari ini, Siena sengaja berdandan cantik. Tahun yang baru akan segera dimulai. Jordy sengaja mengajak Siena pergi menonton di malam Tahun Baru. Dia tentu saja memahami maksud Jordy. Dia juga memiliki kesan baik terhadap pria yang berkarakter lembut dan baik itu.Setiap kali Siena menghabiskan waktu dengan Jordy, dia selalu merasa rileks dan gembira. Sejak orang tuanya meninggal, sudah lama dia tidak merasakan perasaan memiliki seseorang yang dapat diandalkan.Menjelang malam, lampu-lampu neon di jalanan mulai menyala. Segala penjuru dihiasi lampu hias dan suasananya terasa sangat meriah. Sesekali, ada pasangan yang berjalan melewati keramaian sambil bergandengan tangan.Untuk menyesuaikan diri dengan suasana, Siena sengaja memilih gaun panjang berwarna merah marun dan memadukannya dengan mantel wol. Dia terlihat manis, imut, tetapi juga anggun.Rintik-rintik salju turun dari langit dan beterbangan di jalan. Siena tanpa sadar mengulurkan tangan untuk menangkapnya. Tiba-tiba sebuah sosok

  • Andai Cinta Datang Lebih Awal   Bab 16

    Siena menemukan pekerjaan di sebuah toko bunga dekat rumahnya. Meskipun gajinya tidak tinggi, dia sangat menyukai pekerjaan itu. Membagikan hal-hal indah kepada orang lain membuatnya sangat gembira. Selama bekerja di sini, dia juga mengenal banyak teman baru.“Pagi, Kak Tanya!” Siena berjalan masuk ke toko bunga sambil tersenyum. Pemilik toko bunga bernama Tanya itu segera menyodorkan sepiring pangsit yang masih hangat ke hadapan Siena. “Ayo cicip. Aku sendiri yang membuatnya hari ini!”Setelah menyelesaikan semua persiapan kerja, Siena menerima sebuah pesanan pengantaran. Hal yang mengejutkannya adalah, alamat pengantaran itu berada tepat di samping rumahnya. Dia pun membawa sebuket bunga lili itu ke rumah pelanggan dan menekan bel.“Maaf, tunggu sebentar!”Terdengar suara jernih pria dari balik pintu. Ketika pintu dibuka, seorang pemuda yang tampan menerima sebuket bunga itu dari Siena. “Terima kasih .... Eh? Kok kamu yang datang?”Pemuda itu tidak sempat menyelesaikan kalimat awalny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status