Share

52. PENJAHAT #2

“Bangun, Brengsek!”

Asap rokok terembus ke wajahku. Tentu saja aku sudah terbangun, bahkan sejak tadi. Hanya lemas. Tidak bertenaga. Dan bersikap seolah tidak lagi hidup.

Kali ini aku duduk, dengan tangan melemas ke sisi kursi. Terikat dengan rantai, dan borgol mengikat di bawah kursi. Persis seperti bayangan mimpiku.

“Keras kepala juga. Tak mengucap apa pun. Tak segera mati.”

Sebenarnya aku juga tidak tahu kenapa bisa bertahan. Yang bisa kupahami, dokter misterius itu selalu hebat dalam menangani luka. Dan entahlah, barangkali para penyiksa sebelumnya juga jauh lebih berhati-hati dalam memilih penyiksaan. Buktinya, tidak ada tulangku yang patah, meski rasanya sakit karena meninggalkan lebam—kurasa. Perban melekat di seluruh bagian tubuhku, dan aku yakin tekanan kuat di pipiku ini plester. Aku masih hidup. Mereka profesional.

Namun, berbeda dengan si bajingan ini.

Jadi, aku tahu kalau orangnya sudah berubah. Pen

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status