Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!

Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!

last updateDernière mise à jour : 2025-04-13
Par:  LemongrassComplété
Langue: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 Notes. 3 commentaires
126Chapitres
37.4KVues
Lire
Ajouter dans ma bibliothèque

Share:  

Report
Overview
Catalog
Scanner le code pour lire sur l'application

“Jangan bermain-main denganku, Camelia!” “Main-main? Kamu pikir aku anak kecil. Aku serius Rainer. Mari kita bercerai. Aku bebaskan kamu dari pernikahan ini, bukankah itu keinginanmu sejak setahun yang lalu? Aku kabulkan sekarang,” ujarku dengan tenang. “Tidak semudah itu, Camelia!” balas Rainer–suamiku. Suamiku selalu bersikap dingin dan tak pernah menganggap keberadaanku. Saat kekasihnya kembali hadir di antara kami, ku turuti kemauannya untuk bercerai. Namun, mengapa dia malah mempersulit proses perceraian?

Voir plus

Chapitre 1

Bab 1. Mari Bercerai

“Katakan pada Rai, aku setuju untuk bercerai darinya,” ucap Camelia dari balik telepon genggamnya.

“Tapi kenapa tiba-tiba Bu Lia ingin bercerai dari Pak Rai?” tanya Asisten Rainer yang bernama Levi seraya melirik ke arah orang yang bersangkutan.

Merasa namanya disebut Rainer pun memusatkan perhatian pada Levi serta menghentikan semua aktivitasnya.

“Nanti aku sendiri yang akan menjelaskan pada Rai, kamu cukup sampaikan pesan dariku.”

“Baik, Bu Lia.”

Camelia tak akan mundur, cukup sudah perjuangannya selama dua tahun ini untuk menarik perhatian pria yang tak pernah sama sekali peduli padanya. Semua berakhir sia-sia dan percuma karena Rainer tak pernah sedikit pun tertarik padanya, ditambah lagi baru-baru ini mantan kekasih pria itu kembali.

“Lebih baik kita akhiri semua ini, Rai. Aku tak ingin hidup konyol dan menghabiskan waktu untuk hal yang sia-sia, mulai sekarang aku akan hidup untuk diriku sendiri, untuk kebahagiaan dan masa depanku,” monolog Camelia.

Wanita cantik dengan tinggi 165 cm itu meletakkan ponsel pintarnya di atas nakas lalu berjalan menuju walk in closet, mengambil koper dan menata barang-barang yang menurutnya penting. Demi menjaga kewarasan, Camelia memilih untuk meninggalkan rumah itu.

Sementara itu, di kantornya, Rainer masih menunggu penjelasan dari Levi.

“Apa yang wanita itu katakan?”

“Bu Lia setuju untuk bercerai dari Anda, Pak.”

Rainer tampak mengerutkan keningnya, lalu melonggarkan dasi yang membuat rongga pernapasannya seperti tertekan.

“Cari tahu kenapa Camelia mendadak setuju untuk bercerai denganku,” titah Rainer.

“Baik, Pak.”

Rainer menyandarkan tubuh tegapnya di sandaran kursi. Otaknya berpikir keras, mengapa istri yang begitu keras menolak perceraian yang sudah dia inginkan sejak satu tahun yang lalu tiba-tiba saja setuju untuk bercerai.

Seharusnya Rainer senang karena keinginannya sebentar lagi akan segera tercapai, terlepas dari belenggu pernikahan yang dibuat oleh kakeknya. Pernikahan atas asas perjodohan di masa lalu, konyol.

Akan tetapi, pernyataan Camelia tadi justru membuat sudut hati Rainer terusik.

“Ini pasti hanya trik tarik ulur saja, kamu pikir aku akan terjebak? Kamu pasti akan merengek seperti biasanya, agar kita tidak bercerai,” monolog Rainer.

Pria itu segera mengembalikan konsentrasinya untuk kembali fokus pada pekerjaan. Namun, gagal, Rainer akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah lebih awal.

“Di mana wanita itu?” tanya Rainer pada Ella–asisten rumah tangga di rumahnya.

“Mbak Lia ada di kamarnya, Mas.”

Saat Rainer sampai di lantai dua bersamaan dengan Camelia yang sedang keluar dari kamar dengan membawa koper.

Rainer memandang remeh pada Camelia.

“Oh, baguslah kamu sudah pulang, Rai,” ujar Camelia dengan santai.

“Levi sudah mengatakannya padamu? Itu sebabnya kamu buru-buru pulang?” tebak Camelia.

“Jangan bermain-main denganku, Lia.”

“Main-main? Kamu pikir aku anak kecil. Aku serius Rainer. Mari kita bercerai. Aku bebaskan kamu dari pernikahan ini, bukankah itu keinginanmu sejak setahun yang lalu? Aku kabulkan sekarang,” ujar Camelia dengan tenang.

Wanita itu berjalan seraya menyeret kopernya.

“Mau kemana?” tanya Rainer. Tangan pria itu reflek mencekal Camelia.

“Tentu saja pergi dari rumah ini. Bukankah itu yang kamu inginkan sejak dulu? Bukankah rumah ini adalah rumah impianmu bersama kekasihmu itu,” jawab Camelia.

“Kamu tidak bisa berbuat seenaknya seperti ini.”

“Kenapa tidak bisa? Apa cuma kamu yang boleh berbuat seenaknya?” kesal Camelia.

“Tidak semudah itu kita bercerai–”

“Hah? Jangan membuat banyak alasan, Rai. Aku sudah setuju untuk bercerai, lalu apa lagi yang kamu inginkan?” Camelia menjeda kalimatnya untuk sekedar memasukkan oksigen ke rongga dada, “tidak membawa barang-barang pemberianmu? Tidak menuntut harta gono-gini? Tenang saja, aku tidak butuh semua itu.”

Camelia memegang tangan Rainer dengan sebelah tangannya, perlahan melepaskan tangan itu dari tangannya, kemudian meraih koper dan berjalan meninggalkan pria itu.

“Camelia!” pekik Rainer.

Camelia menghentikan langkah, tetapi sama sekali tak menoleh.

“Jika kamu pergi selangkah saja dari rumah ini, jangan pernah mencoba untuk kembali lagi, tak ada lagi tempat untukmu di rumah ini,” ancam Rainer.

Camelia tersenyum sinis, lalu berkata, “Kamu tenang saja, tak perlu khawatir, aku tidak akan menginjakkan kakiku lagi di sini.”

Camelia melangkah dengan pasti menuruni tangga.

Rainer mengepalkan tangan, menyalurkan seluruh emosinya.

“Aku tidak main-main, berhenti atau kamu tidak akan pernah bisa kembali ke rumah ini lagi.”

Camelia tidak peduli, yang ada di tempurung kepalanya hanya bercerai dari Rainer dan pergi menjauh, masa depan sudah menunggunya.

Di lantai bawah Ella terlihat cemas melihat kedua majikannya bertengkar, ini pertama kalinya hal itu terjadi, betapa sabarnya Camelia sebagai seorang istri.

“Mbak, Mbak Lia mau ke mana?” tanya Ella. Wanita paruh baya itu melihat koper yang dibawa oleh Camelia.

“Bibi, terima kasih selama ini Bibi sudah baik padaku. Aku sudah memutuskan untuk bercerai dari Rai. Jadi, aku akan pergi dari rumah ini,” jawab Camelia.

“Bercerai? Mbak Lia yakin dengan keputusan itu?” tanya wanita paruh baya itu masih tak percaya.

Wajar jika Ella bertanya seperti itu, dia adalah saksi hidup betapa Camelia mencintai Rainer dengan segala usahanya agar pria itu juga mencintainya.

“Yakin sekali dan aku tak akan menyesali keputusanku. Aku pergi dulu ya, Bi.” Ella mengangguk pasrah.

“Jangan biarkan wanita itu menginjakkan kaki di rumah ini,” titah Rainer pada Ella seraya menahan gejolak dalam dadanya.

Dengan dada yang gemuruh Rainer masih menatap kepergian istrinya hingga menghilang dibalik pintu, kemudian masuk ke dalam kamar Camelia. Meski telah dua tahun menikah mereka tidur di kamar yang terpisah.

Pria itu memeriksa lemari Camelia, tak banyak barang yang dibawa. Perhiasan darinya masih terletak rapi di tempatnya.

Rainer tersenyum sinis, dia tahu Camelia sangat menyukai perhiasan-perhiasan yang dia berikan, tapi kenapa tidak dibawa? Tanpa sadar hal itu juga mengusik sudut hatinya.

“Coba kita lihat siapa yang akan bertahan di permainan ini, Lia!”

Kepercayaan diri Rainer begitu besar jika Camellia akan kembali dan memohon dengan sendirinya. Mengingat Camelia sangat menyukai dan tergila-gila hingga terus menarik perhatiannya.

Rainer masuk ke dalam kamar pribadinya, di atas meja, pria itu menemukan dokumen yang pernah dia berikan pada Camelia, surat perceraian. Pria itu membuka setiap lembar dokumen, di bagian akhir sudah terdapat tanda tangan dan nama terang Camelia, tanda wanita itu setuju untuk bercerai.

Dengan kesal Rainer membanting dokumen itu ke atas meja.

“Apa-apaan wanita itu? Seenaknya saja berbuat sesuka hati seperti ini, dia pikir dia siapa!” kesal Rainer.

Rainer mengambil ponsel pintarnya kemudian menghubungi seseorang.

“Awasi dan laporkan kemana dan dengan siapa Camelia pergi,” titah Rainer lalu memutus panggilan telepon begitu saja.

“Mari kita lihat, seberapa lama kamu akan bertahan dengan permainan konyolmu itu, Camelia,” monolog Rainer dengan geram.

Déplier
Chapitre suivant
Télécharger

Latest chapter

Plus de chapitres

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Commentaires

user avatar
Nanda Hasan
happy ending ternyata🩷
2025-07-13 00:44:52
0
user avatar
Margaretha Sarinah
Begitulah laki-laki egois, Saat dia senang dengan yang baru dia melupakan yang lama. Saat dia bosan dia akan mencari yang baru.
2025-05-31 06:57:41
2
user avatar
Eyja Suhaiza
double up la Thor bab 122..
2025-04-05 23:48:37
0
126
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status