Austin memasuki ke sebuah rumah yang baru pertama kali ia injakkan kakinya ke rumah tersebut, siapa lagi kalau bukan rumahnya Violetta. Awalnya rumah yang sedang Violetta tempati ini adalah untuk rumah Austin bersama dengan Viona tetapi karena suatu kondisi hal yang ternyata membuat seluruh kondisi jadi berubah sehingga kelak rumah ini akan diisi oleh Austin dan Violetta, dan tentu saja hadiah ini diberikan oleh Mateo sendiri. Austin melirik ke seluruh ruangan dan mendapati banyak asisten rumah tangga serta orang orang Violetta yang tampak menunduk ketika melihat kedatangan Austin.
"Joven maestro Austin, la señorita Violetta está descansando. Quiere decir algo, señor?" tanya salah satu asisten rumah tangga yang begitu renta dan lelah
(Tuan Muda Austin, Nona Violetta sedang beristirahat. Apakah ada sesuatu yang ingin tuan sampaikan ?)
"La señorita Violetta siempre duerme en esta situación tan ru
Austin memasuki sebuah rumah besar dan keliatan tua tampak luar yang pastinya sudah dikenali oleh banyak orang kalau rumah yang sedang Austin masuki ini adalah wilayah kekuasaan MAVROS. Banyak anak buah MAVROS yang melihat kedatangan Austin dan seketika langsung menundukkan kepala memberi hormat tetapi Austin sama sekali tidak memperdulikan kehadiran mereka sekalipun, ia langsung membanting pintu utama dengan sangat keras sehingga seisi rumah langsung menatap ke arahnya. Seketika Austin langsung bertemu dengan manik mata ibunya yang sudah berair tampak seperti sedang menangis, Austin mengerutkan dahinya karena begitu bingung dengan segala kondisi yang terjadi."Mamá, qué pasó? Por qué lloras mamá?" tanya Austin mengusap pelan air bening yang mengalir di pipi ibunya(Mama, Apa yang sedang terjadi ? Kenapa kau menangis, Ma ?)"Tu padre está en coma, Austin. De repente, se sorprendió
Esme segera berlari menuju kamar tamu yang sedang ia pakai dan segera membuka lemari pakaian yang ternyata sudah terisi penuh oleh pakaian-pakaian wanita. Esme berpikir mungkin saja isinya masih pakaian laki-laki mengetahui rumah yang sedang Esme tumpangi adalah milik Aaric tetapi tampaknya Aaric sudah membelikannya sebuah pakaian yang merupakan size biasa Esme pakai."Kau ingin kemana, malam malam begini ?" tanya Aaric berdiri di pintu kamar Tamu dengan wajah bingungnya"Aku harus ke apartemen ku..." ucap Esme mengambil satu pakaian yang menurut cocok untuk ia gunakan"Itu adalah baju ibuku semua." balas Aaric ketika menyadari Esme ingin memakainya"Oh Sorry ... kalau begitu apakah kau ada pakaian yang bisa aku gunakan sekarang ?" tanya Esme kembali mengembalikan baju milik ibunya Aaric"Tidak, kau pakai saja baju ibuku. Aku juga tidak bisa menyimpan seluruh pakaiannya tan
"Oh My God Finally ! Akhirnya teman kita sudah menghilangkan kehormatan pertamanya setelah sekian lama." seru Amber yang begitu girang ketika mendengar cerita Esme yang sudah tidak perawan lagi akibat Austin."Amber ! Kau gila ? masih ada Aaric di depan." balas Esme langsung menutup mulut Amber karena suaranya yang dapat terdengar sampai luar"Jadi, bagaimana rasanya ? Biar aku tebak ... sangat nikmat bukan ?!" ucap Sabrina kembali bertanya dan ikutan menggoda Esme"Aku menyesal bercerita kepada kalian." ucap Esme langsung membenamkan wajahnya ke bantal miliknya"Tapi jika aku ada di posisimu maka aku juga akan sama bingungnya untuk memilih karena keduanya sangat sangat Fresh from the oven Esme. Bahkan mereka berdua sama sama HOT !!" seru Candace yang jadi ikutan mengkhayal"Siapa yang bilang aku akan memilih salah satu dari mereka ? aku ingin hidup sendiri." balas Esme membantah
Setelah selesai acara makan pagi bersama entah ada acara gimana tiba tiba hampir seluruh temannya memiliki kesibukan lain. Amber yang tiba tiba mendapat sebuah panggilan dari keluarganya di Italy membuat dirinya harus berangkat ke Italy Sore nanti, lalu Amber yang tiba tiba memiliki trouble dari bisnis yang ia kelola yaitu bisnis Fashion sedangkan Sabrina yang mengalami gangguan teknik dari perusahaan trading miliknya yang sedang diserang dengan perusahaan trading lainnya. Oleh karena itu sekarang hanya menyisakan Esme sendirian di dalam kamar ternyamannya, tidak lupa dengan kehadiran Aaric yang harus balik ke rumahnya karena sedikit ada urusan dengan Darius. Esme menghela nafas beratnya menatap langit langit kamar miliknya yang begitu membosankan, seketika terlintas di dalam pikiran Esme untuk memeriksa ruangan rahasia miliknya.Sama sekali tidak ada yang tau kalau di dalam apartemen Esme yang cukup terbilang kecil terdapat sebuah ruang rahasia. Esme membuka le
"CÁLLATE!!" Teriak Austin dengan sorot mata tajamnya kembali bersifat brutal dengan mencium ke seluruh tubuh Esme mulai dari bibi hingga ke leher Esme dengan sangat kasar.(DIAM !!)Esme terus berusaha dengan mendorong tubuh Austin agar menjauh darinya tetapi tenaganya sama sekali tidak sepadan dengan kekuatan Austin terlebih disaat sedang emosi tinggi. Esme kembali merasakan lumatan-lumatan hangat yang menjalar ke seluruh tubuhnya dan beberapa hisapan kepemilikan di lehernya yang meninggalkan banyak bekas disana yang dapat terlihat dengan sangat jelas. Esme terus meronta-ronta agar Austin berhenti melakukan semua ini tetapi hal itu tidak ditanggapi apapun oleh Austin yang mulai mengusap pelan dada kenyal Esme."ESME ... ESME ..." Teriak orang yang berada di luar pintu dengan sangat kencang"AKU DISINI !!" Balas Esme ikut berteriak yang sontak langsung disekap oleh Austin dengan kasarS
Esme dan Aaric segera melangkahkan kakinya masuk ketika melihat pintu otomatis terbuka ketika sidik jari Esme terdeteksi dan terdaftar disana. Aaric langsung menggandeng tangan Esme mengajaknya masuk tapi tiba tiba langkah mereka kembali terhenti ketika melihat pemandangan yang ada di depannya, dua orang tamu yang sedang duduk sambil meminum segelas teh yang telah disajikan. Melihat kedua sosok tamu tersebut tentu saja dapat ditebak oleh Aaric dan Esme kalau mereka berdua dapat masuk ke dalam rumah Aaric melalui Darius yang juga sedang berdiri tepat di depan lift. Esme langsung mengatup mulutnya terkaget dengan kedatangan dua sosok tamu yang ada di depan matanya."Cuánto tiempo sin verte, Miha" ucap sosok perempuan itu langsung berdiri dan melebarkan tangannya seraya meminta sebuah pelukan rindu setelah sekian lama bertemu kembali.(Lama tidak berjumpa, Mia.)"Elanor..." seru Esme langsung berlari dan membalas pelukan Ela
Italy 10.00 a.mEsme yang berlarian mengejar seekor kupu kupu biru yang mengipas kedua sayap indahnya kemana mana di halaman belakang rumah Esme. Esme yang sudah sedari pagi berlarian kemana mana sekitar halaman belakang rumahnya tiba tiba merasa haus dan juga merasa lelah. Sudah menjadi aktivitas Esme sejak ia mulai bisa berlari, Esme begitu menyukai bermain di taman belakang rumahnya tempat para bunga kesukaan ibunya tumbuh disana. Esme yang kerjaannya hanya berkeliling mencabut satu tangkai bunga dan menyusunnya menjadi satu bouqet untuk ia berikan ke ibunya ketika akan pulang. Esme kembali berlari menuju rumahnya yang cukup jauh mengetahui halaman belakang begitu luas."Mamma sono tornata a casa, ho portato dei fiori ---" ucap Esme terhenti ketika melihat banyak sekali bercak darah dimana mana.(Mama aku pulang, aku bawa bunga ---)Esme mendapati kedua adek laki lakinya yang sudah ter
"Querida Esme, no estás tramando algo, verdad?" tanya Elanor sedikit was was melihat ekspresi wajah Esme yang menjadi tajam dan kesal.(Esme sayang, kau tidak sedang merencakan sesuatu bukan.)"Esme, entendemos que debes estar molesta y enojada en este momento, pero vengarse no es algo que siempre te enseñe." jelas Frederick meningatkan Esme untuk tidak melakukan hal jahat dengan membalas dendam.(Esme kami mengerti kau pasti kesal dan marah sekarang tetapi membalas dendam bukanlah hal yang selalu aku ajarkan padamu.)"No, no ... después de todo Mateo se ha ido, ¿por qué vengarse de él? Tal vez tenga una fiesta junto a su tumba." ucap Esme berusaha santai di depan yang lain.(Tidak tidak ... lagipula Mateo sudah tidak ada jadi untuk apa membalas dendam padanya ? Mungkin aku hanya akan merayakan pesta di sebelah kuburannya.)"Esme !" bentak Elanor kaget ketika