Home / Romansa / BUKAN MEMPELAI IMPIAN / Bab 77. Ceraikan

Share

Bab 77. Ceraikan

Author: HaniHadi_LTF
last update Huling Na-update: 2025-06-23 04:37:06

"Apa ini maksudnya, Liam?" suara Neina terdengar tajam dari arah belakang, membuat pembicaraan Liam terhenti mendadak.

Tubuhnya menegang. Ia perlahan menoleh. Suaranya tercekat. Ia tak menyangka ada Neina di dekat mereka. Dan yang membuat dadanya makin sesak, Mami Keya berdiri tepat di belakangnya, kedua tangan bertaut erat di depan dada.

"Kami akan menikah, Tante," ucap Dania lantang, tanpa basa-basi. Wajahnya berseri seolah tak terjadi apa pun.

"Sudah lima tahun kami bertunangan. Jauh sebelum Mas Liam menikahi Keya," lanjutnya, dengan nada bangga namun getir. Kalimat itu seperti palu godam menghantam dada Neina.

Keya diam. Tenggorokannya serasa dicekik. Perutnya mual, matanya terasa panas. Ia ingin bicara, tapi bibirnya kelu. Rahasia yang selama ini ia jaga rapat agar tak ketauanmaminya, hari ini terbongkar dengan cara paling menyakitkan.

Neina melangkah maju, ekspresinya sulit ditebak. "Kamu tahu apa artinya ini, Keya? Kamu tau kalau suami kamu mau menikah lagi, dan kamua hanya dia
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 78. Harapan H Darman

    "Key,..." terdengar Maryam memanggil dari kamarnya yang tepat di belakang mereka bicara."Iya, Bu.""Bisa ambilkan minum? Ibu haus sekali. Tadi kok di sini, saat Ibu cari kok nggak ada.""Ini, Bu." Keya mengambil botol air mineral ukuran kecil dengan diberi sedotan agar kalau saat haus, Maryam bisa langsung minum.Neina yang membuntuti Keya terlihat prihatin. Anaknya yang dikira hidup bahagia, ternyata di sini malah seperti pembantu yang merawat mertuanya sementara suaminya mau bersenang-senang dengan menikah lagi.Neina menarik tangan putrinya keluar, sementara Liam telah pergi setelah mengucapkan kata-katanya ke Dania."Bagaimana kamu bisa menyebabkan semua ini menjadi rumit?" sergah Liam ke Dania."Kamu sendiri yang juga mengiyakan dengan senang. Kenapa sekarang marah padaku?" Liam memang tak menyadari keberadaan maminya Keya. Dia hanya ingin membuat Keya cemburu dengan berkata manis kepada Dania."Kenapa sih, Mi?" tanya Keya dengan mengibaskan tangannya dari cekalan maminya."Mint

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 77. Ceraikan

    "Apa ini maksudnya, Liam?" suara Neina terdengar tajam dari arah belakang, membuat pembicaraan Liam terhenti mendadak.Tubuhnya menegang. Ia perlahan menoleh. Suaranya tercekat. Ia tak menyangka ada Neina di dekat mereka. Dan yang membuat dadanya makin sesak, Mami Keya berdiri tepat di belakangnya, kedua tangan bertaut erat di depan dada."Kami akan menikah, Tante," ucap Dania lantang, tanpa basa-basi. Wajahnya berseri seolah tak terjadi apa pun."Sudah lima tahun kami bertunangan. Jauh sebelum Mas Liam menikahi Keya," lanjutnya, dengan nada bangga namun getir. Kalimat itu seperti palu godam menghantam dada Neina.Keya diam. Tenggorokannya serasa dicekik. Perutnya mual, matanya terasa panas. Ia ingin bicara, tapi bibirnya kelu. Rahasia yang selama ini ia jaga rapat agar tak ketauanmaminya, hari ini terbongkar dengan cara paling menyakitkan.Neina melangkah maju, ekspresinya sulit ditebak. "Kamu tahu apa artinya ini, Keya? Kamu tau kalau suami kamu mau menikah lagi, dan kamua hanya dia

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 76. Cemburu?

    Dapur penuh oleh tawa para ibu. Bau rempah gule dan sate kambing menyatu dengan suara adukan kuali besar. Di sudut, ibu-ibu sibuk menyiangi bawang dan meracik sambal."Mbak, jangan kebanyakan airnya ya. Nanti kuahnya jadi hambar," ucap Bu Yana, sambil terus mengaduk panci."Iya, Bu. Ini rendangnya udah mulai mengental," jawab Bu Ira sambil menyeka keringat di dahinya.Di halaman, para bapak sibuk menyembelih dan membersihkan kambing untuk aqiqah. Suasana ramai. Tawa, suara kambing, bunyi pisau membelah daging, semua berpadu menjadi satu orkestra khas kampung."Daging yang ini untuk sate, ya. Yang itu buat gulai," ujar H Darman sambil membagi tugas. Dia yang memang menyumbang kambing sebagai pertanda syukurnya dia. Bagaimanapun juga, memiliki cucu perempuan sangat membuat dia dan istrinya bahagia. Sejak mereka ingin anak perempuan sampai cucu perempuan pun tak dikasih Tuhan.H Darman sudah tak perduli dengan suara sumbang orang yang mencibirnya setelah dia menolak Keya saat datang ke

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 75. Jangan pergi!

    "Bagaimanapun juga Keya masih menantu." Bu Maryam memberi alasan untuk apa yang dia ungkapkan."Maksud Ibu, Dania mau dijadikan istri kedua?" Hajar bertanya kaget. Dania dan Pak Bagus pun tak kalah kagetnya."Mas, apa ini maksudnya?" tanya Dania dengan mata yang tajam menatap Liam."Bagaimana bisa begini, Liam? Bukannya kalau kamu menikahi Dania, Keya sudah pergi dari sini?" tanya Pak Bagus.Liam melirik Keya yang baru saja datang dari kolam belakang membawa bayinya yang sedikit rewel. Ia menatap tajam Bu Hajar yang kini juga menatapnya, bahkan kebencian itu ada di mata-mata orang yang kini seolah menganggapnya parasit. Tubuh Keya kaku. Dia lalu mendekat."Kalau aku penghalang, aku akan pergi, Bu. Jangan khawatir," ucap Keya pelan. Tanpa banyak bicara, sambil masih menenangkan putrinya."Key, kalau kamu pergi, pergi ke mana, Dhuk?""Saya sendiri juga tak tahu, Bu," ucap Keya dengan masih menenangkan bayinya. Bayi itu makin menjerit, walau Keya berusaha membujuknya dengan menyusuinya

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 74. Istri kedua?

    Keya mengangkat wajahnya. Perlahan. Tatapannya datar, suaranya bahkan lebih tenang dari embusan kipas angin di sudut kamar."Memangnya kenapa harus dilarang?" tanyanya pelan.Liam terdiam. Ia menunduk, mencoba mencari kata."Kalau kamu minta aku jangan nikah sama dia, aku... aku bisa bilang ke Ibu dan semuanya. Aku bisa minta waktu. Aku bisa jelaskan. Kalau aku punya kamu dan anak kita."Keya menunduk, mengecup dahi bayinya. Anak itu mengerucutkan bibir mungilnya tapi tetap tidur. Lalu, dia menatap Liam dengan senyum kecil. Senyum yang menyakitkan."Kak," ucapnya datar. "Bukannya itu memang sudah seharusnya? "Liam mengerutkan dahi. "Apa maksudmu?"Keya duduk perlahan di sisi kasur, menjaga agar bayi tetap nyaman. Ia tak menatap Liam, hanya terus melihat ke arah lantai."Saya sudah melahirkan, Kak. Anak saya sehat. Dan kamu sendiri yang ngurus aktenya. Kamu yang tulis nama kamu di sana sebagai ayah. Jadi, apa lagi? Bukankah pernikahan kita sebatas itu?"Liam membuka mulut, tapi Keya m

  • BUKAN MEMPELAI IMPIAN   Bab 73. Kapan kita nikah?

    Tamu-tamu lain mulai berbisik. Beberapa saling tukar pandang, mengira-ngira apa yang sebenarnya sedang terjadi. Keya masih duduk dengan bayinya, tak bergerak, matanya hanya tertuju ke lantai.Seseorang berdiri. Pak Wahyu. Ia membersihkan tenggorokannya lalu berkata pelan, "Maaf, kami sepertinya harus pamit. Nanti malah nggak enak suasananya."Beberapa tamu ikut berdiri. Ada yang berpamitan ke Bu Maryam, ada yang menyalami Keya. Dan menepuk punggungnya pelan, bahkan menatapnya iba. Bagaimanapun, beberapa bulan Keya mengajar PAUD di desa sebalah, yang muridnya juga dari desa ini, telah membuat mereka menyayangi Keya. Seorang ibu berbisik pada Keya. "Bu, yang sabar ya," ucapnya trenyuh.Beberapa memilih langsung keluar tanpa banyak kata.Dalam waktu sepuluh menit, ruang tamu yang tadinya penuh sudah setengah kosong. Hanya tinggal keluarga inti, Rifki dan istrinya, dan tentu saja keluarga Dania.Liam belum bicara lagi sejak tadi. Ia memandangi wajah ibunya yang pucat. Kemudian ia menole

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status