Baby Sitter Sang CEO

Baby Sitter Sang CEO

By:  Reistya  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
10 ratings
89Chapters
14.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Tak percaya pada pernikahan, tetapi Restu Kanaya Putri ingin sekali memiliki anak. Bekerja sebagai penjaga bayi besar, yakni Alvian Saga Majendra membuat ia memberanikan diri untuk meminta sahabat pria yang juga atasannya itu menghamilinya. Apakah permintaan gila Restu akan disetujui oleh Saga? Lalu, bagaimana kelanjutan hubungan keduanya?

View More
Baby Sitter Sang CEO Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Me Nana
ceritanya seru. yey !! ngak nyesal ni baca seharian. hihi . 5... semuanya !!
2023-08-07 21:27:00
0
user avatar
Sukmaningrum Dewi
berbeda ma novel lain yang selalu ceweknya seksi dan langsing... novel ni seru, karna tak semua yg gendut jelek ...
2023-04-24 13:25:28
2
user avatar
Agus Irawan
Hai kak numpang promosi. mampir juga ke Novelku. judul " Kembang Desa Sang Miliarder" pena "Agus Irawan. Seru banget ceritanya, Menceritakan tentang Gadis desa yang menemukan kebahagiaan di kota.
2023-04-16 09:03:40
0
user avatar
Harjanto Anto
Ceritanya oke. tapi endingnya ngambang
2022-12-08 20:40:51
1
user avatar
Ar_key
baru baca satu bab pengen ngakak, seru abis nih ceritanya, lanjut bacaaa
2022-10-08 10:28:02
2
user avatar
Lita Muri Rahayu
aku team haris reres thorr.. saga nakall
2022-09-30 21:41:37
2
user avatar
bucinnya yekyu
halo thor.. suka ceritanya yg begitu ringan.. teenlit bgt sihh.. tp oke bgt.. cuma ada saran nih thor.. tolong di teliti lagi typo tulisan dan kata.. ada yg kadang bingung maksutnya gimana kalimat tersebut.. tp so far oke bgt.. seruu thx thor
2022-09-26 23:32:57
1
user avatar
Lita Muri Rahayu
up up up thorr.. ditunggu
2022-09-26 22:38:24
1
user avatar
Lita Muri Rahayu
bagus bangett.. suka critanya yg ringan ginii.. semangat thorr
2022-09-24 22:49:11
1
user avatar
Reistya
assalamualaikum Kaka bunda terima kasih untuk yg mau membaca cerita ini. boleh minta tolong seidkit waktu untuk berikan ulasan dan bintangnya ... terima kasih banyak...
2022-09-12 11:33:33
1
89 Chapters
Permintaan Reres
"Lo mau hamilin gue Ga?"Saga menoleh cepat, mendekatkan telinganya ke wajah Reres coba dengar kembali apa yang sahabatnya itu katakan. "Ulangin.""Hamilin gue Ga." Reres mengulangi dengan yakin buat Saga menatapnya. "Gue sih oke-oke aja masalah hamil mengha—" Saga terhenti saat Reres meletakkan telunjuknya ke bibir. Reres lalu berdiri ia mengajak Saga berjalan menuju kamarnya agar pembicaraan mereka lebih tenang. Keduanya berjalan seperti biasa menuju kamar Saga. Di rumah itu cukup banyak pengawal, penjaga juga pengawas yang mengawasi di ruang CCTV. Ada Saga dan Nindi ibu dari Saga yang tinggal di rumah itu. Hingga tak mungkin membicarakan hal ini di ruang terbuka seperti taman belakang. Reres takut jika ada yang mendengar karena tembok di rumah Saga pun punya telinga. Mereka sampai di kamar Saga, kamar yang besar dengan desain minimalis di dominasi warna putih dan abu-abu. Reres duduk di tempat tidur di sampingnya Saga merebahkan tubuhnya. "Lo serius mau gue hamilin?" tanya Saga
Read more
Kegiatan Malam
Saga pagi ini masih menyempatkan diri ke kantor bersama Reres yang seperti biasa duduk di sofa memerhatikannya. Tak ada yang Reres lakukan selain menemani Saga, sesekali memainkan ponsel dan membaca buku. Sejak SMA, Reres mengurus Saga di rumah bahkan sampai urusan makan siang. Saat kuliah, Reres sering datang untuk sekadar membawakan bekal atau membawakan benda-benda milik atasannya itu yang tertinggal di rumah. Hingga teman-teman kampus Saga memanggil gadis itu baby sitter-nya. Namun, seperti biasa Reres bukan orang yang terlalu mempedulikan apa kata orang. Ia cenderung cuek, hanya sesekali merasa tak percaya diri. Pagi tadi keduanya telah mempersiapkan pakaian yang akan mereka bawa sebagai persiapan seminggu di Bali. Siang nanti keduanya akan berangkat untuk memenuhi keinginan Reres. Saga masih sibuk dengan dokumen-dokumen yang masuk, menumpuk di meja kerjanya yang kini tengah ia tandatangani satu per satu. Ia terlihat berbeda ketika berada di perusahaan. Berwibawa, tegas dan di
Read more
Buat Bayi
Malam hari, Saga baru saja selesai mandi dan rebah dengan menggunakan handuk kimono. Keduanya baru saja selesai makan malam dan Saga meminta Reres mandi sebelum mereka memulai inti keberangkatan mereka ke Bali. Reres telah selesai mandi, ia juga hanya mengenakan handuk kimono. Gadis itu berjalan perlahan mendekati Saga, langkahnya terhenti saat Saga menunjuknya."Lo enggak pakai baju 'kan?"Reres mengangguk. "Kata lo jangan pakai baju.""Hehehe, good. Sini, sini, polos banget sih lo." Saga meminta Reres mendekat sambil menepuk-nepuk tempat tidur di sampingnya. Reres mendekat, lalu duduk di samping Saga. Saga segera mengambil tangan Reres dan menggenggamnya. Saga memang selama ini tak merasa menyukai Reres, baginya gadis itu hanya sahabat terbaik dan juga penolong untuknya. Dan kali ini anggap saja sebagai sebuah ungkapan terima kasih karena Reres telah banyak membantu meski ia juga menikmati hal ini. Saga duduk mendekat menyebabkan kedua kaki mereka saling menggesek. Kemudian pria i
Read more
Bertemu Aira
Siang ini, hari terakhir di Bali, dihabiskan dengan pertarungan terakhir antara Reres dan Saga. Lenguhan dari Saga terdengar, kemudian CEO Candramawa itu rebah di atas tubuh sahabatnya yang kini memejamkan mata dengan napas tak beraturan. Selama di Bali, Saga mengatur dengan baik jadwal keduanya. Sehari mereka saling adu ranjang, sehari mereka habiskan dengan istirahat atau jalan-jalan.Malam nanti keduanya akan pulang dan ini akan jadi hari terakhir mereka di Bali. Dalam seminggu ini Reres bahkan telah menjadi pro karena didikan Saga dan teori yang mereka lihat dari video di ponsel Saga. Entah berapa banyak video yang ia simpan, bahkan video dirinya sendiri bersama Vinny, Lauren, Sarah, dan banyak lagi. Saga kemudian bergerak ke samping Reres, ia memeluk gadis itu. "Kalau gue pingin lagi, gimana?"Reres melirik kesal. "Ini udah dua kali, ya, Ga?!" "Nanti kalau kita balik maksudnya.""Enggak!""Hm, oke. Dalam dua bulan ini lo harus cek berkala, kalau enggak sukses kita ke Bunaken at
Read more
Dijodohkan
Setelah pembicaraan yang tak membuahkan hasil, Aira kembali terlebih dahulu. Ia mengatakan ada urusan lain. Namun, Nindi jelas mengerti Aira sakit hati dengan apa yang dikatakan Saga tadi. Nindi masih berada di ruangan, menatap anak laki-lakinya yang tengah membaca beberapa laporan. "Kamu kok judes gitu sih?""Ya, terus aku harus gimana, Mi?" tanya Saga tanpa mengalihkan perhatian dan tetap fokus pada laporan di hadapannya."Apa salahnya sih kamu bikin Aira buat bantu kamu? Bisa aja kamu minta Aira memberi warna baru untuk resort itu."Saga masih membuka lembar demi lembar laporan, membiarkan sang mami mengoceh sejak tadi. "Hm, niat Mami sebenarnya apa?"Nindi kemudian berjalan mendekat, ia duduk di kursi yang berada di seberang meja Saga, keduanya kini duduk berhadapan. "Mami mau jodohin kamu sama Aira."Saga melirik Nindi, lalu berdecak kesal. "Ngapain sih, Mi? Dia itu bukan tipe aku.""Tipe kamu siapa? Lauren? Vinny? Sarah? Mereka itu udah ketahuan enggak bener, suka dugem, kelaku
Read more
Masih Aira
Aira berjalan cepat masuk ke dalam rumah. Perasaannya menjadi buruk setelah Saga menolaknya tadi. Aira anak tunggal dengan segala kemewahan yang diberikan oleh kedua orang taunya. Namun, meski semua klebutuhan terpenuhi ia tetap senang melakukan banyak hal sendiri. Termasuk tadi, ia lebih kesal karena saga yang menolak tawarannya dibandingkan sikap dingin saga padanya. Kini Tuan Hartanto tengah duduk di ruang tengah seraya membaca artikel dari ponsel miliknya. Saat itu Aira berjalan mendekat lalu duduk di sofa yang berada di samping sang ayah. Sang ayah memerhatikan anak gadisnya yang nampak kesal. Ia lalu meletakan kacamata dan ponsel miliknya di meja."Kenapa muka kamu gitu?" tanya Tuan Har pada anak gadisnya. "Hmm, lagi kesel Dad." Aira menjawab cepat lalu menyandarkan tubuhnya pada kepala sofa."Iya kesal kenapa?""Aku tadi ke Candramawa sama Tante Nindi."Pria paruh baya itu menatap dengan serius pada gadis cantik bermata sendu di hadapannya
Read more
Ritual
Pagi ini dimulai dengan kegiatan rutin Reres. Menyiapkan pakaian Saga, kemudian segala perlengkapan sang CEO Candramawa. Ia telah menyiapkan pakaian lengkap dengan dasi dan jas yang akan dikenakan pria berkulit putih itu. Setelahnya ia berjalan menuju ruangan lain yang ada di sisi lain kamar, di sana tertata rapi aneka aksesoris, jam, kacamata, tas, ikat pinggang dan sepatu dari berbagai merk ternama. Reres memilih jam tangan lalu tas dan sepatu yang cocok untuk dikenakan hari ini. Setelah memilih ia berjalan ke luar melihat Pria itu sudah berjalan keluar dari kamar mandi dan duduk di kursi dekat dengan meja rias. Reres meletakan outfit Saga Di dekat tempat tidur lalu berjalan mendekati Saga dan segera membantunya mengeringkan rambut. Tak banyak yang mereka bicarakan selama proses ini, Saga memang selalu dilayani Reres sejak lama sekali dan itu jadi kebiasaan sampai sekarang. Itu pula alasan Reres selalu dipanggil 'Baby Sitter' atau 'Baby Sitter-nya Saga'. Kalau dibilang malu, jelas
Read more
Sekte
Haris kini bersama Reres di ruang kerja sang sekretaris, sementara Saga kini berada di ruangannya masih berbicara dengan beberapa direksi setelah rapat tadi. Haris tengah menyiapkan jadwal, ia mengetik di laptop miliknya lalu Reres mencatat jadwal di notes miliknya. haris melirik menatap dengan senyum gadis yang terlihat serius menulis itu."Aku bisa print ini Res buat kamu. Jadi kamu enggak usah nulis. Lebih gampang kan?" Reres menggeleng. "Kalau aku tulis, aku bisa ingat ini semua Mas. Kalau aku harus baca, kadang suka lupa." Haris mengangguk mengerti apa yang dimaksud oleh gadis di sampingnya. "Hmm, sebenarnya aku penasaran apa yang selalu kamu lakukan sama Pak Saga setiap kali akan ada pertemuan?" Reres menatap haris yang jelas sudah penasaran sejak lama sekali tetapi ia baru bisa bertanya tentang rasa penasarannya hari ini. Reres terdiam sejenak memikirkan apa yang akan ia katakan pada haris. Sesungguhnya ia harus merahasiakan masalah ini. Kesehatan mental Saga bisa menjadi ba
Read more
Pertemuan Keluarga
Saga mengangguk. "Thanks mau apa?" tanyanya menawarkan pada Reres mungkin mau sesuatu setelah membuatnya melakukan rapat dengan baik. "Mau hari ini lo pulang cepat dan lo harus makan malam sama Pak Hartanto." Saga berdecak kesal, "Nyokap gue telepon lo ya?""Lo harus datang Saga. Gue enggak mau kena marah Bu Nindi ya.""Iya, iya gue dateng. Gue serius lo mau apa? es krim BnR?" Reres duduk di tempat duduk yang berseberangan dengan Saga. "Enggak mau apa-apa gue, lo bisa lancar di rapat kaya tadi gue udah seneng kok."Saga kemudian memainkan ponsel miliknya, ia lalu melirik ke arah Reres yang membuka ponsel setelah mendapatkan notifikasi pesan. Ia menatap Saga, dengan tatapan terbelalak. Reres lalu bangkit, berjalan mendekat dan memukul Saga."Kok lo gila sih Ga?!" kesalnya setelah ia melihat foto dirinya yang tertidur. Meski berbalut selimut tentu saja Reres malu. "Hapus enggak?!""Hahahaha, Gue suka foto lawan bobo gue kalau tidur," jawab Saga."Hapus!" kesal Reres. "Permintaan gue
Read more
Perhatian Haris
Manusia memang mempunyai kecenderungan untuk menyukai keindahan. Termasuk dalam melihat wanita atau laki-laki. Dunia mulai mengkotak-kotakkan si cantik, tampan, seksi dan Reres sering berpikir, apa ia masuk dalam salah. Atau kategorinya? Di usia ke 24 tahun, memiliki berat badan lebih dari 80 kilogram, dengan tinggi hanya 158 cm. Tak cantik, tak seksi, bukan pilihan laki-laki, hal biasa untuknya ketika sekitar mengatakan gendut dan tak menarik atau berbagai julukan lain .., sialan memang pikirnya. Gendut itu memang fakta, yang sering membuat ia kesal adalah ketika kata-kata itu ditujukan untuk mencemooh. Itu yang dulu sering kali buat Reres sakit hati. Ya tapi, ia kini coba terima saja nasib terlahir sebagai si semok dan montok. ***Makan malam hari ini berlangsung dengan sangat baik dan lancar. Meskipun sejak tadi Saga sama sekali tak ada senyum. Namun, sikap dinginnya itu malah membuat Aira semakin penasaran. Gadis itu sesekali melirik pada Saga yang duduk tepat di hadapannya. Saga
Read more
DMCA.com Protection Status