Share

Bab 5

Author: Cadenza
"Jangan takut, Velia. Aku ada di sini," ujar Daren.

Aroma yang familiar membuat napasku yang terengah perlahan menjadi tenang.

"Oh, ternyata Pak Daren datang."

Chris tampak tersenyum acuh tak acuh, lalu berdiri perlahan.

Dia menepuk-nepuk celananya, lalu menunjuk ke arahku.

"Daren, jangan bilang kalau kamu masih belum bisa melupakannya?" tanya Chris,

"Apa kamu tahu betapa menjijikkannya wanita di depanmu ini?"

"Ibunya menghancurkan keluargaku, lalu mengambil uang keluargaku."

"Sedangkan Velia, dia masih bermimpi ingin naik ke tempat tidurku serta memberikanku anak di malam pernikahan kami."

Daren tidak peduli dengan apa pun yang Chris katakan. Dia hanya menundukkan kepala.

Daren mengusap bekas merah di pergelangan tanganku dengan lembut, lalu bertanya dengan suara serak.

"Apa ini sakit?"

"Velia, apa ini sakit?"

Seluruh tubuhku gemetaran, air mataku mengalir deras tanpa bisa dikendalikan.

Ketika melihat itu, Daren menelan ludah, lalu menyingkirkan rambut yang menutupi dahiku.

Dia berbicara dengan lembut sembari menatap mataku.

"Jangan takut, tunggu aku di sini sebentar, oke?" ujar Daren.

Aku menatapnya dengan air mata yang masih mengalir. Kemudian, aku mengungkapkan persetujuan dengan suara gemetar.

Wajah Chris berubah muram, tapi mulutnya tetap menyindir dengan tajam.

"Nggak mungkin. Kamu masih mau menerima wanita murahan seperti dia?"

Daren perlahan berbalik sambil tersenyum simpul.

"Chris, saat itu dia masih seorang anak kecil yang hanya berusia tujuh tahun."

"Kamu nggak mungkin nggak tahu kalau pernikahan orang tuamu sudah lama hancur, 'kan?"

"Mereka saling berselingkuh. Beranikah kamu mengatakan kalau kamu nggak mengetahui tentang hal ini?"

Karena amarah yang memuncak, aura dan tekanan di sekitar Daren terasa menakutkan pada saat itu.

Di bawah tekanan tak terlihat itu, Chris tanpa sadar mundur selangkah.

Tatapannya beralih ke arahku.

Pria itu seolah menemukan sasaran untuk melampiaskan amarahnya.

Chris melontarkan kata-kata dengan nada yang kejam.

"Memang kenapa meski aku tahu? Faktanya, ibunya memang menghancurkan keluargaku."

"Kenyataannya, Velia memang ingin naik ke tempat tidurku."

Seperti memikirkan sesuatu, tiba-tiba Chris tertawa.

"Tapi nggak bisa dipungkiri, Velia memang luar biasa di tempat tidur ...."

Chris tidak sempat menyelesaikan kata-katanya.

Daren langsung melayangkan pukulan ke arah perut Chris.

Dengan kedua tangan mencengkeram dasinya erat-erat, Daren menariknya ke atas sambil memberi peringatan dengan nada dingin.

"Jaga mulutmu. Orang yang kotor adalah sampah sepertimu."

Chris meringis sambil memegangi perutnya.

Dia terdorong ke bawah oleh kekuatan Daren, lalu bersandar pada tiang lampu di belakangnya.

Tatapan Daren tampak makin dingin saat menatap Chris dari atas.

"Aku harap kamu tahu kalau Velia selalu sangat luar biasa."

"Nggak ada yang berhak mengomentarinya."

"Terutama orang busuk sepertimu."

Daren membawaku ke hotel terdekat, lalu memesankan kamar untukku beristirahat.

Dia berjongkok, membantuku melepas sepatu hak tinggiku, lalu mulai bertanya dengan lembut.

"Tadi kamu ketakutan, ya?"

Aku menggigit bibir, menahan air mata yang sudah muncul di sudut mataku sambil perlahan menggelengkan kepala.

Dengan tangan yang gemetaran, aku menyentuh wajahnya dengan lembut.

Ini adalah pertama kalinya dalam tujuh tahun kami saling bertatapan secara langsung.

"Daren, tujuh tahun ini pasti sangat sulit untukmu," ujarku.

Aku mengucapkannya dengan perlahan, hampir menggunakan seluruh napasku.

Mata Daren tiba-tiba memerah.

"Saat aku menahan rindu, serta nggak bisa menemuimu, itu memang sangat sulit," balas pria itu.

Setelah beberapa detik, Daren berbicara dengan hati-hati.

"Velia, maafkan aku," ucap Daren.

Aku terkejut sejenak.

"Seharusnya dulu, apa pun yang kamu katakan, aku tetap berada di sisimu," lanjut Daren.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bagaikan Debu Bertemu Mercusuar   Bab 10

    Suara angin membawa hawa dingin, meniup melewati ujung jari kami.Tiba-tiba aku teringat akan sebuah kalimat yang pernah aku baca."Bekas luka yang berat dari orang yang telah terluka nggak pernah layak untuk diungkit.""Yang patut dipuji adalah keberanian untuk bertahan di tengah keputusasaan."Dulu, ada gunung besar yang pernah menghalangi jalanku.Sejak Daren kembali, aku sudah berhasil melewatinya."Sampai di sini saja. Chris, jangan membuat masalah lagi.""Kita semua hidup dengan baik. Jangan saling mengganggu lagi."Air mata Chris tiba-tiba jatuh dengan deras.Bibirnya bergetar, dia tidak bisa mengeluarkan satu kata pun untuk membantah."Velia, jangan tinggalkan aku ...."Setiap permohonannya terdengar penuh dengan keputusasaan.Aku menggandeng Daren, melangkah maju selangkah demi selangkah, tanpa menoleh ke belakang.Dalam perjalanan pulang, aku sengaja meminta Daren untuk berjalan bersamaku.Air sungai di sepanjang jalan memantulkan cahaya lampu di sekitarnya, berkilauan dengan

  • Bagaikan Debu Bertemu Mercusuar   Bab 9

    Kemudian, aku berlari kecil masuk ke dalam mobil. Daren memiringkan tubuhnya untuk mengencangkan sabuk pengaman untukku."Kamu bangun sepagi ini, pasti kamu belum sarapan, 'kan?" ujar Daren.Aku mencondongkan tubuhku ke depan, mengangkat kepala, lalu mencium pipinya.Daren tampak terkejut. Kepalanya hampir membentur atap mobil, sementara ujung telinganya tampak memerah."Velia, kamu ...."Aku tersenyum."Tujuh tahun lalu, aku sudah ingin melakukan ini," kataku.Dia menoleh, tidak menatapku, tetapi tidak bisa menahan sudut bibirnya yang terangkat."Aku belum pernah bertanya, kenapa tiba-tiba kamu kembali ke negara ini?" tanyaku."Karena aku ingin bertemu denganmu," jawab Daren.Di balik tirai hujan, matanya terlihat lebih berkilau.."Selama bertahun-tahun ini, hidupmu nggak baik-baik saja. Kamu juga nggak bahagia.""Aku berpikir, kamu pasti membutuhkanku."Daren mengatakan ini dengan nada tegas."Selama kamu membutuhkanku, aku akan melakukan apa pun."Pada saat itu, aku merasa seperti k

  • Bagaikan Debu Bertemu Mercusuar   Bab 8

    Dia ingin menghancurkan hidupku tanpa peduli apa pun.Chris menutup semua jalan keluarku, berharap tidak akan ada seorang pun di dunia ini yang mencintaiku.Dengan begitu, aku hanya bisa tinggal di sisinya, memohon padanya agar dia mencintaiku.Namun, dia tidak tahu bahwa aku tidak pernah mencintainya, bahkan untuk satu detik pun.Aku berkata, "Chris, selama bertahun-tahun ini, semua uang yang aku hasilkan sudah aku tabung di rekening Paman Aldo.""Aku juga sudah bertahun-tahun menemani serta merawatnya sebagai seorang putri.""Aku pikir, aku sudah nggak perlu merasa bersalah lagi."Chris merosot di kursinya, seolah-olah semua energinya telah terkuras habis."Velia, aku nggak akan bercerai denganmu ...."Aku kembali memotong ucapannya dengan suara yang lelah."Aku nggak meminta persetujuanmu.""Perusahaanmu sedang dalam masalah, 'kan?" Aku menatapnya, lalu melontarkan sebuah kata dengan tegas."Penggelapan laporan."Ekspresi Chris langsung berubah drastis.Perusahaannya sedang mengalam

  • Bagaikan Debu Bertemu Mercusuar   Bab 7

    "Chris, apa kamu ingin benar-benar dikenai tuduhan pelecehan dalam pernikahan?" kataku.Aku berusaha keras untuk melawan.Dia berhenti sejenak, lalu memaki dengan nada tidak percaya."Apa maksudmu? Setelah tidur semalaman dengannya, aku nggak boleh menyentuhmu?" tanya Chris.Napas Chris berantakan, dia sudah kehilangan kendali dirinya yang biasa."Hanya karena dia memanggilmu, kamu langsung mengejarnya begitu saja?""Velia, kamu memang benar-benar ....""Rendahan," kataku dengan tenang. Kemudian, aku melanjutkan, "Itu yang ingin kamu katakan, 'kan?"Dia tertegun sejenak, wajahnya perlahan-lahan berubah muram."Bukankah begitu?""Kamu dan ibumu sama saja, kalian sama-sama rendahan."Aku perlahan menggelengkan kepala. Untuk pertama kalinya, aku berani melawan tuduhan serta kemarahannya."Nggak sama. Chris, aku nggak berutang apa-apa padamu sekarang.""Dulu aku nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku nggak punya keberanian untuk melawanmu."Selama bertahun-tahun ini, Aldo memang sudah

  • Bagaikan Debu Bertemu Mercusuar   Bab 6

    "Daren." Aku memotongnya, lalu berujar, "Peluk aku."Daren tertegun, seakan tidak memercayai apa yang didengarnya."Peluk aku," ulangku sekali lagi.Pelukan hangat membalut tubuhku, makin lama menjadi makin erat.Aku bisa merasakan tangan yang memelukku sedikit gemetar.Tujuh tahun lalu, Daren dengan gembira menunggu di pesisir sambil memegang seikat mawar.Dia menunggu dari fajar hingga senja, tapi tetap tidak bisa menemuiku.Pada hari saat aku menolaknya, matanya tampak memerah.Dia bertanya, "Benarkah? Apa kamu nggak menyukaiku sedikit pun?"Aku menggelengkan kepala.Tak peduli seberapa keras dia memohon, aku tetap tidak menoleh.Waktu itu bebanku terlalu berat. Aku sama sekali tidak berani menatap matanya.Namun, sekarang saat napas hangatnya menyapu telingaku, kabut itu seakan telah sirna.Saat tengah malam, aku menarik Daren untuk duduk di atas karpet hotel, lalu minum sepuasnya.Setelah beberapa putaran, Daren sudah minum terlalu banyak. Pipinya memerah, sementara pandangannya t

  • Bagaikan Debu Bertemu Mercusuar   Bab 5

    "Jangan takut, Velia. Aku ada di sini," ujar Daren.Aroma yang familiar membuat napasku yang terengah perlahan menjadi tenang."Oh, ternyata Pak Daren datang."Chris tampak tersenyum acuh tak acuh, lalu berdiri perlahan.Dia menepuk-nepuk celananya, lalu menunjuk ke arahku."Daren, jangan bilang kalau kamu masih belum bisa melupakannya?" tanya Chris,"Apa kamu tahu betapa menjijikkannya wanita di depanmu ini?""Ibunya menghancurkan keluargaku, lalu mengambil uang keluargaku.""Sedangkan Velia, dia masih bermimpi ingin naik ke tempat tidurku serta memberikanku anak di malam pernikahan kami."Daren tidak peduli dengan apa pun yang Chris katakan. Dia hanya menundukkan kepala.Daren mengusap bekas merah di pergelangan tanganku dengan lembut, lalu bertanya dengan suara serak."Apa ini sakit?""Velia, apa ini sakit?"Seluruh tubuhku gemetaran, air mataku mengalir deras tanpa bisa dikendalikan.Ketika melihat itu, Daren menelan ludah, lalu menyingkirkan rambut yang menutupi dahiku.Dia berbic

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status