Share

Bab 137

Penulis: perdy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-05 23:11:43

Tiga hari sudah berlalu sejak pertemuan pahit itu. Namun bagi Galan, waktu seolah membeku. Setiap malam, ia terjaga di balik gelapnya langit Jakarta, dihantui oleh deretan angka merah dan tenggat tiga puluh hari yang terus mendekat seperti bayangan tak kasatmata.

Pagi ini, ia duduk di balik meja kerjanya. Secangkir kopi dingin yang tak disentuh menggambarkan kekacauan pikirannya. Ia mencoba menyusun ulang semua jalur, semua kemungkinan investor yang bisa ia dekati. Tapi satu per satu nama yang muncul seperti pintu yang sudah tertutup rapat. Tak ada yang membuka, tak ada yang menjanjikan secercah harapan.

Ketukan di pintu menginterupsi lamunannya. Sari, sekretaris yang setia menemaninya bertahun-tahun, masuk dengan wajah cemas.

“Pak Galan… ada yang perlu Bapak lihat. Berita di media bisnis pagi ini... mengejutkan.”

Galan mengangkat kepala. “Mengejutkan bagaimana?”

Sari meletakkan tablet di mejanya. Beberapa artikel terbuka. Galan membaca headline paling atas:

"Mahardika Capital Akuisis
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Balas Dendam Sang Pendamping Setia   Bab 179

    Nayla menatap lembar press release yang baru saja diterima dari tim PR. Font Arial 12, format korporat standar. Tapi setiap kalimat di dalamnya mencerminkan sebuah pencapaian yang, lima tahun lalu, bahkan terlalu mewah untuk sekadar diimpikan."Nordic Education Solutions dengan bangga mengumumkan kemitraan strategis dengan Bright Future Learning sebagai mitra eksklusif di pasar Indonesia. Kemitraan senilai 12 juta dolar ini akan menyediakan solusi pendidikan terintegrasi ke seluruh pelosok negeri..."Dua belas juta dolar.Angka yang dulu hanya ada dalam presentasi pitching dan mimpi tidur penuh harapan, kini tercetak resmi di atas dokumen legal.Anehnya, tak ada rasa meledak yang biasanya muncul dari kemenangan besar. Tak ada sorakan tim, tak ada botol champagne terbuka, bahkan senyum di wajah Nayla pun terasa terlalu kecil untuk ukuran pencapaian sebesar ini.Yang ada hanya kekosongan. Seperti menyusun puzzle selama bertahun-tahun hanya untuk mendapati bahwa potongan terakhir tidak p

  • Balas Dendam Sang Pendamping Setia   Bab 178

    Lift menuju lantai kantornya terasa bergerak lebih lambat dari biasanya. Galan berdiri sendirian, memandangi angka-angka yang berganti—5, 10, 15, 20—setiap bunyi "ting" terdengar seperti hitungan mundur menuju kenyataan pahit yang tak bisa ia tolak.Langkahnya lesu saat keluar dari lift. Beberapa karyawan yang melintas menyapa seperti biasa, tak menyadari bahwa pria yang mereka sapa itu baru saja mengalami kekalahan terbesar dalam kariernya. Galan membalas dengan anggukan tipis, berusaha tetap profesional meski dadanya terasa seperti reruntuhan.Dina sudah menunggunya di depan ruang kerja, dengan ekspresi penuh harap.“Pak, gimana hasilnya?” tanyanya, matanya berbinar, polos.Galan menatap wajah muda itu—optimis dan percaya. Dan dalam hati, ia merasa seperti akan meruntuhkan sebuah dunia kecil hanya dengan satu kalimat.“Mereka memilih Bright Future Learning.”Cahaya di mata Dina langsung meredup. “Oh...”“Ya. Kita tidak dapat kontrak dari Nordic.”Hening. Keheningan yang kaku dan jan

  • Balas Dendam Sang Pendamping Setia   Bab 177

    Galan terbangun lebih pagi dari biasanya. Tanpa alarm, tanpa mimpi—hanya perasaan kosong yang entah bagaimana terasa berat. Seperti tubuhnya tahu, hari ini bukan hari biasa. Hari ini bisa menjadi titik balik... atau titik hancur.Ia menatap langit-langit kamar apartemennya yang temaram. Jakarta masih setengah tertidur, tapi suara klakson dan deru kendaraan mulai merambat dari kejauhan.Hari pengumuman.Ada rasa mual di perutnya—bukan karena sakit, tapi karena campuran gugup, harapan, dan ketakutan yang diam-diam menggerogoti selama berminggu-minggu. Semua dokumen sudah dikirim. Semua presentasi sudah dilakukan. Semua pertanyaan sudah dijawab.Yang tersisa sekarang hanyalah… menunggu.Sebuah pesan masuk di ponselnya. Dari Dina.“Pak, pihak Nordic sudah konfirmasi. Pengumuman jam 10 pagi, tempatnya masih di hotel yang sama. Mobil siap kapan saja.”Galan membalas cepat.

  • Balas Dendam Sang Pendamping Setia   Bab 176

    Galan memandangi layar laptopnya dengan perasaan campur aduk. Sebuah email dari David Chen baru saja masuk—pendek, tapi mengandung dampak besar."Pak Pratama, Nordic Education Solutions akan melakukan background assessment terhadap semua calon mitra potensial. Tim due diligence kami akan meninjau rekam jejak perusahaan, reputasi manajemen, dan stabilitas organisasi dalam minggu ini. Mohon siapkan dokumen yang diperlukan."Background assessment. Kalimat yang terdengar profesional dan biasa saja, namun bagi Galan, itu seperti pemeriksaan yang menakutkan. Ia tahu betul apa yang mungkin akan terungkap jika mereka menggali lebih dalam tentang dirinya.Dina masuk ke ruangannya dengan setumpuk dokumen dan ekspresi wajah yang ragu."Pak, ini dokumen yang diminta Nordic untuk assessment. Tapi...""Tapi apa, Din?""Ada beberapa hal yang mungkin perlu kita antisipasi."Galan menarik napas panjang. "Skandal tahun lalu?""Iya

  • Balas Dendam Sang Pendamping Setia   Bab 175

    Galan merapikan dasi sutranya untuk ketiga kalinya dalam lima menit. Hari ini adalah hari yang telah ia tunggu-tunggu selama berminggu-minggu—pertemuan penting dengan Nordic Education Solutions, perusahaan multinasional asal Denmark yang tertarik mengekspansi pasar pendidikan Asia Tenggara.Nilai kontraknya mencapai 12 juta dolar. Hak distribusi eksklusif untuk seluruh Indonesia. Sebuah kemitraan jangka panjang yang bisa mengubah arah masa depan perusahaannya."Pak, delegasi dari Nordic sudah tiba di lobi," lapor Dina melalui interkom."Saya turun sekarang."Galan menarik napas panjang. Ini bukan sekadar soal satu kontrak. Ini soal kelangsungan hidup perusahaan. Soal pembuktian bahwa perusahaannya masih relevan di industri yang berubah begitu cepat.Ia sudah mempersiapkan semuanya dengan sangat teliti—analisis pasar, proyeksi keuangan, keunggulan kompetitif, hingga timeline implementasi. Presentasi yang ia yakini akan mengesankan dan menyeluruh.Di lobi Hotel Grand Hyatt, Galan menyam

  • Balas Dendam Sang Pendamping Setia   Bab 174

    Galan menatap layar laptopnya dengan tatapan kosong. Di sana, terpampang sebuah email dari PT Surya Pendidikan—klien yang telah bekerja sama dengannya selama empat tahun terakhir. Isi email itu seperti pisau tumpul yang perlahan tapi pasti menyayat hatinya."Dengan berat hati kami informasikan bahwa per tanggal 1 November, PT Surya Pendidikan akan mengakhiri kontrak distribusi dengan perusahaan Anda. Kami telah menemukan solusi logistik yang lebih sesuai dengan kebutuhan operasional kami yang berkembang. Terima kasih atas kerja sama yang baik selama ini."Empat tahun. Empat tahun membangun kepercayaan, mengoptimalkan rantai pasok, menyelesaikan krisis demi krisis bersama. Kini, semuanya berakhir dalam satu paragraf.Suara ketukan pelan di pintu membuatnya tersadar. Dina masuk, wajahnya tampak gelisah."Pak... ada beberapa email lagi yang perlu Bapak baca."Galan menghela napas. "Berapa lagi?""Tiga. Dari PT Mitra Edukatif, CV Belajar Mandiri, dan..." Dina terdiam sejenak, ragu."Dan?"

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status