Para tamu dan bos di dapur langsung tercengang.Semua orang menatap Nathan dan Regina dengan bingung."Bu, kakak-kakak ini hebat sekali!""Astaga. Dia berhasil menjatuhkan Ben hanya dengan satu tamparan. Lengan pria tampan ini benar-benar kuat!""Kita sungguh nggak boleh menilai orang dari penampilannya. Pria tampan dengan lengan dan kaki ramping itu ternyata master tersembunyi!"Regina menginjak wajah wanita dandanan tebal itu dengan sepatu hak tingginya, lalu tersenyum merendahkan. "Bukankah kamu barusan memanggilku jalang?""Sekarang coba bilang sekali lagi?"Mulut dan hidung wanita dandanan tebal itu diinjak oleh Regina. Dia tergeletak di tanah sambil meratap dengan sedih, "Kak Ben, tolong aku!""Si jalang ini mau bunuh orang. Tolong!"Tatapan mata Regina berubah dingin. Dia menjambak rambut wanita yang berdandan tebal itu sambil mencibir. "Kelopak matamu dioperasi, hidungmu prostetik, bibirmu disulam, dan dadamu juga terbuat dari silikon. Ckck. Nggak ada yang alami!"Sembari berbi
"Aku akan beri kamu pilihan sekarang. Tamparlah dirimu sendiri sepuluh kali, lalu sebut dirimu sebagai bajingan. Setelah itu, berjanjilah nggak akan pernah muncul di hadapanku lagi.""Asal kamu melakukan semua itu, aku bisa pertimbangkan untuk memaafkanmu!"Ben yang mendengar perkataan itu langsung tercengang, lalu tertawa terbahak-bahak. "Kamu sudah gila? Fani, kamu dengar apa yang dikatakan si bodoh ini?""Hahaha. Bisa-bisanya dia memberiku pilihan. Beraninya seorang pecundang mengatakan hal seperti itu? Apa dia sudah bosan hidup?"Wanita yang berdandan tebal itu tersenyum sinis pada Nathan sambil berkata, "Bodoh sekali. Kak Ben akan membuatmu menangis sesenggukan nanti. Kamu akan berlutut dan bersujud minta ampun padanya!""Oh ya, juga pacarmu yang menyebalkan itu, Kak Ben pasti akan memberinya pelajaran. Lain kali saat keluar, belajarlah dari kejadian hari ini. Kalau kamu bertemu orang hebat seperti Kak Ben, kamu harus menghindarinya."Wajah Ben tiba-tiba berubah muram. Dia pun ber
Bos bersembunyi kembali di dapur dan tidak berani ikut campur masalah mereka lagi.Tamu-tamu lainnya memandang Nathan dengan simpati."Cepat makan. Selesai makan, kita pergi. Ben, si bajingan itu, mentang-mentang mengandalkan dukungan dari Perguruan Bela Diri Jenawi, makin lama dia makin sombong!""Pria tampan itu dalam masalah. Dia nggak bersalah, tapi dia pasti akan dipukul oleh gangster ini!""Coba kalian lihat pacar pemuda itu, cantik bak bidadari. Ben terkenal mesum. Dia pasti akan merebut pacarnya kali ini.""Hais. Sungguh nggak tahu apa yang dipikirkan pria tampan itu. Bertemu dengan bajingan seperti Ben, dia seharusnya lebih sabar sedikit. Meskipun masyarakat sekarang diatur oleh hukum, orang-orang kecil seperti kita masih harus menanggung penindasan yang nggak pantas kita terima!"Tamu-tamu di toko merasa Nathan sangat tidak beruntung dan merasa kasihan padanya.Ada beberapa yang menganggap Nathan tidak pengertian. Preman seperti Ben bukanlah orang yang bisa diajak main-main,
Mendengar itu, Nathan tidak tahan lagi. Dia menepuk bahu pria gemuk itu sambil berkata, "Halo, tolong geser kursimu sedikit. Terlalu sempit."Kak Ben berbalik dan langsung mengumpat. "Kepalamu yang kugeser nanti! Sempit? Kenapa kamu nggak bisa pindah tempat duduk saja? Sialan! Bodoh banget."Sembari mengumpat, Kak Ben sengaja memperlihatkan tato di dadanya, yang mana seekor harimau turun dari gunung.Dia sudah sering menggunakan trik ini. Kapan pun dia keluar, asalkan dia memperlihatkan tato harimau di dadanya, dia sudah bisa semena-mena di Beluno.Lagi pula, orang zaman sekarang sangat penakut. Hanya segelintir yang berani menunjukkan emosinya. Tato apa pun cukup untuk membuat banyak orang awam takut.Wanita dengan dandanan tebal di seberang pun berkata dengan marah, "Kak Ben, ada apa? Apa si idiot ini memprovokasimu?"Kak Ben berkata dengan nada menghina, "Nggak usah peduli, lanjutkan makan saja. Hanya orang bego. Sialan. Beraninya dia memintaku untuk menggeser kursi. Dia kira dia pe
"Pak Rafel, sejauh yang aku tahu, hal yang terjadi di antara Edward dan nyonya kedua Keluarga Halim menyangkut masalah moral. Percuma saja kamu menggunakan cara hukum."Nathan bertanya lagi, "Kamu menemukan sesuatu yang berguna dari hasil interogasi Harun?"Rafel mendengus dingin. "Membawa istri ayah ke ranjang dan melakukan perzinahan memang merupakan masalah moral.""Tapi Tuan Nathan, kamu nggak merasa hal seperti ini pantas mendapatkan hukuman lebih berat dari Langit?"Nathan tersenyum dan berkata, "Pak Rafel, sepertinya kamu ingin melakukan sesuatu untuk melampiaskan kemarahanmu!"Rafel tertawa sinis. "Tentu saja! Saat aku menginterogasi Harun, kebetulan ada beberapa wartawan magang di tempat kejadian.""Jadi maaf, besok di halaman depan berita Beluno, kekacauan yang terjadi di Keluarga Halim akan muncul di kolom pertama dan paling mencolok. Tuan Nathan cukup nantikan saja besok."Nathan tertawa dan memarahi. "Buat apa? Aku nggak tertarik sama gosip seperti ini."Rafel tertawa. "Ja
Regina terkekeh. "Dokter Nathan, kamu benar-benar seorang pria lugas."Menemani wanita berbelanja merupakan pekerjaan yang sangat sulit.Hal ini juga tidak terkecuali bagi Nathan.Regina tidak henti-hentinya berbelanja. Tas-tas dengan berbagai ukuran. Tak butuh waktu lama, tangan Nathan sudah penuh dan hampir tidak bisa menenteng lagi."Seharusnya sudah cukup, 'kan? Tanganku sudah nggak sanggup angkat lagi," kata Nathan.Regina memiringkan kepalanya dan berpikir sejenak, kemudian berkata, "Baiklah. Tadinya aku mau tunjukkan jas dan ikat pinggang padamu, tapi aku rasa lain kali saja!"Nathan berkata dengan senang, "Kalau begitu, kita pulang?"Regina melambaikan tangannya dan berkata sambil tersenyum, "Tentu saja nggak. Belanja sangat melelahkan. Sekarang saatnya makan.""Ayo, hotpot di sini enak sekali. Kita coba ya. Aku yang traktir!"Nathan tersenyum pahit. Pria itu menenteng banyak bawaan dan mengikuti Regina masuk ke restoran hotpot.Begitu duduk, panggilan telepon dari Rafel masuk.