Home / Romansa / Beneath the Midlands Sky / 05. Kabar Tak Terduga #2

Share

05. Kabar Tak Terduga #2

Author: myma.
last update Huling Na-update: 2025-05-09 15:29:25

Bahu itu terlihat kokoh namun ternyata sangat rapuh.”

“Setelah 20 jam perjalanan, kau langsung pergi ke sana??” Pekik Justin.

Dua tahun ini, baik Justin maupun Jung Soo sama sekali tidak hilang kontak. Bahkan mereka sering kali melakukan video call atau skype setiap membahas resep baru.

Bagaimana bisa Justin justru tidak mengetahui kondisi sahabatnya sendiri?

Jung Soo pasti melakukan perjalanan itu  karena masalah perceraiannya.

Justin tidak akan memaksa Jung Soo untuk bercerita lebih lanjut, ia tahu Jung Soo akan bercerita pada waktunya nanti.

Jung Soo mengangguk. “Kami tak sengaja bertemu. Adikmu... apa dia membenciku?”

Jawaban untuk pertanyaan Jung Soo berada tepat di ujung lidah Justin. Ada hal yang tidak Jung Soo ketahui hingga Jung Soo berprasangka seperti itu.

Justin ragu untuk menjelaskannya namun akan menjadi tidak adil jika Jung Soo tidak mengetahui keadaan sebenarnya.

Sudah dua tahun sejak kejadian itu terjadi, ia rasa ini adalah waktu yang tepat bagi Jung Soo untuk mengetahuinya.

“Justin..” Panggil Jung Soo saat Justin tak kunjung menjawab pertanyaannya.

“Tidak, adikku tidak membencimu,” jawab Justin singkat, keraguan kembali datang.

“Kau yakin? Aku bertemu dengannya dan dia...”

“Dia sepertinya terkejut bertemu denganmu di sana,” potong Justin, ia masih mencari cara agar dapat menjelaskan kondisi adiknya.

“Aku yakin dia tidak membencimu, kau bisa memastikannya pada Joon. Bahkan...” lanjut Justin, lalu ia kembali meragu.

Jung Soo menunggu kelanjutan kalimat Justin dengan wajah penuh harap.

“Bahkan...” Justin masih meragu. Ia membasahi bibirnya yang menjadi kering. “Bahkan sebelum kecelakaan itu merenggut ingatannya, ia tidak pernah membencimu.”

Akhirnya Justin mengungkapkan kabar yang selama ini ia sembunyikan dari Jung Soo.

Raut wajah Jung Soo seketika menjadi sangat kebingungan. “Ke..celakaan?”

Jung Soo memijat dahinya beberapa kali, kali ini kabar dari Justin yang membuat sahabatnya itu kehabisan kata- kata.

“Kapan kecelakaan itu terjadi?” Tanya Jung Soo sambil terus memijat dahinya. Sorot matanya masih menunjukan kebingungan.

“Dua tahun lalu, beberapa minggu setelah pernikahanmu,” jawab Justin dengan nada penuh penyesalan.

“Apa...” Jung Soo mencoba bertanya lagi namun Justin dapat melihat kedua mata sahabatnya itu bergetar. “Apa... kecelakaan itu disebabkan olehku?”

“Bukan!” Jawab Justin tegas.

Walaupun ia tahu saat itu Mary sedang sangat terpuruk karena harus merelakan Jung Soo menikah dengan wanita lain, namun Justin tahu kecelakaan itu terjadi bukan karena kesalahan siapapun.

“Kau tidak perlu ikut terbebani dengan kejadian itu. Ini murni kelalaian adikku sendiri,” jelas Justin, berharap itu akan menahan Jung Soo untuk menyalahkan dirinya.

Jung Soo menenggelamkan wajahnya di kedua telapak tangannya yang besar. “Seberapa banyak ingatannya yang hilang?”

“Semuanya.”

“Jadi, dia juga tidak mengingatku?”

Justin mengangguk. Ia tahu persis perasaan terkejut Jung Soo saat ini.

Saat pertama kali Mary membuka matanya di rumah sakit dan tidak mengenalinya, hatinya terasa sangat hancur. Bibirnya bergetar dan matanya terasa begitu panas hingga air matanya mengalir begitu saja.

Sementara itu kedua mata Mary terlihat sangat kebingungan dan ketakutan saat melihatnya.

Tak pernah sebelumnya ia mengira hal seperti ini akan menimpa dirinya dan keluarganya.

Enam tahun yang lalu ia kehilangan kedua orang tuanya, kini ia hampir kehilangan adiknya. Hilangnya ingatan Mary sama saja seperti kehilangan adiknya.

Fisik adiknya mungkin masih sama, tapi jiwanya seperti berubah. Tanpa sadar air mata mulai menggenangi kedua mata Justin.

Hal yang paling sulit Justin hadapi adalah berubahnya sikap Mary menjadi orang yang berbeda.

Mary adalah sosok bebas, ceria dan perhatian, gadis itu selalu melihat semuanya dari perspektif yang baik. Ia suka melihat dunia luar dan memperluas pertemanannya.

Justin juga merindukan Mary yang akan melawannya jika mereka memiliki pandangan yang berbeda. Namun setelah kecelakaan itu, Mary sempat menjadi seorang gadis pendiam.

Adiknya itu lebih banyak memilih menghabiskan waktunya di rumah karena takut pada dunia yang lebih dulu mengenalnya dibandingkan dirinya sendiri.

Ia sangat bersyukur karena Joon selalu setia mendampingi Mary. Joon sudah seperti biografi berjalan Mary.

“Joon ada di sana ketika kecelakaan itu terjadi, dia menyaksikannya,” Justin menengadah berharap air matanya tidak mengalir ke wajahnya.

“Justin, aku...” Jung Soo kehabisan kata- kata.

Justin beranjak dari sofanya dan menghampiri Jung Soo. “Maaf aku baru mengatakannya padamu sekarang.”

“Kau melakukan hal yang benar,” Jung Soo menengadah.

“Aku mengerti kenapa kau melakukannya,” senyuman hambar dan dipaksakan muncul di wajah Jung Soo yang semakin lesu.

Saat kecelakaan itu terjadi, Justin baru saja mendarat dari Jakarta. Ia segera pergi ke rumah sakit dan mendapati adiknya terbaring koma di ruang intensif.

Setelah Joon menceritakan kronologi kejadian itu, Justin tak bisa menyalahkan siapapun. Justin hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri. Dia hampir saja gagal menjaga adik satu- satunya.

Keputusan Justin untuk tidak segera memberitahu Jung Soo adalah hal yang tepat. Justin sangat mengenal sifat sahabatnya itu.

Justin juga sangat tahu kedekatan di antara Jung Soo dan Mary. Bisa jadi kabar mengenai kecelakaann adiknya yang terjadi beberapa minggu setelah pernikahan Jung Soo akan mempengaruhi pernikahan Jung Soo dan Ji Hyun saat itu.

Semesta punya berbagai cara agar semuanya berjalan kembali sesuai dengan jalurnya. Tidak ada rahasia yang selamanya menjadi rahasia.

Jung Soo kembali ke Birmingham dalam kondisi sudah bercerai. Bahkan Jung Soo bertemu dengan Mary di tempat yang pernah mereka kunjungi bersama.

Jika memang sudah waktunya, semua akan terungkap.

“Pulanglah, aku akan mengabarimu jika Mary sudah sampai rumah,” Justin menepuk punggung Jung Soo beberapa kali kemudian pergi ke kamar mandi di pojok ruangannya.

“Justin..” panggil Jung Soo lemah.

“Ya?” Justin menghentikan langkahnya.

Kepala Jung Soo masih menunduk. Bahunya terlihat sangat lunglai.

Sebersit penyesalan muncul di hati Justin. Apa seharusnya ia tidak langsung memberitahu Jung Soo hari ini?

“Jung Soo, ada apa?” Tanya Justin lagi.

Jung Soo menegakkan punggungnya lalu bangkit dan mengambil tasnya.

Sahabatnya itu berbalik pada Justin. “Terima kasih kau masih mempercayaiku.”

“Tentu saja, kau sahabatku,” Justin mengambil langkah mendekati Jung Soo.

Salah satu tangannya terangkat lalu disambut dengan tangan Jung Soo, keduanya melakukan tos.

Jung Soo mencoba terlihat lebih tegar, kemudian pamit pulang.

“Hm, Jung Soo..” Kali ini Justin yang menahan Jung Soo. Ada hal yang ia lupakan tadi.

“Ya?”

“Jika kau dan Ji Hyun sudah berpisah, lalu bagaimana dengan bayi yang dikandungnya?”

“Dia sudah berada di tempat yang lebih baik dari dunia ini,” jawab Jung Soo yang kemudian melambaikan tangannya saat keluar dari pintu. Tidak lupa mengacungkan jempolnya, menandakan kalau ia sudah baik- baik saja.

Seketika saja punggung Justin terasa sangat lemas. Sahabatnya itu benar- benar jatuh ke lubang yang sangat dalam.

Justin tak menyangka setelah dua tahun ia tak bertemu dengan sahabatnya, mereka harus berbagi kabar buruk untuk satu sama lain. Sejak dulu, keduanya selalu saling menguatkan dan kini mereka akan tetap seperti itu.

# # #

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Beneath the Midlands Sky   19. Not Okay

    “Hidupnya seperti jejak di atas pasir yang menghilang saat angin bertiup kencang. Tersesat tanpa arah.”Kedua tangan Mary dan Joon otomatis terangkat saat Joon Hee membunyikan klaksonnya saat akan keluar dari area parkir restoran. Joon merangkul Mary kembali masuk ke dalam restoran.Setelah menyadari apa yang terjadi saat obrolan setelah makan siang mereka tadi, Mary cenderung banyak diam. Joon berusaha sebaik mungkin mengontrol suasana agar Joon Hee tidak bertanya lebih lanjut mengenai perubahan suasana hati Mary.“Kau yakin tidak ingin pergi ke suatu tempat yang bisa membuat suasana hatimu lebih baik?” Joon masih merasa cukup khawatir, mengingat ini adalah pertama kalinya Mary mulai mengingat satu potongan memorinya sejak kecelakaan itu terjadi.“Aku baik-baik saja,” jawab Mary pada akhirnya lalu memaksakan sebuah senyuman kecil terbingkai di wajah lesunya.“Apa sebaiknya aku panggil kakakmu? Ah tidak, bagaimana dengan Park Jung Soo?” kali ini Joon berusaha membuat nada bicaranya te

  • Beneath the Midlands Sky   18. Teman #2

    “Tidak ada yang tidak mungkin, begitulah hidup berjalan.”“Baiklah, aku akan berhenti menggoda kalian,” Joon Hee meneguk segelas airnya. “Jadi, kau berencana pergi kemana saja, hyung?” tanya Joon.Kedua bahu Joon Hee terangkat. “Setelah dari pernikahan Joanna, aku dan teman- teman yang lain berencana ke Snowdonia. Kalian punya rekomendasi tempat yang harus aku kunjungi?”“CORNWALL!” seru Mary dan Joon bersamaan. Keduanya saling menatap kemudian melakukan tos.“Bagaimana kalau kita pergi bersama?” saran Joon Hee. “Minggu depan?”“Hmm, minggu depan kami sepertinya masih di Lundy,” jawab Mary.“Lundy? Dimana itu?” tanya Joon Hee.“Di tengah Selat Bristol. Lundy adalah pulau terpencil tanpa akses komunikasi dan transportasi,” jelas Joon.Seorang pelayan menghampiri mereka dan mengangkat piring- piring kotor mereka.“Wah, sangat menarik! Berapa lama kalian akan tinggal di sana?” Joon Hee menyender pada kursinya dan menggosok dagunya dengan jari telunjuknya.“Sekitar empat hari tiga malam.

  • Beneath the Midlands Sky   17. Teman #1

    “Sepertinya kau harus berhenti membuatku menahan ujung- ujung bibirku.”Siang ini Joon mengajak Mary dan Joon Hee makan siang bersama di Tapestry Table, sebagai permohonan maafnya karena tidak menemani Mary berdiskusi dengan Joana dan mengabaikan pesan- pesan Joon Hee. Mary baru saja menutup pintu rumahnya saat mobil SUV hitam masuk ke pekarangan rumahnya. Ia sama sekali tidak mengenali mobil itu hingga jendela supir terbuka dan..“Hai, sudah lama menunggu nona?” seru Joon Hee saat membuka kaca mata hitamnya dengan senyum manis yang menunjukan kedua lesung pipinya. Lelaki dengan kemeja putih gading berbahan linen dengan motif salur dan celana dengan warna senada itu keluar dari mobilnya.Dahi Mary berkerut saat menyadari bagaimana warna spaghetti strap dress berbahan katun yang melapisi kaos hitamnya itu senada dengan kemeja Joon Hee. “Wah, apa ini takdir?”“Kau tau apa yang lebih mengejutkan?” Joon Hee berdiri dengan satu tangan masuk ke saku celananya. Lelaki itu membuka pintu mobil

  • Beneath the Midlands Sky   16. Senyumannya

    “Tidak ada yang lebih menyenangkan dari melihatmu mulai tersenyum.”Matahari mulai merangkak naik di ufuk timur dimana angin pagi berhembus menyejukan setiap paru- paru. Justin menunggu Mary di Cannon Hill Park setelah ia pergi ke pasar bersama Jung Soo untuk memesan bahan- bahan segar kemudian dikirimkan ke restoran. Tak lama ia dapat melihat adiknya yang berlari kecil menuju tempatnya menunggu. Sejujurnya, Justin masih agak khawatir melihat adiknya berjalan pagi sendirian seperti ini tetapi dia juga senang karena Mary sudah semakin percaya diri untuk menjalani hidupnya kembali.Ingatan pada saat Mary terbangun dari komanya dan terlihat sangat kebingungan masih terproyeksi dengan sangat jelas di kepala Justin. Sorot mata penuh ketakutan dan berhati- hati terlihat jelas, bahkan saat Justin sudah menjelaskan bahwa ia adalah kakaknya.“Apa ada sesuatu yang ingin kau makan?” tanya Justin pada Mary terus memandang keluar jendela rumah sakit.Mary tak menjawab.Hubungan Mary dan Justin me

  • Beneath the Midlands Sky   15. Berbicara Denganmu Lagi

    “Jauh di dalam sana, aku berharap kau bisa mempercayaiku lagi.”“Kukira malam ini kau datang untuk membantuku.” Keluh Justin saat menghampiri Jung Soo yang sedang menghias hidangan penutup untuk Mary.Jung Soo masih fokus pada panna cotta stoberinya. “Ini pukul 9 malam, kurasa kau bisa menanganinya sendiri.” Timpal Jung Soo yang kemudian segera membawa panna cotta-nya keluar dari dapur. “Bawakan panna cotta lainnya untuk Annalynne, okay?!”Jung Soo menemukan Mary masih duduk di paviliun, ia menghentikan langkahnya. Jung Soo memperhatikan Mary sesaat, gadis itu sedang fokus bekerja dengan laptopnya. Secara fisik tidak ada yang berubah dari Mary yang terakhir ia temui dua tahun yang lalu. Gadis itu masih mempertahankan rambut hitamnya yang lurus melebihi bahu dengan bagian bawahnya yang sedikit ikal, kulitnya putih langsat layaknya kebanyakan orang Asia dengan mata besar yang bulat bersudut berwarna coklat, alis matanya tebal, lekuk bibir bagian atasnya terbentuk sempurna berwarna mera

  • Beneath the Midlands Sky   14. Mary Si Bodoh

    “Aku hanya ingin memastikan bahwa ini nyata, bukan mimpi.”“Selamat malam nona Mary...” David menyapa Mary yang masih fokus dengan pekerjaannya. “Aku mengantarkan makan malam istimewamu.”Mendengar kalimat terakhir David membuat Mary menghentikan jemarinya yang sedari tadi sibuk menari di atas keyboard laptopnya. “Makan malam istimewa?” Tanyanya kebingungan. “Apa yang membuat makan malamku ini istimewa?”“Ini adalah makanan yang tidak akan kau temukan dalam menu Tapestry Table dan dibuat langsung oleh executive chef kami.” Jelas David.Mary masih belum puas dengan jawaban David. “Aku bahkan makan makanan yang dimasak oleh executive chef-mu di rumahku.”David menggeleng. “Ini adalah pasta kerang dengan kimchi dan gochujang. Kau yakin ini adalah masakan kakakmu?” Salah satu alis David terangkat. “Baiklah, aku akan meninggalkanmu karena para pelanggan sudah datang. Jika kau mau menyampaikan pujian untuk masakan ini, kau bisa datang langsung ke dapur.” David pamit dengan sopan sesuai deng

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status