Share

Bercerai Setelah Hilang Ingatan
Bercerai Setelah Hilang Ingatan
Penulis: Vivohilolove

1

Penulis: Vivohilolove
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-27 12:15:22

"Siapa kau?" tanya Elena kepada pria asing yang baru saja memasuki ruang perawatannya. Wajahnya pucat, namun tidak melunturkan kecantikannya meski tidak memakai riasan.

Pria bermata gelap yang berdiri di hadapan Elena, menatap tajam istrinya yang terbaring di atas ranjang. Dia berkata dengan dingin."Permainan apa lagi ini, Elena? Pura-pura tidak mengenali aku? Istriku, apa ini cara barumu untuk menarik perhatianku? Sungguh konyol! Segera sembuh dan pulang ke rumah, berhenti membuat ulah. Setelah percobaan bunuh dirimu itu, kau pikir aku akan merasa iba? Aku tidak akan masuk ke dalam perangkapmu lagi!"

Elena mengeryit menatap pria di depannya tidak mengerti. Bahkan rasa jijik melintas di matanya ketika melihat betapa angkuhnya pria ini ketika berbicara dengannya.

"Istri? Istri apa? Siapa yang kau panggil sebagai istrimu, tuan? Aku memang Elena, tapi aku tidak mengenalmu. Mungkin kau salah kamar dan matamu buta hingga tidak mengenali istrimu sendiri.

Sebaiknya kau pergi dari sini. Elena yang kau maksud mungkin berada di kamar sebelah. Elena istrimu itu yang jelas bukan aku! Buka matamu lebar-lebar! Dasar menyebalkan! Pergilah dari sini! Kau membuatku pusing!" kesal Elena menatap pria dihadapannya dengan ekspresi aneh.

Dia memang mempunyai cita-cita untuk menikah muda. Tapi dia belum putus asa sampai harus menikahi pria angkuh seperti pria dihadapannya ini.

Selain arogan, pria ini bahkan tidak mempunyai sopan santun. Bagaimana bisa ada seorang suami yang datang menjenguk istrinya yang sedang sakit tanpa membawa apapun selain mulut pedasnya.

Jika dia memang istri pria ini, mungkin dengan melihat tingkahnya, dia akan langsung meminta cerai.

"Huh, untung dia bukan suamiku! Aku tidak akan jatuh cinta kepada pria seperti ini di masa depan!" batin Elena menghela nafas panjang.

Marco semakin menatap muram wajah Elena. Meskipun dia tidak ingin datang ke tempat ini, pada akhirnya dia tetap sedikit meluangkan waktu untuk melihat kondisi istrinya saat dia di beritahu oleh pihak rumah sakit jika istrinya ini sudah sadar. Inisiatif ini juga di ambil atas bujukan Marrie yang mengatakan jika dia tidak datang, Elena mungkin membuat masalah.

Dia pikir setelah Elena mengalami kecelakaan, yang disebabkan oleh ulah Elena sendiri yang sengaja menabrakkan dirinya ke pengendara mobil yang melintas, dan kemudian jatuh koma, sikap Elena akan berubah dan menyadari kesalahannya.

Namun, ternyata istrinya ini malah semakin berperilaku keterlaluan dengan berpura-pura tidak mengenalnya. Dia terlalu mengenal Elena dan tahu trik yang dimainkan istrinya untuk menarik perhatiannya.

"Elena, berhenti bersikap keterlaluan atau aku tidak akan pernah peduli dan memaafkanmu lagi!" peringat Marco dengan nada tidak senang.

Elena menatap Marco tidak percaya. Dia merasa jika pria dihadapannya ini begitu buta, bebal dan tidak tahu malu.

Dia memegang kepalanya yang terasa pening hingga berkeringat dingin. Baru saja terbangun dari koma, tapi malah sudah harus berhadapan dengan pria gila. Ini membuat otaknya bekerja keras hingga sakit kepala.

"Ah!" Elena mendesis kesakitan sambil memegangi kepalanya yang terasa ditusuk ribuan jarum.

Marco menatap Elena dengan acuh tak acuh meski dia melihat sendiri dengan mata kepalanya jika istrinya tengah kesakitan."Elena, permainan apa lagi ini? Jangan bersandiwara! Berhenti berpura-pura sakit!" ujarnya dengan datar.

Elena menatap tajam Marco dengan bibir yang terus mendesis kesakitan. Dia ingin menjawab ucapan Marco, namun mulut dan tubuhnya tidak bisa di ajak berkompromi meski hanya sekedar untuk berbicara.

Wajah Elena semakin pucat dengan keringat dingin yang terus mengalir di tubuhnya.

Marco hanya menatap acuh Elena sampai dahinya mengernyit, merasakan sesuatu yang salah ketika melihat wajah Elena yang pucat hampir seputih kertas. Dia berjalan mendekati tepi ranjang istrinya, dimana Elena sedang meringkuk kesakitan.

"Elena, jangan main-main. Apa kau benar-benar kesakitan? Jangan menipuku lagi atau aku benar-benar tidak akan kasihan!" ujar Marco mencoba menyangkal pemikirannya jika istrinya benar-benar sakit.

Elena menggertakkan gigi menatap Marco marah. Dengan sisa kekuatannya, dia ingin sekali memukul Marco. Namun, sebelum itu terjadi, semuanya menjadi gelap.

"Elena!"

*

"Nyonya Elena"

"Nyonya Elena, apa kau mendengarku?"

Suara sayup-sayup terdengar di telinga Elena yang baru saja tersadar dari pingsannya.

Elena mengerjapkan mata saat cahaya silau masuk ke dalam retina matanya. Dia menatap pria tampan di depannya dengan linglung."Apa di surga ada dokter tampan juga?" tanyanya dengan linglung saat melihat pria tampan berjas putih di hadapannya.

Dokter Julian hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Elena. Sedangkan di sisi ranjang lainnya terdengar decakan sinis menyahuti ucapan Elena.

"Tidak tahu malu!" ketus Marco yang mendengar ucapan istrinya.

Elena menolehkan kepalanya ke arah lain. Dia dapat melihat pria yang dia lihat sebelum tidak sadarkan diri masih berada di ruang perawatannya.

Elena memutar bola mata malas ketika melihat Marco. Dia mendengus dan membuang muka ke arah lain, sebelum akhirnya menatap dokter Julian kembali dengan wajah dipenuhi keluhan.

"Dokter tampan, aku ingin dipindahkan ke ruangan lain. Sepertinya tempat ini banyak hantu pria jelek yang membuat mata dan kepalaku sakit! Aku bahkan sampai pingsan dibuatnya" ujar Elena kepada dokter Julian, namun ucapannya di maksudkan untuk menyindir Marco.

Dokter Julian mengatupkan bibirnya mencoba tidak tertawa mendengar ocehan wanita muda di hadapannya. Sedangkan Marco berwajah jelek ketika mendengar ucapan istrinya. Dia yakin ucapan Elena ditujukan kepadanya.

"Elena, bagus sekali sikapmu. Kau menyindir suamimu sendiri sebagai pria jelek seperti hantu, tapi memuji pria lain tampan! Benar-benar istri tidak berbakti! Apa ini caramu untuk membalas dendam kepadaku? Aku tidak mempunyai hubungan apapun dengan Marrie.

Kau hanya salah paham. Jadi hentikan permainanmu, karena aku tidak punya waktu untuk meladeninya! Sudah aku bilang kau tenang saja. Aku tidak akan berselingkuh darimu meski aku tidak mencintaimu. Aku masih menjadi suami yang setia. Apa kau masih belum puas dengan itu?

Aku sudah sudah lelah meladeni sifat kekanak-kanakanmu. Kau terus membuat ulah sampai mencoreng wajahku dengan percobaan bunuh dirimu. Jika kau terus seperti ini, mungkin aku tidak akan sanggup lagi dan akan segera menceraikanmu!" kesal Marco menatap tajam istrinya.

"Ayo kita bercerai!" tegas Elena menatap Marco tidak kalah tajam.

"Apa?" ujar Marco terkejut ketika mendengar jawaban istrinya.

Elena menatap Marco kesal."Aku tidak tau apa masalahmu kepadaku. Sejak aku bangun kau terus mengatakan aku ini istrimu. Sedari tadi kehadiranmu membuatku kesal dan sakit kepala! Apa kau pria yang kabur dari poli kejiwaan dan tersesat ke ruangan ini?

Aku rasa, aku tidak terlalu mempunyai banyak dosa sampai harus menikah dengan pria sepertimu. Jika aku memang melakukan kesalahan satu malam sampai tidak sengaja menikahi pria sepertimu, maka ayo kita bercerai!

Menyebalkan sekali! Bagaimana ada pria dan suami seperti dirimu? Aku yakin Elena yang kau maksud sebagai istrimu itu pasti menderita saat menikah denganmu. Selain kau gila, angkuh dan tidak berperasaan, kau juga bukan manusia!

Kau melihat dan mendengar istrimu bunuh diri, bukannya membantu kesehatan mentalnya untuk pulih, kau malah memarahi dan memakinya! Kau bahkan lebih tidak waras dari itu! Kau bahkan memaki aku yang bukan istrimu! Sialan kau!" ujarnya dengan nafas tersengal karena marah.

Elena memegang kepalanya yang terasa pening kembali. Baru saja sadar dia sudah bertengkar sebanyak dua kali dengan pria gila yang sama dalam sehari.

"Elena!" sentak Marco menatap Elena yang terlihat membangkang dengan tidak senang.

"Hentikan!" ujar dokter Julian mencoba menghentikan perdebatan di antara suami istri ini.

Dokter Julian menatap tajam Marco."Tuan Marco, tolong jangan bersikap gegabah. Istri anda baru saja sadar dari koma setelah sekian lama. Nyonya Elena mungkin masih bingung dengan kehadiran anda.

Nyonya Elena butuh ketenangan dan banyak istirahat. Saya harap tuan Marco mengerti. Selain itu, karena kecelakaan yang menimpa nyonya Elena cukup fatal, kami harus melakukan pemeriksaan lanjutan untuk menilai apa ada kondisi mengkhawatirkan akibat efek kecelakaan itu.

Jadi saya harap tuan Marco bisa bekerja sama. Jika anda dan istri anda mempunyai masalah pribadi sebelumnya yang sempat belum diselesaikan, saya rasa ini bukan waktu yang tepat untuk membahasnya. Saya harap tuan Marco bisa lebih bijaksana" ujarnya dengan tegas menatap lurus Marco.

Marco menatap dokter Julian tidak kalah tajam, lalu menatap Elena yang kembali berwajah pucat dan meringis kesakitan seperti saat istrinya belum pingsan.

Dia mendengus, menatap dokter Julian dan berbicara dengan acuh tak acuh."Baiklah! Aku akan keluar. Tolong periksa istriku, karena aku rasa ada yang salah dengan otaknya!" ketusnya, lalu melenggang pergi meninggalkan Elena yang menatap punggungnya dengan tajam.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bercerai Setelah Hilang Ingatan    19

    ​Nyonya Mariska menatap kakak iparnya. Ia terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk."Benar juga. Selama ini Elena yang mengurus urusan kita. Tapi... Elena tidak ada di sini. Aku tidak tahu apa dia masih sakit atau tidak. Terakhir kali Elena masuk rumah sakit, aku belum menjenguknya sama sekali""Sekarang Elena tidak hanya tidak pulang ke rumah ini, di rumah sakit pun ia tidak ada. Aku tidak tahu Elena sudah sembuh atau belum. Aku tidak tahu ia sudah pulang dari rumah sakit atau belum. Kalian juga dengar sendiri jika Marco tidak membahas apapun tentang Elena, apa menantuku pergi di rumah orang tuanya atau tidak""Jika aku menghubungi Elena, apa dia akan mendengarkan aku? Elena mungkin sedikit kesal padaku, karena aku tidak pernah melihatnya ketika ia sedang sakit" jawabnya dengan ragu setelah ia sempat menyetujui usulan iparnya untuk menghubungi Elena.Mata Mona seketika berbinar ketika mengingat kakak iparnya. Meskipun ia sedikit tidak menyukai Elena yang terlihat sombong, karena te

  • Bercerai Setelah Hilang Ingatan    18

    Marco menarik dasi yang terasa seperti sedang mencekik dirinya. Ia bersandar pada kursi mobil yang sedang berjalan. Kepalanya terasa ingin pecah karena terus menerus dipaksa untuk bekerja keras memikirkan cara untuk menyelamatkan perusahaannya yang tiba-tiba saja diambang kebangkrutan. Belum lagi karena masalah ini, ia juga menjadi tidak pernah bisa beristirahat dengan benar sama sekali. Ia bahkan sudah tidak pulang selama berhari-hari untuk menyelesaikan masalah perusahaannya hingga terpaksa menginap di kantornya.Mobil yang membawa Marco melaju membelah jalanan kota hingga tiba di sebuah rumah besar. Dengan langkah gontai, ia keluar dari mobilnya untuk masuk ke dalam rumahnya. Baru saja membuka pintu rumah, ia sudah disambut oleh suara seorang wanita yang tentu saja bukan istrinya, sebab Elena sudah lama tidak tinggal bersamanya. Marco mendongak menatap ibu dan adik perempuannya serta seluruh keluarga besarnya yang entah sejak kapan berkumpul di rumahnya. Ia mengerutkan kening, me

  • Bercerai Setelah Hilang Ingatan    17

    Setelah di usir dari rumah sakit oleh Elena dan para pengawalnnya, sudah satu bulan lebih Marco tidak menjenguk istrinya itu. Bukan dia tidak ingin mencoba untuk mencari dan menemui istrinya. Ada banyak hal yang dia pikir harus diselesaikan antara dia dan Elena. Namun sayangnya istri menyebalkannya itu benar-benar menutup akses untuk menemuinya. Pernah suatu kali dia memaksa dan mencari cara untuk bertemu dengan Elena, tetapi yang didapatkan hanya rasa malu dan kecewa. Dan soal nasib Marrie, wanita itu masih ditahan di penjara. Sepertinya Elena tidak main-main dengan keinginannya untuk memberi pelajaran dan memenjarakan Marrie. Keluarga Riddle kali ini ikut turun tangan hingga dia tidak bisa melakukan apapun untuk membantu sekretarisnya itu lolos dari hukuman. Selain itu, sepertinya dia tidak punya banyak waktu untuk mengurusi orang lain termasuk Marrie, karena urusannya sendiri sudah sangat memusingkan. "Tuan, perusahaan Valgari telah memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan

  • Bercerai Setelah Hilang Ingatan    16

    Marco digelandang keluar oleh pengawal yang selama ini dikirimkan oleh Josh, sang kakak tidak lama setelah dia sadar. Namun demi kenyamanan dan rencananya, Elena meminta para pengawal itu untuk berjaga di sekitar rumah sakit dan bukan di depan kamarnya. Kecuali diminta untuk datang, keberadaan mereka tidak diketahui oleh orang disekitarnya. Saat Marrie datang untuk mengganggu, sebenarnya bukan hal yang sulit untuk mengusir wanita itu dari hadapannya. Namun jika dia menggunakan kekuatannya lebih awal, tentu tidak ada pertunjukan menarik seperti tadi dan dia tidak bisa menyeret Marrie ke kantor polisi. Marrie si ulat bulu pengganggu sudah berhasil dia masukkan ke dalam penjara untuk beberapa waktu. Sekarang waktunya memberi pelajaran kepada suami tidak tahu malunya ini. Misinya untuk memberi pelajaran kepada Marrie sudah berhasil, saat ini waktunya memberi pelajaran kepada suaminya. Dia harus menunjukan kepada Marco jika dia bukanlah Elena yang dulu. Elena saat ini bukanlah seorang w

  • Bercerai Setelah Hilang Ingatan    15

    Marrie sudah digelandang oleh petugas polisi untuk diminta keterangan tentang apa yang terjadi. Sedangkan para pegawai salon yang terluka juga dibawa keluar ruang perawatan Elena untuk mendapatkan perawatan atas luka di tubuh mereka akibat perbuatan Marrie. Marco menatap Elena yang kini terbaring di ranjang setelah dokter selesai mengobati luka di tubuh istrinya. "Aku minta maaf. Aku tidak tahu jika Marrie akan berbuat sejauh ini. Aku pikir..." ucapan Marco terhenti saat Elena menyelanya dengan nada yang tidak sabar dan sedikit cemoohan terkandung di dalam nada suaranya."Kau pikir apa? Jika aku tidak mengingat tentang hubunganku yang tidak pernah akur dengan Marrie, tentu kau tidak ikut melupakannya juga bukan? Kau tau aku mempunyai hubungan yang buruk dengan wanita itu. Untung saja kakakku mengingatkan aku untuk selalu waspada denganmu dan orang-orang di sekitarmu yang jahat itu. Apa kau sengaja mengirim wanita itu agar aku terus sakit dan tidak sembuh? Kau ingin menyakiti aku me

  • Bercerai Setelah Hilang Ingatan    14

    Marco berjalan tergesa memasuki lorong rumah sakit tempat istrinya dirawat. Dia baru saja menerima pesan suara dari Elena. Marrie, sekretarisnya yang seharusnya mengurus masalah istrinya, tidak hanya gagal melakukannya, tetapi juga telah membuat keributan yang membuat Elena merasa tidak nyaman. "Marrie, apa lagi yang kau lakukan kali ini? Apa benar kau mengganggu Elena, atau sebaliknya?" Marco terdiam, mengingat hubungan yang tidak akur antara Elena dan sekretarisnya itu. Dia berpikir bahwa dia telah mempertimbangkan hal ini dengan matang sebelum memberikan perintah. Meskipun sebelumnya hubungan Marrie dan Elena tidak baik, Elena kini mengalami amnesia, sehingga seharusnya istrinya itu tidak mengingat apa pun tentang Marrie, termasuk rasa bencinya. Jadi kenapa kali ini Marrie dan Elena kembali tidak akur? Marco dipenuhi pikiran rumit dan kegelisahan. "Apa selama ini yang mencari masalah bukan Elena, melainkan Marrie? Mungkinkah aku tertipu? Siapa yang salah kali ini? A

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status