KABAR MENGGETARKAN
Kabar kesuksesan presentasi Andre cepat sekali menyebar. Kasak-kusuk pun beredar seantero kantor. Ada yang mensikapi sinis, ada pula yang menyandarkan harapan besar pada Andre karena dengan kesuksesan itu maka Andre akan mempunyai satu tiket untuk bisa memperlihatkan tajinya.
Karena keberhasilan Andre itu, orang-orang yang semula pesimis, mulai ada yang menggantungkan harapan pada Andre. Bisa jadi, sebelumnya mereka apatis, karena lawan Andre adalah Reno. Dan mereka tahu, seperti apa Reno. Dilawan pun akan tetap kalah, karena sejatinya tidak sedikit yang sudah mengetahui tabiat Reno.
Jika saja boleh memilih, tentu orang-orang yang mengambang, alias tidak begitu peduli dengan siapa yang bakal jadi pemimpin di perusahaannya, mereka tidak
HARAPAN PAPISatu minggu hampir berlalu. Berarti sudah waktunya rubrik yang bakal diasuh Andre segera dilaunching. Tapi Andre belum juga bisa menemukan pemilik notes merah jambu itu. Meski sudah dibantu oleh Imam, tapi sosok misterius itu tidak kunjung ditemukan. Kalau saja mau terbuka dengan memasang pengumuman, bisa jadi sosok itu akan muncul. Atau paling tidak, orang yang mengenal sosok itu akan memberi tahu keberadaannya. Tapi Andre lebih memilih untuk tidak menyebarkannya pada sembarang orang, karena berarti itu membuat liang kubur untuknya sendiri. Andre mau menemukan sendiri sosok itu dan menawarkan kerja sama.“Gila. Belum pernah aku mendapati sosok serumit ini. Sangat menguras emo
KHAWATIR DIPECAT Menul masih di pantri. Seperti biasanya, setelah dia membereskan pekerjaan, dia akan disibukkan dengan notesnya. Gairah menulis Menul telah kembali. Menul sudah bisa move on dari notes sebelumnya, yang kini entah berada di mana. Menul harus realistis, bahwa yang hilang hanya notes. Ide di kepalanya tidak pernah berhenti muncul, untuk kemudian ia tuangkan dalam tulisan. Hilang semangat, dua tiga hari boleh saja. Namun, jika waktu hanya disibukkan dengan sesuatu yang tidak pasti, apalagi sampai meratapi notes itu, Menul merasa kalah. Toh hanya sebuah notes. Lha, meski yang hilang itu barang ber
NOTES MERAH JAMBU LAGI Andre tiba di kantor sesaat setelah Menul menghilang dari pandangan Dodo. Sebagaimana tujuan utamanya mampir ke kantor hanya untuk mengambil print out dari konsep yang pernah dipresentasikannya, Andre pun bergegas menuju ruang kerjanya. Malam ini Andre ada acara makan malam dengan Arra. Seperti yang sudah dia janjikan, Andre akan memperlihatkan print out dari rubrik yang bakal dia asuh, pada Arra. Andre ingin agar Arra bisa berbangga hati dengan apa yang sudah dicapainya. Meski bagi Arra barang kali tidak begitu penting, namun bagi Andre, ke
RUBRIK PERDANASuasana kantor berjalan seperti biasa. Para karyawan tetap menjalankan aktifitas kesehariannya. Namun tidak bagi Andre. Hari ini adalah hari yang luar biasa baginya, karena hari ini adalah awal dari pembuktian kualitas dirinya. Konsep yang Andre tawarkan disetujui oleh dewan direksi. Berarti sejak hari ini, Andre akan mempunyai kolom sendiri dalam majalah wanita terbitan perusahaan keluarganya yang bisa dia jadikan untuk menuangkan buah pikirannya.Lebih dari itu, rubrik yang bakal dia asuh adalah sebuah jembatan baginya untuk bisa mendapatkan kepercayaan dari sebanyak mungkin orang yang berkaitan langsung dengan perusahaan. Dengan begitu promosi jabatan CEO atau lebih tepatnya pemberian kesempatan untuk pembuktian diri, lebih mantap dia lakoni. Selama ini Andre merasa hanya menjadi boneka atau pelengkap dari pengangkatan Reno menjadi CEO. Dengan kata lain, promosi jabatan yang Andre terima hanya sebuah trik p
BAGAIKAN MIMPIMenul masih termenung di pantri. Sejak pagi hari dia tiba di kantor, kegelisahannya belum bisa dia hilangkan. Menul masih kepikiran dengan notesnya. Bukan masalah bukunya, tapi tulisan di dalamnya. Menul sudah menganggap setiap tulisan yang dia torehkan di notesnya adalah bagian dari hidupnya. Makanya, dia merasa sebagian dari dirinya hilang, seperti seorang ibu yang kehilangan anaknya. Menul harus menunggu sampai siang untuk memastikan kabar dari Dodo. Sebenarnya Menul tinggal telepon Dodo, tapi dia tidak enak hanya untuk urusan notes harus menyela waktu Dodo.“Siang-siang ngelamun,” Harun menepuk punggung Menul. Menul gelagapan. Spontan dia berusaha menyembunyikan k
KENCAN YANG TIDAK ROMANTISAndre sedang berbunga-bunga. Bukan hanya karena rubrik barunya di majalah, yang sudah dilaunching, tapi kini ia bisa bertemu Arra, gadis yang sudah beberapa lama mengisi relung hatinya. Andre yakin sekali jika Arra-lah yang bakal menjadi istrinya, mengingat Arra juga memberikan perhatian yang sama. Meski untuk digiring ke arah pernikahan, sepertinya Arra masih belum siap, namun Andre sudah memantapkan pilihan hatinya.Andre bahagia, karena akhirnya bisa menikmati makan siang romantis bersama Arra. Sudah lama dia merindukan suasana itu bersama tunangannya. Sejak Arra kuliah lagi di luar negeri, Andre tidak bisa setiap hari bertemu dengannya. Bahkan saat dia sangat ingin bertemu, hanya by phone dia meluruhkan kangennya. Atau kalau memungkinkan, lewat webcam. Makanya, Andre tidak mau melewatkan moment berharga itu dengan mengajak Arra makan di restoran mahal. Harapan Andre, suasana yang terbangun akan mak
BINAR YANG TAK MAU PUDARSenyum mengembang di bibir Menul. Hari ini ia begitu terlihat sumringah. Tiba-tiba ada kekuatan yang merasuk di dirinya, bahwa ia bisa menulis. Terbukti tulisannya mendapat apresiasi. Ia tidak peduli, meski tidak ada satupun orang yang mengetahui bahwa tulisan yang di rubrik itu adalah buah karyanya. Bagi Menul, saat tulisan itu mendapat apresiasi, itu sudah lebih dari cukup sebagai bukti bahwa tulisannya layak dibaca orang lain.Menul merasa tidak harus menemui Andre, lalu memberi tahu bahwa tulisan yang di rubrik itu adalah coretan tangannya. Apalagi sampai membuat hitung-hitungan dengan Andre, karena Andre telah mengaku tulisan orang lain sebagai karyanya. Menul tidak akan pernah melakukan itu. Bahkan ia merasa ia yang seharusnya berterima kasih, karena Andre mau mengangkat tulisannya.Senyum makin mengembang di bibir Menul. Bayangan “omelet” ada di rubrik majalah ternama membuat Menul seperti berada di awang
FOLLOWER YANG MENGASIKKANAndre sedang merasa tidak baik-baik saja. Hatinya sedang diliputi ketidakpastian. Makanya, ia tidak balik lagi ke kantor setelah makan siang yang gagal. Andre ingin merebahkan diri di kamarnya. Ia tidak mau orang-orang kantor terbawa badmoodnya. Apalagi sampai kena imbas dari hatinya yang sedang gulana. Perasaan Andre masih tidak menentu. Arra masih belum mau menjawab teleponnya. Pesannya pun belum dibalas. Untuk mendatangi apartemen Arra, lebih tidak mungkin. Arra masih marah. Kalau dipaksakan keadaan bisa lebih buruk. Tapi Andre butuh kejelasan apakah Arra masih di Jakarta atau sudah terbang ke Amerika.Meski tidak hanya sekali ini Andre terlibat pertengkaran dengan Arra, namun kali ini Andre merasakan lebih berat. Andre baru butuh support Arra, karena ia sedang menata diri. Andre mau pasang kuda-kuda pada persaingan itu. Kalau sebelumnya Andre hanya menjalani seperti air mengalir, tak peduli akan sampai ke mana air itu m