Share

Bab 2

Author: Gu family's Little Bamboo
“Sial! Pria di hadapanku ini hanyalah seorang pejalan kaki biasa yang mengenakan pakaian butut, jadi kenapa aku harus takut padanya?”

Sun Tengyang meludah dan ingin langsung melayangkan tinjunya ke pejalan kaki tersebut.

Namun, di saat berikutnya, pejalan kaki itu telah menginjak Sun Tengyang, wajah Sun Tengyang tersungkur dekat sekali dengan tanah, betapa malang nasib Sun Tengyang.

Dua pria lainnya yang melihat kejadian itu segera bergegas untuk menghajar pejalan kaki yang secara tiba-tiba muncul entah darimana.

Segera setelah itu, Ling Yiran hanya bisa melihat si pejalan kaki telah mengalahkan ketiga pria itu. Dan itu adalah sebuah adegan yang sangat brutal.

Tidak jauh dari sana, ada sebuah mobil yang terparkir di sudut terpencil di persimpangan jalan. Duduk di dalam mobil, Gao Congming melihat apa yang terjadi di hadapannya dan kemudian berdoa, sambil bergumam, “Sebaiknya Tuan Muda Yi bisa mengontrol dirinya!”

Jika Tuan Muda Yi melakukan sesuatu hal yang gila, hasilnya tentu saja akan sangat menakutkan dan sudah pasti tidak terduga. Tidak aneh jika akhirnya dia bisa membunuh seseorang.

Gao Congming sudah pernah menyaksikan perilaku gila Tuan Muda Yi sebelumnya. Bahkan, dia tidak ingin melihatnya kembali selama sisa hidupnya.

Malam ini, semua jalanan sudah di tutup, jadi siapa yang akan mengira kalau lima orang dan sebuah Ferrari akan menerobos masuk? Mereka mengganggu Tuan Muda Yi yang ingin menyendiri.

Setiap tahun tepat di hari ini, Tuan Muda Yi selalu menutup seluruh jalan dan dia akan berada di jalan sendirian, mengenakan pakaian kunonya.

Tidak ada seorang pun yang berani menanyakan alasannya, seolah-olah itu adalah hal yang tabu.

Meskipun Gao Congming sudah mengabdi pada Yi Jinli selama bertahun-tahun, tetapi dia juga tidak mengetahui alasannya.

Malam ini, Gao Congming melihat bosnya sedang mengangkat seseorang yang bertubuh sedikit gemuk dengan mudah dan membenturkan kepalanya ke dinding berulang kali, dia tidak tahu apakah dia harus menghentikan bosnya atau tidak.

Tapi kemudian, tiba-tiba, bosnya berhenti memukuli pria itu. Gao Congming mengedipkan matanya, terkejut dengan apa yang dilihatnya. Dia yakin bahwa bosnya berhenti dikarenakan wanita yang hampir di perkosa itu mengatakan sesuatu hal yang menyebabkan Tuan Muda Yi menghentikan aktifitas brutalnya.

Ling Yiran berkata, “Jika kau terus memukulnya, dia akan mati.”

“Lalu kenapa?” ucap Yi Jinli, sambil menundukan kepalanya untuk melihat kearah Ling Yiran yang sedang bersusah payah mencoba untuk berdiri dengan tatapan dingin.

Ling Yiran terkejut, baru saat ini dia bisa benar-benar melihat wajah pria itu dengan jelas.

Pria itu sangat tampan dan mempunyai hidung yang mancung. Bibirnya tipis dan dia menawan. Meskipun dia mempunyai postur tubuh yang bagus, dia memiliki ekspresi wajah yang sulit ditebak.

Matanya yang bisa membuat orang jatuh hati, memiliki tatapan yang mematikan di balik poninya, seolah-olah nyawa seseorang sama sekali tidak ada arti bagi dirinya. Itu sebabnya, dia tidak peduli dengan kehidupan orang lain bahkan kehidupannya sendiri.

Ling Yiran menarik nafasnya dalam-dalam dan berkata, “tidak ada gunanya di penjara hanya karena bajingan seperti dia.”

Setelah diam-diam menatap wajah Ling Yiran selama beberapa detik, Yi Jinli kemudian mengendurkan cengkramannya. Sun Tengyang merasa seperti mendapatkan hidupnya kembali. Tanpa memperdulikan darah yang mengalir di wajahnya, Sun Tengyang bergegas menuju Ferrari bersama ketiga temannya kemudian mereka kabur meninggalkan tempat itu.

Sambil menyeringai jahat, Sun Tengyang berkata, “Aku akan meminta beberapa orang untuk datang dan memberikan pukulan yang terbaik untuk pria itu!”

Mata wanita yang sedari tadi terdiam tiba-tiba berkerut, sepertinya dia mengenali sosok pejalan kaki itu karena wajahnya tidak terasa asing. Dia pernah melihatnya dari kejauhan di sebuah pesta yang pernah dihadiri sebelumnya. Pejalan kaki itu adalah... “ Dia Yi Jinli. Pejalan kaki itu adalah Yi Jinli!”

Ketiga pria lainnya menatapnya dengan terkejut dan bertanya, “Yi Jinli, orang terkaya dari kota Shen? Bagaimana mungkin?”

“Tapi dia benar-benar mirip dengan Yi Jinli,” Ucap wanita itu dengan penuh rasa takut.

Sontak wajah keempat orang itu menjadi pucat, mereka saling memandang di dalam kegelapan.

Sambil menatap pria di depannya, Ling Yiran dengan ragu-ragu berkata, “Terima kasih….untuk saat ini.”

“Mengapa kau tidak meminta bantuan?” tiba-tiba Yi Jinli bertanya sambil menatap Ling Yiran.

“Aku pikir kau tidak akan bisa melawan mereka, jadi aku tidak ingin merepotkanmu.” Jawab Ling Yiran.

Yi Jinli hanya terdiam dan berjalan menuju ke sisi lain jalan itu, kemudian dia duduk sambil bersandar ke dinding.

“Kenapa dia tidak pulang? Cuaca sangat dingin, dan malam ini suhu akan mencapai 10 derajat di bawah nol. Jika dia tidur di jalan malam ini, apakah besok pagi dia masih hidup? Pikir Ling Yiran.

Setelah mempertimbangkan bahwa pria itu sudah menyelamatkan nyawanya malam ini, Ling Yiran mulai berjalan mendekatinya.

“Apakah malam ini kau tidak akan pulang? Dimana keluargamu, kau punya nomor telepon mereka? Aku bisa membantumu untuk menelepon mereka dan meminta mereka untuk menjemputmu,” kata Ling Yiran sambil berdiri di depan pria itu.

Pria itu mengangkat kepalanya dengan perlahan, tatapan matanya yang mematikan melihat kearah Ling Yiran, tetapi pria itu tetap diam tidak menjawab pertanyaannya.

Tiba-tiba, Ling Yiran teringat dengan kehidupannya yang menyedihkan di penjara.

Waktu itu, adalah masa yang sangat kelam baginya. Meskipun dia masih hidup sampai dengan saat ini, namun tetap saja dia sudah tidak mempunyai harapan.

“Jika kau tidak punya tempat tinggal, kau bisa ikut denganku,” bujuknya

Ling Yiran tidak menyangka bahwa dia akan membawa pria asing kedalam apartemennya.

Mungkin dia melakukan hal ini karena pria itu telah menyelamatkan dirinya atau karena pria itu telah mengingatkannya akan pengalamannya di penjara.

“Ini adalah tempat tinggalku. Jika kau mau, aku akan membentangkan selembar tikar di lantai untuk tempat tidurmu.” Ucap Ling Yiran.

Melihat pria itu tetap saja terdiam, Ling Yiran mengeluarkan handuk bersih dan sebuah sikat gigi baru dan memberikannya kepada pria itu. “Kau bisa membersihkan dirimu di kamar mandi. Tapi aku tidak punya pakaian untukmu, jadi jangan sampai pakaianmu basah.”

Ketika pria itu masuk ke dalam kamar mandi, Ling Yiran mulai menata tikar dan kemudian dia mengambilkan selimut untuk menghangatkan tubuhnya.

Apartemen sewaannya tidak terlalu besar, luasnya sekitar 10 meter persegi. Itu adalah apartemen model studio dengan kamar mandi.

Ketika pria itu keluar dari kamar mandi, rambutnya basah. Sepertinya dia telah mencuci rambutnya tetapi tidak mengganti pakaiannya.

Melihat rambut pria itu basah, Ling Yiran bergegas meraih handuk dan berkata, “bungkukkan kepalamu.”

Pria itu menatapnya.

Aku hanya ingin membantu mengeringkan rambutmu dengan handuk. Aku tidak mempunyai niat jahat,” ucapnya “Jika kau tidak mengeringkan rambut basahmu, kau bisa masuk angin.”

Pria itu masih menatapnya, setelah beberapa menit, dia bertanya dengan nada yang dingin tapi menarik. “Apakah kau mengkhawatirkanku?”

“Iya”, Ling Yiran tidak menghindari tatapan pria itu. “Setelah membawamu ke rumahku, aku tidak ingin kau masuk angin.”

Dengan bulu mata yang bergetar, kemudian perlahan dia membungkuk.

Sambil mengeringkan rambut Yi Jinli yang basah, Ling Yiran bertanya, “Siapa namamu?”

Dia tetap diam dan tidak menjawab dalam waktu yang lama, tapi akhirnya dia menjawab, “Jin.”

“Jin”, Ling Yiran mengulangi namanya dan berpikir itu pasti nama panggilannya. “Namaku adalah Ling Yiran. Dimana kau tinggal? Bagaimana dengan keluargamu?

“Aku tidak punya keluarga,” jawabnya.

Tiba-tiba Ling Yiran berhenti, “Apakah dia sendirian? Itukah alasannya kenapa ia menjadi gelandangan?”

Sebaliknya, keluarganya masih hidup, tapi dia merasa seolah-olah mereka bukanlah keluarganya. Satu-satunya perbedaan diantara mereka adalah bahwa dia bisa menyewa sebuah apartemen.

“Sepertinya kita senasib,” Ling Yiran berkata dengan senyum pahit di wajahnya sambil terus mengeringkan rambut Yi Jinli.

Ketika rambutnya sudah mengering, Ling Yiran meletakkan handuknya dan menyisir rambut Yi Jinli.

Ketika dia sedang menyisir poni Yi Jinli ke atas kepalanya. Wajahnya terlihat dengan jelas. Ling Yiran melihat bahwa Yi Jinli lebih tampan dari yang dia kira.

Sosoknya biasa tetapi mempunyai postur tubuh yang kuat tidak seperti kebanyakan orang Asia Timur pada umumnya. Sekarang, tatapan matanya tidak kosong seperti sebelumnya, dan dia menatap Ling Yiran dengan tatapan penuh perhatian.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Budak Cintamu : Istri Tawanan Bos yang Paranoid dan Berkuasa   Bab 2820

    "Ini hanya luka ringan. Jangan khawatir," ucap Gu Lichen.Namun, kata-katanya tidak membuat Zhong Keke merasa nyaman. "Bagaimana dengan tubuhmu? Apakah ada luka lain?""Kurasa tidak," ucap Gu Lichen.Zhong Keke dengan cemas berkata, "Kau tidak berpikir begitu? Apakah kau tidak memeriksa dirimu sendiri ketika kau mandi? Tidak, mari kita periksa lagi kalau-kalau ada cedera yang terlewatkan.""Periksa? Bagaimana kau akan memeriksanya?" Gu Lichen bertanya."Tentu saja kau harus melepas jubah mandimu. Coba aku lihat apakah kau telah..." Zhong Keke terdiam di tengah kalimat, wajahnya sudah merah.'Apa yang aku bicarakan? Aku sebenarnya meminta Gu Lichen untuk melepas jubah mandinya. Aku tidak berpikir dia mengenakan apa pun di bawah jubah mandinya ... ' Mengingat hal itu, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik dada Gu Lichen yang samar-samar tertutup oleh jubah mandinya."Apakah kau ingin aku melepas jubah mandiku?" Dibandingkan dengan Zhong Keke yang tersipu, Gu Liche

  • Budak Cintamu : Istri Tawanan Bos yang Paranoid dan Berkuasa   Bab 2819

    Gu Lichen basah kuyup, jadi dia menginap di kamar hotel dekat ngarai.Kamar yang diminta Gu Lichen adalah yang terbaik, tentu saja. Itu memiliki segalanya dan elegan namun mewah. Bahkan memiliki beberapa kamar dan dua kamar mandi."Jubah mandi ada di kamar mandi. Sepatu dan pakaianmu akan dicuci dan dikeringkan oleh staf hotel. Kita seharusnya bisa kembali ke kota pada malam hari," ucap Gu Lichen.Zhong Keke menjawab, "Oh, baiklah. Maaf kau menjadi basah kuyup saat menemaniku ke sini."Gu Lichen berkata, "Itu bukan salahmu. Kau sama sekali tidak perlu meminta maaf kepadaku. Baiklah, cepat mandi, atau kau akan mudah masuk angin."Zhong Keke lalu masuk ke salah satu kamar mandi.Rambut Gu Lichen basah, dan keraguan muncul di matanya yang dingin.'Apa yang salah denganku? Ketika Aku melihat Zhong Keke hampir jatuh ke sungai tadi, Aku langsung pergi ke air untuk menangkapnya tanpa berpikir.'Dia tahu bahwa sungai itu dangkal. Zhong Keke akan baik-baik saja bahkan jika dia j

  • Budak Cintamu : Istri Tawanan Bos yang Paranoid dan Berkuasa   Bab 2818

    Keluarga itu berjalan ke arah lain. Itu adalah pemandangan yang manis.Zhong Keke memperhatikan mereka dengan bingung. Ayahnya juga biasa memberinya tumpangan di pundaknya seperti itu ketika dia masih kecil. Dia merasa sangat tinggi setiap saat!Tiba-tiba, seekor ikan kecil berenang melewati kaki Zhong Keke. Zhong Keke tanpa sadar membungkuk untuk menangkapnya, tetapi dia tidak berharap dirinya kehilangan pijakan dan jatuh ke depan. Dia akan terjun ke air.Tiba-tiba, sebuah lengan yang kuat melingkari pinggangnya dan mengangkatnya.Kemudian, suara panik Gu Lichen terdengar di atas kepala Zhong Keke. "Apa yang sedang kau lakukan?"Zhong Keke membeku dan menoleh untuk melihat wajah pucat Gu Lichen. "Aku... aku hanya ingin... menangkap ikan.""Menangkap ikan?" Gu Lichen membeku sedikit sebelum melihat ke bawah untuk melihat beberapa ikan kecil berenang di sungai. Kemudian, dia melihat sekeliling untuk melihat orang lain mencondongkan tubuh ke depan untuk menangkap ikan kecil i

  • Budak Cintamu : Istri Tawanan Bos yang Paranoid dan Berkuasa   Bab 2817

    Gu Lichen mengambil tisu dan menyeka air mata di wajahnya. "Aku benar-benar tidak tahu Kau akan memiliki reaksi yang begitu besar. Sepertinya aku terlalu berpendirian dan menonjolkan diri. Biarkan aku membawamu kembali sekarang."Ucap Gu Lichen sambil menghapus air matanya. Dia kemudian menghidupkan kembali mobilnya untuk berbalik arah."Jangan." Zhong Keke menekankan tangannya di punggung tangan Gu Lichen pada tongkat persneling dan menarik napas dalam-dalam saat dia menatap lurus ke depan. "Aku... aku ingin pergi ke ngarai." Dia ingin menyelesaikan perjalanan yang belum selesai.Dia belum pernah ke sana, tapi... apakah itu juga berarti dia tidak pernah membiarkan dirinya berjalan ke depan?Dia tahu Gu Lichen ingin dia melanjutkan perjalanannya, dan dia juga ingin melakukannya.Orang tuanya juga akan lebih bahagia jika dia lebih bahagia.Gu Lichen menatap mata merah dan bengkak Zhong Keke. "Kau yakin mau pergi?"“Ya, Aku ingin melihat ngarai untuk diriku sendiri dan juga

  • Budak Cintamu : Istri Tawanan Bos yang Paranoid dan Berkuasa   Bab 2816

    "Jangan... Jangan... Jangan mati. Jangan mati..." Zhong Keke tergagap.Saat berikutnya, Zhong Keke ditarik ke pelukan hangat."Maaf, aku tidak tahu kau akan bereaksi sebesar itu. Maafkan aku!" Sebuah suara yang akrab terdengar di telinganya.'Lengan siapa ini? Mama?'"Keke, jangan takut. Jangan takut. Aku disini. Ini akan baik-baik saja, jadi jangan takut... Jangan takut..." Suara itu terus terdengar, dan seolah-olah darahnya yang sebelumnya dia rasakan membeku akhirnya mulai mengalir lagi.Zhong Keke mendongak dalam keadaan melamun, dan wajah tampan itu terlihat di pupil matanya yang gelap.Namun, wajah itu tidak lagi dipenuhi dengan ketidakpedulian yang biasa, melainkan kekhawatiran dan kecemasan.'Itu... Gu Lichen!'Dia menatap kosong padanya. 'Siapa yang dia khawatirkan? Siapa yang dia cemaskan?'"Keke? Keke!" Gu Lichen dengan cemas memanggil orang di depannya. Dia ingin membawanya ke ngarai dengan harapan dia bisa melanjutkan perjalanannya. Dia tidak berharap Zho

  • Budak Cintamu : Istri Tawanan Bos yang Paranoid dan Berkuasa   Bab 2815

    "Kau tidak perlu berterima kasih padaku sepanjang waktu," ucap Gu Lichen. Dia kemudian melihat ke arah Zhong Keke dan bertanya, "Apakah kau melakukan sesuatu nanti?"Zhong Keke menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku tidak punya rencana untuk hari ini.""Temani aku ke suatu tempat nanti," ucap Gu Lichen."Kemana kita akan pergi?" Zhong Keke bertanya."Kau akan lihat," ucap Gu Lichen dan memeriksa waktu. "Kita bisa makan siang di sana jika kita pergi sekarang."Keduanya kembali ke mobil, dan Gu Lichen melaju ke arah utara kota.Hanya setelah mengemudi selama lebih dari setengah jam, ekspresi Zhong Keke berubah. Jalan ini... Dia mengingatnya sebagai jalan menuju ngarai.Dia mengalami kecelakaan di jalan ini. Jalan ini telah muncul ratusan kali dalam mimpinya!"Kemana ... Kemana kau membawaku?" gumam Zhong Keke saat dia memucat."Ngarai," ucap Gu Lichen.Zhong Keke semakin pucat mendengar kata-kata itu. "Tidak, aku tidak ingin pergi ke sana!"Tempat itu adalah dosa bagi

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status