Share

Berpihak?

"Hentikan!" Bentak Michel menarik Diana yang terlihat sedang menyerang Nyonya Kelly ke sampingnya.

Ternyata tadi Tatang adalah orang yang menelpon Jake untuk memberitahu bahwa pertengkaran terjadi diantara Nyonya Kelly dan Diana.

Itulah yang menyebabkan ruang makan menjadi kacau dan Tatang harus segera melapor.

Nafas Nyonya Kelly dan Diana masih terlihat terengah-engah. Entah bagaimana Diana bisa bertengkar dengan Nyonya Kelly dan berani menyerang Nyonya Kelly.

Michel masih memegangi tangan Diana dan Diana berusaha untuk cepat tenang karena takut dimarahi Michel.

"Apa yang kalian lakukan? Apa kalian anak kecil? Mama, bicara duluan!" Michel memberi Nyonya Kelly kesempatan untuk bicara lebih dulu.

"Wanita ini berbicara kasar sama Mama, Michel," jawab Nyonya Kelly menyudutkan Diana.

Michel menatap Diana dan Diana menggeleng sebagai respon penolakan.

"Tatang, jelaskan!"

"Jadi, Tuan. Awalnya semuanya baik-baik saja. Tapi Nyonya memulai lebih dulu dan menghina Nona. Jadi Nona membalas sampai mereka saling serang," jelas Tatang kemudian.

"Baiklah. Sudah cukup! Vanessa, bawa Mama ke kamar dan kamu ikut aku!" Michel menarik Diana dengan kasar masuk ke dalam kamar.

"Tuan, maaf, saya minta maaf. Tadi saya hanya...." Diana memohon maaf pada Michel namun ucapan Diana tersekat karena Michel menyela ucapannya.

"Bagus! Kamu harus bisa melawan jika ada orang yang menindasmu. Membela diri itu tidak apa-apa, tapi kamu juga harus tau siapa lawanmu. Kalau status kalian berbeda dan dia adalah orang yang lebih besar statusnya dari kamu, maka kamu harus mencari teman yang juga lebih tinggi untuk berdiri di depan kamu."

"Sama seperti itu. Nyonya Kelly, mamaku bukan lawanmu. Maka kamu harus bicara padaku jika dia berbuat jahat. Mengerti?"

Dengan suara dingin dan datar Michel memberi arahan pada Diana, bukan memarahinya atau menghukumnya dan Diana cukup terkejut menyadari bahwa Michel tidak marah.

"Baik, Tuan. Tolong maafkan saya," lirih Diana menunduk malu.

"Lupakan masalah itu. Aku ingin mandi, siapkan air," pinta Michel.

"Baik, Tuan."

Di dalam kamar mandi, Diana sedang menyiapkan air hangat di buthup. Diana juga menaruh semua perlengkapan yang Michel pakai seperti sebelumnya di dekat buthup.

Diana hendak keluar dari kamar mandi saat dirinya sudah menyelesaikan tugas namun ternyata Michel sudah masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintu.

Diana berjalan buru-buru agar bisa keluar dari kamar mandi untuk menghindari Michel dan tugas baru lanjutannya.

Michel tersenyum menyeringai mengetahui maksud perbuatan Diana yang ingin menghindarinya.

"Tunggu, bantu aku mandi."

Diana berhenti dan berbalik namun tidak menghampiri Michel.

"Maaf, Tuan. Saya sudah mandi," jawab Diana menolak.

"Kamu berani menolak? Tidak takut kalau saya menghukum kamu?" Michel mulai mengancam seperti biasa saat perintahnya ditolak.

Diana berpikir panjang dan terpaksa kembali dan membantu Michel yang sudah pasti tidak hanya sekedar mandi namun ada kegiatan lainnya.

****

Waktu di ponsel Diana masih menunjukkan jam 5 pagi. Dan Diana terlihat diam-diam sedang asik chatting dengan adiknya padahal Michel masih tidur di sampingnya.

Tidak masuk akal memang jika Diana yang tidur bersama Michel, bukan istrinya. Tapi ini lah faktanya, Diana adalah budak malam Michel, wajar saja jika Diana selalu berhubungan dengan kamar dan ranjang Michel, berbeda dengan Vanessa yang berhubungan dengan media dan orang-orang kantor Michel.

Michel tidak benar-benar tidur dan bisa melihat serta mendengar Diana sedikit tertawa saat memainkan ponselnya.

Michel merasa kesal dan cemburu pada sesuatu yang membuat Diana fokus padanya dan berhasil membuat Diana tertawa padahal Michel tidak pernah melihat Diana tertawa di depannya karena Diana hanya terus memohon padanya.

Diana juga terlihat selalu terpaksa dan pasrah saat Michel memerintah Diana atau meminta Diana melayaninya.

Apa yang Michel harapkan sebenarnya?

Diana langsung buru-buru menyimpan dan menyembunyikan ponselnya di bawah bantal saat melihat Michel menggeliat dan menunjukkan tanda-tanda akan bangun. Diana juga tidak berani keluar dari kamar Michel tanpa ijin Michel.

"Kamu tidak tidur, Diana?"

Diana bergegas mengambil posisi berbaring membelakangi Michel dan menarik selimut hingga menutupi wajahnya.

"Hmm ini baru ngantuk, Tuan."

"Belum ngantuk?" tanya Michel sedikit bangkit dan menyangga kepalanya dengan salah satu tangannya.

"Kalau gitu, bagaimana kalau kita main sekali lagi, Diana? Hmm?" Michel berniat melampiaskan kekesalannya yang merasa diabaikan oleh Diana dengan cara menyiksa Diana hingga perlu membuat Diana tidak dapat bangun dengan mudah pagi ini.

"Saya ngantuk, Tuan."

"Kenapa kamu dari tadi main ponsel bisa tidak ngantuk dan sekarang saat saya memergoki kamu, kamu malah tiba-tiba ngantuk? Tidak ada alasan lagi, kamu harus menerimanya."

Beberapa saat kemudian. Diana benar-benar terkapar kali ini setelah Michel menyiksanya tanpa ampun. Bahkan Diana baru bangun tidur jam 10 pagi, itupun karena pelayan membangunkannya untuk sarapan.

Diana sangat kesal dengan Michel yang selalu memaksanya untuk melayaninya. Diana juga menjadi sangat kesal karena pelayan masuk dan melihat sebagian tubuhnya yang tidak tertutupi selimut.

Di pagi hari yang cerah ini rasanya Diana ingin sekali memaki Michel dan kedua pelayan wanita ini sedang Michel sudah tak berada di rumah lagi.

Di ruangan kantor Michel. Michel berusaha menahan tawa karena memikirkan dan membayangkan betapa jengkelnya Diana yang harus pasrah dan tidak bisa melakukan apapun saat dia ingin marah.

Pagi menjelang siang hari.

Kedua pelayan wanita yang membangunkan tidur Diana membantu Diana yang sedikit lemas berjalan ke ruang makan. Tadinya Diana ingin makan di kamar, tapi pelayan harus segera membersihkan kamar.

Jadi Diana mau tak mau terpaksa harus sarapan di ruang makan. Apa yang sudah Diana pikirkan dan tebak benar saja terjadi.

Baru saja Diana duduk di kursi meja makan, Nyonya Kelly dan Vanessa dengan wajah preman mereka menghampiri Diana.

"Eh eh eh, Nyonya besar sudah bangun? Bagaimana tidurnya? Enak? Nyenyak?" Vanessa menyindir dan Diana diam saja.

"Wah nih wanita penghangat ranjang suami orang gak tau diri sekali ya. Betah ya tinggal di rumah pria beristri dan tinggal di kamar suami beristri itu padahal istrinya ada di rumah dan malah harus tidur di kamar terpisah sama suaminya. Bangga ya jadi wanita malam? Atau jangan-jangan keturunan dari ibu kamu begitu?" Vanessa kelepasan dan kali ini memang berlebihan.

Mata Diana berkaca-kaca mendengar penghinaan Vanessa.

"Nona Vanessa, tolong jaga bicara anda jika anda masih ingin hidup tenang dan nyaman di rumah ini," ujar Tatang mengingatkan.

"Tatang, diam saja! Kamu juga harusnya sadar diri! Kamu hanya pelayan di sini dan kami adalah tuan rumahnya." Nyonya Kelly membungkam Tatang.

"Aku tau kalau sebenarnya kalian iri kan dengan wanita malam sepertiku? Hidup seperti nyonya rumah lebih dari tuan rumah? Lucu sekali, sayangnya ini bukanlah yang aku harapkan. Aku tidak menyangkal jika kalian mengatakan bahwa aku adalah wanita malam, tapi ibuku tidak. Sama sekali tidak. Bahkan dia lebih dari seorang malaikat di mataku."

"Jika kalian memang ingin aku pergi dan tidak suka denganku, jangan bicara denganku. Kalau berani, bicara pada Tuan Michel. Aku juga tidak ingin berada di sini, tapi dengan terpaksa aku harus berada di sini. Aku akan sangat berterima kasih dan akan sujud di bawah kaki kalian jika kalian bisa membebaskan aku dari sini!" Diana menangis dan berlalu kembali ke kamar Michel meninggalkan Nyonya Kelly dan Vanessa yang ketakutan.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Af Rash
lgi seru2 nya baca kok pake koin.jdi males mbacanya
goodnovel comment avatar
Putri Tidur
sebagai bentuk apresiasi untuk para penulis agar penulis juga lebih semangat kakak. kalau gak mau beli koin, bisa juga dengan nonton iklan ya...️
goodnovel comment avatar
Yusnia Polapa
kenapa jarus pke koin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status