Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy

Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy

Oleh:  Yeny Yuliana  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 Peringkat
102Bab
2.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Ini kisah seorang gadis hostess yang dijadikan ajang taruhan oleh tiga pria, hingga waktu membawanya ke dalam hubungan toxic. Lucia Magnolia Dilbert berpikir jika cinta pertamanya akan memberikan pengalaman manis tak terlupakan, namun fakta berkata lain. Eryk, pria yang memenangkan taruhan memiliki kepribadian tempramental. Dia bahkan tak segan memaksa Lucia menjadi live streamer vulgar untuk membayar hutang biaya pengobatan ayahnya yang Lucia pikir Eryk memberikannya secara gratis. Hari-hari yang Lucia jalani penuh kegetiran, sampai akhirnya, pria paruh baya bernama Oliver Kent Silverlake yang merupakan ayah kandung Eryk membebaskannya dari cengkraman Eryk, memberi gadis itu pekerjaan yang lama kelamaan keduanya menjalin hubungan pertemanan. Namun, sebuah hal mengejutkan terjadi, Lucia hamil setelah bermalam dengan Kent. Akankah pria itu bertanggung jawab dan bisa membuat Lucia menjatuhkan hati kepadanya?

Lihat lebih banyak
Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Zuroidaa
bagus nih awal cerita yang menarik
2024-03-07 13:27:49
1
user avatar
Yeny Yuliana
Saya sangat berterima kasih pada Anda sekalian yang sudah memasukan buku ini ke dalam daftar pustaka. Saya harap, buku ini bisa menghibur. Antusiasme pembaca dalam mengikuti cerita saya selalu membuat saya bertambah semangat <3
2024-02-16 07:02:50
0
user avatar
Zaid Zaza
Kereeen Bangeeet! Rugi Kalau Nggak Baca! Izin promo Thor. Mampir yok di novel, "ROH KAISAR LEGENDARIS"
2024-02-05 14:44:39
0
user avatar
Yeny Yuliana
Selamat datang di karya terbaru saya ... Semoga kalian suka ya ...️
2023-09-27 12:52:49
0
102 Bab
1. Taruhan
Lucia menatap menerawang dengan kedua tangan terlipat di kusen jendela rumah sakit. Pemandangan gedung-gedung itu sama sekali tidak dapat menghibur hati yang dipenuhi perasaan pilu. Di usianya yang masih sangat belia dia terpaksa berhenti bersekolah karena musibah yang menimpa keluarganya secara bertubi-tubi; perusahaan ayahnya mengalami kebakaran hebat, ibu dan satu-satunya saudara perempuan yang dia miliki memutuskan untuk meninggalkan Lucia dan ayahnya setelah perusahaan Henry mengalami kebangkrutan. Mereka dengan cepat menggait pria kaya untuk dijadikan inang. Kemalangan hidup seolah belum cukup puas untuk memaksanya menelan pil pahit, kini sang ayah, satu-satunya keluarga yang Lucia punya terbaring sakit akibat penyakit gagal ginjal. "Lucia," panggil Henry dengan suarah lemah, sarat akan ketidak berdayaan. Kedua mata gadis itu terbelalak karena tersentak. Maka dengan segera, Lucia menghapus air matanya. "Ya, Ayah?" jawab Lucia sembari menghampiri ranjang tempat Henry terbarin
Baca selengkapnya
2. Penindasan Terhadap Lucia
Di sebuah kamar perawatan, tempat Henry saat ini berbaring, seorang wanita paruh baya berjalan mendekati pria yang masih terlelap. Wanita itu menatap Henry dengan bibir tersenyum miring, Megan Magnolia sedang menertawai kondisi suami yang baru saja dia ceraikan."Megan, aku tahu kau pasti datang," Henry terbangun saat aroma parfum khas milik wanita itu tercium. Dari wajah pucatnya mengulas sebuah senyuman, dia berharap Megan menyampaikan kabar gembira, untuk membatalkan proses perceraian mereka berdua. Megan sama sekali tidak merespon ucapan Henry, wanita itu membuka resleting tas kulit mewah bermerek Hermes miliknya dan mengeluarkan sebuah amplop besar dari sana. "Terimalah," Megan menyerahkan amplop itu kepada Henry yang terbaring lemah. Senyuman Henry seketika berubah, berganti dengan sederet pertanyaan yang nampak dari wajah pucatnya. "Apa ini?" Henry melihat amplop itu sekilas sebelum kemudian kembali menatap Megan dengan tatapan bertanya. "Akta cerai. Jadikan benda itu sebaga
Baca selengkapnya
3. Tuan Cassanova
Eryk mendudukkan Lucia di kursi sebelah kemudi dan memasangkan sabuk pengaman untuk gadis itu. Diam-diam dia mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan mengambil foto Lucia yang sedang memejamkan mata dengan tubuh bersandar pada sandaran jok mobil tanpa sepengetahuan gadis itu."Ayah ...." gumam Lucia dengan mata terpejam menahan perih. Luka cakaran yang ada di dada dan lengan gadis itu terlihat cukup dalam.Eryk yang baru saja duduk di kursi kemudi tentu saja mendengar gumaman gadis itu, namun nampakknya dia seolah tidak peduli sehingga dia hanya mengedikkan bahu dan mulai menjalankan mobilnya. Setibanya di sebuah klinik, Eryk membopong Lucia masuk, melewati pintu kaca yang pada saat bersamaan beberapa perawat yang ada di sana membantu pria itu membawa Lucia ke ruang perawatan. "Bertahanlah, Nona," ucap Eryk saat beberapa perawat membawa gadis itu ke sebuah ruangan.Eryk menghela nafas panjang sembari menyeka peluh di dahi. Dia tidak menyangka harus berusaha sekeras ini untuk bisa
Baca selengkapnya
4. Dipecat
Seorang gadis waiters bernama Mimi meminta Lucia untuk membereskan piring dan gelas kotor di beberapa meja. Dengan terpaksa gadis itu menyanggupi, meski dalam hati dia merasa sangat terpaksa saat melakukan pekerjaan yang semestinya tidak dia kerjakan. Ada banyak pekerja di sana, tetapi mengapa harus Lucia yang membantu menyelesaikan tugas waiters? Kepolosan, kebaikan, serta usia Lucia yang terbilang paling muda di antara semua pekerja Queen Fortune kerap kali dimanfaatkan oleh mereka. Para waiters bahkan tak segan memerintah Lucia saat dia selesai menemani tamu. Saat Lucia hendak membawa alat makan kotor ke belakang, terasa sebuah tangan hangat memegangi lengan gadis itu. Dia menemukan seorang pria dalam keadaan mabuk dan cegukan. "Toilet, aku ingin, muntah," ucap pria berkaos hitam itu terbata karena cegukan. "Baik, Tuan, tunggulah sebentar. Aku akan segera kembali setelah selesai meletakkan barang-barang ini." ucap Lucia sembari mengalihkan atensi pada pria yang bergelayut di tan
Baca selengkapnya
5. Pernyataan Cinta
Eryk memperhatikan Lucia yang menangis dalam diam. Lagi-lagi pria itu tersenyum dalam hati. Kesedihan Lucia yang tampak oleh matanya menambah besar peluangnya untuk meluluhkan gadis itu. Pria itu menipiskan bibir dan menangkup kedua pipi Lucia yang saat ini menengadahkan wajahnya ke langit dengan mata terpejam. Sentuhan Eryk pada kedua pipinya membuat mata Lucia terbuka seketika karena merasa terkejut. Dengan lembut Eryk mengusap air mata di kedua pipi Lucia, sangat berhati-hati sehingga Lucia merasa sedikit nyaman dengan perlakuan pria yang baru saja dia temui. "Berhenti menangis, Lucia. Air matamu terlalu berharga." ucap Eryk tanpa melepas tangannya dari wajah Lucia. Kedua manik cokelat gelapnya menatap hangat pada kedua mata Lucia, sehingga gadis itu mengulum senyum sembari mengangguk samar.Eryk melepas tangannya dari menyentuh wajah Lucia. Kini tangan kanan pria itu merangkul bahu Lucia yang seketika membuat hati gadis itu berdebar. Perasaan ini mirip dengan apa yang dia alami
Baca selengkapnya
6. Kekasih Lucia
Seorang pria menatap langit-langit ruang perawatan yang berwarna putih dan terkesan monoton. Ruangan yang dia tempati dipenuhi atmosfir kebosanan. Aroma obat-obatan yang khas kembali menyapa penciumannya. Ingin rasanya Henry bangkit dan berlari sejauh mungkin dari ruangan itu, tapi semua itu hanya menjadi angan. Masa kejayaannya telah berlalu dan tidak menyisahkan sedikit pun sisa pencapaian yang bisa dinikmati saat ini. Pria itu membuka selimut yang menutupi tubuh untuk mendapati kakinya yang bengkak. Hal itu membuat Henry tersenyum hambar setelahnya. Tubuh kekar yang dulu dia gunakan untuk mengarungi hidup, kini terbaring tak berdaya. Penyakit gagal ginjal yang dia alami adalah penyebabnya."Seharusnya kau ada disampingku saat ini, Megan." lirih Henry dengan kedua mata yang memanas. Ingatan masa indah bersama sang istri kembali berkelibat di kepala, bayangan itu seakan menari di atas penderitaannya saat ini. Dahulu, setiap pagi dia selalu dibangunkan dengan suara merdu Megan dan p
Baca selengkapnya
7. Perbincangan Tiga Ekor Buaya Jantan
Seorang pria berusia 48 tahun berjalan menyusuri koridor menuju ruangan Eryk. Sesekali pria itu menarik siku untuk melihat jam tangan yang melingkar di pegelangan tangan, meeting akan di mulai 10 menit lagi. Namun Eryk, selaku CEO Fregrant Potions, yang juga merupakan putranya belum menampakkan batang hidungnya, sehingga Kent berniat menemui putranya di sendiri. Mudah saja, Kent bisa menyuruh bawahannya untuk memanggilkan Eryk agar segera datang ke meeting room. Tetapi mengingat panggilan teleponnya yang diabaikan, Kent tahu bahwa saat ini pemuda itu sedang bersenang-senang di dalam singgasananya, seperti waktu-waktu sebelumnya. Hal itu justru akan membuatnya merasa malu sebagai orang tua.Suara sepatu pantofel yang menapak di lantai terdengar menggema. Olivia, sekretaris pribadi Eryk langsung membuka mata lebar dan berdiri menyambut sang Direktur. Dengan sedikit berlari gadis itu beranjak dari bangku kerjanya."Selamat pagi, Pak Direktur," sapa Olivia dengan canggung. Gadis 25 tah
Baca selengkapnya
8. Pria Manipulatif
Terhitung 4 bulan setelah Lucia dan Eryk menjalin hubungan, Lucia seolah memiliki sebuah tempat untuk bersandar dan menceritakan segala keluh kesahnya. Dia merasa Eryk adalah sesosok malaikat yang memang dikirim Tuhan untuk memapah langkahnya yang terseok-seok melewati segala rintangan hidupnya yang dipenuhi dengan bebatuan terjal. Malam itu, Eryk mengantar Lucia pulang ke rumahnya setelah mereka mengunjungi Henry di rumah sakit. "Apakah kau tahu, Eryk, aku merasa sangat bahagia bertemu denganmu." ucap Lucia sembari melepas seat beltnya. Gadis itu tersenyum, namun Eryk hanya membalas senyuman gadis itu dengan bibir yang menipis. Pria itu melihat ke arah bangunan rumah mewah yang ada di hadapan. Pekarangannya tampak tidak terawat. Rumput liar tumbuh di sepanjang tanah yang ada di sana. "Kenapa rumahmu gelap sekali? Dengan siapa kau tinggal?" masih berpegangan pada kemudi mobil, pria itu kini lebih terang-terangan memperlihatkan gestur penasarannya dengan sesuatu yang berada di dala
Baca selengkapnya
9. Situasi Yang Mencekam
Lucia duduk di sebuah bangku taman sembari melihat ke sekeliling. Sudah 15 menit dia menunggu, namun Ruth tak kunjung tampak, sehingga dia mendengus sembari menumpu wajah dengan telapak tangan di atas paha. Semua orang tahu kalau menunggu adalah satu hal yang menyebalkan. "Huaa!" suara mengejutkan datang dari belakang disertai tepukan pada punggung Lucia yang saat itu terbalut dengan blouse berwarna kuning lemon. Lucia menoleh ke belakang sembari mengerucutkan bibir mungilnya, melempar delikan pada gadis yang terkekeh merasa puas karena berhasil mengejutkan Lucia. "Cepat sekali kau datang, apakah kau datang menaiki seekor siput?" sindir Lucia sembari melipat tangan di depan dada. Ruth mengambil posisi duduk di sebelah Lucia dengan kekehan yang tersisa. "Maafkan aku, aku harus membantu ibuku memandikan nenekku sebelum pergi." gadis itu menghela nafas lelah sembari tersenyum hambar. Lucia sudah mendengar jika nenek Ruth tidak lagi bisa beraktivitas akibat stroke yang menyerang di
Baca selengkapnya
10. Gadis itu terluka
Wajah pria paruh baya itu mengeras, sepertinya dia tidak main-main dengan ancamannya beberapa waktu lalu. Sesekali Eryk menundukkan kepala untuk mendapati punggung bergetar Lucia yang ketakutan. "Ayah ..." lirih Eryk sembari mengusap batang hidung bangirnya. Pemuda itu tampak gugup sekarang. Dari ucapan Eryk, Lucia kini mengetahui bahwa pria paruh baya yang kini berjalan mendekat adalah ayah dari Eryk. Pria itu menatap putranya dengan tatapan tajam menghunus, hingga Eryk kesulitan menelan saliva. Seketika atmosfir ruangan terasa susah untuk dihirup. "Apa kau pikir ancamanku hanyalah main-main, Eryk." ucap Kent dengan suara bergetar, sarat akan kemarahan. Lucia yang tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi hanya bisa mempererat pelukannya pada kaki Eryk. "Ini bukan kemauanku, Ayah, gadis ini memaksa untuk menemuiku meski aku sudah mencegahnya," Eryk berkilah seraya melepas pelukan tangan Lucia di kakinya. Gadis itu terperangah melihat perlakuan Eryk. Pria itu memperlakukan L
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status