Selama 5 tahun membina rumah tangga, Gemintang tak pernah menyangka seorang perempuan akan datang padanya dan mengaku sebagai istri pertama Januartha–sang suami. Kejutan tak berhenti di situ, suaminya ternyata bukanlah orang sembarangan! Pria itu ternyata pemilik sekaligus CEO Ferinco Steel, perusahaan industri baja ringan yang cukup besar di Indonesia. Lantas, apa yang akan dilakukan Gemintang? Akankah dia bertahan di pernikahannya demi sang buah hati meski harus menjadi yang kedua?
View More“A—apa maksudmu? Istri pertama Mas Janu?"
Kafe yang sebelumnya terasa dingin, seketika menjadi panas saat Gemintang Larasati mendengar ucapan wanita asing di hadapannya.
Karena membawa kata “utang”, Gemintang pikir sang suami melakukan kesalahan besar terhadap Rosaline yang tadi mencegatnya saat hendak menjemput sang putri dari sekolah. Akan tetapi, dugaan Gemintang salah besar!
“Ya. Mungkin kamu tidak percaya, tetapi inilah yang terjadi. Aku dan Mas Janu adalah suami-istri,” balas Rosaline tenang sembari mengangkat tangan kirinya, menunjukkan sebuah cincin berlian melingkar di jari manisnya.
Mata Gemintang membelalak. “Rosaline, mungkin kamu salah orang. Suamiku hanya seorang pekerja kantoran biasa. Kami hanya orang sederhana. Berbeda dengan kamu yang—”
“Suami kita, bukan orang sembarangan. Dia adalah pemilik sekaligus CEO Ferinco Steel, perusahaan industri baja ringan yang cukup besar di Indonesia,” potong wanita asing di hadapan Gemintang.
“Tidak mungkin!” ujar Gemintang dengan suara rendah.
Sekali lagi, ibu satu anak itu menggelengkan kepalanya dengan cepat, berusaha menyangkal pernyataan Rosaline.
Ferinco memang nama perusahaan tempat Janu bekerja. Akan tetapi, yang ia tahu Janu hanya pegawai biasa dan baru naik jabatan sebagai manager saat putri mereka lahir.
Namun, Gemintang justru melihat Rosaline mendengkus ke arahnya.
Wanita itu segera mengeluarkan ponselnya detik berikutnya mengetik kata kunci pada sebuah kolom pencarian internet. Rosaline sengaja membuka situs resmi Ferinco Steel. Selanjutnya, dia meminta Gemintang untuk membaca semua informasi tentang Ferinco, termasuk identitas pemiliknya yang tercantum jelas di laman itu dengan seksama.
Dan … Rosaline ternyata tidak berbohong.
Januartha Dananjaya, pria sederhana yang hidup bersamanya bertahun-tahun, ternyata bukan orang biasa.
Mungkin ini konyol, tetapi Gemintang tidak pernah berpikiran macam-macam. Ia bahkan tidak pernah kepikiran untuk mencari nama suaminya dan perusahaannya di internet. Sebab, Gemintang pikir Janu adalah pria biasa saja….
“Sekarang kau masih tidak ingin percaya? Lihat foto itu! Dia Janu, suami kita berdua,” ucap Rosaline penuh penekanan.
“Aku sudah menikah dengan Mas Janu selama lima tahun,” Gemintang berkata lirih, suaranya terdengar bergetar menahan air yang menggenang di pelupuk matanya. “Dan selama ini, rumah tangga kami tidak memiliki masalah apa pun.”
“Apa tidak memiliki masalah bisa jadi jaminan suamimu tak memiliki wanita lain?” tanya Rosaline retoris. “Aku tidak berbohong, Gemintang. Seperti yang kubilang, aku istri pertama Mas Janu. Kami sudah menikah bahkan lebih lama dari pernikahanmu.”
“Berapa? Berapa lama kalian menikah?” tanya Gemintang, menahan sakit.
“Sepuluh tahun.”
Deg!
Pernyataan Rosaline bagaikan bom yang meledak di dalam kepala Gemintang.
Sepuluh tahun bukanlah waktu yang singkat. Ia masih belum mengerti bagaimana semua ini bisa terjadi? Mengapa Janu menikahinya jika sudah memiliki istri lain? Ini tak masuk akal bagi Gemintang.
Ibu dari Maura itu bahkan sampai menelan ludah dengan susah payah, berusaha meredakan rasa kering di tenggorokannya.
Dia ingin marah dan menangis sekeras-kerasnya. Tapi dia tahu dia harus tetap tenang, setidaknya sampai dia mendapatkan bukti.
“Kalau begitu…” Gemintang berkata dengan suara tercekat, “Buktikan bahwa kamu memang istri sah Mas Janu!”
Tanpa basa-basi, Rosaline membuka tas tangannya dan mengeluarkan sebuah map berwarna putih susu. Di dalamnya, terdapat lembaran dokumen dan dua buku kecil berwarna hijau dan merah marun.
“Lihat!” Rosaline mendorong map itu ke arah Gemintang. “Ini bukti bahwa aku memang istri sah Mas Janu. Sepuluh tahun yang lalu, kami menikah secara resmi di Bali.”
Gemintang menarik napas dalam-dalam sebelum meraih map itu. Dengan tangan gemetar, dia mengambil dokumen bertuliskan “Akta Perkawinan”.
Matanya bergerak mengeja dengan seksama setiap kata dan kalimat yang tercetak rapi di sana. Sekali lagi Rosaline tidak berbohong, nama lengkap Janu tertera jelas sebagai suami sah Rosaline.
Tanggal pernikahan mereka tercantum sepuluh tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 17 Januari 2014. Hari itu, bertepatan dengan ulang tahun Janu.
Oh, Tuhan!
Air mata Gemintang bagai bendungan yang runtuh. Tidak peduli dengan beberapa pegawai restoran yang sedang memperhatikannya, ia sudah tak bisa menahan lagi. Hatinya terasa diremas mendapati kenyataan bahwa pernikahan yang selama ini dibinanya dengan penuh cinta, ternyata didirikan di atas kebohongan.
Janu, suami yang selalu dia percaya dan hormati, ternyata telah memiliki istri lain sebelum menikahinya.
“Kalau kamu sudah menikah lebih dulu dengan Mas Janu …. Apa kamu juga tahu Mas Janu menikahiku sejak lama, Rosaline?" Gemintang bertanya dengan suara serak, air matanya semakin deras.
Sedangkan Rosaline terdiam sejenak. Pandangannya terlempar ke luar ruangan. Dia mengangguk pelan sebelum menjawab, "Aku tahu semuanya dan aku yang menyetujui pernikahan kalian terjadi."
Bibir Gemintang ternganga, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
Bagaimana mungkin? Tidak ada istri yang rela suaminya menikah lagi, dengan atau tanpa izin.
"Kamu tahu pernikahan kami? Lantas, bagaimana bisa kamu mengijinkan Mas Janu menikahiku? Suamimu mendua dan kamu tidak keberatan?" Gemintang mencecar, menuntut penjelasan.
Beberapa bulan setelah itu, Baskara sedang menyimak berita yang sedang trending di media. Soal Janu dan Gemintang yang sedang naik bisnisnya. Juga hubungan mereka yang diperdebatkan banyak orang. Entah bagaimana ia harus merasa. Dia tak rela, tetapi itulah menjadi pilihan Gemintang. Aruna yang tahu perasaan lelaki itu menyandarkan tubuhnya di kursi sebelah Baskara yang sedang menatap layar ponselnya, memperhatikan berita tentang Janu dan Gemintang. Semburat senyum tipis terlihat di wajahnya, tetapi matanya menunjukkan kesedihan yang tak tersembunyikan.“Kenapa Bapak masih melihat berita mereka?” Aruna bertanya lembut, mengambil alih perhatian Baskara yang sepertinya larut dalam pikirannya sendiri.Baskara menghela napas, mengunci layar ponselnya dan meletakkannya di meja. “Entahlah, mungkin aku hanya ingin memastikan bahwa dia bahagia di sana.”Aruna tersenyum lembut, mencoba mengusir suasana muram di wajah Baskara. “Gemintang memang sudah memilih jalannya sendiri, Pak. Terkadang, m
“Kalian memang manusia tidak tahu diuntung! Awas saja! Awas saja kalian!”Usai mengatakan demikian, Bu Dewi gegas pergi dari ruangan itu, meninggalkan Janu dan Rosaline yang kini berdiri pada posisinya masing-masing. “Bibirmu berdarah.” Janu menunjuk setitik darah yang tampak di sudut bibir Rosaline.Janu lalu menghubungi sekretaris untuk meminta kotak obat lewat sambungan pararel.“Duduklah, sekretaris akan datang bawakan obat.”Rosaline kemudian duduk di sofa, sementara Janu mengambilkan satu botol air mineral dan membukakan tutupnya untuk Rosaline, bersamaan dengan itu pula, sekretaris Rosaline mengantar obat. Saat sekretarisnya memberikan kotak obat, Rosaline menunduk sambil mengambilnya dari tangan sang sekretaris. "Terima kasih, tapi saya bisa obati sendiri," ucapnya pelan yang kemudian dijawab dengan anggukan oleh sang sekretaris.Janu menyerahkan botol air mineral yang baru saja ia buka untuk Rosaline. “Ini, minumlah dulu,” ujarnya dengan nada lembut. Rosaline mengucapkan te
“Kau yakin aku ingin membahas hal itu?” Rosaline memelankan suaranya. Dia sedikit terkejut dengan permintaan Janu. “Lakukan saja, pancing hingga dia mengatakan semuanya.”Rosaline mengangguk.Janu lantas beringsut mundur, mencari tempat strategis, tak lupa membawa pena perekam yang diberikan oleh Rosaline dan memastikan dirinya tak meninggalkan jejak apapun. “Rosaline!”Seruan Bu Dewi semakin jelas dan keras, hampir memekakan telinganya. Rosaline lalu membawa dirinya duduk di kursi direktur, membuka laptopnya dan bersikap seolah ia sedang bekerja. Hingga akhirnya ….Brakk! Pitu ruangannya dibuka dengan kasar, Rosaline menghentikan gerakan jarinya di atas papan ketik. Dia mendongak menatap Bu Dewi yang memberikan ekpsresi marahnya. “Bisa-bisanya meminta sekretarismu untuk berbohong dan mengatakan kau sedang menemui tamu, padahal kau sedang tidak bertemu dengan siapa-siapa?” Wanita paruh baya itu berjalan mendekat ke arah Rosaline dengan wajah penuh amarah, kedua tangan juga mengep
Pagi-pagi sekali, Janu segera pergi ke kantor Ferinco.Empat tahun tidak pernah mengunjunginya, gedung pencakar langit itu masih sama, tidak banyak hal yang berubah, hanya mengalami renovasi di beberapa titik denah. Janu mengikuti arah langkah Manggala yang berjalan lebih dulu di depannya, mengantarnya menuju tempat tujuan. Setelah beberapa saat menyusuri lorong, dan menaiki lift, mereka bedua akhirnya tiba di depan ruang milik Rosaline.Sementara Manggala menghela napas panjang sebelum menepuk pundak Janu. Pria yang berusia lebih muda darinya itu merentangkan tangan. “Akhirnya, kau kembali. Welcome back to work!”“Thanks, Brother! Kau harus menemaniku memulai semuanya dari awal,” ucap Janu membalas pelukan Manggala. “Itu pasti! Oh iya, Kau langsung masuk saja, biasanya Rosaline akan datang sebentar lagi.” Manggala melepas peluknya, lalu melirik arloji perak pada tangan kirinya. Pria berjas itu lalu mengambil sebuah kartu dari dalam saku jasnya.“ID card milikmu, mulai hari ini kau
Selepas bertemu dengan Manggala di kafe, menjelang makan siang Janu kembali ke rumah. Kedatangan pria itu disambut oleh si kembar yang berlari ke arahnya seraya memanggil, “Ayah!”“Yeeeay! Ayah pulang!”Janu pun menggendong mereka berdua. “Kamu sudah selesai, Mas?” tanya Gemintang ketika melihat Janu menggendong putra dan putrinya. Dia melihat sekilas ke arah Janu, sebelum mengembalikan pandangan pada untaian daun bawang di hadapannya.“Sudah,” jawab Janu ketika menurunkan Keenan dan Kinara di ruang tengah. Kedua bocah itu segera menghampiri mainan mereka lagi. Sementara Janu mendekat ke arah Gemintang yang sedang sibuk di dapur. “Apa yang kalian bahas? Sepertinya kamu ceria sekali setelah bertemu dengan mantan istri?” mendengar itu Janu terkekeh. Selanjutnya melingkarkan lengannya di tubuh Gemintang. Dagunya bersandar di pundak kanan wanita itu. “Kamu cemburu, hm?”“Tidak. Hanya penasaran, apa yang dibahas suamiku ketika bertemu mantan sehingga ketika pulang wajahnya bisa sumring
Janu memandangi surat itu dalam diam. Hatinya berkecamuk antara kaget dan heran. Satu sisi, ia merasa diberi kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Namun di sisi lain, ada keraguan yang masih muncul dalam hatinya. Apakah ini semua bisa dipercaya? Atau hanya akal-akalan Rosaline saja?"Aku mengerti keraguanmu. Awalnya, aku tidak ingin percaya dengan Rosaline, tetapi, jika dipikirkan ulang, untuk apa dia rela untuk melepas ini semua, kalau bukan karena dia memang ingin berubah?"Janu masih membisu, mencoba mempertimbangkan kata-kata sang sepupu. Hingga akhirnya, pria itu membuka suara. “Jika aku menerima kembali ini semua, lantas bagaimana dengan Rosaline?”“Dia sudah punya tujuannya sendiri. Kau tidak perlu cemaskan itu, yang penting sekarang dia sudah berada di pihakku, dia juga sudah bersedia bersaksi atas semua kesalahan Bu Dewi.”“Dia bersedia?” ulang Janu, tak percaya. “Iya, yang aku tahu hubungannya dengan Bu Dewi memburuk. Anak buahku melapor jika Rosaline tinggal di aparteme
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments