Bab56"Apa? Kau akan membawa Case ke rumah ini?" tanya Angela dengan terkejut, ketika Wiliam meminta para pelayan membersihkan kamar besar di lantai 3. Kamar yang dulunya memang di peruntukkan untuk Case, jika wanita itu kelak Wiliam temukan.Kamar yang semula dihuni oleh Angela dan Wiliam, kini di haruskan lelaki itu untuk anak perempuannya."Kenapa harus kamar itu? Aku sangat senang dan menyukai kamar itu.""Itu kamar memang khusus untuk dia. Dengarkan aku, Angela. Jangan membantah!" tekan Wiliam dengan tatapan tajam dan tidak senang dengan bantahan."Baiklah, sepertinya kamu terlalu senang dengan kehadiran Case. Bahkan, kamu lupa untuk bersikap lembut kepada istrimu sendiri.""Ini bukan tentang sikap yang lembut atau kasar! Ini hanya tentang ketegasan dalam mengambil sikap dan keputusan.""Setidaknya bukan kamar itu! Kamar yang begitu aku sukai." Wiliam mendengkus. "Kamar itu bukan hak kita. Dari awal kamu sudah tahu, kamar itu untuk Case."Entah mengapa, semenjak Wiliam bertemu
Bab57Diacara perjamuan yang Wiliam adakan, dan mengundang beberapa tokoh penting dan berpengaruh seluruh kota Monarki, Negri Fantasy dan Negri awan pun berdatangan."Perkenalkan, dia Case Mowelas! Anak pertama saya dan Aluna Welas. Kakak kembar dari Jeremy Alexander."Hati Angela murka, melihat Case di perkenalkan sebagai anaknya dengan Aluna Welas. Bahkan yang membuat Angela semakin sakit hati, kini semua tahu, bahwa dia hanyalah seorang Ibu tiri dari kedua anak kandung Wiliam."Kemana Ibunya?" tanya salah satu tokoh berpengaruh di Negri Fantasy."Kebetulan Aluna Welas sedang dalam masa pemulihan, pasca sembuh dari koma. Jika sudah kembali sehat, saya akan memperkenalkannya pada kalian semua."Semua bertepuk tangan, membuat hati Angela semakin mendidih.Khan Wilson sedikit terkejut, ketika mendengarkan pengumuman tentang status Case Mowelas di keluarga besar Wiliam.Wajah Case nampak tersenyum ramah di atas panggung. Wanita satu anak itu sangat cantik dan menawan, membuat beberapa p
Bab58 "Tidak Ibu! Aku tidak akan mudah di kalahkan wanita seperti Case." Jeremy berkata dengan percaya diri. Sementara Case masih menyapa para penjamu yang berdatangan ke acara yang diadakan oleh Ayah nya. "Tuan, putri anda sangat cantik," puji rekan bisnis Wiliam lainnya. Jeo mendengar itu dengan jelas. Hatinya tidak terima, ada kilatan kecemburuan di sudut mata Joe. "Terimakasih," sahut Wiliam pada rekannya. "Ternyata anak- anak anda sangat cantik dan tampan." Seseorang memasuki acara perjamuan Wiliam. Dia adalah Deslim White, yang datang seorang diri, tanpa Mary maupun keluarganya. "Ketua ...." Deslim memberi salam, yang ternyata diabaikan oleh Wiliam begitu saja. Deslim merasa di permalukan dan terhina karena sikap Wiliam yang mengabaikannya. Apalagi ketika Case menyunggikan senyum penuh ejekkan, rasanya kini kepala Deslim sedang memanas. "Hai nona White, anda datang seorang diri? Kudengar kabar, bahwa White enterprise sedang mengalami masa kritis dan memasuki daftar hi
Bab59 "Wiliam ...." Angela memanggil Wiliam, ketika lelaki itu memasuki kamar mereka. "Hhmmmm ...." Wiliam melepaskan dasinya dan meletakkannya ke tempat pakaian kotor dan melepas beberapa aksesories yang dia gunakan. "Dimana Aluna Welas? Apakah selama ini kamu diam- diam kembali bersamanya?" selidik Angela dengan sengaja. "Tidak!" Wiliam menjawab dengan acuh tak acuh. "Aku lelah dan tidak ingin banyak bicara! Bisakah kamu tidak menggangguku. Jika kamu terus bertanya dan bicara, maka aku akan tidur di luar," ucap Wiliam sembari membaringkan tubuh. Angel yang duduk menyandarkan diri di dipan pun hanya bisa menghela napas. "Sesulit inikah? Hingga di masa tua pun, kamu tetap tidak mau membuka hati," desah Angela. "Apakah Aluna begitu penting, padahal aku lebih cantik darinya," batin Angela. Memandangi wajah Wiliam yang mulai terlelap. "Apakah kamu mau pulang duluan?" Angela tersenyum menyeringai dan mengeluarkan sebuah suntikan berisi cairan hijau yang pekat. "Tidurlah selamanya
Bab60"Kenapa? Biar adikmu ini tahu diri."Jeremy Alexander hanya bisa menatap nanar wajah Case yang memerah."Sabar Case, demi Ibu. Jika aku pergi dan berlari. Maka aku, tidak akan tahu dimana keberadaan Ibu."Case mensugesti dirinya. Seorang pelayan berlari. "Ada apa?" tanya Angela."Tuan Khan Wilson bersama Tuan Malik datang berkunjung. Mereka berdua, ada di ruang tamu."Angela menatap Jeremy. "Temui mereka lebih dulu! Ibu akan menyusul."Jeremy mengangguk patuh dan berjalan menuju ruang tamu."Kau ..., kembali ke kamarmu! Jangan keluar tanpa perintahku."Case mengangguk. Semua otot wajahnya seakan kaku. Tamparan keras Angela pada wajah Case, meninggalkan luka memar dan kemerah biruan menghias jelas di wajah cantik Case.Angela menghembuskan napas kasar dan berjalan menyusul Jeremy ke ruang tamu."Tuan Malik dan Tuan Wilson, ada apa datang kemari? Apakah ada hal penting?" tanya Angela, sembari mengambil posisi duduk di dekat Jeremy dan menghadap Malik Abraham."Saya datang kemari
Bab61"Hhmmm ...." Malik menghela napas. "Nona Case!" panggil Malik, menatap Case penuh selidik.Angela mendekatkan tubuhnya pada Case, sembari membelai rambutnya."Sayang, apakah kamu sudah memberikan asi pada bayimu?" tanya Angela, sembari menarik rambut Case dengan pelan sebagai code."Nona Case." Kembali Malik menyebut nama Case, berharap wanita itu mau mengangkat wajah dan menatapnya."Tuan, ada apa? Mengapa anda terus memanggil nama Case? Dia ini sangat pemalu, apalagi jika bertemu orang baru." Malik menghela napas. "Tuan Malik, umumkanlah! Karena saya harus segera kembali ke dalam kamar, untuk menemani bayi saya."Case bersuara pelan."Baiklah! Saya akan mulai menjelaskan." Bunyi ketukan high heels menggema. Angela dan lainnya menoleh ke arah pintu masuk.Beberapa orang berpakaian rapi dan tegap berjalan memasuki istana Wiliam. Mantako Jordan berjalan di depan para rombongan lelaki berbadan tegap itu, dengan seorang wanita yang berjalan di tengah-tengah mereka."Kau ...." A
Bab62 Jeremy masih terdiam, menyimak semua ucapan- ucapan Malik Abraham. "Kalian pasti bersekongkol." "Nyonya, ini keputusan berasal dari suami anda sendiri," ucap Malik. "Shiitt. Omong kosong, kamu jangan main-main denganku, oke. Atau, kamu akan menyesali semuanya," ancam Angela. "Pengawal," seru Aluna Welas. "Tangkap wanita ini, dan masukkan dia ke dalam penjara bawah tanah," titah Aluna Welas dengan tegas. "Baik," sahut Mantako Jordan dan memberikan kode kepada anak buahnya. "Stop! Jangan sentuh Ibuku," teriak Jeremy sembari berdiri dari duduknya. "Seharusnya wanita itu yang pergi dan jangan mengacaukan keluarga kami," tegas Jeremy sambil menunjuk Aluna Welas dengan emosi. Angela kembali tersenyum mengejek ke arah Aluna Welas. "Kau akan tahu sendiri, Nak. Wanita yang bergelar Ibu kandungmu itu, adalah wanita jahat, yang dulu menelantarkan kamu belasan tahun," kata Angela pada Jeremy, yang mendekat ke arah Angela berdiri. Aluna Welas merasakan sesak di dadanya, ketika meli
Bab63"Aku tidak tahu apa-apa." Suara wanita itu terdengar semakin meronta. Namun kedua orang yang memeganginya terus menyeret wanita bertubuh tambun itu.Bruuccckkkk. Wanita itu di dorong hingga terjatuh di depan Case yang memang sudah berdiri."Case, menantuku!" desah nyonya Sabhira dengan sorot mata mengiba."Hhhmm, sekarang baru aku diakui. Sebelumnya, aku bahkan hanya dihina dan dikucilkan. Dan sekarang aku baru tahu, kalau anda lah, penyebab Ibuku nyaris mati.""Apa maksud kamu, Case? Mana mungkin aku sejahat itu," elak nyonya Sabhira. Kemudian wanita bertubuh tambun itu menyisir ke sekitar.Nyonya Sabhira sangat terkejut, ketika melihat sosok Aluna Welas yang sedang duduk manis, dengan pakaian rapi dan dandanan make up tipis menghiasi wajahnya."Elegan dan sangat cantik, berbeda sekali dengan dia yang dulu," gumam nyonya Sabhira dalam hati.Tapi mengapa wajah Case memar kebiruan? Bahkan penampilannya lebih buruk dari saat berada di rumahnya. Wanita bertubuh tambun itu sedikit