Terdengar suara dentuman keras dari halaman belakang. Gaura tersentak. Dengan gerakan cepat dan senyap, ia merunduk dan bergerak menuju sumber suara. Ia mengintip dari celah tirai. Sebuah kursi terjatuh di teras belakang, namun tidak ada siapa pun di sana. Tapi Gaura tahu lebih baik daripada menganggap ini hanya kebetulan. Ia menahan napas dan merapatkan punggungnya ke dinding, mendengarkan dengan saksama. Ada suara langkah kaki yang hampir tak terdengar, seperti seseorang berusaha bergerak dalam bayangan. Jantungnya berdegup lebih cepat. Ini bukan pencuri biasa. Ini peringatan, pikirnya. Gaura melirik ke cermin yang terletak di sudut ruangan. Cermin itu memantulkan bayangan dari jendela lainโdan di sanalah ia melihatnya. Seseorang berdiri di kebun belakang, mengenakan mantel hitam panjang, wajahnya tersembunyi dalam kegelapan. Orang itu tidak bergerak. Hanya berdiri di sana. Mengawasi. Dan orang itu, penampilannya mirip dengan sosok mereka temui di sekolah Galen beberapa har
โItu simbol unit pengawasan pribadi milik Jonathan. 09-17 adalah sandi untuk proyek โSeptember Blackโโoperasi bayangan miliknya dulu saat masih jadi bagian dari jaringan intel investasi gelap di Asia Tenggara.โ Gaura menegang. โKau serius? Jadi dia bukan cuma musuh bisnis biasa?โ โDia lebih dari itu,โ kata Edrio. โDia pernah jadi sekutuku. Salah satu orang terbaik di tim. Sampai akhirnya dia mengkhianati kita semua. Menjual informasi ke pihak asing, memanipulasi laporan keuangan, dan mencoba mencuri investor besar dariku.โ Gaura menggeleng pelan, dadanya terasa sesak. โKenapa aku baru dengar ini sekarang?โ โAku ingin menjauhkanmu dari bahaya,โ jawab Edrio. โTapi sekarang aku sadar, menyembunyikannya darimu malah membuatmu jadi target yang lebih mudah.โ Gaura menarik napas dalam. โLalu apa rencanamu?โ Edrio berjalan ke arah jendela, menatap malam yang mulai gelap sempurna. โKita akan memancingnya keluar. Tapi kali ini, kau tidak akan sendirian.โ Ia menoleh ke arah Gaura. โAku a
"Di sini, di tengah keheningan ini, aku merasa terlindungi.โ Edrio menoleh padanya, menatap mata wanita yang kini tak hanya menjadi pasangannya dalam medan pertempuran yang belum usai. โAku akan melindungimu. Tidak hanya sebagai pasangan, tapi sebagai seseorang yang melindungimu sepenuh hati.โ Gaura mengangguk pelan, matanya mulai basah. Malam itu, meskipun dunia di luar masih dipenuhi dengan bahaya, rumah kecil itu menjadi tempat paling hangat di bumi. Di tengah perang rahasia, konspirasi, dan teror, mereka masih bisa tertawa, berpelukan, dan percaya bahwa mereka masih memiliki sesuatu yang tak bisa disentuh oleh kekuatan jahat sekalipun. Cinta, keberanian, dan harapan. Dan Edrio, di dalam hatinya, bersumpah bahwa ia akan menuntaskan semua ini. Untuk Gaura. Untuk Galen. Untuk rumah yang ingin ia lindungiโฆ selamanya.****Langit mendung menggantung pekat di atas gedung tua yang kini dijadikan markas darurat oleh Edrio. Tak ada papan nama. Tak ada sinyal ponsel yang kuat. Di te
Dengan tangan terangkat, Edrio memberi isyarat pada anak buahnya. Beberapa dari mereka membawa ke depan bukti-bukti kejahatan Jonathan. Transfer uang ilegal, dokumen palsu, bahkan rekaman percakapan dengan para pihak yang terlibat dalam pengaturan saham. Namun, di saat yang sama, sesuatu yang lebih menegangkan terjadi. Jonathan menyeringai. Ia meraih mikrofon, dan matanya menyala dengan keputusasaan yang membara. "Kalian pikir bisa menjatuhkan saya dengan cara ini?! Kalian tidak tahu siapa saya sebenarnya! Para investor ini adalah milikku, dan mereka tidak akan pernah percaya pada fitnah kalian!" Tiba-tiba, pintu besar konferensi terbuka dengan keras, dan sejumlah pengawal Jonathan berlari masuk, dengan senjata terhunus. Mereka menuju Edrio dan pasukannya, membentuk formasi pertahanan yang rapat.Sontak, semua yang hadir pun terkejut dan beberapa mulai merasa takut. Sedetik kemudian, para investor ataupun para tamu berlarian untuk menyelamatkan diri. โLindungi saya!โ teriak Jona
Langit biru membentang sempurna di atas gedung berarsitektur klasik yang berdiri megah di pinggir kota. Udara pagi itu sejuk, diselimuti semilir angin yang membawa wangi bunga mawar putih dan lili yang menghiasi setiap sudut halaman. Musik lembut dari gesekan biola mengalun indah, berpadu dengan tawa riang para tamu yang berdatangan dari berbagai penjuru negeri.Di dalam ruang rias, Gaura duduk di hadapan cermin besar dengan bingkai emas. Gaun putih gading yang membalut tubuhnya begitu anggun, memancarkan keanggunan dan kekuatan seorang wanita yang telah melewati badai dan tetap berdiri tegak.Dari belakang, salah satu asistennya membetulkan veil panjang yang menjuntai dengan indah.โGauraโฆ kau tampak luar biasa,โ bisiknya sambil tersenyum haru.Gaura menoleh sedikit dan membalas dengan senyum yang tenang. โTerima kasih. Aku... sempat berpikir hari ini tak akan pernah datang.โWanita itu menggenggam tangannya. โTapi kau di sini sekarang. Kau pantas mendapat kebahagiaan ini.โSementara
โMatikan itu!" perintahnya ke tim teknis. Tapi layar tidak bergeming. Wanita itu sudah meng-hack sistem sepenuhnya. Gambar berikutnya menunjukkan Edrio sedang berada dalam pertemuan gelap bersama pria-pria bersenjata, membawa koper uang dan dokumen. Kemudian, rekaman suara mulai terdengarโdiskusi mengenai distribusi logistik โtak terdaftarโ dari pelabuhan. โJadiโฆ semua ini cuma kedok?โ bisik salah satu pejabat tamu yang hadir. Gaura berdiri kaku. Senyumnya lenyap. Matanya tak percaya melihat Edrio di layar. Ia menoleh ke suaminya yang kini menatap layar dengan rahang mengeras. โEdrioโฆโ bisiknya nyaris tak terdengar. โApa maksud semua ini?โ Edrio menatap Gaura dengan ekspresi bersalah, namun tak gentar. Ia meraih tangannya, tapi Gaura menariknya pelan. โAku bisa jelaskan.โ โKapan?โ suara Gaura kini bergetar. โKapan kau akan memberitahuku tentang masa lalu ini? Galen... aku harus melindungi dia.โ Edrio menarik napas dalam. โItu sudah lama berlalu. Dan aku keluar dari itu semua s
โKarena aku takut akan kehilanganmu kalau kau tahu siapa aku duluโฆ Tapi sekarang, aku lebih takut kehilanganmu kalau aku tetap diam.โ Gaura menarik napas dalam, lalu mengangguk perlahan. โKau seharusnya percaya bahwa aku cukup kuat untuk berdiri di sampingmu, bahkan saat yang terburuk sekalipun.โ Edrio tersenyum. Untuk pertama kalinya sejak kejadian itu, ekspresi damai kembali menghiasi wajahnya. โMaafkan aku, Gaura.โ Ia memeluk Gaura erat di hadapan semua tamu. Suasana kembali hangat, bahkan lebih dari sebelumnya. Galen berlari ke arah mereka, memeluk kaki kedua orang tuanya dengan senyum polos dan bahagia. Beberapa detik kemudian, pendeta yang masih berdiri terpaku akhirnya berkata sambil tertawa kecil, โKalau begituโฆ bolehkah saya melanjutkan? Saya pikir kita masih punya satu bagian yang tertundaโฆโ Para tamu tertawa dan bersorak. Musik lembut kembali diputar. Edrio dan Gaura berdiri berhadapan lagi, dan kali ini, saat pendeta menyuruh mereka mengucapkan โI do,โ keduanya menga
"Hmhh.." lenguh Gaura menahan semua sensasi yang tubuhnya rasakan. Edrio menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya dengan perlahan, kemudian memulai aksinya untuk 'bertarung' dengan Gaura. Di saat mereka berdua tengah saling bertarung di dalam kamar, di sebuah kamar lain tepatnya kamar tidur milik Galen, terdapat bocah itu bersama neneknya. Kamar Galen dihiasi cahaya lampu malam berbentuk bintang-bintang yang memantul di langit-langit. Bocah itu sudah mengenakan piyama bergambar dinosaurus, tapi matanya masih terbuka lebar, tak kunjung mengantuk.Di sebelahnya, Eliaโnenek tercintanyaโsedang duduk di tempat tidur, membacakan buku dongeng dengan suara lembut. Namun, Galen tampaknya lebih sibuk berpikir daripada mendengarkan cerita.โNenekโฆโ Galen memanggil dengan suara pelan namun penuh rasa ingin tahu.โIya, sayang?โ Elia menutup buku dan menoleh penuh perhatian.Galen duduk bersila di tempat tidurnya, alisnya mengernyit lucu. โKenapa Bunda sama Ayah tidur di hotel? Kenap
โKenapa, sayang?โ tanya Gaura sambil menghampiri. โAku mimpi burukโฆ tentang ayam goreng yang berubah jadi monster. Terus dia mengejarku dan Nenek dengan saus sambal!โ Galen menjelaskan sambil memperagakan tangannya seperti cakar monster. Edrio nyaris tertawa, tapi ia cepat-cepat batuk pelan menahan ekspresi geli. โItu mimpi yang sangatโฆ spesifik.โ โDan pedas,โ tambah Galen sambil mengangguk serius. Gaura mengelus rambutnya. โMau Bunda temani di kamarmu?โ Galen mendekat dan memeluk Gaura erat-erat. โAkuโฆ boleh tidur di sini aja, tidak? Cuma malam ini. Pura-puranya kita berkemah.โ Edrio dan Gaura saling pandang. Edrio mengangkat alis. โKemah, ya?โ โAku jadi penjaga tenda. Kalau monster ayam datang lagi, aku usir pakai bantal!โ kata Galen sambil mengayunkan bantal dinosaurusnya seperti pedang. Gaura sudah tidak bisa menolak. โAyo, Pangeran Penjaga. Masuk ke tenda Raja dan Ratu.โ Galen langsung memanjat ke ranjang, menyelip di tengah mereka dengan gaya penuh kemenangan.
โTapi Ayah belum tahu kalau aku punya rencana rahasia!โ Galen menjawab dengan misterius, lalu menyeringai seperti tokoh kartun. Mereka menggelar tikar di bawah pohon besar. Elia duduk santai sambil membaca buku, sementara Gaura dan Edrio membuka makanan yang berisi, sandwich, buah, ayam goreng, dan jus jeruk. โBunda, ini hari terbaik!โ kata Galen sambil menyuap potongan apel. โKarena pikniknya?โ tanya Gaura. โKarena semua bersama. Dan... rencana rahasiaku berjalan lancar,โ jawabnya licik. Gaura dan Edrio saling pandang heran. โApa maksudmu?โ tanya Edrio, curiga. Galen berdiri, membuka tas besarnyaโdan dari sana ia mengeluarkan sebuah kotak kecil berisi benda-benda lucu seperti, mahkota kertas, topeng binatang, dan secarik kertas lipat. โAku siapkan ini karena aku mau kasih kejutan!โ katanya bangga. Ia meletakkan mahkota di kepala Gaura. โIni buat Bunda, Ratu Piknik!โ Lalu ia memakaikan topeng singa pada Edrio. โDan ini buat Ayahโฆ Singa Penjaga!โ Gaura tak bisa menahan tawa.
โAku tidak menggombal. Aku sedang menyatakan fakta.โ Edrio tertawa pelan lalu menarik selimut itu perlahan, memperlihatkan wajah istrinya lagi.Gaura menatapnya dengan senyum malu. Ia menggeliat kecil, lalu menyandarkan kepala di dada Edrio yang hangat.โSemalamโฆ terasa seperti mimpi,โ bisiknya.Edrio membalas dengan mengecup ubun-ubunnya. โTapi ini nyata. Kamu istriku sekarang. Dan akuโฆ milikmu sepenuhnya.โMereka terdiam beberapa saat, membiarkan suara detak jantung dan tarikan napas menjadi satu-satunya irama di kamar itu.Lalu Gaura menatapnya dan bertanya, โApa kau pernah membayangkan kita akan sampai di titik ini, setelah semua kekacauan yang kita alami?โEdrio menggeleng pelan. โTidak. Tapi aku bersyukur kita bertahan. Dan lebih dari ituโaku bersyukur kamu memilih tetap bersamaku.โGaura menyentuh wajahnya dengan penuh kelembutan. โKita sama-sama bertahan, Edrio. Kau juga tidak menyerah padaku.โMereka saling menatap sejenak sebelum akhirnya bibir mereka bersentuhan lagiโkali
"Hmhh.." lenguh Gaura menahan semua sensasi yang tubuhnya rasakan. Edrio menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya dengan perlahan, kemudian memulai aksinya untuk 'bertarung' dengan Gaura. Di saat mereka berdua tengah saling bertarung di dalam kamar, di sebuah kamar lain tepatnya kamar tidur milik Galen, terdapat bocah itu bersama neneknya. Kamar Galen dihiasi cahaya lampu malam berbentuk bintang-bintang yang memantul di langit-langit. Bocah itu sudah mengenakan piyama bergambar dinosaurus, tapi matanya masih terbuka lebar, tak kunjung mengantuk.Di sebelahnya, Eliaโnenek tercintanyaโsedang duduk di tempat tidur, membacakan buku dongeng dengan suara lembut. Namun, Galen tampaknya lebih sibuk berpikir daripada mendengarkan cerita.โNenekโฆโ Galen memanggil dengan suara pelan namun penuh rasa ingin tahu.โIya, sayang?โ Elia menutup buku dan menoleh penuh perhatian.Galen duduk bersila di tempat tidurnya, alisnya mengernyit lucu. โKenapa Bunda sama Ayah tidur di hotel? Kenap
โKarena aku takut akan kehilanganmu kalau kau tahu siapa aku duluโฆ Tapi sekarang, aku lebih takut kehilanganmu kalau aku tetap diam.โ Gaura menarik napas dalam, lalu mengangguk perlahan. โKau seharusnya percaya bahwa aku cukup kuat untuk berdiri di sampingmu, bahkan saat yang terburuk sekalipun.โ Edrio tersenyum. Untuk pertama kalinya sejak kejadian itu, ekspresi damai kembali menghiasi wajahnya. โMaafkan aku, Gaura.โ Ia memeluk Gaura erat di hadapan semua tamu. Suasana kembali hangat, bahkan lebih dari sebelumnya. Galen berlari ke arah mereka, memeluk kaki kedua orang tuanya dengan senyum polos dan bahagia. Beberapa detik kemudian, pendeta yang masih berdiri terpaku akhirnya berkata sambil tertawa kecil, โKalau begituโฆ bolehkah saya melanjutkan? Saya pikir kita masih punya satu bagian yang tertundaโฆโ Para tamu tertawa dan bersorak. Musik lembut kembali diputar. Edrio dan Gaura berdiri berhadapan lagi, dan kali ini, saat pendeta menyuruh mereka mengucapkan โI do,โ keduanya menga
โMatikan itu!" perintahnya ke tim teknis. Tapi layar tidak bergeming. Wanita itu sudah meng-hack sistem sepenuhnya. Gambar berikutnya menunjukkan Edrio sedang berada dalam pertemuan gelap bersama pria-pria bersenjata, membawa koper uang dan dokumen. Kemudian, rekaman suara mulai terdengarโdiskusi mengenai distribusi logistik โtak terdaftarโ dari pelabuhan. โJadiโฆ semua ini cuma kedok?โ bisik salah satu pejabat tamu yang hadir. Gaura berdiri kaku. Senyumnya lenyap. Matanya tak percaya melihat Edrio di layar. Ia menoleh ke suaminya yang kini menatap layar dengan rahang mengeras. โEdrioโฆโ bisiknya nyaris tak terdengar. โApa maksud semua ini?โ Edrio menatap Gaura dengan ekspresi bersalah, namun tak gentar. Ia meraih tangannya, tapi Gaura menariknya pelan. โAku bisa jelaskan.โ โKapan?โ suara Gaura kini bergetar. โKapan kau akan memberitahuku tentang masa lalu ini? Galen... aku harus melindungi dia.โ Edrio menarik napas dalam. โItu sudah lama berlalu. Dan aku keluar dari itu semua s
Langit biru membentang sempurna di atas gedung berarsitektur klasik yang berdiri megah di pinggir kota. Udara pagi itu sejuk, diselimuti semilir angin yang membawa wangi bunga mawar putih dan lili yang menghiasi setiap sudut halaman. Musik lembut dari gesekan biola mengalun indah, berpadu dengan tawa riang para tamu yang berdatangan dari berbagai penjuru negeri.Di dalam ruang rias, Gaura duduk di hadapan cermin besar dengan bingkai emas. Gaun putih gading yang membalut tubuhnya begitu anggun, memancarkan keanggunan dan kekuatan seorang wanita yang telah melewati badai dan tetap berdiri tegak.Dari belakang, salah satu asistennya membetulkan veil panjang yang menjuntai dengan indah.โGauraโฆ kau tampak luar biasa,โ bisiknya sambil tersenyum haru.Gaura menoleh sedikit dan membalas dengan senyum yang tenang. โTerima kasih. Aku... sempat berpikir hari ini tak akan pernah datang.โWanita itu menggenggam tangannya. โTapi kau di sini sekarang. Kau pantas mendapat kebahagiaan ini.โSementara
Dengan tangan terangkat, Edrio memberi isyarat pada anak buahnya. Beberapa dari mereka membawa ke depan bukti-bukti kejahatan Jonathan. Transfer uang ilegal, dokumen palsu, bahkan rekaman percakapan dengan para pihak yang terlibat dalam pengaturan saham. Namun, di saat yang sama, sesuatu yang lebih menegangkan terjadi. Jonathan menyeringai. Ia meraih mikrofon, dan matanya menyala dengan keputusasaan yang membara. "Kalian pikir bisa menjatuhkan saya dengan cara ini?! Kalian tidak tahu siapa saya sebenarnya! Para investor ini adalah milikku, dan mereka tidak akan pernah percaya pada fitnah kalian!" Tiba-tiba, pintu besar konferensi terbuka dengan keras, dan sejumlah pengawal Jonathan berlari masuk, dengan senjata terhunus. Mereka menuju Edrio dan pasukannya, membentuk formasi pertahanan yang rapat.Sontak, semua yang hadir pun terkejut dan beberapa mulai merasa takut. Sedetik kemudian, para investor ataupun para tamu berlarian untuk menyelamatkan diri. โLindungi saya!โ teriak Jona
"Di sini, di tengah keheningan ini, aku merasa terlindungi.โ Edrio menoleh padanya, menatap mata wanita yang kini tak hanya menjadi pasangannya dalam medan pertempuran yang belum usai. โAku akan melindungimu. Tidak hanya sebagai pasangan, tapi sebagai seseorang yang melindungimu sepenuh hati.โ Gaura mengangguk pelan, matanya mulai basah. Malam itu, meskipun dunia di luar masih dipenuhi dengan bahaya, rumah kecil itu menjadi tempat paling hangat di bumi. Di tengah perang rahasia, konspirasi, dan teror, mereka masih bisa tertawa, berpelukan, dan percaya bahwa mereka masih memiliki sesuatu yang tak bisa disentuh oleh kekuatan jahat sekalipun. Cinta, keberanian, dan harapan. Dan Edrio, di dalam hatinya, bersumpah bahwa ia akan menuntaskan semua ini. Untuk Gaura. Untuk Galen. Untuk rumah yang ingin ia lindungiโฆ selamanya.****Langit mendung menggantung pekat di atas gedung tua yang kini dijadikan markas darurat oleh Edrio. Tak ada papan nama. Tak ada sinyal ponsel yang kuat. Di te