Share

9. Salah Orang?

Ananta menatap ke arah sahabatnya itu dengan tatapan bingung, "Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

Haruka buru-buru meletakkan cokelat panasnya di atas meja dan berkata, "Bentar, Nan. Kamu ... yakin itu dia? Si bule itu?"

Haruka bahkan terlihat lebih gugup daripada Ananta.

"Ya. Itu benar-benar dia. Memang dia, Haruka." Ananta menghela napas panjang.

Bayangan laki-laki itu secara tiba-tiba terlihat di depannya dan di sampingnya ada seorang anak kecil, yakni putranya sendiri sebagai perbandingan.

Mendadak, Ananta langsung menelan ludah dengan gugup, "Rambut pirang, mata biru. Dia sangat mirip dengan Sean. Oh, tidak. Maksudku Sean sangat mirip dengannya."

"Ya Tuhan. Mereka sangat-sangat mirip, Haruka."

Ananta sudah terlihat begitu lemas kala menjelaskan hal itu. Dia kini sudah tidak bisa berpikir jernih lagi.

"Nan, ingat-ingat lagi deh. Mungkin kamu salah orang, Nan."

Ananta menggeleng, tentu tidak mungkin salah mengenalinya. Untuk soal fisik memang Sean dan Mikael memang mirip
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status