CINDERELLA'S CRIPPLED PRINCE

CINDERELLA'S CRIPPLED PRINCE

last updateLast Updated : 2023-08-17
By:  DaylanOngoing
Language: Filipino
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
4Chapters
1.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Cindy's cousin run away on her wedding day with a handsome but crippled CEO of the Aldana Group. Because of it, she was forced by her uncle to replace her cousin to be Adam's bride. Adam has a short-tempered attitude because of his illness while Cindy has a free-spirited personality despite all of her problems. These two people with opposite attitudes and personalities live together in one house which makes the cold and huge house of Adam to be livelier. Cindy couldn't help but falls in love with Adam even though she knows that she is just a substitute bride. But Cindy's cousin, Lucy, suddenly went back and wants to reclaim what is supposed to be her. Lucy's appearance makes a lot of misunderstanding between Adam, Cindy, and his family. Lucy manages to convince Adam's family that Cindy planned everything so she will be Adam's wife. Will there be a happy ending to Cindy's love story with his prince just like the story of Cinderella?

View More

Chapter 1

Chapter 1

"Hari ini, kamu boleh pulang ke Jakarta," ucap Renata, pemilik perusahaan tempat Sofia bekerja.

Sofia Storia, wanita berusia tiga puluh tahun yang menjabat sebagai administrator di salah satu perusahaan distributor makanan ringan ternama di Jakarta, tak bisa menyembunyikan kegembiraannya.

"Baik, Bu," jawabnya dengan senyum mengembang.

Tentu saja Sofia merasa bahagia. Sudah tiga hari ia tak bertemu dengan Alvian, suami yang sangat dicintainya, karena kesibukan pria itu mengurus pembukaan cabang baru di Bandung. Sofia berniat memberikan kejutan. Dengan sengaja, ia tak memberi kabar bahwa dirinya akan kembali lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

"Bu, saya pamit," ucap Sofia pada Renata yang tengah sibuk dengan dokumen di meja kerjanya.

"Hati-hati di jalan, Sofia!" jawab perempuan berusia empat puluh tahun itu.

Sepanjang perjalanan, Sofia menikmati alunan lagu-lagu favoritnya. Wanita mandiri itu mengendarai mobilnya sambil bernyanyi riang, membayangkan ekspresi terkejut Alvian saat melihatnya pulang lebih awal.

***

Sesampainya di apartemen, Sofia terpaku. Ruangan yang selalu rapi dan bersih itu kini tampak kotor dan berantakan. Beberapa bungkus makanan ringan berserakan di atas karpet. Asbak dipenuhi puntung rokok dengan abu yang bertebaran di sekitarnya. Di atas meja ruang televisi, dua botol minuman berdiri tegak.

Sofia melangkah masuk, mendekati dua botol yang asing baginya. Didorong rasa penasaran, ia membuka tutup botol untuk mengetahui jenis minuman apa itu. Belum sempat mendekatkan hidungnya ke mulut botol, aroma menyengat sudah menusuk indra penciumannya.

"Aneh. Siapa yang meminum minuman ini? Bukankah Mas Alvian tidak pernah mengonsumsi alkohol?" gumamnya sambil mengamati botol bertuliskan Martell.

Matanya beralih pada puntung rokok yang berserakan. Terlihat noda merah pada pangkal beberapa batang rokok. Seperti bekas lipstik. Tapi, lipstik siapa?

Belum hilang rasa herannya, tiba-tiba terdengar suara Alvian sedang berbincang dengan seorang wanita dari balik pintu. Menyadari kehadiran mereka, Sofia bergegas masuk ke kamar dan bersembunyi di balik lemari pakaian.

"Sayang, aku benar-benar ketagihan dengan permainanmu semalam," suara bariton Alvian menggema memecah keheningan.

Jantung Sofia berdegup kencang. "Tidak mungkin! Mas Alvian tidak mungkin melakukan itu!" batinnya menepis kecurigaan.

Dengan gemetar, Sofia memberanikan diri mengintip dari celah lemari. Pemandangan di depannya menghancurkan dunianya seketika. Di atas ranjang yang selama ini menjadi tempat mereka berbagi kasih, Alvian dan seorang wanita tengah bercumbu mesra. Desahan wanita itu memenuhi ruangan. Dengan jelas, Sofia melihat suaminya yang selama ini terlihat setia sedang menindih tubuh wanita ramping dan seksi, menciumi leher jenjangnya dengan rakus.

Tubuh Sofia membeku. Napasnya tercekat, darahnya mendidih. Tanpa pikir panjang, ia keluar dari persembunyiannya.

"Ya Tuhan... apa yang kamu lakukan, Mas?" teriaknya dengan mata terbelalak dan napas memburu.

Mendengar suara Sofia, Alvian tersentak dan menghentikan aksinya. Ia berdiri menghadap istrinya dengan wajah terkejut.

PLAK!

Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Alvian.

"Tega sekali kamu mengkhianatiku!" sentak Sofia dengan wajah merah padam.

Pipi Alvian memerah membentuk bekas telapak tangan. Dengan wajah angkuh, ia menahan tangan Sofia ketika wanita itu hendak menamparnya untuk kedua kali.

"Diam!" bentaknya kasar. "Seharusnya kamu berkaca, mengapa aku melakukan ini!" Ia menghempaskan tangan Sofia dengan kasar.

"Apa kurangnya aku, Mas?" tanya Sofia dengan suara bergetar. Air mata menggenang di pelupuk matanya.

Menyaksikan pertengkaran sengit pasangan suami istri itu, Clara—wanita yang berprofesi sebagai penyanyi karaoke—hanya tersenyum sinis.

"Kamu masih bertanya apa kekuranganmu?" Alvian mendengus. "Lihatlah dirimu yang tidak terawat itu! Bagaimana aku bisa bernafsu jika tubuhmu seperti itu? Bertahun-tahun aku sabar menerimamu, bukannya memperbaiki diri, kamu malah semakin tidak menarik dan membosankan!"

Bukannya meminta maaf, Alvian justru mencaci dan menghina tanpa peduli perasaan wanita yang telah menemaninya selama lima tahun.

Mendengar hinaan itu, Sofia menangis pilu. Ia tak menyangka, hanya karena perubahannya secara fisik, Alvian tega mengkhianatinya hingga melakukan perbuatan hina di kamar mereka sendiri.

"Aku akan adukan kelakuanmu pada ibumu!" Sofia mengancam sambil menyeka air mata.

"Silakan! Aku tidak peduli!" jawab Alvian angkuh.

Sofia mengalihkan pandangan pada wanita yang duduk di tepi ranjang. Ia melangkah mendekati Clara, namun Alvian dengan cepat mencekal tubuhnya.

"Lepaskan aku!" Sofia meronta.

"Dengar, wanita jalang!" teriaknya pada Clara dari balik tubuh Alvian. "Kau akan menyesal telah menghancurkan rumah tanggaku!"

Clara hanya tersenyum sinis, sama sekali tak terpengaruh oleh ancaman tersebut.

"Lepas! Aku tak sudi bersentuhan denganmu!" Sofia menepis tangan Alvian dan bergegas meninggalkan kamar yang kini telah ternoda oleh pengkhianatan.

***

Dengan berlinang air mata, Sofia mengendarai mobil sedan warisan orangtuanya menuju rumah mertuanya yang berjarak dua kilometer dari apartemen. Ia berharap Ambar, ibu mertuanya, akan berpihak padanya.

Namun, harapannya sirna.

"Sofia... memang benar kata anakku. Kalau kamu tidak merawat diri seperti ini, mana mungkin Alvian berselera padamu. Jangankan menyentuh, melihat saja dia sudah malas," ucap Ambar, menatap Sofia dari ujung kaki hingga kepala dengan pandangan merendahkan.

"Tapi Bu, aku seperti ini karena efek obat penyubur yang Ibu berikan agar aku cepat hamil," jawab Sofia terbata.

"Kamu malah menyalahkan aku? Kalau kamu bisa cepat memberiku cucu, aku tidak perlu memberimu obat itu. Atau jangan-jangan, kamu memang mandul?" tukas wanita berusia lima puluh lima tahun itu tanpa belas kasihan.

Hati Sofia semakin terluka. Mertuanya yang selama ini ia hormati seperti ibu kandung justru ikut menghakiminya.

Ambar memang mertua yang sangat mengekang. Selalu ikut campur urusan rumah tangga anaknya dan menyalahkan Sofia yang belum juga hamil setelah lima tahun pernikahan. Di matanya, apapun yang Sofia lakukan selalu salah.

***

Karena tak mendapat pembelaan, Sofia meninggalkan rumah mertuanya dan menuju rumah peninggalan almarhum orangtuanya yang kini ditempati paman dan bibinya.

"Maaf. Anda mencari siapa?" tanya seorang wanita asing dari balik pintu.

"Apakah Bibi Ella ada di dalam?" tanya Sofia keheranan.

"Oh, Bu Ella sudah tidak tinggal di sini. Kami pemilik baru rumah ini. Seminggu lalu kami membelinya dari Bu Ella," jelas wanita itu ramah.

Bagaikan tersambar petir di siang bolong, Sofia tak menyangka bahwa bibi dan pamannya—satu-satunya keluarga yang ia miliki—tega menjual rumah warisan orangtuanya tanpa sepengetahuannya.

***

Di balik kemudi mobilnya, Sofia terisak pilu. Ia merasa tak ada seorang pun di dunia ini yang menyayanginya. Kini, ia sendirian dan bingung harus ke mana.

Dengan perasaan hancur, Sofia mengarahkan mobilnya ke pemakaman kedua orangtuanya—satu-satunya tempat yang sering ia kunjungi ketika merasa terpuruk.

Di hadapan pusara orangtuanya, ia mencurahkan semua kesedihannya. Tak kuasa menahan perih, Sofia menangis tersedu-sedu.

"Ibu, mengapa kau tinggalkan aku sendiri? Semua orang begitu kejam padaku. Kini aku tak tahu harus ke mana. Rasanya aku ingin menyusulmu, Bu," ucapnya terbata dengan isakan pilu.

Di tengah area pemakaman yang luas dan sunyi, Sofia duduk memeluk nisan ibunya. Air matanya jatuh membasahi rumput yang tumbuh di atas pusara. Rasa sakit yang ia rasakan begitu menghujam jantungnya—seperti mati namun masih bernapas.

Angin sore berhembus dingin menerpa tubuhnya. Awan hitam berarak di langit dan suara gemuruh petir mulai terdengar samar-samar.

Di tengah kesunyian itu, tiba-tiba terdengar suara bariton yang lembut dari belakangnya.

"Menikahlah denganku."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Maligayang pagdating sa aming mundo ng katha - Goodnovel. Kung gusto mo ang nobelang ito o ikaw ay isang idealista,nais tuklasin ang isang perpektong mundo, at gusto mo ring maging isang  manunulat ng nobela online upang kumita, maaari kang sumali sa aming pamilya upang magbasa o lumikha ng iba't ibang uri ng mga libro, tulad ng romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel at iba pa. Kung ikaw ay isang mambabasa, ang mga magandang nobela ay maaaring mapili dito. Kung ikaw ay isang may-akda, maaari kang makakuha ng higit na inspirasyon mula sa iba para makalikha ng mas makikinang na mga gawa, at higit pa, ang iyong mga gawa sa aming platform ay mas maraming pansin at makakakuha ng higit na paghanga mula sa mga mambabasa.

Comments

No Comments
4 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status