Share

Bab 150

Author: Nayla
"Baik, aku akan tanyakan dulu."

Selesai berbicara, Scarlett berdiri, bersiap menuju kantor Henry. Jane yang mendengarnya langsung panik. Dia buru-buru mengambil berkas dari tangan Scarlett dan berkata dengan nada kesal, "Aku bisa antarkan! Tapi aku nggak ikut dalam proyek ini. Kalau divisi promosi nanti nanya, aku harus jawab apa?"

Scarlett menjawab, "Isi berkasnya sudah sangat rinci. Kalau masih ada yang nggak paham, suruh mereka langsung tanya aku."

Sebenarnya tugas itu bukan benar-benar "koordinasi". Dia hanya menyuruh Jane mengantarkan dokumen, pekerjaan ringan yang tidak penting. Karyawan lain masih sibuk mengurus tindak lanjut proyek, hanya Jane yang sedang tidak ada pekerjaan.

Namun, Jane malah merasa Scarlett sengaja menyulitkannya. Dengan wajah cemberut, dia keluar dari ruangan.

Divisi promosi berada di lantai bawah. Sambil menunggu lift, Jane menatap berkas di tangannya. Tiba-tiba, muncul pikiran jahat di benaknya.

Proyek ini sepenuhnya dipimpin oleh Scarlett. Kalau dia senga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Merry Ongko
bodo bgt si Jane..di kadalin melati...hbs ni hbs lah kau
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta Mati Bersama Kepergian Buah Hati   Bab 268

    Scarlett sama sekali tidak menyangka kalau Pamela akan meneleponnya.Vivian sudah membawa Devan ke rumah sakit. Pamela memang sejak lama berharap Vivian bisa menjadi kakak iparnya. Dengan begitu, Vivian bisa berada di sisi Devan, merawatnya, dan menumbuhkan kedekatan di antara mereka. Itu adalah sesuatu yang jelas diinginkan Pamela.Scarlett tidak tahu alasan Pamela mencarinya lagi.Dengan suara tenang, Scarlett berkata, "Pamela, aku dan kakakmu sudah cerai. Mau dia sehat atau sakit, itu bukan urusanku."Mendengar nada ringan Scarlett, Pamela terkejut. Selama ini, setiap kali Devan sakit atau terjadi sesuatu, Scarlett selalu menjadi orang pertama yang berlari ke rumah sakit untuk merawatnya.Tadi saat Pamela di rumah sakit, dia hanya melihat Vivian, tidak ada Scarlett. Dia sempat mengira Scarlett belum tahu soal ini.Awalnya Pamela merasa senang, karena ini akan menjadi kesempatan agar Vivian dan kakaknya bisa berduaan. Dia pun tidak berniat menelepon Scarlett. Namun, barusan Devan yan

  • Cinta Mati Bersama Kepergian Buah Hati   Bab 267

    Telapak tangan Devan terasa panas membara.Scarlett menatapnya dengan mata terbelalak. Kulit pria itu merah seperti udang rebus, tetapi bibirnya pucat pasi. Keringat membasahi tubuhnya, menetes hingga jatuh ke lantai. Dia bahkan bisa merasakan tubuh Devan sedikit bergetar.Namun, sebelum sempat berpikir lebih jauh, Scarlett mencium aroma parfum khas milik Vivian. Pemandangan yang baru saja dia lihat kembali terlintas di benaknya.Sekejap, Scarlett sadar. Rasa malu dan marah membakar seluruh wajahnya. Dia mengangkat kaki dan menendangnya dengan keras. Dia mengira Devan akan menghindar, tetapi ternyata tendangan itu tepat mengenai tubuhnya.Devan mendengus karena rasa sakit. Wajahnya langsung memucat. Tubuhnya membungkuk. Dia terjatuh dan berlutut dengan satu kaki di hadapan Scarlett.Itu pertama kalinya Scarlett melihatnya dalam keadaan seperti ini. Otaknya kosong, bahkan lupa kalau seharusnya dia segera pergi.Devan mencengkeram lengannya erat-erat. Butiran keringat besar menetes dari

  • Cinta Mati Bersama Kepergian Buah Hati   Bab 266

    Setelah pulang dari kantor, Scarlett seperti biasa kembali ke apartemen sewanya. Di tangannya ada selembar kertas berisi daftar kontak beberapa perusahaan di kota sekitar yang sudah dia kumpulkan. Dia berencana besok pergi ke sana untuk mencoba peruntungan.Karena pikirannya sedang penuh, dia tidak menyadari bahwa seseorang sudah masuk ke kamarnya. Sampai dia berjalan ke ruang tamu, bersiap menuangkan segelas air untuk dirinya sendiri, tiba-tiba terdengar suara samar dari arah kamar tidur.Udara pun dipenuhi aroma aneh yang samar. Scarlett berhenti sejenak.Dengan waspada, dia berjalan ke arah pintu kamar tidur, lalu mendorong pintu yang hanya tertutup setengah. Begitu melihat pemandangan di dalam kamar, seluruh tubuhnya terpaku di tempat.Pakaian berserakan di lantai. Di atas ranjang yang tak begitu besar, dua tubuh saling bertaut erat.Rambut panjang seorang wanita terurai di bahunya. Wanita itu duduk di atas ranjang. Kulit punggungnya yang halus terekspos, sementara tangan seorang p

  • Cinta Mati Bersama Kepergian Buah Hati   Bab 265

    Begitu menyadari hal itu, Henry mulai tenang kembali. Namun, dia tetap tidak bisa menahan diri untuk menghela napas dan berkata, "Andai saja waktu itu kita nggak pulang ke negara ini, kita pasti nggak akan terjebak dalam perjanjian taruhan itu ....""Perjanjian taruhan?" Scarlett sempat tertegun. Baru saja dia ingin bertanya lebih lanjut, Mavin langsung memotong ucapan Henry."Cukup pembahasannya sampai di sini. Untuk sekarang kita jalankan dulu strategi Scarlett. Versi pasar rendah tidak membutuhkan biaya tinggi, kita ubah sedikit harga dan luncurkan ulang ke pasar. Untuk penetapan harga pastinya, nanti malam kita bahas di rapat."Setelah rencana diputuskan, sambungan telepon pun terputus.Namaun, Scarlett tidak bisa berhenti memikirkan kata "perjanjian taruhan" yang tadi disebut Henry. Akhirnya dia bertanya pelan, "Pak Henry, apa maksudmu tadi dengan perjanjian taruhan?""Kamu nggak tahu?" Henry tampak sedikit terkejut. Melihat wajah Scarlett yang benar-benar bingung, dia pun menyada

  • Cinta Mati Bersama Kepergian Buah Hati   Bab 264

    Henry mengira dia salah dengar. "Apa?"Mavin mengulang lagi kalimat barunya barusan. "Membuat teknologi bisa diakses oleh masyarakat luas, bukankah itu tujuan utama dari penelitian kita?""Kalau dibilang begitu sih benar, tapi ...." Henry berpikir sejenak, lalu menimbang kata-katanya. "Mavin, kamu pasti tahu, kesan pertama orang terhadap sebuah merek itu sangat penting. Begitu UME terlalu lama bertahan di pasar bawah, kesan itu akan tertanam di benak konsumen, dan sulit sekali dihapus.""Grup Laksmana melayani pasar menengah ke atas, jadi setiap kali orang mendengar nama Grup Laksmana, mereka akan langsung mengaitkannya dengan kesan elegan, eksklusif, dan sulit dijangkau. Sedangkan kalau UME berfokus di pasar bawah, setiap kali orang mendengar nama kita, kesan yang muncul bisa saja murahan.""Tanpa sadar, orang akan menganggap kita satu tingkat di bawah Grup Laksmana."Melihat ekspresi Mavin yang tetap tenang, Henry mengira penjelasannya masih belum cukup jelas. Dia menambahkan dengan

  • Cinta Mati Bersama Kepergian Buah Hati   Bab 263

    Devan kedinginan sampai giginya gemeretak. Beberapa kali dia ingin mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan pada Scarlett, tapi akhirnya dia menahan diri. Scarlett memang bilang sudah tidak apa-apa, tapi dia tahu wanita itu masih marah padanya.Sebenarnya, Devan cukup menganggap rendah dirinya sendiri karena harus memakai taktik menarik simpati seperti ini. Namun dia juga tahu kalau tidak memakai sedikit taktik, Scarlett tidak akan mau pulang bersamanya.Entah berapa lama kemudian, Devan kembali tertidur dalam keadaan setengah sadar.Sementara itu, Scarlett belum sempat memasang kamera pengawas di rumah, jadi dia tidak tahu kalau sudah ada orang yang masuk ke sana.Dia sedang sibuk bersama Henry dan manajer penjualan mempromosikan produk baru UME kepada beberapa calon distributor di Kota Nordigo, berusaha memperluas jalur penjualan dan sebisa mungkin merebut lebih banyak pangsa pasar.Scarlett mengeluarkan tumpukan kartu nama yang sebelumnya dia kumpulkan, lalu memberanikan diri menelepo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status