Share

Bab 7

Author: Yela
"Anak orang dalam memang beda. Duduknya harus di tengah."

"Kalau duduk bareng dia, pasti diawasi guru terus. Siapa yang tahan?"

Semua siswa segera menjauh, menyisakan aku duduk sendirian di bangku paling tengah. Aku duduk tegak, mengabaikan ejekan mereka, lalu membuka buku pelajaran dengan tenang.

Saat itulah, seseorang langsung menarik kursi dan duduk di sebelahku. Tangannya yang ramping dan indah itu terulur ke arahku.

"Hai, kamu Aubrey, 'kan? Kenalkan, aku Nathan. Boleh nggak aku duduk bareng kamu?"

Aku meliriknya dengan tanpa ekspresi. Anak ini terlihat rapi dan ramah, jelas tipe yang disukai banyak orang.

"Kamu yakin? Duduk bareng aku bisa-bisa kamu dikira anak orang dalam, lho."

Dia tertawa lepas, lalu mengedipkan matanya dan berbisik di telingaku.

"Haha, mereka nggak akan berani macam-macam. Aku ini anak kepala sekolah."

Baru saat itulah aku sadar kalau wajah Nathan memang mirip dengan kepala sekolah. Mungkin kepala sekolah khawatir aku kesulitan berbaur, jadi sengaja meminta Nathan untuk menjagaku.

Ada rasa hangat menyelimuti hatiku. Sekalipun karena permintaan kepala sekolah, aku akan berusaha menjalin hubungan baik dengan Nathan.

Setelah ujian mingguan pertama, aku membungkam semua orang yang meragukanku dengan nilai yang jauh di atas yang lain. Tak lama setelah itu, beberapa dari mereka mulai mendekat dan bertanya padaku soal pelajaran. Kehidupan SMA yang awalnya terasa berat pun perlahan jadi nyaman.

Saat akhir pekan tiba, rasanya hanya aku seorang yang tersisa di sekolah yang begitu luas. Awalnya, aku ingin belajar di perpustakaan, tetapi Nathan malah datang mengetuk pintu asramaku.

Dia dan kepala sekolah tahu aku tidak pulang saat akhir pekan. Mereka khawatir aku kesepian, jadi mereka sengaja datang mengajakku makan siang. Karena tumbuh besar di Keluarga Moore yang pilih kasih dan sering diabaikan, setiap kebaikan dari orang lain selalu terasa sangat berharga bagiku.

Kepala sekolah yang ramah, Nathan yang lucu dan mudah diajak bicara, membuatku kembali merasakan hangatnya sebuah rumah. Ternyata, di dunia ini memang ada orang yang benar-benar peduli dan memikirkan diriku.

Sejak aku masuk sekolah, aku selalu menghabiskan setiap akhir pekan bersama keluarga kepala sekolah. Beliau mengatakan bahwa tekun belajar itu memang bagus, tetapi kalau terlalu tegang malah bisa menghambat penyerapan ilmu. Sedangkan Keluarga Moore, kupikir mereka pasti hidup lebih tenang tanpa kehadiranku, bahkan mereka tak sekali pun meneleponku untuk menyuruhku pulang.

Bersama keluarga kepala sekolah, aku mulai lebih terbuka dan bisa merasakan kembali keceriaan yang seharusnya aku miliki di usiaku. Pernah suatu kali, kepala sekolah menatapku dengan penuh kasih dan berkata.

"Aku selalu ingin punya anak perempuan. Andaikan kamu anak perempuanku, pasti luar biasa."

Tak seorang pun tahu seberapa dalam kata-kata ini menyentuh hatiku. Itu karena di kehidupan sebelumnya aku pernah tanpa sengaja mendengar percakapan antara ayahku dan Emma.

"Emma, kamu punya bakat menggambar yang luar biasa. Alangkah baiknya kalau kamu yang jadi anak kandungku."

Kenangan menyakitkan itu membuat mataku kembali berkaca-kaca. Nathan langsung panik seperti cacing kepanasan. Dia buru-buru menyeka air mataku dengan lengan bajunya.

"Itu cuma bercanda kok. Aku nggak benaran mau menculikmu ke rumahku. Jangan nangis, dong."

Namun, kepala sekolah bisa menangkap perasaanku yang sebenarnya. Dia tak tahan untuk bertanya apa yang sebenarnya terjadi antara aku dan keluargaku. Setelah mendengar kisah tentang Emma, Nathan sampai melongo tak percaya.

"Orang tuamu meninggalkan anak kandung sehebat kamu demi anak angkat yang hobinya cari perhatian? Mereka kena guna-guna, ya?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Memang Begitu   Bab 12

    "Aku egois? Aku kejam? Aku menindas dan mengucilkan Emma sejak kecil?""Kalian bilang dia kasihan, jadi aku serahkan kamarku untunya dan pindah ke kamar pelayan. Kalian bilang dia butuh lebih banyak perhatian, jadi sejak umur tujuh tahun aku pergi sekolah sendiri. Kalian bilang dia harus berobat, jadi sejak kecil aku cari beasiswa sendiri tanpa mengandalkan keluarga. Dia bersin sedikit saja, kalian semua langsung mengantarnya ke rumah sakit. Aku demam tinggi, nggak ada yang peduli.""Kalian cuma datang ke pertemuan orang tua Emma dan cuma ingat ulang tahunnya. Dari kecil, semua yang Emma inginkan harus aku kasih padanya. Bahkan orang tuaku sendiri pun aku relakan, kalian masih belum puas? Benar, dia memang menyedihkan, tapi hidupnya yang tragis bukan salahku. Dia sakit parah juga bukan salahku!""Kamu bilang aku nggak layak jadi dokter? Sejak aku memutuskan belajar kedokteran, aku membeli semua buku pelajaran sendiri. Sekolah bahkan sampai guru les pun aku cari sendiri. Selama ini, kam

  • Cinta Memang Begitu   Bab 11

    Sebelum pergi, aku dan kepala sekolah duduk berbincang semalaman. Dia sudah sejak lama menyadari perasaan Nathan padaku, tetapi dia tetap meyakinkanku, meski aku dan Nathan nanti tak bisa bersama, aku akan selalu menjadi putri kesayangannya.Setelah masuk universitas, aku tak pernah lagi berhubungan dengan Keluarga Moore, tetapi mereka masih terus menggunakan kartu bank yang kuberikan. Aku sedikit banyak tahu kabar tentang Keluarga Moore dari teman-teman lama bahwa Keluarga Moore sedang terkena masalah.Saat mengikuti ujian masuk universitas seni, penyakit mata Emma kambuh. Karena di kehidupan ini aku tidak ikut ujian, dia asal menukar namanya dengan lembar jawaban milik siswa lain yang gambarnya bagus. Setelah itu, dia merengek dan pura-pura menyedihkan agar ayahku, yang punya sedikit pengaruh di dunia seni, menyuap panitia untuk menutupi kasus ini.Tak disangka, dia malah menukar lembar milik murid dari penguji utama. Skandal anak angkat Keluarga Moore yang curang dalam ujian langsun

  • Cinta Memang Begitu   Bab 10

    Kami duduk di tepi danau yang pemandangannya indah sambil berbagi kue. Kepala sekolah memberiku sebuah tas baru, sementara hadiah dari Nathan adalah gelang kecil hasil buatannya sendiri. Begitu aku membayangkan Nathan yang ceroboh sedang serius merangkai gelang, aku langsung tertawa. Nathan pun malu dan kesal.Tak terasa dua tahun telah berlalu. Aku sebentar lagi akan lulus SMA. Demi benar-benar meninggalkan Keluarga Moore, aku memutuskan untuk kuliah kedokteran di luar negeri. Nilai-nilaiku sangat bagus, jadi pihak universitas memberiku beasiswa penuh.Begitu surat penerimaan tiba di rumah, barulah Keluarga Moore tahu aku akan kuliah di luar negeri. Awalnya, kupikir orang tuaku yang sok suci itu akan bersikap seperti biasa, langsung menyalahkanku karena mengambil keputusan sendiri.Tak kusangka sikap mereka justru berubah drastis kali ini. Mereka jadi perhatian padaku, bahkan memujiku sebagai anak yang tidak merepotkan.Rupanya, tahun ini, Emma harus berobat dan ikut bimbingan belajar

  • Cinta Memang Begitu   Bab 9

    Saat itu juga, kepala sekolah yang baru saja memarkir mobil bergegas ke arah kami. Begitu melihatnya, orang tuaku langsung berubah bersikap, yang tadinya marah-marah, sekarang langsung manis dan ramah.Emma tahun depan akan masuk SMA. Walau nilainya buruk, tetapi ambisinya tinggi. Emma ingin masuk SMA ternama. Jadi, cepat atau lambat pasti harus minta bantuan kepala sekolah.Setelah tahu Nathan adalah anak dari kepala sekolah ternama, ekspresi aneh di wajah Emma jadi makin kentara. Dia bahkan melepas tangan yang tadinya melingkari lengan Miles."Aku tahu Aubrey nggak akan bohong sama kita."Orang tuaku juga sadar situasi. Mereka buru-buru minta maaf ke kami dengan senyum canggung. Tentu saja, tujuannya agar tidak menyinggung Nathan. Aku cuma kebetulan kena imbasnya."Maaf sudah merepotkan Bu Kepala sekolah. Hari libur begini masih sempat mengajak Aubrey jalan-jalan."Nathan tak tahan tertawa sinis begitu melihat keluarga itu berubah sikap secepat kilat."Pak, Bu, tahu nggak kenapa kami

  • Cinta Memang Begitu   Bab 8

    "Dia cuma punya masalah di mata, bukan buta total. Kenapa harus terus-menerus mengalah padanya?"Kepala sekolah menepuk kening Nathan, memperingatkannya agar lebih hati-hati dalam bicara. Setelah itu, beliau memelukku erat seperti seorang ibu dan mengelus punggungku dengan lembut."Kalau begitu, mulai sekarang kamu jadi anak angkatku saja. Anak baik sepertimu, kalau mereka menolakmu, aku yang akan menerimamu."Aku menangis tersedu-sedu di pelukan kepala sekolah, sementara Nathan hanya bergumam lirih."Kalau dia jadi anakmu, berarti kita kakak adik dong."Masa SMA adalah masa paling santai dalam hidupku. Bahkan saat liburan, aku sering tinggal di asrama dengan alasan belajar.Orang tuaku pun tak sempat mengurusku. Kudengar mereka sibuk membawa Emma berobat dan memasukkannya ke berbagai les tambahan, sampai bisnis keluarga pun terbengkalai. Uang sakuku ikut terpotong. Untung saja, aku sudah mencapai kebebasan finansial sejak lama, jadi tanpa bantuan Keluarga Moore pun hidupku tetap nyama

  • Cinta Memang Begitu   Bab 7

    "Anak orang dalam memang beda. Duduknya harus di tengah.""Kalau duduk bareng dia, pasti diawasi guru terus. Siapa yang tahan?"Semua siswa segera menjauh, menyisakan aku duduk sendirian di bangku paling tengah. Aku duduk tegak, mengabaikan ejekan mereka, lalu membuka buku pelajaran dengan tenang.Saat itulah, seseorang langsung menarik kursi dan duduk di sebelahku. Tangannya yang ramping dan indah itu terulur ke arahku."Hai, kamu Aubrey, 'kan? Kenalkan, aku Nathan. Boleh nggak aku duduk bareng kamu?"Aku meliriknya dengan tanpa ekspresi. Anak ini terlihat rapi dan ramah, jelas tipe yang disukai banyak orang."Kamu yakin? Duduk bareng aku bisa-bisa kamu dikira anak orang dalam, lho."Dia tertawa lepas, lalu mengedipkan matanya dan berbisik di telingaku."Haha, mereka nggak akan berani macam-macam. Aku ini anak kepala sekolah."Baru saat itulah aku sadar kalau wajah Nathan memang mirip dengan kepala sekolah. Mungkin kepala sekolah khawatir aku kesulitan berbaur, jadi sengaja meminta Na

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status