Mag-log in"Maaf, Ra... Abang nggak bermaksud berbuat gituan... Abang nyesel, Ra..." lirih Raiyan yang sudah sadar kalau ia hampir saja menodai adik sepupunya sendiri. "Jangan pernah ikut campur lagi kehidupan gue lagi, Bang! Selama ini gue kira lo cowok baik, tapi nyatanya lo cowok paling gila yang pernah gue temui!!!" ujar Zahra dengan kedua bola mata berkaca-kaca. Setelah berkata seperti itu, ia pun membalikan badannya dan pergi meninggalkan Raiyan sendirian di taman. Bugh!!Bugh!!Bugh!!Berkali-kali Raiyan meninju pohon besar yang berada di hadapannya. Tatapannya tajam, seolah ada penyesalan yang ia rasakan, terlihat dari sorot matanya yang tajam dan penuh kesedihan. "Lo bego banget si!!! Kenapa lo hampir ngelakuin gituan!!" teriaknya sambil berkali-kali memukuli pohon itu. Ia sama sekali tak peduli dengan punggung tangannya yang terluka. Baginya, rasa sakit itu tak ada apa-apa dibandingkan dengan hatinya yang semakin terluka. "Lihat! Gara-gara lo Zahra jadi menjauh! Lo bego banget si
"Aku mau nikah sama Nandra, Kek."Deg!Semua orang langsung menatap Zahra dengan tatapan penuh keseriusan. Ucapan dari Zahra begitu tiba-tiba baginya, terutama bagi Raiyan. "Kamu yakin, Ra? Apa kamu udah pikirin ini baik-baik? Abang nggak mau loh kalau kamu nyesel. Kalau kamu nggak yakin, bilang sama Abang. Pasti Abang bantu kok buat batalin pernikahan ini," kata Raiyan sambil menatap netra mata kecoklatan milik adik sepupunya. Zahra mengangkat kedua sudut bibirnya, menatap wajah Raiyan dengan wajah tenangnya. "Yakin kok, Bang.""Tuh kan, Zahra mau kok nikah sama Nandra. Jadi kalian nggak punya hak buat ngelarang." Faisal kembali percaya diri setelah mendengar perkataan dari putrinya yang membuat hatinya merasa jauh lebih lega. "Ikut Abang sebentar!" ujar Raiyan sambil menarik pergelangan tangan Zahra dengan cukup erat. Lalu lelaki itu pun membawa Zahra ke taman samping rumah, tempat yang cukup tenang. Setelah mereka berdua sampai di taman, Raiyan melepaskan tangan Zahra. Menatap
"Zahra... kamu nggak perlu takut buat berkata jujur. Ada aku kok yang akan nikahi kamu. Jadi lebih baik kita ceritakan sejujurnya kalau kemarin kita pernah ngelakuin gituan di rumah tua itu."Deg!Zahra langsung menatap Nandra. "Lo gimana si? Bukannya cerita yang jujur, ini malah ngarang cerita. Sejak kapan gue sama lo gituan? Tolong lah, Ndra... Lo cerita aja yang jujur, nggak usah pakai ngarang segala!" "Udahlah, Ra.. mending kita jujur aja. Kita udah kepergok juga, mau ngelak juga nggak bisa." kata Raiyan dengan santainya, hal ini langsung membuat hati Zahra mendidih. "Kami berdua ngaku salah, Om. Maka dari itu saya mau tanggung jawab. Saya akan nikahi Zahra," lanjut Raiyan sambil menatap Faisal dengan wajah penuh keseriusan. "Aku nggak mau, Yah. Aku nggak mau nikah sama Nandra. Kami nggak ngelakuin apa-apa. Yang Nandra katakan itu semuanya bohong, Yah!" bantah Zahra. Bagaimana ia bisa menikah dengan orang yang tak dicintainya? Prinsipnya ia ingin menikah dengan orang yang ia ci
"Kamu mau nikahi Zahra? Iya?! Ingat dia itu adik kamu, Raiyan!" "Ralat, adik sepupu, Bu. Kalaupun Nandra nggak bersedia, aku siap kok nikahi Zahra!" Raiyan menatap semua orang dengan wajah tegasnya."Gak boleh! Kalian nggak boleh menikah! Kalian ini adik kakak!" seru Faisal dengan nada lantangnya. Bahkan ia berucap seperti itu dengan badan yang sudah berdiri tegap. Matanya menatap Raiyan dengan penuh ketegasan dan wibawanya. "Kalau om nggak ngizinin saya nikahi Zahra, terus siapa dong yang mau nikahi Zahra? Bocah ingusan ini?" kata Raiyan dengan lirikan mata sinis nya yang mengarah ke Nandra. "Maksud lo apa, HAH?!!" karena tak terima, Nandra beranjak dari tempat duduknya dan langsung mendorong tubuh Raiyan. Sementara Raiyan, lelaki itu tetap tenang walaupun rasanya ingin meledak-ledak. "Lo remenin gue? Lo pikir gue cowok pengecut yang nggak mau tanggung jawab?!!" Lanjutnya dengan nada tingginya. Raiyan tak membalas, lelaki itu menatap Faisal. "Om lihat kan? Cowok kayak dia nggak
"Gimana rasanya, Ra? Apa kamu mau lagi? Abang bisa wujudin kok."Deg!'Kok tiba-tiba suasananya nggak enak gini setelah denger ucapan bang Raiyan? Jangan bilang kalau dia...' pikir Zahra dalam hatinya, lalu ia pun menarik selimutnya dan langsung menampar pipi Raiyan. Plak!"Ingat bang! Kita ini sepupu!! Nggak boleh gituan!" "Terus kalau bukan sepupu boleh?" "Boleh kalau statusnya udah nikah! Kalau masih sama-sama jomblo no no no, dilarang keras!!!" "Yaudah, kita nikah aja yuk!"Plak!"Udah mending Abang keluar aja deh dari kamarku! Lama-lama kalau aku deket-deket sama Abang bisa ketularan mesum! Sana keluar!!!" Zahra mengusir Raiyan dan menyuruh pemuda itu untuk segera keluar dari kamarnya. "Iya-iya! Semalam katanya pengin ditemani, tapi giliran udah disini suruh pergi," gumam Raiyan pelan sambil tetap berjalan meninggalkan kamar adik sepupunya. "Siapa suruh pikirannya mesum!!!" teriak Zahra, namun sama sekali tak dipedulikan oleh Raiyan. Pemuda itu masih tetap berjalan, dan men
Tanpa pikir panjang, Zahra memeluk tubuh Raiyan dengan sangat erat sambil menyembunyikan wajahnya di dada kekar milik Raiyan. Sementara Raiyan berusaha untuk tetap tenang saat mendapatkan perlakuan seperti itu dari Zahra. 'Tenang, Raiyan. Ingat dia adik lo! Lo harus jaga dia sebaik mungkin!' batin pria itu sambil menenangkan dirinya. "Zahra?" panggil Raiyan dengan suara lembut sambil mencoba untuk melepaskan pelukan itu. "Pantesan nggak nyaut, ternyata udah tidur," gumam Raiyan sambil melihat wajah damai Zahra yang sudah tertidur dengan sangat lelap. Melihat wajah yang begitu meneduhkan, tanpa Raiyan sadari, pemuda itu mengusap lembut kepala Zahra sambil berkata. "Gue janji akan selalu ada di samping lo, Ra. Entah kenapa setiap gue dekat sama lo, hati gue jadi tenang. Gue pengin selalu jagain lo terus, gue juga sayang sama lo, bahkan bisa melebihi rasa sayang sebagai Abang sepupu.." Cup!Setelah berkata seperti itu, Raiyan mengecup kening Zahra cukup lama. Kemudian ia pun terlela







