Share

Pesanan Nesha

Keesokan harinya aku dan Alif pergi jalan-jalan karena besok sudah harus masuk kuliah lagi jadi tak mungkin bisa jalan-jalan kecuali nunggu hari Jumat.

Pertama-tama aku dan Alif pergi ke Taman Bungkul naik ojek, sampai ke jalan besar, aku memilih berhenti dan naik Bus Surabaya, aku dan Alif memilih keliling dulu sebelum akhirnya berhenti di dekat Taman Bungkul.

Untuk menggunakan Bus Surabaya tak perlu pakai uang, cukup bayar dengan botol bekas. Jadi lumayanlah hemat uang. Untung aku dan Alif setiap beli minuman botol, botolnya gak pernah di buang dan selalu di simpan sehingga bisa di manfaatkan di saat seperti ini.

Di Taman Bungkul, kami hanya sebentar, sekitar dua jam saja, lalu lanjut pergi ke Tugu Pahlawan. Di sana, aku bisa menikmati pemandangan yang bagus dan juga bisa melihat-lihat sejarah pahlawan, bahkan jika masuk ke museum, kita bisa melihat berbagai macam peralatan pahlawan yang di simpan baik sampai sekarang.

Setelah puas melihat-lihat Tugu Pahlawan, aku mengajak Alif untuk pulang karena jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang, sebelum pulang, aku dan Alif mampir di warung pinggir jalan untuk mengisi perut yang sudah mulai keroncongan lalu lanjut cari masjid terdekat untuk sholat dhuhur.

Selesai sholat, aku dan Alif langsung mampir ke pasar dulu untuk membeli 30 dus roti, sama 50 selai dengan varian rasa, mentega dan juga sama susu, keju dan misis. 

Untuk mengangkut semua belanjaan itu, aku menyewa jasa pengantar barang. Lalu setelah selesai belanja kebutuhan untuk jualan nanti malam, aku dan Alif pun langsung pulang dan tak lagi mampir kemana-mana.

Sesampai di kos-kosan, aku dan Alif langsung menitipkan semua barang itu di ruang yang kosong alias gudang. Kebetulan Ibu Kos yang baik hati, mengizinkan ruangan itu di pakai olehku dan Alif. Tapi walaupun gratis, aku tetap membayarnya sebesar 100 ribu perbulan.

Setelah memasukkan semua barang, aku dan Alif pun memilih untuk masuk ke kamar masing-masing.

Walaupun hari ini sangat lelah, tapi aku puas bisa jalan-jalan. InsyaAllah hari Jumat nanti aku mau ke kebun binatang dan hari Sabtu aku mau ngajak Alif ke Stadion Surabaya karena selama ini aku hanya lihat Stadion Surabaya hanya lewat tivi saja dan hari Minggunya, aku mau ngajak Alif ke Mall.

Aku memutuskan untuk mandi dulu sebelum istirahat, karena bauku terlalu kecut karena seharian berpanas-panasan hingga menimbulkan bau keringat yang menyengat.

Setelah mandi, barulah aku langsung tidur sebentar.

Namun belum juga aku terlelap, Hpku berbunyi dan ternyata ada telfon masuk dari Nesha.

Aku pun segera mengangkatnya.

"Hallo," sapaku lebih dulu. Aku tak ucap salam karena Nesya beragama Kristen. Jadi aku lebih memilih dengan sapaan kata Halo.

"Hey, Ham. Lagi apa?" tanyanya.

"Gak ada, cuma tiduran aja," jawabku tak mungkin aku bilang kalau aku mau tidur siang, tak enak hati aku untuk mengatakannya.

"Ohhh, aku fikir lagi apa. Oh ya tadi aku kayak lihat kamu di Taman Bungkul, kamu tadi ke Taman Bungkul?" tanyanya.

"Iya, tadi aku sama Alif kesana," jawabku sekenanya. Aku berusaha untuk jaga hatiku agar tak semakin menaruh rasa padanya, namun aku juga tak mungkin untuk terlalu jaga jarak karena itu pasti akan membuat dia sedih.

"Emm, aku tadi mau menghampiri kamu. Cuman aku takut salah orang, nanti aku malu. Soalnya kan kamu pernah bilang, kalau kamu sama Alif gak pernah kemana-mana kecuali cuma di kosan, jualan sama ke pasar," ujarnya.

"Iya, aku dan Alif bosan di kosan terus, jadi aku memutuskan untuk jalan-jalan mencari pengalaman," balasku.

"Iya emang harus seperti itu, apalagi kamu kan masih muda, harus banyak jalan-jalan dan berwisata biar pengalamannya pun semakin luas. Gak melulu di kosan. Nanti bisa jenuh," sahutnya.

"Oh ya nanti malam kamu jualan, kan?" tanyanya lagi.

"Iya, aku dan Alif jualan," jawabku.

"Kalau gitu nanti aku kesana ya, aku mesan 200 bungkus. Aku jemput sekitar jam 8 malam,"

"Kog banyak, emang buat apa?" tanyaku.

"Rahasia hehe,"

"Haha oke deh. Nanti aku siapkan, rasa apa?" tanyaku.

"Rasa apa ya enaknya? Keju sama coklat dan kacang 50 bungkus. Selai melon sama stroberi 50 buah. Terserah kamu dah, pokoknya nanti kamu bedakan aja ya, biar nanti aku gak bingung. Soalnya ada yang suka keju, ada yang enggak," jawabnya seperti orang kebingungan.

"Baiklah, aku mengerti. Ada lagi?" tanyaku.

"Enggak ada. Iya sudah aku matikan ya, sampai jumpa nanti malam," tuturnya lalu langsung mematikan telfonnya.

Nesha, asal kamu tau, setiap kali aku denger suaramu, hatiku selalu bergetar, setiap kali melihat wajahmu, jantungku berdebar-debar. Nesha, aku tak bisa membohongi diriku, aku mulai jatuh cinta sama kamu. Tapi kenapa kita harus berbeda keyakinan? Kenapa? Di saat aku merasakan jatuh cinta, kenapa harus jatuh cinta sama wanita yang berbeda agama. Aku tak mungkin membiarkan rasa ini terus tumbuh tapi aku juga gak tau bagaimana cara untuk melupakanmu, bagaimana cara agar rasa yang aku rasakan saat ini bisa hilang 

Nesha, baru beberapa bulan, kamu sudah mampu membuatku seperti ini. Lalu bagaimana jika sampai 4 tahun lamanya? Akankah aku mampu mengendalikan perasaanku.

Nesha, maafkan aku jika aku mulai sekarang akan berusaha untuk jaga jarak. Aku tak mau kita semakin dekat karena itu bisa melukai hatiku nantinya. Aku juga tak mau mengecewakan Allah, mengecewakan ayah dan ibuku karena aku memilih wanita yang salah.

Aku harap kamu mengerti apa yang aku rasakan.

Aku pun menghubungi Alif lewat chat dan memberitahu tentang Nesha yang memesan roti bakar sebanyak 200 bungkus.

"Lif, Nesha mesen roti bakar nih 200 buah mau di ambil jam 8 malam," ketikku. Untung dia lagi online pasti dia sibuk main game.

"Wuih banyak banget, buat apa?"

"Aku enggak tau, katanya rahasia,"

"Tadi juga Mbak Nining mesen 5, katanya mau di ambil jam setengah tujuh. Terus Kak Febby, dia juga mesen dua, nanti di jemput sama gojek, sama Mbak Laila mesen satu. Terus Mas Robby mesen 10, katanya mau di jemput jam 7 sama temennya yang namanya Mas Ben. Terus, temen kita. Jeri juga mesen 3,"  ketik Alif memberitahu. Dia emang suka menyimpan nomer yang suka langganan roti bakar.  Dan memang nomer yang di pampang di banner dan brosur juga nomernya Alif. Makanya kalau ada yang mesen pasti ke Alif. Sedangkan nomerku, hanya orang-orang tertentu saja yang tau karena memang aku kurang suka jika nomerku tersebar. Beda sama Alif yang ramah dan selalu ada waktu buat mereka yang chat Alif.

"Waduh terus gimana ini enaknya, kalau kita berangkat habis Maghrib, kayaknya waktunya kurang," balasku.

"Kita berangkat jam 4 aja. Nanti sholat Maghribnya deket taman, kan di situ ada Musholla, di depannya Ibu Salimah,"

"Iya deh, nanti jam 4 berangkatnya ya. Untung tadi kita sudah belanja banyak, kalau gak belanja mungkin kita kelabakan hehe,"

"Iya bener."

Aku dan Alif pun akhirnya malah chatan hingga adzan Ashar berkumandang. Walaupun bersebelahan tapi Alif jarang ke kamarku, mungkin ia tahu aku tak suka kamarku kotor dan juga aku butuh waktu sendiri untuk istirahat.

Aku dan Alif lebih sering berkomunikasi lewat chat kalau sudah berada di kosan.

Setelah adzan Ashar selesai berkumandang, aku langsung melakukan kewajibanku yaitu melakukan sholat 4 rakaat dan lanjut membaca Al-Quran.

Selesai membaca Alquran, barulah aku bersiap-siap untuk mencari rezeki agar aku bisa nabung dan bisa mengirim uang buat Abi dan Umi di kampung. Serta bisa membiayai semua biaya kuliah dan kehidupanku di sini.

"Ham, kamu dah siap belum?" tanya Alif yang ternyata sudah lebih siap, lebih dulu dari pada aku.

"Iya bentar," jawabku sambil membukakan pintu.

"Masuk dulu," ucapku dan Alif pun masuk dan duduk di karpet yang aku beli beberapa bulan lalu sehingga jika ada tamu, misalnya. Tak perlu lagi duduk di lantai yang dingin.

"Kamu masih lama gak?" tanya Alif.

"Udah kog," jawabku yang tinggal pakek jaket.

"Ayo," ajakku. Aku emang pakai jaket karena kadang kalau malam dingin, tapi nanti sampai di taman, pasti aku buka. Ya kali jualan pakai jaket, pasti sumuk banget.

Setelah itu aku dan Alif pun berangkat. Aku mengambil beberapa kardus roti dan menaruhnya di gerobak begitupun dengan selai, mentega, susu, misis, keju dan yang lainnya. Jika nanti rotinya kurang, aku bisa minta tolong Alif untuk mengambilnya ke sini. Karena jika di bawa semua pun juga tak mungkin, karena gerobaknya yang mungil.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status