Ayo, kuantarkan kau ke kampus"
"Baiklah"
"Liana...!!! Liana!!" Dari dalam terlihat Dilara berjalan cepat ke arah mobil Azfer
"Ini untuk makan siang, kamu belum sembuh, jadi kamu harua hati-hati juga makanannya"
"Terima kasih bu" jawab Liana berbinar binar menerima sekotak makan.
"Hati hati Azfer" kata Dilara pada anak laki-lakinya itu
"Baik ma" lalu mereka masuk ke dalam mobil, dan mobil itu melaju meninggalkan pekarangan rumah, Liana dan Azfer melambaikan tangan mereka Kepada Dilara sekilas.
--
"Terima kasih tumpanganya" kata Liana setelah sampai
love ya
Azfer pov Dugaanku salah ternyata selama ini, ku kira setelah Canzu meninggal bisnis ilegal itu akan hancur, ternyata tidak, aku baru saja menerima laporan bahwa bisnis itu tetap berjalan seperti biasa lancar-lancar saja, siapa mafia dibalik bisnis ilegal itu selain Canzu Kocozulgu, aku lalu tiba-tiba teringat, tembakan yang pas mengenai kepala Canzu, membuat gadis cantik itu langsung limbung dan melepaskan nyawa saat itu juga, tembakan itu seperti tembakan sniper jarak jauh, karena target yang tak meleset dan pas pada titik vital kepala, tembakannya pun konsisten. "Ini abi semua foto foto dan hasil forensik Canzu" Ismet meletakkan dokumen dimejaku didepanku saat ini. "Kenapa abi" Ismet bertanya tentu dia tahu, aku dalam banyak pikiran akhir akhir ini.
Author POV Flash back Cerita Ipek Wanita cantik berdarah Turki Rusia itu baru saja selesai dari kamar mandi. Rambutnya masih basah, ia mengambil peralatan pengering rambut yang biasa ia letakkan dimeja rias, lalu dia menancapkan colokanya pada tempatnya lalu mesin berbunyi nyaring mengeluarkan hawa panas. Dia mengoyang goyangkan diatas kepalanya sambil menyisir rambutnya pelan. Dreeetttttt dreeettt dreeettt Bunyi ponsel nya bergetar dimeja nakas, ia meletakkan hairdyernya ke rak rias dan segera ke meja nakas. Mengambil ponselnya ternyata sebuah massange masuk. Azfer : "Ipek, tolong aku, aku baru saja dikeroyok oleh orang tak dikenal disebuah bar di kawasan XXX , cepat
Author POV "Begitulah" kata Xavi mengakhiri cerita panjangnya. Liana menangkap sesuatu inti dari semua cerita Xavi yang panjang itu. "Jadi anda melindungi Azfer sejak lama?" Pertanyaan itu langsung membuat Xavi memandangi tajam Liana didepanya kini. Tatapanya sulit untuk diartikan oleh Liana, begitupun Azfer dia tidak menduga akan mendapatkan inti dari semuanya dari pertanyaan Liana barusan. Yang dipandangi tajam dua orang Turki itu tersenyum, Liana tersenyum. "Nona Xavi mencintai pak Azfer?" Kini pertanyaanya jelas, jelas sekali dan Azfer belum sempat memberitahu Liana kenyataanya, tapi gadis itu dengan cerdasnya menangkap dari cerita panjang Xavi, yang mendapatkan pertanyaan lebih ekstrim itu terlihat mukanya mem
Author POV Malam pesta "Baju ini cocok untukmu An, navy simple, akan bagus" Pelin berkata. Sekarang mereka sedang dirumah Elif, dan Elif sudah siap dengan semuanya tinggal Ana dan Pelin. Ana melihat sekilas baju yang ditawarkan pelin simple sekali, berlengan panjang model korea dan simpel. "Rasanya aku harus make up kamu deh, dandanan kamu enggak banget" kata Pelin, Ana melotot dan sekarang dia harus pasrah di tangan Pelin, permintaan Pelin sulit untuk ditolak. -** Elif, Pelin dan Liana sudah siap, mereka menunggu Mert untuk menjemput mereka. "Lihatkan hasil karyaku bagus sekali" bangga Pelin pada Elif "Hem, harus ku akui karyamu sekarang luar biasa" tambah Elif yang pasrah sudah dikrecoki sahabatnya satu itu. Dari tadi, dia kalah telak karena make up pada wajah Ana, sangat luar biasa natural dan cantik. "Berapa jam kita disana?" Tanya Liana pada akhirnya, dia sudah tidak membayangkan bagaimana dia dis
Author POV - Hari Wisuda - Wajah cantik itu telah berpose dengan senyumanya yang merekah indah, Elif dan Pelin disampingnya lalu dia mengangkat ponselnya dengan antusias. "Halo ibu!!!" Liana berteriak bahagia. //Hai sayang,, ibu turut bahagia melihat anak ibu yang cantik ini wisuda// Liana mengangis bahagia, dia duduk dikursi yang telah ditinggalkan orangnya entah kemana. "Ibu, ibu harus foto sekarang, nanti Liana edit biar kita satu frame ya ibu" //Tentu nak// jawab wanita paruh baya itu menangis juga. "Ana kangen ibu" //Ce
Azfer pov Aku sudah menebak jika akan bertemu Ipek di kampus Liana. Aku pernah bertemu denganya di acara Liana pesta. Aku begitu terkejut menemuinya disana, sejauh ini tidak ada tanda-tanda dia muncul kembali, tapi saat itu aku tidak mau mengabaikan Ana. "Apa kabar fer?" Tanya Ipek setelah berhenti disebuah sudut taman ini, ia memandangku tajam kini. Tentu dengan banyak pertanyaan. "Baik, sangat baik" jawabku, mungkin dia sudah tau arti dari jawabanku. Tapi aku tidak lagi bisa menyalahkanya atas patahnya hatiku. Setelah aku mendengarkanya dari Xavi, bagaimanapun Canzu berperan menyingkirkan Ipek. "Hem, kita tidak sempat menyapa dipesta kemarin?" Basa-basinya. Aku mulai tidak suka dengan sesuatu yang berbelit-belit.
Author POV Liana sudah sempurna, dia hanya akan membawa Azfer makan ke restoran indonesia, Liana kenal orang yang punya restaurant, dia sering ke KBRI Istanbul. Liana Duduk santai sambil mengutak atik ponselnya. Dia lirik jam tanganku sudah pukul 09.00 pm,Liana segera mengambil ponselnya, dia mengirim massage pada Azfer, dia ketik tapi dia sedikit berhenti, lalu dia menghempaskan pantatnya disofa, Liana tidak ingin terjadi sesuatu sampai membuat Azfer tidak konsen nyetir tiga puluh menit kemudian, akhirnya dia berpikiran untuk kesana dulu, lalu dia keluar untuk memesan taxi, taxi kuning melaju cepat ke arah utara. Liana melangkahkah kakinya ke pintu restaurant itu, dia memandang berkeliling restoran tersebut, hari cukup ramai sepertinya sehingga semua tempat hampir penuh. "Haiiii Lian!!!" Teriak seseo
Author POV "Hai?" Sapa Ipek didepan Azfer. Mereka sudah disebuah cafe di pinggiran selat Bosporus, mata Azfer mengerjap beberapa kali, dalam gengaman wanita cantik asli Turki ini adalah seorang pria kecil berusia sekitar dua tahun. Azfer kemudian tersenyum pada Ipek dan ia melirik pada laki-laki kecil yang Azfer tebak adalah anak ipek. "Hai ganteng?" Sapa Azfer ramah dengan senyuman lebarnya. Ipek tersenyum sekilas mendapati respone Azfer terhadap Arion. Anak hasil dari pernikahan Ipek dengan pengusaha asal Yunani. "Ayo beri salam untuk paman" kata Ipek sedikit berjongkok disamping Arion. "Senang bertemu denganmu paman" katanya dengan terbata, anak itu kemudian mencium kedua pipi Azfer, Azfer sendiri s