"Buka bajumu!"
Deg
"Hhhh, apa?"
Lola terperanjat kaget, tak menyangka apa yang baru saja didengarnya, terlontar dari pria dihadapannya.
"Kau sudah dengar apa yang aku katakan, apa belum jelas perintahku?" pria dihadapan Lola duduk begitu tenang tanpa ada beban setelah mengutarakan perintahnya.
Glek
Lola hanya mampu menelan salivanya. Sungguh dia tidak menyangka akan mendapatkan perintah seperti ini.
"Kalau kau tidak sanggup melakukannya segera keluar dari ruangan ini!" jawab pria yang masih duduk di tempatnya dan menatap Lola dengan pandangannya yang dingin, dan dia sepertinya tidak peduli kalaupun Lola tidak ingin menuruti perintahnya.
"Eh, itu ... apa aku harus membuka pakaianku?Kita kan baru kenal." Lola akhirnya memberanikan diri memberikan pertanyaan pada pria di hadapannya
"Hmmm ... apa? baru kenal? Hah, aku tidak mengenalmu."
DOEEEENG!
Sungguh jawaban yang tidak pernah terpikirkan oleh Lola akan diberikan oleh pria itu di hadapannya.
"Ehm ... tapi kan tadi kita sudah berkenalan Om, waktu aku masuk ke ruangan ini!" Lola mencoba untuk membela dirinya.
"Aku hanya menanyakan namamu dan aku hanya menyebutkan namaku. Tapi kita tidak saling kenal satu sama lain!" jawab pria itu lagi, lalu tangannya kembali menuju ke arah pintu, "aku disini tidak untuk diwawancarai olehmu. Kalau kau tidak sanggup untuk melakukan permintaanku, sebaiknya kau keluar dari ruangan ini."
"Eh, itu ... tunggu bentar Om." Lola kali ini benar-benar berpikir sambil menatap pria di hadapannya.
"Satu menit. Kalau satu menit kau tidak bisa mengambil keputusan sebaiknya segera keluar dari ruangan ini!" perintah pria yang dipanggil oleh Lola dengan panggilan Om. Sebenarnya pria berjas biru dongker, belum terlalu tua juga. Usianya mungkin berbeda kurang lebih lima belas tahunan dari usia Lola yang masih delapan belas tahun
"Eh, iya ... tapi boleh nggak kalau aku tanya satu pertanyaan lagi?" Lola langsung memberikan pertanyaan karena tidak ingin kehabisan waktunya
Pria yang masih duduk dengan tenang itu, tidak menjawab, hanya menatap Lola
"Om, ehm ... apa Om baru mau menjadi sugar Daddy ku kalau aku melepaskan pakaianku sekarang?" dengan suara agak ragu, Lola mengutarakan pertanyaannya
Dan tanpa malu-malu, pria itu menganggukkan kepalanya.
"Ya iyalah! Masa iya aku mau memeliharamu kalau aku tidak tahu bagaimana dalaman mu?" jawabnya singkat, padat dan jelas. Tidak ada basa-basi dan langsung pada intinya
"Ehm ...." Kata itu saja yang bisa diutarakan oleh Lola sambil menelan Saliva nya, mencoba berpikir cepat apa yang bisa dilakukan olehnya
'Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa memang begini cara pemilihannya agar dia mau menjadi sugar Daddy ku? Hmm ... aku sudah terlanjur sampai disini dan aku tidak bisa menyerah sekarang,' gumam Lola di dalam hatinya mencoba meyakinkan dirinya sendiri untuk melakukan apa yang diminta oleh pria yang ada di hadapannya.
"Om Broto sangat menyayangiku. Dia nggak segan-segan ngasih aku semua yang aku butuhkan. Bahkan dia ga perhitungan! Jauh banget dibandingin papa aku yang selalu itung-itungan."
"Om Bram juga sama. Dia sayang banget sama aku. Malahan Apartemen ini dia beli khusus buat aku. Awalnya aku pikir cuma dipinjemin buat tinggal aja, eh taunya aku dikasih sureprise dong! surat-surat apartemennya, semuanya udah atas nama aku!"
"Ya ampun guys! Om Tito tuh sangat ngedukung Karir aku! Lihat deh! aku dapat kontrak untuk iklan produk sabun dan nilainya lebih dari lima ratus juta."
Obrolan Lola dengan tiga sahabat terdekatnya, yang memang sengaja mencari pacar sementara, om-om kaya raya dan bisa memenuhi semua kebutuhan mereka. Melly yang memiliki kesulitan ekonomi sangat terbantu dengan om Broto yang mau membiayai semua kebutuhan pendidikannya. Rina yang memiliki gaya hidup glamor tapi orang tuanya hanyalah pegawai biasa, tak bisa memenuhi kebutuhannya, sehingga perkenalannya dengan Om Bram bisa membantu Rina memenuhi hasratnya bemiliki barang-barang branded. Tak jarang Om Bram juga sering mengajaknya jalan-jalan ke luar negeri. Sedangkan Dea yang memang memiliki impian untuk menjadi artis terkenal, sangat terbantu oleh om Tito. Sehingga sekarang banyak sekali job bertaburan untuknya. Dan yang paling penting, yang ditekankan oleh mereka adalah para sugar daddy nya sangat menyayangi dan memanjakan mereka, selalu berusaha untuk memenuhi semua keinginan dan harapan mereka, membuat hati Lola berdecak, iri.
"Ehm ... dari mana kalian bisa kenalan sama Om kalian itu?" Lola bertanya berpura-pura cuek tapi penasaran dengan kenalan teman-temannya.
"Dari mami."
"Mami?" Lola bertanya balik pada tiga sahabatnya
Mereka menganggukkan kepalanya
"Mami Ajeng yang kenalin kita sama kesayangan kita!" jelas Dea menjawab pertanyaan dari Lola, sambil menunjukkan akun media sosial milik mami Ajeng.
Lola hanya melirik dan menganggukkan kepalanya masih seakan hanya sepintas lalu, tapi sebetulnya dalam hati Lola memendam suatu perasaan yang tidak diucapkan kepada tiga sahabatnya
"Ehm ... apa kalian yakin kalau sama om om kalian itu, dia lebih sayang dan perhatian dibandingkan kalau kita pacaran sama yang seumuran?" Lola nyeletuk tapi berusaha untuk tidak terlihat serius dan matanya masih menatap ke buku yang sedang dipegangnya
"Ya iyalah! kalau pacaran sama yang seumuran kamu bisa dapat apa, Lola? Paling cuman dapat kata Cinta doang. Kalau sama om-om itu, selain dapat kata cinta juga bisa dapat semua yang kamu inginkan."
"Apa mereka bisa kasih kita kasih sayang juga?" Lola bertanya menyelidik
"Iyalah!" Melly menjawab cepat
"Bukan cuman kasih sayang doang, semuanya!" Rina menimpali
"Pokoknya kalau Om kesayangan udah sayang banget sama kamu, maka kamu bisa dapat apa aja Lola! Bukan cuman kasih sayang, mungkin kalau mereka sanggup, bisa memberikan dunia padamu!" celetuk Dea penuh penekanan di wajah dan suaranya
"Seriusan?" Lola menaruh bukunya dan menatap ketiga sahabatnya, sangat tertarik!
Mereka bertiga menganggukkan kepalanya
Glek
Lola menelan salivanya, pikirannya kemudian melayang-layang memikirkan semua yang dikatakan oleh teman-temannya.
"Mami Ajeng!" gumam Lola dalam hatinya mengingat-ingat nama yang tadi disebut oleh teman-temannya.
"Apa benar yang dibilang oleh mereka kalau om-om itu sangat perhatian dan sayang pada kita?" gumam Lola lagi dalam hatinya masih sangsi dengan kalimat yang diucapkan oleh teman-temannya, tetapi ada rasa penasaran sehingga Lola memberhentikan Mobilnya di bahu jalan dan membuka handphone-nya
Klik
Lola membuka kunci handphonenya lalu membuka Instagramnya dan mencari nama 'Mami Ajeng' sesuai dengan yang dikatakan oleh ketiga temannya
'Hoaaaaah ... semua foto-foto di i*******m-nya cuman berisi cewek-cewek seksi. Banyak sekali! " celetuk Lola bicara sendiri di dalam mobilnya dan untuk sepuluh menit pertama Lola hanya menscroll I*******m Mami Ajeng, kepo. Lalu lima menit setelahnya, Lola hanya melihat kontak yang ada di i*******m untuk menghubungi mami Ajeng. Ada ragu awalnya, tapi hatinya semakin memaksa tangan Lola untuk menghubunginya.
*
"Waktumu sudah habis! Silakan keluar! " perintah pria yang ada dihadapan Lola. Satu menit Lola hanya sempat memikirkan awal mula dia berada di ruangan tempatnya berada sekarang. itu membuat Lola lupa kalau saat ini ada orang yang sedang menunggunya menentukan keputusan
"Eh tunggu Om! Ehm ... aku setuju. aku akan buka sekarang."
'Kenapa kejam banget sikapnya ke Bang Rey? Apa papa gak liat orang disampingku sangat serius punya niat serius dan perhatian padaku?'Sayangnya Rudi, papa Lola sudah sangat membencinya sehingga tidak ingin berlama-lama mendengarkan Reynald yang membuat hati Lola perih. Reynald sudah menunjukkan kasih sayangnya pada Lola dan perhatiannya yang begitu besar. Kenapa papanya tetap tak mau mendengarkannya dan tergugah hatinya?Lola tak mengerti. Tapi ini sangat menyakitkan bagi Lola."Baiklah kalau memang itu mau Anda!" Reynald bicara lagi."Saya yakin orang seperti Anda tidak mungkin Lost dan tidak memperhatikan Lola bukan? Anda pasti tahu kalau saya membawanya. Jam setengah delapan sekarang, tak mungkin Anda masih ada di rumah Anda," sindir Reynald yang sengaja ingin menunjukkan pada Lola kalau orang tuanya sudah tahu tentang kedatangan mereka."Apa maumu?"Tak menjawab, Rudi malah terlihat makin sinis."katakan saja apa maumu dan jangan menghabiskan waktu ku""Freddy, tunjukkan pada mer
"Bang Rey, tapi--"Lola ingin mengelak permintaan dari seseorang yang sangat dicintainya itu.CUP!"Aku tahu kamu nggak akan tenang. Kamu takut orang tuamu akan menyanggah lagi dan membuat masalah denganku bukan?"Ya jelas Lola mengangguk karena itu semua sesuai dengan ketakutan yang ada dalam benaknya"Udah, nggak usah khawatir, Lola! Aku tahu apa yang harus kulakukan dan tidak ada yang bisa membuat masalah denganku, Lola! Tenang saja." Reynald ingin meyakinkan dan tak mau Lola banyak pikiran."Tapi Bang Rey?""Lola, kalau kita nggak ketemu sama orang tuamu dan menyelesaikan masalah ini. kita tidak bicarakan dengan mereka baik-baik. Ya jelas saja semua ini tidak akan pernah selesai. Ujungnya mereka akan mengejar-ngejar aku atau mereka akan membuat masalah dengan pernikahan kita. Dan ini juga akan membuat mereka benci pada kita! Mau sampai kapan semua kebencian ini diteruskan?"Kini Reynald memegang wajah Lola dengan kedua tangannya mencoba meyakinkan wanitanya saat mata mereka bertau
"Yah, karena memang ayahku ingin kembali bersama ibuku Lola!""Eh, tunggu, tadi bukannya kata Bang Rey, ayah Bang Rey nggak bisa move on dari mamaku terus hubungannya papa bang Rey sama mamanya Bang Rey jadi berantakan?""Yep! Yang ku tahu begitu. Makanya aku dalam dilema saat tahu siapa kamu," jujur Reynald."Pertama, aku kesal dengan ayahku dan aku juga kasihan dengan ibuku. Kesal dengan ayahku karena dia lebih memilih ibumu sampai ibuku sakit makanya aku kecewa pada diriku kenapa aku bisa dekat dengan anak seorang wanita yang telah membuat keluargaku sendiri berantakan." Reynald diam sambil mengelus wajah Lola."Di sisi lain aku juga kesal karena aku tidak bisa berbuat apapun dan tetap harus mengikuti arah yang d
"Me-memang apa yang terjadi Bang Rey?" Lola takut-takut bertanya."Ibumu, Dia adalah orang yang membuat ayah dan ibuku berpisah!"Kaget Lola mendegarnya. Tapi dari pandangan mata Reynald pria itu tidak bercanda saat menjelaskan ini."Ibumu belum menikah dengan ayahmu. Dan dia adalah wanita yang sangat dicintai oleh ayahku sampai dia tidak bisa sama sekali melihat ibuku!" lalu Reynald menunduk dengan tawa yang masih tersemat di bibirnya"Ibuku sangat mencintai ayahku! Dia mencoba mengejarnya dan membuatnya mencintainya. Dia benar-benar tulus sekali padanya. Tapi sayangnya ayahku hanya melihat pernikahannya seperti pernikahan yang memang sudah dipersiapkan oleh keluarga kami. Hingga akhirnya dia berselingkuh di belaka
"B-bang Rey, udah gak benci aku lagi?""Hmm, sebenarnya aku membencimu ketika aku memikirkan tentang keluargamu dan orang tuamu."Reynald tersenyum yang lebih menyerupai ringisan dan menunjukkan rasa bersalah di wajahnya, sungguh sebuah senyum yang tak membuatnya bahagia."Tapi kau bukan mereka!" Reynald menyadari kesalahannya."Seharusnya aku sadar kalau aku tidak bisa melimpahkan semua emosi dan kemarahanku padamu, Lola." Reynald menggelengkan kepalanya pelan"Tapi kondisinya kemarin sulit sekali untukku Dan aku tahu itu juga sulit untukmu! Dan seharusnya aku memikirkan tentang dirimu aku tidak egois cuma aku tidak tahu bagaimana aku harus berpikir! Aku-- aku sudah menyia-nyiakanmu, Lola. Aku tahu seharusnya tidak semudah ini aku minta maaf padamu setelah apa yang sudah kulakukan padamu.""Bang Rey, hhh!""Hey jangan menangis sayang!"Reynald dengan lembut mengusap air mata itu dan dia mendekat kepada Lola menempelkan bibirnya di wajah tepat di mana tadi dia menggerakkan tangannya m
"Apa kau sudah menyelidiki teman wanitanya tadi? kalau dia adalah gadis baik-baik saja dan tak ada intrik apapun, Ferry?"Bukan masalah apa yang ada di perekam suara yang masih di pegang Ferry, ajudannya yang ditanyakan pria itu."Sudah Tuan Reynald.""Bagaimana hasilnya?"Reynald justru mengkhawatirkan yang lain!Dan selama ini memang dia selalu saja memperhatikan wanita yang sudah pergi dengan bus itu. Tapi tentu saja dia melakukannya diam-diam supaya semua gerak-geriknya tidak diketahui oleh asisten kakeknya."Dari hasil pantauan orang suruhan saya, tidak ada yang terlalu aneh padanya. Gadis itu normal seperti kebanyakan mahasiswa pada umumnya. Semua terlihat baik-baik saja tapi saya juga tidak tahu dengan siapa saja dia berkomunikasi. Hanya saja, Lola sepertinya cukup dekat dengannya dan banyak bicara dengannya. Mungkin satu-satunya cara kita mengetahui bagaimana hubungan mereka dari rekaman ini?""Hmm. Tadi dia pergi ke arah sana! Apa kau sudah menyuruh orangmu untuk mengikutiny