Share

Menunggu Jawaban

Sesuai perintah ibunya, Sarah menghubungi sepupunya yang bernama Indri. Dulu sewaktu kecil, Indri pernah dititipkan ke ibu Sarah dan diasuh hingga remaja kemudian setelah dewasa, Indri kembali diambil orangtuanya untuk dikuliahkan di kota tempat mereka tinggal.

"[Selamat sore mbak Indri, ini saya Sarah, anak bu Lia]" isi pesan Sarah yang dikirimkan ke Indri, sepupunya.

Lama tak mendapat balasan, Sarah merasa ada kecemasan menyelimuti pikirannya. Beberapa saat kemudian dia melihat ponselnya untuk mengecek apakah ada pesan balasan dari Indri. Namun ternyata tak ada pesan satupun yang masuk. Selang beberapa saat kemudian, Sarah kembali mengecek ponselnya namun tetap belum ada balasan dari sepupunya itu. Sarah merasa putus asa. "Apakah mbak Indri tidak menerima pesan yang kukirimkan? Atau mungkin mbak Indri berubah pikiran untuk membantuku?" gumam Sarah dalam hatinya. Pikirannya mulai menerka-nerka segala kemungkinan. Sarah bertarung dengan asumsi-asumsi yang berkecamuk di pikirannya hingga akhirnya dia tertidur.

***

Esok paginya saat bangun tidur, Sarah kembali mengecek ponselnya. Ada 1 pesan diterima. Sarah bergegas membukanya dan ternyata pesan itu dari operator telepon yang sedang mempromosikan nada sambung pribadi. Sarah mulai kecewa karena tak kunjung mendapat balasan dari sepupunya. Kemudian dia meletakkan ponselnya dan pergi ke kamar mandi lalu membantu ibunya menyiapkan sarapan.

Setelah selesai sarapan, Sarah pergi ke kamarnya untuk membuka email barangkali ada pemberitahuan dari kampus lain. Saat membuka ponselnya dia melihat ada 1 pesan masuk dan ternyata itu dari sepupunya.

Dengan gugup Sarah membuka pesan dari Indri yang isinya "[Maaf ya Sarah saya baru membalas pesan kamu karena kemarin saya begitu sibuk menangani sebuah proyek. Saya sudah mendengar dari ibu kamu bahwa kamu diterima di Universitas X namun kamu kesulitan membayar uang masuknya.]"

"[Benar mbak. Sebenarnya saya malu karena harus mengatakan ini. Tapi ibu saya begitu ingin saya bisa melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.]" jawab Sarah dengan polosnya.

"[Iya Sarah tidak apa-apa. Kamu bisa menceritakan apapun padaku apalagi bila kamu butuh bantuan. Aku sangat berhutang budi pada ibumu yang telah menjagaku dari kecil hingga dewasa. Sekarang saatnya aku membalas kebaikan dan ketulusan ibumu.]" Indri menjelaskan alasannya membantu Sarah.

"Oohh begitu rupanya" gumam Sarah dalam hatinya. Dia merasa beban berat di pundaknya telah terangkat dan dia merasa lega.

"Ding" ponsel Sarah kembali berbunyi menandakan ada pesan masuk lagi.

"[Kamu bisa kirimkan nomor rekeningmu dan aku akan transfer 10 juta untukmu. Uang itu bisa kamu gunakan untuk membayar uang masuk kuliah dan mencukupi kebutuhan bulananmu termasuk membayar kamar kosmu nanti. Juga nanti setiap bulannya aku akan mengirimkan sejumlah uang untuk membantu biaya hidupmu selama kuliah.]" sambung Indri dalam pesannya.

Sarah membelalakkan matanya seakan tak percaya bahwa dia diberi uang 10 juta oleh sepupunya begitu saja tanpa syarat. Dia merasa seperti sedang bermimpi. Sarah kemudian mencubit tangannya untuk memastikan bahwa ini bukan mimpi.

"Uucchh sakit. Ternyata ini nyata."gumam sarah dalam hatinya.

Sesaat kemudian Sarah membalas pesan Indri dan mengirimkan nomor rekeningnya. Beberapa jam berlalu tanpa ada balasan dari Indri.

Sore harinya Sarah kembali mengecek ponselnya berharap ada balasan dari Indri namun nihil. Tak ada satu pesanpun. Sarah kemudian hendak meletakkan kembali ponselnya dan sejurus kemudian ponselnya berbunyi ada panggilan masuk. Di layar ponsel tertera nama Indri. Tanpa banyak menunggu Sarah langsung menerima panggilan itu.

"Halo Sarah. Baru saja aku mentransfer uang yang aku janjikan kepadamu. Kamu bisa mengeceknya di rekeningmu" terdengar suara di seberang sana.

"I..iya mbak. Saya sangat berterimakasih atas bantuan mbak Indri." jawab Sarah penuh keterkejutan.

"Ya sudah semoga uangnya bermanfaat yaa. Kalau butuh sesuatu jangan ragu untuk menghubungiku." sambung Indri dengan nada hangat bersahabat.

"Iya mbak siap. Semoga usaha mbak Indri semakin lancar dan sukses ya." jawab Sarah yang mencoba akrab dengan sepupunya itu.

"Iya Sarah terimakasih sudah mendoakan. Kalau begitu teleponnya aku matikan dulu yaa soalnya masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan. Titip salam untuk Tante Lia ya" kata Indri sebelum mengakhiri panggilannya.

"Baik mbak" jawab Sarah singkat.

Tut...tut..tut.. Panggilan itu segera terputus ketika keduanya telah mengucapkan salam perpisahan.

Mohon dukungan like dan komennya yaa teman😊

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status