Share

[RACHEL] Nikmat Itu Palsu

Aku benci perayaan. Pesta pora tolol. Semua orang senang.

Terakhir kali aku ikut pesta, kalau enggak salah sewaktu ulang tahun kantor.

Tiba-tiba aja sikap semua orang berubah.

Denger, aku bukannya korban perundugan atau apa, cuma pimpinan yang jaga wibawa aja. Jadi … wajar dong kalau di tempat kerja aku enggak punya satu pun teman.

Aku pernah dengar orang bijak bilang kalau manusia benci apa yang enggak dia ketahui.

Dan begitulah semua orang di kantorku. Cuma karena aku enggak terlalu murah senyum—dengar, ya, senyum itu emnag mahal; capek; dan baiknya disimpen untuk saat-saat penting aja.

Enggak traktir mereka kalau ada sesuatu yang menyenangkan terjadi—lagian, ngapain?

Atau nanya-nanya sokab kalau seseorang tiba-tiba absen atau ambil cuit—malah kalau alasannya enggak masuk akal, bakal kumarahi dan kutolak (enak aja, bilang aja kau mau malas-malasan, ‘kan, sialan).

Dengar-dengar sih mereka juga buat grup media sosial yang enggak masukin aku dan sering gunjingin aku di sana.

Tapi, har
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status